VERGOSA [ON GOING]

By PONHEI

456K 25.5K 1.2K

[⚠️ADANYA KATA-KATA KASAR YANG TIDAK PATUT DITIRU. DAN JUGA ADEGAN KEKERASAN YANG TIDAK BOLEH DICOBA. MOHON M... More

PROLOG.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
19.
20.
21.
22.
23.
24.
25.
26.
27.
28.
VISUAL.
29.
30.
31.
32.
33.
34.
35.
36.
37.
38.
39.
40.
41.
42.
43.
44.
45.
46.
47.
48.
49.
50.
51.
52.
53.
54.
55.
56.
57.
58.
EPILOG
!PENGUMUMAN!
-- EXTRA PART 1 --
-- EXTRA PART 2 --
SEQUEL!!
!Ganti nama Instagram!

9.

9.8K 618 3
By PONHEI

SELAMAT MEMBACAA!! 

JANGAN LUPA VOTE & COMMENT!!

****

Setelah ambulance sampai di Rumah Sakit Sukacita, Leo bergegas masuk ke dalam Rumah Sakit bersama para medis yang sedang membawa Revan.

Revan pun dibawa ke dalam ruangan.

Saat Leo ingin menyusul masuk, salah satu petugas medis mencegat Leo agar tidak masuk.

"Kak, maaf anda tidak bisa masuk ke dalam." kata salah satu petugas yang membawa Revan ke dalam Rumah Sakit.

Leo pun pasrah dan ia menunggu di luar sambil menyandarkan punggungnya di tembok dekat pintu ruangan Revan.

Beberapa saat kemudian, ada banyak suara langkah kaki yang terdengar menuju Leo.

Leo pun mengedarkan pandangannya untuk melihat suara langkah siapa.

Ternyata suara langkah Ares dengan anggota VERGOSA yang lainnya.

Leo pun menundukkan kepalanya.

Ares yang melihat hal tersebut hanya bisa menatap sendu sang ketua.

Karena mereka semua mengetahui bahwa Revan itu sudah seperti adik bagi Leo.

****

Leo menatap kosong pintu yang di dalamnya terdapat Revan sedang mempertaruhkan hidupnya.

FLASHBACK.

Leo sedang menaiki motor Ninja Hitamnya berkeliling Jakarta bersama anggota inti VERGOSA.

Tiba-tiba saat Leo melewati sebuah gang yang kumuh dan juga sempit terdapat satu anak yang sedang meringkuk karena sedang dikeroyok oleh para preman.

Leo yang melihat hal itu, ia menjadi tidak tega kepada anak tersebut, karena anak itu badannya sangat kecil dan meringkuk seperti bayi dalam janin ibunya.

Leo pun memberhentikan motornya tepat di depan gang tersebut.

Semua inti VERGOSA memberhentikan motornya karena mengikuti sang ketua yang memberhentikan motornya di depan gang sempit.

"Kena--" ucapan Ares terputus karena Leo memberi arahan bahwa tidak boleh ada yang bersuara.

Leo menggerakkan tubuhnya ke kanan, dan otomatis Ares melihat apa yang terjadi di depan Leo.

Dan Ares terkejut ada beberapa preman  yang sedang memukuli dan menghina anak kecil yang sudah tak berdaya.

Leo pun berteriak menggelegar " WOI KALO MAU MALAKIN ORANG JANGAN ANAK KECIL GOBLOK!"

Para preman yang tadinya sedang sibuk memukuli dan menghina anak itu menjadi menolehkan kepalanya kebelakang untuk melihat siapa pelaku yang meneriaki mereka dengan lantang dan berani.

"Heh anak kecil, jangan sok jagoan tolol, ntar di gertak dikit juga nangis lu hahahahahaaha" ucap salah satu dari mereka, dan sepertinya dia adalah ketuanya.

Anak buah preman itu tertawa juga karena melihat adanya anak kecil yang sepertinya masih sekolah, berani-beraninya menggertak mereka dengan teriakan yang menggelegar.

Leo pun sudah tersulut emosi dan dia berkata "Jangan jadi pecundang, cuma beraninya sama anak kecil yang gak berdaya."

Para preman yang tadinya tertawa menjadi marah karena merasa dipermalukan oleh anak-anak sekolahan itu.

"Kenapa diem? Udah sadar diri? Jadi pecundang?" Leo menekankan perkataannya di kata pecundang.

Preman yang mendengar hal tersebut menjadi tersulut emosi dan akhirnya mereka semua maju dan ingin memukul Leo.

Tetapi Leo pun menghindar dan memelintir tangan preman itu ke punggungnya.

Lalu Leo berteriak, "SERANG!"

Inti VERGOSA pun menyerang para preman itu.

Ada beberapa preman yang membawa senjata tajam, tetapi bisa ditangani oleh mereka, karena sebelum masuk ke VERGOSA mereka dilatih untuk menangkis senjata tajam.

Leo yang masih berkelahi dengan preman yang ingin memukul Leo duluan. Leo melihat preman itu ingin mengeluarkan senjata tajam dari sakunya, tetapi di tangkis oleh Leo agar senjata tajamnya tidak keluar dan sakunya dengan cara di tendang.

"Mau jadi pecundang lagi? Pake senjata tajam segala? Gua aja kagak pake." ucap Leo dengan tenang, tangan kanannya dimasukan kedalam celana jeans hitamnya dan tangan kirinya membenarkan rambutnya yang sedikit berantakan karena berkelahi dengan preman itu.

"BANGSAT LO!" teriak preman itu sambil memegangi tangannya yang sepertinya jari telunjuk dan tengahnya patah karena di tendang oleh Leo.

"Kenapa? Kan emang seharusnya kalo lo cowok beneran, jangan main pake pisau dong?" ucap Leo dengan tenang dan kedua tangannya dimasukkan kedalam saku celananya.

"KABUR!!" teriak preman yang tadi berkelahi dengan Leo.

Leo pun menyeringai karena dapat mengalahkan preman itu.

Inti VERGOSA pun mengolok-olok para preman tadi, katanya "TAMPANG DOANG SANGAR, MENTAL KAGAK HAHAHAHAHAHAHAHA!!"

Leo pun meletakkan jari telunjuknya di depan bibirnya. Dan mereka semua diam.

Leo melihat anak kecil yang meringkuk ketakutan.

"Woi." panggil Leo kepada anak kecil itu.

Anak kecil itu semakin meringkuk karena takut dengan suara berat milik Leo.

"Jangan takut, gua bukan orang jahat kayak mereka tadi." ucap Leo dengan suara yang datar tetapi berat.

Anak kecil itu pun berusaha untuk duduk dan melihat ke arah Leo.

Leo pun membantu anak kecil itu berdiri dan membawanya ke dekat inti VERGOSA.

Ares dan Wawa pun mendekat kearah anak kecil itu dan berkata "Jangan takut udah, kita gabakal apa-apain lo kok. Jadi tenang aje."

Juan pun memegang pundak anak itu untuk menenangkan anak kecil itu.

Wil mengambil minuman yang selalu ia bawa di motornya.

Wil memberikan botol minum itu kepada anak kecil itu, tetapi sebelumnya ia membukakan botol minum itu.

"Minum dulu, pasti lo shock tadi." ucap Wil dengan datar.

Anak kecil itu pun mengambil botol minum itu dengan tangan yang gemetar. Lalu meminum minuman itu dengan perlahan.

Inti VERGOSA menunggu sampai anak kecil itu tenang terlebih dahulu, baru mereka akan menanyakan beberapa hal.

Setelah anak kecil itu merasa lumayan tenang, Leo bertanya "Nama."

Anak kecil itu mengerutkan dahinya.

"Nama lo siapa, maksudnya si bos begitu." ucap Ares karena melihat anak kecil itu bingung.

"Nama saya Revan Alitran, panggilannya Revan." ucap Revan dengan suara yang kecil.

"Yaelah lu pake saya-saya, kayak mau ngelamar kerja aje." ucap Wawa dengan diselingi kekehan.

"Takut gak sopan kalo pake lo-gua bang." ucap Revan yang sudah tidak terlalu takut lagi.

"Ya santai aje kale. Oh iya btw rumah lo dimana biar kita naterin lo pulang." tanya Ares.

"Jalan Prima Perdana Nomor 11 bang." ucap Revan.

"Kita obatin dia dulu." Ucap Leo dengan suara datar.

"Rumah Sakit bos?" tanya Ares.

"Basecamp." jawab Leo.

Mereka semua memakai helm masing-masing lalu Leo menghadapkan kepalanya ke arah Revan.

"Lu udah gua anggep sebagai adek jadi sekarang lu gua bonceng sini." perintah Leo.

Revan pun menaiki motor milik Leo dan Leo mulai menancapkan gasnya ke Basecamp.

END OF FLASHBACK

Leo menjadi mengingat hal itu. Ia masih menunggu Revan sampai sadar, karena beberapa menit yang lalu Revan sudah selesai diobati dan Revan gegar otak ringan.

Leo masih merasa lega karena sang dokter mengatakan bahwa Revan tidak akan lupa ingatan. Tetapi Revan koma. Hal itu yang membuat Leo marah, siapa yang berani menyentuh adiknya.

Leo membuka HP-nya dan mencari kontak Lea sang kakak perempuannya.

Dan Leo menekan simbol telepon.

"Halo Leo?"

"Kak."

"Ya? Kenapa Yo?"

"Kak bilangin Mama Yoyo gabisa pulang malem ini."

"Lo bikin masalah lagi Yo?"

"Engga kak. Gua lagi nemenin Revan.:

"Loh Revan kenapa Yo?"

"Masuk RS kak, gara-gara Leo jaga Revan gak bener."

"Yo, lo gaboleh kayak gitu Yo. Lu udah ngelakuin yang terbaik Yo sebagai ketua VERGOSA. Sekarang lu di RS mana?"

"RS Sukacita kak."

"Gua OTW Yo."

"Ga--"

"Bacot!"

Leo menatap handphonenya dengan bingung, gua dikatain bacot dong batin Leo.

Leo pun memejamkan matanya sebentar. Tetapi ia terbangun lagi karena ia melihat bayangan Lia yang sedang tersenyum.

"Kenapa gua jadi ngeliat dia anjir." ucap Leo kepada dirinya sendiri.  Dan tanpa sadar Leo memejamka matanya yang terasa berat.

****

Continue Reading

You'll Also Like

1.8M 129K 82
[Brothership] [Not bl] Setiap orang berhak bahagia, meskipun harus melewati hal yang tidak menyenangkan untuk menuju kebahagiaan. Tak terkecuali Erva...
676K 78.8K 10
"Gilaa lo sekarang cantik banget Jane! Apa ga nyesel Dirga ninggalin lo?" Janeta hanya bisa tersenyum menatap Dinda. "Sekarang di sekeliling dia bany...
827K 43.7K 76
The end✓ [ Jangan lupa follow sebelum membaca!!!! ] ••• Cerita tentang seorang gadis bar-bar dan absurd yang dijodohkan oleh anak dari sahabat kedua...
RAYDEN By onel

Teen Fiction

3.7M 226K 68
[Follow dulu, agar chapter terbaru muncul] "If not with u, then not with anyone." Alora tidak menyangka jika kedatangan Alora di rumah temannya akan...