Love After Marriage

By AnaAulia7

176 23 0

Kehidupan setelah menikah bukanlah hal yang mudah. Begitupun yang di rasakan oleh Ayara Safitri. Terlebih ia... More

2
3
4

1

63 6 0
By AnaAulia7

Tiga bulan lalu Ayara masihlah seorang wanita lajang yang selalu sibuk dengan usaha catering milik ibunya. Jangankan menikah, ia bahkan baru saja putus dengan Dio. Pria yang menjadi pacarnya selama dua tahun ini. Alasan kenapa pria itu memutuskan Ayara adalah karena perusahaan tempat Dio bekerja mengharuskan pria itu pergi keluar negeri, dan pria itu tidak sanggup jika memiliki hubungan jarak jauh dengannya.

Meski berat, sedih dan kecewa. Ayara menerima keputusan itu, setidaknya Dio jujur tidak bisa menjalani LDR, dari pada mereka memaksakan diri lalu tiba-tiba pria itu ketahuan selingkuh karena tidak kuat, jadi lebih baik putus seperti ini.

Ayara menghembuskan nafasnya keras, membuat Widia, ibu Ayara menoleh pada putrinya.
"Kenapa kamu?" Tanyanya dengan berbisik pada putrinya itu.

Ayara tersenyum kecut, "Gak apa-apa."

Widia hanya menggelengkan kepalanya lalu kembali mendengar pembicaraan di hadapan mereka.

Ayara kembali melihat pria di hadapannya yang sedang berbicara dengan keluarga nya.

Ya, hari ini adalah hari dimana seorang pria yang tidak terlalu ia kenal, melamar Ayara.

Kenapa bisa berakhir seperti ini?

Sebulan yang lalu tiba-tiba saja sang ibu berkata akan menjodohkan dirinya dengan anak dari teman lamanya.

Apa Ayara langsung setuju? Tentu saja tidak. Segala bentuk protes sudah Ayara keluarkan, mulai dari mogok makan hingga mogok berbicara dengan orang tuanya, tetapi semua tindakan Ayara itu sama sekali tidak di gubris oleh sang ibu tercinta. Sehingga mau tidak mau, Ayara pun pasrah pada perjodohan ini.

*
Sebulan yang lalu...

Ayara yang sedang menghitung kotak makan yang akan di bawa sebentar lagi, di hampiri oleh sang ibu.

"Ayara, Mamah boleh ngomong sama kamu?"

"Ya ngomong aja Mah, biasanya juga langsung main nyeblak."

Ibunya mendengus kesal, ia lalu ikut duduk di lantai di sebelah putrinya itu.

"Kamu udah punya pacar lagi?"

Ayara menolehkan kepalanya dan menatap Mamahnya, "Emang kenapa? Belum ada 4 bulan loh Aya putus dari Dio, gak segampang itu Mah, Aya nyari pacar lagi." Jawabannya, lalu kembali menghitung kotak-kotak di hadapannya.

"Jadi lagi single?"

"Iya, nyonya."

"Lagi gak deketin siapa-siapa gitu?"

Ayara hanya menggeleng untuk menjawab pertanyaan ibunya itu.

Wajah Widia langsung sumringah, ia lalu berdeham kecil sebelum melanjutkan.

"Kalau Mamah jodohin mau?"

Mulut Ayara berhenti komat kamit menghitung pekerjaannya, menoleh cepat kearah ibunya.

"Hah?" Hanya kata itu yang keluar dari bibir Ayara.

Mamah mengangguk antusias.
"Kemarin Mamah ketemu sama Ayu, temen lama Mamah. Kita udah temenan lamaaaa banget."

Ayara menaikan sebelah alisnya masih tidak mengerti.
"Terus?"

"Ayu itu punya adik perempuan, sudah menikah. Tapi katanya adiknya meninggal saat melahirkan putrinya."

"Ya terus apa hubungannya sama acara jodoh-jodohan?" Tanya Ayara yang mulai tidak sabar dengan maksud obrolan ibunya itu.

Widia menatap putrinya, "Ayu bilang, setelah kematian adiknya. Dia merasa kasihan dengan adik iparnya yang harus menjaga putri mereka sendiri. Padahal Ayu dan orang tuanya sudah menyetujui jika pria itu ingin menikah lagi."

"Ayara masih gak ngerti Mah, toh jaman sekarang kan banyak yang bisa jadi babysitter. Kenapa gak nyewa aja?"

"Mamah juga ngomong gitu ke Ayu, tapi Ayu bilang Dewa gak percaya sama sembarang orang."

Widia menatap putrinya sambil tersenyum.
"Nah, setelah kami ngobrol panjang lebar akhirnya kami memutuskan menjodohkan kamu dengan Nak Dewa."

"Haaahhh?? Kook?"

"Karena Ayu sudah gak tahan melihat Dewa mengurus putrinya seorang diri. Kalau tidak seperti ini, Ayu khawatir Dewa tidak akan pernah menikah lagi, kasihan putrinya kan kalau tidak punya sosok ibu."

"Tapi... Kok Ayara? Kan Ayara gak kenal sama sekali sama dia Mah. Emang Mamah sendiri udah tahu orangnya kaya gimana? Aya gak mau!" Tolak Ayara langsung.

"Ayolah Nak, apa kamu gak kasihan sama putrinya?"

"Emang Mamah gak kasihan sama anak Mamah sendiri?" Tanya Ayara balik.

Widia mengelus rambut putrinya itu dengan sayang.
"Mamah yakin kalau Nak Dewa itu bisa bahagiakan kamu. Mamah kan juga gak mungkin asal-asalan jodohin kamu."

Ayara menatap wajah ibu tercintanya itu, ada sinar harapan di mata wanita itu yang membuat Ayara tidak tega untuk mengecewakannya, tapi Ayara juga tidak mau sembarangan untuk menerima. Karena bagaimanapun ia yang akan menjalani kehidupan rumah tangganya kelak.

Ayara menarik napas dalam-dalam lalu menghembuskannya.

"Seenggaknya Ayara mau kenalan sama anaknya dulu."

Widia langsung tersenyum lebar mendengar perkataan putrinya itu, lalu memeluknya dengan erat.

*
Dan di sinilah ia, duduk di ruang tamu rumahnya membicarakan tanggal pernikahan mereka. Mereka tidak ingin terlalu lama menunggu.

Ayara lagi-lagi menghembuskan napasnya berat. Ia akui pria di hadapannya ini tampan, SANGAT tampan malah.

Walaupun pria ini lebih tua 10 tahun darinya tapi pria itu tidak terlihat tua. Ya memang umur 30 keatas pun tidak bisa di katakan tua, hanya saja pria di depannya ini tidak seperti duda-duda yang ia tahu.

Badan Dewa sangat tegap dengan bahu bidangnya. Ia yakin jika Dewa memiliki badan bagus dengan roti sobek di balik bajunya itu.

"Apa kau setuju nak Ayara?"

"Hah?"

Widia memutar bola matanya, "Kenapa kamu dari tadi ngelamun aja sih!"

Ayara meringis tidak enak.
"Maaf, maaf."

"Jadi apa kamu setuju jika pernikahan kamu dan Dewa akan di langsungkan bulan depan?" Tanya Handoko, Ayah Sadewa.

Ayara menelan ludahnya, dan memperbaiki duduknya yang mendadak tidak nyaman.

"Apa tidak terlalu cepat om? Maksud saya, mas Dewa pasti juga punya pekerjaan yang banyak?"

Handoko mengangguk dan menatap putranya, "Bagaimana Dewa?"

Sadewa menatap Ayara sekilas lalu kembali menatap wajah ayahnya.
"Dewa ikut kata Ayah dan Ibu saja. Pekerjaan Dewa bisa kok di handle sementara sama sekretaris Dewa."

Handoko tersenyum dan menatap Ayara kembali, "Bagaimana nak Ayara, Dewa sudah setuju. Kalau nak Ayara juga setuju besok kita bisa mulai mempersiapkan semuanya."

Ayara menatap keluarga Dewa lalu menoleh menatap Ayah dan Ibunya, ia mengambil napas dalam-dalam dan menghembuskannya. Ia sudah tidak bisa mundur lagi, ia tidak ingin mengecewakan siapa-siapa dan Ayara juga sudah sedikit menyukai putri kecil Dewa.

Widia tersenyum lembut melihat putrinya yang masih diam, ia merangkul putri satu-satunya itu dan mengusap lembut bahu putrinya itu.

"Apapun keputusan kamu, kami terima nak. Kalau memang kamu merasa pernikahan ini terlalu cepat, kami bisa menunggu sampai kamu siap." Ucap sang Ibu.

Ayara menolehkan kepalanya menatap ibunya. Ayara tersenyum lemah, meremas kedua tangannya gugup dan kembali mengambil napas dalam-dalam.

Ayara menghembuskan napasnya perlahan lalu mengangguk.

"Ayara terima lamaran ini, dan Ayara siap untuk menikah bulan depan."

"Alhamdulillah." Ucap semua yang ada di sana.

Widia langsung memeluk Ayara erat. Ayara tersenyum dan membalas pelukan ibunya sama eratnya.

Biarlah ia menerima perjodohan ini, seperti kata ibunya. Tidak mungkin seorang ibu asal dalam memilih jodoh untuk anaknya. Dan Ayara yakin jika ini mungkin memang jalannya bertemu dengan jodohnya.

*

Continue Reading

You'll Also Like

304K 660 13
WARNING!!! Cerita ini akan berisi penuh dengan adegan panas berupa oneshoot, twoshoot atau bahkan lebih. Untuk yang merasa belum cukup umur, dimohon...
1.3M 173K 36
Aryan Virendra Atharrazka, seorang pengacara berusia 26 tahun, anak kedua dari pasangan Abyan dan Zara. Tak pernah menjalin asmara dengan perempuan m...
4.5M 169K 39
Akibat perjodohan gila yang sudah direncakan oleh kedua orang tua, membuat dean dan alea terjerat status menjadi pasangan suami dan istri. Bisa menik...
1.8M 16.1K 46
harap bijak dalam membaca, yang masih bocil harap menjauh. Kalau masih nekat baca dosa ditanggung sendiri. satu judul cerita Mimin usahakan paling b...