DAEGU'S ANNOYING HUSBAND - (M...

By rezamelissaa

102K 8.4K 1.1K

Min Yoongi : 28Th Joy Youra : 23Th Pramugari. Started : 24maret20 Final : 17sept20 First my story. 😍 S2 star... More

Cast?
1.What The Hell?
2.Fact?
3.Morning!
4.I Need You
5.Old Secret.
6.Meet Again.
7.Morning Talk
8.Accidental !
9.Uncovered
10.Do Something
11. I Know?
12.Tell to All
13.Theatrical
14.Fright
15.The Trut Untold
16.Big Secret!
17.Start Normally
18.One By One
19.One Ship
20.Revealed
21.Kid Yourself
22. Be caught
23. Uncovered
24. Has Ended
25. Lies
26. Should?
27. THE END
01. Meet Again
02. Surrender
03. Prank!
4. LOL!
TAMAT

5. Malu

2K 194 21
By rezamelissaa

Rasanya, setelah sekian lama, baru kali ini Youra terbangun karna silaunya cahaya matahari. Sebab dua tahun kemarin Youra gunakan untuk menyibukkan diri, agar tidak lagi memikirkan semua hal yang sudah terjadi. Orang libur, Youra selalu ingin bekerja, orang tidur Youra selalu ingin terbangun dan sibuk melakukan sesuatu.

Dan setelah sekian lama, akhirnya Youra bisa tidur nyenyak lagi dan bangun karna sinar matahari. Hal ini bagus, Youra kembali bersyukur. Tapi tidak dengan bersamaan seranjang dengan pria yang sedang berdiri diluar balkon tersebut. Youra menyipitkan matanya guna memastikan.

Butuh waktu 1 detik,

2 detik,

3 detik,

4 det...itu Yoongi?

Bak di sambar petir lewat kilatan nya, Youra lantas bangkit dari tempat tidur sebelum bermanja seperti meregangkan tubuh atau mengusap-usap mata. Tapi lagi-lagi, reaksinya yang demikian malah membawa cerita lain ketika Youra meringis sebab pusing di kepala.

"Awww..." aduh Youra setelah bangkit.

Kepalanya begitu pusing entah karna apa. Hal itu jelas membuat Yoongi yang menikmati udara pagi di luar kamar, seketika berlari kedalam melihat sang istri yang sedang duduk sambil memegangi kepala.

"Kau tidak apa-apa?" cemas Yoongi ketika tangan nya menyentuh pundak Youra dengan lembut. Tapi Youra merespond tidak kalah buruk. Gadis itu membeliak, hingga tangan Yoongi jatuh dari pundaknya.

"Tidak usah sok baik." katanya begitu ketus.

"Youra-ah.."

"Keluar, aku ingin mandi."

Lagi, Yoongi mendapati sarkasme yang sengaja Youra buat. Padahal, jika semalam wanita itu sadar, kedua tangan nya memeluk Yoongi begitu erat seolah sedang melepaskan kerinduan yang telah lama terpendam. Dan lihat pagi ini, gelagat yang berusaha ia perlihatkan seperti tidak tertarik, lagi-lagi membuat Yoongi hanya menahan hati didalam sana.

"Baiklah," Yoongi rasa, tidak ada guna nya memancing Youra untuk membungkus gengsi yang sudah wanita itu ciptakan. Toh, Yoongi sendiri sadar kalau Youra hanya berpura-pura, ingin terlihat tegar agar tidak ketara bahwa ia begitu rapuh dengan kenyataan dimasa lalu. "Cepatlah, aku akan tunggu di meja makan." katanya sambil mengacak-acak puncak kepala sang istri. Setelahnya Yoongi beranjak dari kasur, meninggalkan Youra yang menghela nafas gundah dengan keadaannya saat ini.

_

_

_

Mungkin ada sekitar 30 menit menunggu di ruang tv, dengan segelas  kopi susu yang dibuatkan oleh bibi Kang. Akhirnya yang di nanti-nanti turun juga.

Rambut pirang terurai setengah basah, mengenakan baju kaus pendek merah yang begitu cerah di kulit putih sang istri. Jeans sependek paha berwarna dongker pudar yang Youra kenakan, mau tidak mau memperlihatkan paha mulusnya, hal tersebut berhasil menarik atensi Yoongi hingga lengkungan kedua sudut bibirnya terukir jelas menyambut sang puai.

Seluruh keluarga sudah lengkap di meja makan.

Ada kedua orang tua nya, ada juga kedua mertua nya. Ada Namjoon alias kakak ipar, meskipun usia Namjoon terpaut satu tahun lebih muda. Dan ada Youra yang sudah mengambil posisi duduk disebelah sang suami. Seperti biasa.

Yoongi memperhatikan, Ibunya dan Ibu Youra sedang mengambilkan makan untuk suami masing-masing. Maka tidak ingin melewatkan kesempatan. Yoongi mengais ponsel yang ada di kantong celana, saat ia memastikan Youra sedang mengambil makanan keatas piringnya sendiri.

Setelah itu Yoongi berlaga dengan ponsel yang sudah ditangannya. Ia mengacak-acak isi ponsel yang sebenarnya tidak ada hal penting untuk di cari. Tapi Yoongi berharap Youra atau siapapun peka dengan drama yang Yoongi ciptakan.

Fokus kedua mata nya pun Yoongi jatuhkan seluruhnya menatap ponsel, yang menampilkan pesan-pesan lama bebarapa tahun lalu yang ia kirimkan kepada sang istri. Meski beberapa detik, sembari menunggu, Yoongi mencuri-curi pandang memastikan Youra akan peka dengan keinginan nya.

Namun semua tidak semudah itu. Lihat saja, Youra bahkan tidak bersimpati sedikitpun menoleh. Dasar wanita gengsian! cerca Yoongi dalam hati.

"Yoongi-ah,"

Akhirnya...

Mendengar itu, Yoongi dengan cepat menoleh pada sang ibu.

"Masih pagi, sarapan dulu. Letakkan ponsel mu."

"Sebentar bu," jawab Yoongi mendramatisir. Bahkan, untuk memanfaatkan situasi, Yoongi sengaja semakin menyipitkan mata sipitnya seolah begitu fokus. Dari sudut mata, Yoongi masih bisa mendapati sang istri yang tidak acuh sama sekali. Sialan!

Mina cuma menghela nafas, menyayangkan kesibukaan sang putra yang telah menyita waktu. "Yoongi-ah," panggil Mina sekali lagi. Namun Yoongi langsung menyanggah setelah beranjak dari kursi dan memposisikan gawai tipis itu ketelinga.

"eoh, Mi Young-ah.." ucap Yoongi seperti seseorang yang sedang menerima telepon. Lantas ia berjalan. Meninggalkan meja makan. Tapi ditengah jalan, Yoongi berhenti. Dia membalik badan menatap semuanya. Terutama menatap Youra yang masih tidak menghiraukan.

"Bu, aku ingin sarapan dikamar saja. Bisa tolong antarkan ke kamarku?" kata Yoongi dengan lantang. Dan itu berhasil mengambil alih antensi Youra sepenuhnya.

"Baiklah, nanti Youra yang akan mengantarkan sarapanmu."

Dan detik itu juga, Youra meletakkan sendok beserta pisau yang ia gunakan mengiris roti tadi keatas piring. Seketika nafsu makan Youra pun hilang, bersamaan dengan Yoongi yang memberikan kedipan kemenangannya.

*******

Youra tidak pernah tahu sampai kapan ia akan memakai topeng yang ia ciptakan sendiri. Entah sampai kapan benteng yang ia ciptakan akan rapuh dan lepas seperti dulu. Menjadi Youra yang kian dingin, ketus dan tidak peduli pada seseorang, bukanlah sifat asli Youra sedari dulu.

Youra sendiri pun sebenarnya ingin mengakhiri ini semua. Hanya saja—sudah pasti setiap wanita memiliki sifat yang sama, mudah memaafkan tapi sulit melupakan. Semua yang sudah terjadi tidak akan semudah itu untuk Youra lupakan. Bagaimana tidak, yang Yoongi lakukan dulu sudah sama seperti menghancurkan hidup Youra secara terang-terangan. Untuk itu Youra harus kehilangan bayi nya, bayi yang sebentar lagi akan lahir, tapi harus jadi korban atas dosa yang tidak ia perbuat.

Maka, itu lah yang membuat Youra belum bisa berdamai dengan dirinya sendiri. Kendati mulut mengatakan aku sudah memaafkamu, tapi hati Youra selalu mencaci aku membencimu.

Tapi, satu hal yang tidak dapat Youra maklumi. Sifat lemah lembut dan peduli nya terhadap Yoongi memang tidak ada tandingan nya dari apa pun.

Seperti saat ini, akting laga yang Yoongi ciptakan dari meja makan tadi masih berlanjut hingga Youra benar-benar datang membawa sebuah nampan yang berisi susu hangat dan dua sandwich untuk sang suami.

Yang tidak Youra mengerti saat ini dalah kenapa Youra tidak berani menolak permintaan Yoongi agar Youra mau menyuapinya. Itu adalah hal bodoh yang sekarang sedang Youra sesali.

"Kau bisa makan sendiri, kenapa menyusahkan ku!" gerutu Youra dengan wajah datar seraya memotong sandwich, lantas ia suapkan kedalam mulut Yoongi.

"Kau tidak lihat, aku ada deadline untuk rapat pagi ini" bela Yoongi dengan mulut berisi. Tidak peduli, yang penting aktingnya terlihat asli dan Youra hanya memutar kedua mata tidak bersimpati.

Memang, siapapun pasti tidak akan menyangkal kalau Yoongi memang tengah sibuk, tergesa-gesa sekali dengan beberapa dokumen yang sengaja ia acak di atas meja. Laptop menyala yang menampilkan laporan dan presentasi dari beberapa manajemen investor perusahaan asing adalah alasan kuat untuk akting Yoongi dihadapan Youra yang sedang berdiri disampingnya. Kamuflase yang Yoongi ciptakan memang berjalan epik dan ini sangat menyenangkan. Apalagi ketika Yoongi  disuapi Youra dengan wajah datar atau meminta Youra mengambil susu lalu meminumkan ke mulut Yoongi.

"Nanti malam kita keluar ya," ajak Yoongi ditengah heningnya kamar. Hanya suara petikan keyboard laptop yang terdengar.

"Aku tidak bisa." jawab Youra sedatar mungkin.

"Kenapa?"

"Tidak apa-apa."

Kemudian Yoongi mengalihkan pandangan nya pada sang istri sambil mengunyah-ngunyah. Namun Youra hanya menjingkatkan bahu begitu remeh, seolah ajakan Yoongi atau tuntutan alasan yang harus Youra suarakan tidaklah begitu penting.

"Kau tidak ingin makan malam denganku?Sudah lama sejak kita—"

"Sejak kau menghacurkan semuanya." sela Youra tepat setelah ia memastikan mulut Yoongi sudah kosong. Maka sepotong sandwich ukuran besar yang tersisa itu Youra masukkan kedalam mulut Yoongi tanpa permisi. Piring kaca kecil itu lantas ia taruh dengan gusar keatas meja kerja, tepat disamping laptop Yoongi berdiam diri.

Demi salada dan smoke beef yang terbuang. Sungguh, ini bukan hal yang patut ditertawakan sebenarnya. Tapi sandwich dengan ukuran yang tidak pas di mulutnya itu memaksa Yoongi untuk tersedak dan memuntahkan kembali, lalu Yoongi tertawa tanpa sebab.

Hal itu jelas membuat pilipis Youra naik sebelah, mengamati keanehan suaminya.

"Kenapa jahat sekali, Sayang." imbuh Yoongi masih dengan wajah setengah tertawa. "Kalau aku mati bagaimana?" goda Yoongi sambil mengambil satu tangan Youra dalam genggaman nya.

Tapi hal manis itu tidak bertahan lama, seperti lama waktu yang Yoongi gunakan hanya untuk mengunyah saja. Karna sepersekian detik, Youra langsung melepaskan tangan Yoongi.

"Aku akan datang kepemakamanmu kalau begitu." jawabnya masih datar, melebihi datarnya triplek.

"Ooo, jadi kau sudah siap jadi janda ya?"

Youra menjingkatkan kedua bahunya remeh. "Ya, kalau keadaannya seperti itu apa boleh buat."

Whatttttt???????

Tentu saja Yoongi naik pitam. Tidak tidak, hanya bercanda. Cuma ekspresi puppy saja yang tergambar tidak percaya dari Yoongi. Setelahnya ia berdiri dari kursi kebesaran tersebut. Duduk diatas meja kerja dan berhadapan dengan Youra yang tampak sangat tidak nyaman.

"Hei, lihat aku." kata Yoongi, sambil menggapai ujung dagu Youra hati-hati.

Dan seperti yang terlihat, Youra sama sekali tidak mengindahkan ucapan suaminya barusan. Fokusnya ia tujukan pada dinding putih diujung sana, disamping pintu kayu berwarna coklat mengkilat yang berharap sekali bisa Youra gapai gagangnya dengan cepat. Lalu Youra keluar dari ruangan ini.

"Sayang..." panggil Yoongi lagi. Tapi kali ini suara itu beraksi bersamaan kedua tangan Yoongi yang mengarahkan kedua bahu Youra agar menatapnya.

Lantas Yoongi tersenyum.

Bagaimana tidak, manik yang menyalang itu sama sekali tidak terlihat galak. Malah jadi begitu menggemaskan saat di tatap.

"Ada yang lucu?" sensi Youra setelah mempersilahkan suaminya tersenyum begitu puas. "Sarapanmu sudah habis, aku mau kel—"

Youra terdiam. Bahkan gadis itu merasa jantungnya tidak lagi berdetak saat Yoongi tiba-tiba memeluknya begitu erat.

Satu

Dua

Tiga

Emp....

"Maafkan aku Youra-ah." lirih Yoongi, dan malah semakin mengeratkan pelukannya. "Aku sudah tersiksa, sudah hancur. Harus sehancur apa lagi hingga kau akan memaafkan ku?"

"Kau melakukan kesalahan?" lantas Youra melepaskan pelukan. "Kesalahan apa yang sudah kau perbuat sampai harus aku maafkan?"

"Your—"

"Jawab saja apa yang aku tanyakan!"

Yoongi tertunduk dengan kepala lesuh. Entah kenapa lidahnya begitu beras terangkat. Tenggorokkannya seolah tercekat sesuatu hingga tidak bisa bersuara. Hal itu tentu saja membuat Youra didiamkan tanpa jawaban.

"Kau tidak menjawabnya, berarti drama pagi ini sudah selesai. Lepaskan ak—"

"Apa cinta itu sudah tidak ada lagi untukku?" Yoongi mengangkat kepalanya perlahan. "Dua tahun Youra-ssi. Dua tahun hidupku tak berwarna karna menyesali kebodohanku waktu itu. Aku salah, aku orang yang bertanggung jawab atas semuanya. Atas dirimu dan anak kita."

Anehnya, mendengar itu Youra malah tersenyum. Tapi senyuman penuh arti yang Yoongi sendiripun tidak juga mengerti.

"Kenapa kau tidak mati saja waktu itu?" balas Youra tiba-tiba. Tidak menutup apapun, Yoongi jelas terkejut. Tidak menyangka kalau Youra bisa berkata demikian. Tapi dia hanya diam, tidak menjawab langsung.

"Aku berharap saat kau setengah gila mencariku, memikirkanku setiap hari karna penyesalanmu itu. Aku akan mendapatkan berita kematianmu."

"Min Youra-ssi!" bentak Yoongi langsung. "Jaga bicaramu saat kau adalah istriku."

"Kalau begitu ceraikan aku, agar aku bisa menyampaikan sumpah serapahku untuk seorang ayah yang sudah membunuh anaknya karna wanita lain. Seorang suami yang tidak memikirkan bagaimana perasaan calon ibu yang tengah mengandung. Seorang suami yang tidak memikirkan bagaimana sang istri tertekan karna berpikir terlalu keras demi mempertahankan rumah tangga yang sebenarnya percuma dipertahankan." jeda Youra seraya tertawa dan melayangkan telunjuknya selaras didepan hidung Yoongi menantang. "Aku wanita bodoh yang mau saja dinikahi dengan pria yang tidak ku kenali sepertimu. Aku juga wanita yang terlalu bodoh karna begitu mempercayai seluruh hidupku untuk—mmmmppphhhhh—ya! mmpphhh."

Tidak menunggu Youra selesai dengan kalimat-kalimat saktinya, Yoongi secepat itupun mendaratkan bibirnya ke bibir Youra, yang selama ini menjadi candu dan sudah lama juga ia rindukan.

Yoongi tidak tahu lagi harus bagaimana. Harus seperti apa menyikapi amarah sang istri. Maka, saat membungkam mulut Youra dengan bibirnya, berhasil membantu meredakan sedikiy gemuruh di dada Youra, hingga dapat dipastikan setelah Yoongi melepaskan pagutan, sang puai malah begitu sesak karna tidak diberi nafas dengan leluasa.

Youra meluruhkan tubuhnya dengan kedua tangan menyangga dipinggir meja. Lemas karna dibantai tanpa jeda dan begitu brutal oleh sang suami membuat tenaga Youra seketika habis. Dihisap sampai sisa-sisa persediaannya pun tidak tersisa lagi. Youra begitu lemah hanya karna kurang lebih tujuh menit dibuat tidak berkutik dengan pergulatan Yoongi pada bibirnya.

"Brengs—"

"Ssstttttt..." Yoongi menyatukan telunjuknya di depan bibir Youra. Setelahnya dia turun dari meja yang sedari tadi diduduki. Mengapit Youra lagi setelah itu. "Sekarang dengarkan aku," katanya.

Youra tidak tinggal diam. Dia memberontak, berusah melepaskan diri dari kukungan. "Aku ingin kel—"

"Hei, hei hei...tenanglah." bisik Yoongi ditelinga Youra sedikit pelan dan tenang. Kedua tangan nya berpindah memegangi kedua sisi bahu Youra begitu kuat. "Lihat aku, Min Youra-ssi!" tidak lupa Yoongi memberi penekanan yang jelas pada awalan nama yang ia sebutkan.

Mau tidak mau, bersamaan dengan tubuhnya yang terasa tidak bertenaga, Youra menegakkan wajahnya menatap wajah yang ingin sekali Youra cakar atau ia tampar puluhan kali jika ada kesempatan.

"Jangan seperti ini lagi, sayang." ucap Yoongi kemudian. Tiga jari-jari panjang tangannya menyibakkan anak rambut yang menutupi wajah cantik sang istri untuk ia selipkan kebelakang telinga.

"Youra-ku tidak seperti ini—"

"Aku bukan Youra mu, dasar laki-laki tidak punya hati!" dan satu pukulan tak berdaya itu melayang tepat di dada Yoongi.

"Berhentilah!" tegas Yoongi sambil mengguncang tubuh Youra sedikit keras. "Berhentilah menolakku! Aku tahu kau begitu merindukanku, aku tahu kau juga masih mencintaiku. Berhentilah melawan dirimu sendiri, aku tidak ingin melihat kau seperti ini. Ini bukan Youra yang ku kenal dulu."

"Dia sudah mati bersama anakmu. Kau yang membunuhnya." teriak Youra menggelegar seisi ruangan. "Kau yang membunuhku dan anakku, kau suami sekaligus ayah yang sudah mengorbankan keluargamu demi cintamu pada wanita lain. Kau pembunuh Min Yoongi, kau pembun—"

Plak!

Dan Youra terdiam. Tentu saja.

Matanya bergetar hebat tak tertahan. Ujung-ujung jarinya dingin mendadak. Kedua kakinya pun tidak lagi bertenaga. Hembusan nafas nya seolah ingin menampik. Youra tidak percaya kalau sebuah tamparan memang sesakit ini. Sakit.

Youra tidak bisa mengangkat kepalanya menantang. Tatapan tajam, kecewa, dan sedih itu ia jatuhnya pada lantai yang tak berdosa dibawah sana. Dadanya sesak. Serasa jantung yang memompa itu akan lepas karna detaknya kian mengencang tak karuan.

Tapi, seperdetik saat Youra akan memasrahkan diri jatuh ke lantai, tubuh lemahnya kembali ditarik kedalam pelukan yang begitu hangat. Pelukan besar yang menelan habis tubuhnya yang kecil.

Yoongi mengecup puncak kepala Youra. "Aku benci melihat air matamu mengalir, apalagi jika alasan mereka jatuh adalah aku." kemudian Yoongi menatap Youra lagi dengan tatapan berbinar yang kian tulus ia tampilkan. "Tapi aku lebih benci jika tidak bisa membuatmu menangis karna sedang melawan dirimu sendiri. Menangislah aku mohon." pinta Yoongi begitu lirih. Dia juga menyatukan keningnya dan Youra hingga hidung mereka pun bersinggungan. "Menangislah untukku kalau kau masih mencintaiku. Menangislah sayang. Aku tau kau kuat, tapi tidak seperti ini untuk membuktikan padaku kalau kau adalah wanita yang hebat."

"Lalu seperti apa?" dan tanpa disengaja, buliran yang ingin sekali Yoongi lihatpun turun begitu saja. "Aku kehilangan anakku, aku kehilangan cintaku, aku kehilangan suamiku. Aku tidak bisa menjaga mereka, aku tidak bisa mempertahankan mereka hanya karna situasi yang sebenarnya tidak menjadi masalah untukku. Aku terlalu—"

"Hanya kau hidupku." sanggah Yoongi seraya menghapus air mata yang membasahi pipi mulus sang istri. "Hanya kau yang bisa membuatku gila. Jadi tolong," lantas Yoongi memegang dagu Youra agar menengadah menatapnya. "Jangan gila karna ingin menyadarkan aku, cukup aku yang gila karna baru sadar kau lah separuh hidupku."

[]

Continue Reading

You'll Also Like

4.5M 309K 47
"gue gak akan nyari masalah, kalau bukan dia mulai duluan!"-S *** Apakah kalian percaya perpindahan jiwa? Ya, hal itu yang dialami oleh Safara! Safar...
447K 46.8K 42
[COMPLETED]✓ "Dengar baik-baik. Aku tak pernah mengharapkan pernikahan ini. Aku menikahimu hanya karena keterpaksaan. Jangan berharap lebih akan pern...
681K 35.8K 40
[THE END] Maaf, kita akan terpisah lagi, Aku tak bisa berada disampingmu lagi, bahkan kali ini untuk selamanya. - Prilly Putri Latuconsina - PU : A...
Sorry By ✏

Short Story

166K 18.9K 39
"For all my mistakes in the past, I want to say a thousand apologies to you." Aku ingin sekali mengatakannya bahkan untuk terakhir kalinya. Maaf, aku...