The Devil Queen (END)

By Hanie_Kz

35K 2.8K 58

Budayakan follow dulu yuk sebelum membaca(。•̀ᴗ-)✧ ^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^ 'Aku tela... More

P R O L O G
1. TDQ (Beautiful Girl)🔪
2. TDQ (Cool Girl)🔪
3. TDQ (Back)🔪
4. TDQ (Teror)🔪
5. TDQ (Game, begin!)🔪
6. TDQ (Awal Permainan)🔪
7. TDQ (Gadis Misterius)🔪
8. TDQ (Perasaan aneh)🔪
9. TDQ (Liburan)🔪
10. TDQ (Akhirnya)🔪
11. TDQ (Clever Girl)🔪
12. TDQ (Penculikan)🔪
13. TDQ (Mystery Glass Bottles)🔪
14. TDQ (Penculikan 2)🔪
15. TDQ (Kejanggalan)🔪
17. TDQ (Tertangkap)🔪
18. TDQ (Di mana Kevin?)🔪
19. TDQ (Pencarian, kecurigaan. Pembunuh?)🔪
20. TDQ (Jebakan)🔪
21. TDQ (Menjemput kematian)🔪
22. TDQ (Tanda Tanya) 🔪
23. TDQ (Cinta?)🔪
24. TDQ (Penculikan 3)🔪
25. TDQ (ViVi's past)🔪
26. TDQ (Four Evil Human Past and True Reality)🔪
27. TDQ (Goodbye Criminals)🔪
E P I L O G
CERITA BARU!
ANOTHER

16. TDQ (Broken Friendship)🔪

830 73 0
By Hanie_Kz


>>Happy Reading<<

_________________________________________




Seminggu telah berlalu. Libur telah usai, Atlantic High School kini ramai kembali dengan siswa-siswi yang akan menuntut ilmu.

Begitu juga dengan teror. Selama satu minggu ini, Kevin dan Raffi menghabiskan waktu liburan dengan menyelidiki teror botol kaca berisikan kertas.

Di parkiran sekolah, suara deruman motor maupun mobil membuat kebisingan. Termasuk motor Kevin, Raffi, dan Satria. Sedangkan Karina dan Clara mengendarai mobil.

Setelah memarkirkan kendaraan yang di kendarai mereka, sebuah mobil putih melintasi kelima manusia yang masih ada di parkiran itu. Tepat di sisi di mana mobil Karina di parkiran, mobil putih itu terparkir di sebelahnya.

Keluarlah siswi dengan seragam khas AHS. Dengan ekspresi datar juga dingin, ia berjalan dari parkiran.

Kevin menatap siswi itu dengan tatapan tak dapat diartikan. Daripada berkutat dengan pikirannya, lebih baik ia berjalan masuk menuju kelasnya.

"Si Kevin kenapa?" tanya Satria heran saat melihat kepergian Kevin tanpa mengucap sepatah kata pun.

Raffi mengendigkan bahu. "Stres kali!" Ia pun pergi menyusul Kevin.

"Goblok!" umpat Satria.

"Bentar lagi bel. Masuk, yuk!" seru Clara sembari melihat arloji di pergelangan tangannya.

Akhirnya Satria, Karina, dan Clara menyusul Raffi dan Kevin.

Di sisi lain, di kantor atau ruang guru tengah membicarakan tentang kepala sekolah yang mendadak hilang tanpa kabar. Bu Rina—guru BK—terus menghubungi kepala sekolah yang tak lain adalah Rizaldi atau kerap disapa Rizal. Berkali-kali Rizal di hubungi, namun hanya ada suara operator yang tak penting.

"Bagaimana ini? Kita akan mengadakan rapat guru, namun Pak Rizal tidak ada," ucap Bu Jasmine.

"Sudah saya hubungi beliau. Namun tidak aktif ponselnya," kata Bu Rina.

"Apa ibu sudah menanyakan pada istrinya?" tanya Pak Hendra–guru Kimia kelas 11.

Lalu, Bu Rina pun menjawab, "Saya sudah menanyakan pada istrinya. Beliau bercerita. Enam hari yang lalu, saat sore hari, Pak Rizal pergi ke pusat perbelanjaan. Istri beliau kebingungan saat Pak Rizal belum pulang juga sampai tengah malam. Sudah berkali-kali menghubungi Pak Rizal, namun ponselnya tidak aktif."

"Apa sudah melaporkan pada polisi?" tanya Bu Sinta–guru Ekonomi.

Bu Rina mangut-mangut. "Sudah, Bu. Menurut keterangan polisi, Pak Rizal di culik, karena di temukan mobil beliau di jalan Nangka yang sepi itu. Namun pemiliknya tidak ada."

Semua sontak terkejut mendengar penjelasan Bu Rina. Para guru pun kebingungan. Padahal akan ada rapat mengenai penerimaan murid baru. Namun, Pak Rizal–si kepala sekolah itu tidak ada.

Tepat di luar ruang guru, tak sengaja salah satu siswi AHS mendengar percakapan mereka saat hendak melewati ruangan itu. Tatapannya tak dapat diartikan. Lantas ia kembali melanjutkan langkahnya menuju kelas.

Tanpa siswi itu sadari, ada yang tengah mengikutinya dari kejauhan. Itu Kevin. Dengan tatapan kecurigaan, Kevin terus menyelediki siswi itu. Sempat terpikir di benaknya, semenjak kedatangan siswi baru itu, banyak keanehan yang terjadi.

↓↓↓


Di kelas XI IPA 1, sangat riuh dengan siswa-siswi di sana. Ada yang membaca novel, menyanyi, bahkan segala macam kegabutan siswa-siswi pun dilakukan.

Tidak dengan Kevin yang sedari tadi memandang ponselnya. Memandang foto di ponselnya dengan serius. Mumpung kelas sedang kosong, ia berkunjung ke kelas XI IPA 2

Melihat kepergian Kevin, Karina berteriak memanggil Kevin, "Woy! Mau ke mana, lo?!"

"Kelas sebelah," jawab Kevin singkat lalu menghilang di telan tembok. Karina pun segera menyusul Kevin.

Sementara di kelas XI IPA 2, begitu riuh dengan penghuni yang melakukan hal-hal gila karena sedang bebas. Raffi hanya tidur dengan tangan sebagai bantalan, juga headset yang terpasang di kedua telinganya. Sampingnya–Viola–sangat anteng membaca novel sembari mendengarkan lagu di headset.

"Mumpung bebas, gimana kalau kita konser!" teriak Satria yang berdiri di atas meja. Penghuni kelas bersorak heboh. Sedangkan Clara sedari tadi menggerutu kesal dengan ulah Satria yang terbilang gila itu.

"Ayo gays! Kita nyanyi bareng-bareng lagu–AWWW! SAKIT!" Clara mencubit kencang kaki Satria. Sedangkan sang empu meringis sambil mengusap kaki yang menjadi korban cubitan itu.

"Apaan sih, lo?!" protes Satria.

Clara menatap horor. "Lo berisik, setan! Turun gak, lo?!"

Akhirnya Satria pun turun dari meja setelah mendapat omelan Clara. "Iya! Cerewet lo kayak mak Lampir," celetuk Satria dihadiahi toyoran.

Tok! tok! tok!

Ketukan pintu membuat penghuni kelas itu berlari ke tempat duduk masing-masing. Waspada jika guru BK yang datang dan ketahuan di kelas ini membuat kegaduhan serta kebisingan.

Perlahan pintu kelas pun terbuka. Belum terlihat siapa pelaku yang membuka pintu itu, namun berhasil membuat jantung penghuni kelas itu berdegup kencang.

Ciiit

Pintu pun terbuka lebar. Menampakkan siswa dan siswi dari kelas sebelah. Penghuni kelas menatap horor si pendatang.

"GOBLOK!" seru serempak membuat kedua orang yang masih di ambang pintu itu terkejut.

"Bhahahahhaha!" tiba-tiba semuanya tertawa.

Satria menghampiri kedua orang yang masih di ambang pintu. "Gue kira lo guru BK, Vin."

Karina terkekeh. "Pantesan nih kelas tiba-tiba senyap kayak kuburan."

Yang tadi mengetuk pintu adalah Kevin, di belakang juga ada Karina. Mereka sengaja berkunjung ke kelas IPA 2 karena gabut.

"Ngapain ke sini?" tanya Satria.

"Tau tuh si Kevin," kata Karina.

Tak menjawab pertanyaan Satria, Kevin menghampiri tempat duduk Raffi. Kevin geleng-geleng saat melihat temannya ini sedang tertidur begitu pulas. Bagaimana dia bisa tidur sedangkan kelas sangat ramai karena kegilaan yang penghuni kelas buat?

Kevin menggoyangkan tubuh Raffi agar terbangun. "Bangun, woy bangun!"

Tak kunjung bangun, Kevin tak kehabisan akal. Ia pun melepas headset yang terpasang di telinga Raffi, lalu berteriak. "Bu Rina datang! Cepet semuanya duduk!"

Sontak saja Raffi terbangun lalu berdiri dengan wajah khas bangun tidur. "Apa? Ada apa?"

Clara menoyor kepala Raffi agar sadar sepenuhnya. "Bangun! Si Kevin manggil lo daritadi."

Hoamm

"Ganggu aja, lo! Ada apa?"

Sebelum menjawab pertanyaan Raffi, Kevin melirik sekilas Viola yang tengah membaca novel. Memandang tatapan mengintimidasi membuat Raffi juga mengikuti arah pandang Kevin. Ada rasa tak suka di hatinya saat Kevin memandang Viola.

"Ada apa?" tanya Viola tiba-tiba tanpa membalas tatapan Kevin dan Raffi.

Sontak saja Kevin memandang ke arah lain. Bagaimana Viola tahu bahwa Kevin sedang menatapnya diam-diam?

"Ikut gue, Raf!" seru Kevin lalu pergi keluar kelas.

Raffi pun menyusul Kevin. Di ikuti Clara, Karina, dan Satria. Sampai mereka di rooftop, entah apa yang akan dibicarakan Kevin.

Saat Kevin berbalik, ia mendapati Clara, Karina, dan Satria. Ternyata ketiga temannya ini mengikutinya.

"Ngapain kalian?"

"Ya ... gak ngapa-ngapain," jawab Clara.

"Kita kan cuman ngikutin lo sama Raffi," sambung Karina.

Satria mangut-mangut. "Apa gak boleh?"

"Gue heran ya sama kalian berdua. Satu minggu ini kayaknya kalian berdua mulu, tanpa ngajak kita. Jangan-jangan ada yang kalian sembunyiin? Oh! Atau soal teror itu kalian nyelidikin sendiri tanpa mau ngasih tahu kita?" tanya Satria menerka-nerka.

Tak ada yang menjawab antara Kevin maupun Raffi. Entah harus bagaimana cara menjelaskannya. Ini terlalu rumit dan bahkan dapat membahayakan.

"Gue–"

Belum Kevin melanjutkan ucapannya, Karina memotong. "Sejak kapan lo jadi kayak gini?" sela Karina dengan raut wajah kecewa.

"Sejak teror itu?" Lagi. Karina bertanya namun tak di jawab oleh Kevin.

Tak ada jawaban dari Kevin, Karina menatap Raffi dengan tatapan selidik. "Enam hari yang lalu, lo sama Kevin ke Puncak buat menyelidiki masalah ini, kan? Sampai lo tega bohongin Satria!"

Satria yang mendengar itu pun terkejut. "Jadi, waktu itu lo ke Puncak bukan buat ngambil barang yang ketinggalan?"

"Gak gitu, Sat–"

"Apa alasan lo gak ngasih tahu gue? Segitu gak pentingnya gue? Iya?!" sela Satria memotong ucapan Raffi. Terlihat wajah Satria yang marah.

Kevin yang sedari tadi diam, ia pun membuka suara. "Ini bukan salah Raffi. Ini salah gue. Gue bisa jelasin semuanya. Tapi tolong, untuk ini gue gak akan bawa-bawa kalian dalam masalah ini. Ini menyangkut nyawa! Yang bakal kita hadapi itu bukan orang biasa."

"Unqualified excuses!" desis Karina. Ia pun pergi dengan perasaan kecewa. Diikuti Satria dengan raut antara sedih dan marah.

Melihat Clara yang sedari tadi diam menunduk, Raffi memegang pundak Clara. "Ra, gue–"

Clara menghempaskan tangan Raffi dari pundaknya. Ia menggeleng lalu pergi menahan agar air matanya tak keluar.

Kevin mengelus bahu Raffi. "Tenang aja. Kita bakal jelasin ke mereka. Gue gak mau mereka masuk ke dalam masalah ini. Karena gue takut mereka kenapa-kenapa." Raffi mengangguk lesu.

Tanpa mereka sadari, sedari tadi Karina masih berada di sana. Namun, terhalang oleh tembok. Ia dapat mendengar percakapan Raffi dan Kevin.

"Gue sebenernya kecewa. Untuk masalah ini, gue bakal bantu kalian. Tanpa kalian ketahui," gumamnya pelan. Karina pun pergi dari sana.





__________________________________________

TBC

TDQ up

Gimana untuk part ini?

Seru atau lebih membosankan?

Kritik dan saran ketik di komentar

Jangan lupa vote

Sampai ketemu di part selanjutnya

Continue Reading

You'll Also Like

1.4M 83.8K 17
PINDAH KE DREAME. dengan judul yang sama, silahkan di baca di sana, ya:) **** Areksa Angelina Smith Seorang anak angkat dari keluarga Smith. Keluarg...
MESYA By pena patah

Teen Fiction

1.2M 68 2
TIDAK LENGKAP!!! Baca di Karyakarsa dengan judul yang sama dan tenang saja GRATIS kok^^ LINK DI BIO Mesya Azelina Meg. Seorang leader mafia yang di...
454K 22.1K 36
[Follow dulu untuk bisa membaca part yang lengkap] Tarima Sarasvati kira akan mudah baginya menjadi istri bayaran Sadha Putra Panca. Hanya perlu mela...
14.7K 486 30
"Enggak yah, bukan dira yah bukan hiks hiks" ~Dira ". . . Maaf aku harus mengusirnya , aku sudah tidak tahan melihanya selama ini, setiap aku melihat...