F.Y.I. (Fakta yang Informatif)

By kinazadayu

1.4K 65 45

SERU! FYI bakal hadir dengan berbagai topik yang berbeda dan unik pastinya. Dirangkum menjadi satu work yang... More

Opening
SOS (Sense Of Smile)
Night Queen at Java
Berkebun di dalam Air
Seni Menggantung Perasaan
Syekh Muhammad Salman Jalil Arsyad al-Banjari
Bayi menangis? Bapukung saja!
Rujak Raksasa?
Kota Pahlawan vs Kota seribu sungai
Parenting Ala Banjar
Asal Usul Jukung
Fenomena Akad Jual Beli di Perahu
Pharelion
Kuriding
Wisata Menarik di Banjarmasin

Ma, aku takut menulis!

17 0 0
By kinazadayu

Disgrafia adalah salah satu gangguan belajar yang ditandai dengan tulisan tangan yang sulit dibaca

Si Kecil mulai memasuki masa-masa sekolahnya? Waktunya orangtua semakin  memerhatikan perkembangan anak tidak hanya dari segi fisik dan mental, tetapi juga dari aspek di sekolah secara sosial dan akademik.

Dalam hal akademik, orangtua pastinya khawatir jika terdapat gangguan belajar yang menghalangi anak untuk bisa memahami dan mencapai kemampuan akademiknya. Salah satunya adalah menulis dan membaca.

Di dalam work ini kita akan menilik langsung salah satu gangguan belajar selain disleksia. Saatnya orangtua menjadi tahu.

Disgrafia adalah salah satu gangguan belajar yang bisa dialami oleh anak dan terlihat dari tulisan tangannya.

Disgrafia adalah gangguan belajar selain disleksia

Pada umumnya, orangfua mengetahui gangguan belajar pada anak adalah disleksia. Yang ditandai dengan kesulitan untuk membaca. Sementara ada gangguan lain yabg bisa saja terjadi pada anak, yaitu disgrafia.

Secara singkat, disgrafia adalah gangguan belajar yang berpusat pada kemampuan menulis anak. Karakteristik disgrafia adalah tulisan tangan anak yang sering kali sulit dibaca. Anak yang mengalami disgrafia juga terkadang menggunakan kata-kata yang salah dalam berkomunikasi. Menulis adalah hal yang paling mereka hindari.

Anak yang mengalami disgrafia dapat dianggap sebagai anak yang malas dan ceroboh karena memiliki tulisan tangan yang tidak rapi. Hal ini dapat menurunkan keberhargaan diri atau self-esteem dan anak. Anak bisa merasa cemas dan memiliki sikap yang buruk saat di sekolah.

Jika kita hanya melihat sekelebat, disgrafia terlihat sama dengan disleksia. Karena terkadang, penderita disleksia jyga mengalami gangguangan pada saat menulis dan mengeja. Namun terkadang, anak bisa saja mengalami disleksia dan disgrafia secara bersamaan.

Oleh karena itu, dibutuhkan pemeriksaan yang jelas dan tepat sasaran untuk mengetahui gangguan belajar yang dialami oleh anak.

Lalu, apa saja gejala lain dari gangguan belajar disgrafia?

Ciri khas dari disgrafia adalah tulisan tangan yang tidak jelas dan sulit untuk dibaca, tetapi perlu dicatat tidak berarti semua anak yang memiliki tulisan tangan yang tidak rapi mengalami disgrafia.

Berikut tanda-tanda lain yang dapat mengindikasikan kemungkinan anak mengalami disgrafia, seperti:

-Sulit menyalin tulisan, lalu saat megang alat tulis terlalu keras sehingga menimbulkan kram tangan.

-Pengejaan dan penulisan huruf besar yang salah

-Menulis terasa sulit dan dilakukan secara lambat Posisi tubuh atau tangan yang berbeda ketika menulis.

-Mencampur huruf sambung dan pisah Menulis sambil mengeja atau melafalkan kalimat yang ditulis.

-Ukuran dan spasi antar kata yang tidak sesuai atau tidak beraturan Kekurangan huruf atau kata dalam kalimat.

-Kesulitan untuk membayangkan kata sebelum ditulis Memerhatikan tangan sambil menulis Kesulitan untuk berkonsentrasi saat menulis Sering menghapus tulisan ketika sedang menulis

Apa penyebab gangguan belajar disgrafia?

Gangguan belajar disgrafia timbul saat ada masalah pada yang mengatur kemampuan motorik untuk menulis. Namun, penyebab dari disgrafia belum diketahui secara pasti. Akan tetapi, terdapat beberapa kemungkinan yang dapat memicu disgrafia.

1. Bila disgrafia terjadi saat anak-anak, maka kemungkinan penyebab disgrafia adalah adanya masalah pada bagian memori yang memampukan anak untuk mengingat kata-kata yang ditulis dan posisi atau gerakan tangan untuk bisa menulis.

2. Terkadang disgrafia juga bisa timbul bersama dengan gangguan belajar lainnya, seperti , disleksia, dan sebagainya.

Akan tetali Disgrafia yang muncul saat dewasa bisa disebabkan oleh cedera otak ataupun gangguang otak.

Adanya cedera atau gangguan pada bagian lobus parietal kiri di otak bisa memicu disgrafia.

Gangguan belajar disgrafia dapat diturunkan dan berisiko lebih besar untuk dialami oleh anak yang dan yang memiliki gangguan belajar lainnya.

Apakah ada cara untuk mengobati gangguan belajar disgrafia?

Sayangnya, disgrafia adalah gangguan belajar yang belum bisa diobati. Namun, terdapat penanganan yang bisa dilakukan untuk membantu anak mengatasi gangguan belajar disgrafia yang dimiliki.

Salah satu penanganan yang bisa diberikan untuk anak yang menderita gangguan belajar disgrafia adalah terapi okupasi. Terapi okupasi bisa berperan untuk meningkatkan kemampuan menulis anak dengan cara-cara seperti:

1. Menggambar garis dalam labirin
2. Belajar menggunakan tanah liat
3.Mengajarkan cara menggenggam alat tulis yang memudahkan anak untuk menulis
4.Mengerjakan connect-the-dots puzzle Menuliskan huruf di krim yang berada di atas meja

Orangtua tidak perlu bingung, karena penanganan disgrafia tidak hanya berupa terapi okupasi, tetapi terdapat program-program lainnya yang bisa diikuti oleh anak untuk membantu anak dapat menuliskan kata dan kalimat secara rapi di kertas, seperti terapi motorik, dan sebagainya.

Apabila anak mengalami gangguan belajar lain secara disgrafia, maka anak juga akan diberikan medikasi untuk mengatasi gangguan belajar tertentu, misalnya gangguan belajar ADHD.

Membimbing anak yang menderita gangguan belajar disgrafia

Disgrafia adalah gangguan belajar yang belum ada obatnya, tetapi orangtua dapat ikut andil dalam membantu anak untuk mengatasi gangguan belajar disgrafia yang dimiliki. Berikut adalah beberapa tips yang bisa dilakukan orangtua dalam membantu anak:

1. Berikan anak bola penghilang stres yang bisa diremas-remas untuk bisa meningkatkan kekuatan dan koordinasi otot tangan anak Menyediakan alat tulis dengan pegangan yang sesuai untuk anak serta kertas dengan garis-garis yang lebar
2. Puji anak ketika anak berhasil menuliskan sesuatu dengan benar
3.Bicarakan gangguan belajar yang dialami oleh anak agar anak bisa mengerti kondisi yang dimilik
4. Ajarkan anak cara-cara untuk mengatasi stres sebelum menulis agar anak merasa lebih rileks dan santai, seperti menggoyang-goyangkan tangan, dan sebagainya.
5. Memfokuskan anak untuk bisa mengetik daripada menulis

Orangtua juga bisa bekerja sama dengan guru di sekolah untuk memudahkan anak dalam mengikuti pembelajaran. Beberapa hal yang bisa membantu anak dalam pembelajaran di sekolah adalah:

1. Memberikan waktu tambahan untuk anak mengerjakan tugas atau tes
2. Menunjuk salah satu murid untuk menjadi pencatat bagi anak
3.Memberikan tes atau tugas secara oral
4. Memperbolehkan anak untuk merekam bahan pengajaran yang diterangkan guru
5. Memberikan tugas tertulis yang lebih singkat untuk anak
6.Memberikan kertas dengan garis-garis yang lebar sebagai sarana menulis anak
7. Memberikan alat tulis dengan pegangan khusus untuk anak
8.Memberikan bahan pelajaran atau catatan yang sudah dicetak atau direkam kepada anak
9. Memperbolehkan anak untuk mengumpulkan tugas dalam bentuk audio atau video
10. Menggunakan komputer untuk mencatat atau mengerjakan tugas

Apabila terapi atau program yang diikuti oleh anak terlihat tidak menunjukkan hasil, jangan merasa frustrasi dan memarahi anak, karena proses perkembangan anak dalam mengatasi disgrafia membutuhkan waktu yang tidak singkat.

Jika orangtua merasa anak tidak cocok dengan program atau terapi yang sedang diikuti, orangtua bisa mencari program atau terapi lain yang lebih sesuai untuk anak. Terimalah anak apa adanya dan semangati anak untuk terus berusaha menghadapi gangguan belajar disgrafia yang dimiliki.

Selain itu beberapa anak mungkin memiliki kombinasi dari dua atau ketiga, dan gejala bisa berbeda dalam presentasi dari apa yang dijelaskan di sini.

Disgrafia Penderita Disleksia

Dengan dysgraphia, ditulis bekerja secara spontan adalah terbaca, bekerja disalin cukup baik, dan adalah buruk. Finger menekan kecepatan (metode untuk mengidentifikasi masalah-masalah motorik halus) adalah normal, menunjukkan defisit tidak mungkin berasal dari kerusakan. Sebuah dysgraphic disleksia tidak harus disleksia. (Disleksia dan dysgraphia tampak tidak berhubungan, tetapi sering.

Disgrafa Motor

Contohnya adalah saat  seorang wanita berusia 30 tahun. Karena kekurangan ketangkasan, tidak , atau kejanggalan motor yang tidak ditentukan. dysgraphia Motorik dapat menjadi bagian dari masalah yang lebih besar dari apraxia motorik. Secara umum, kerja tertulis adalah susah untuk terbaca, bahkan jika disalin dengan melihat dari dokumen lain. Surat pembentukan mungkin dapat diterima dalam sampel sangat singkat tertulis, tetapi ini memerlukan upaya ekstrim dan tidak masuk akal jumlah waktu untuk menyelesaikan, dan tidak dapat dipertahankan untuk waktu panjang signifikan.

Menulis bagian panjang sangat menyakitkan dan tidak bisa dipertahankan. Surat bentuk dan ukuran menjadi semakin tidak konsisten dan tidak terbaca. Menulis sering disebabkan miring untuk memegang pena atau pensil salah. Ejaan keterampilan tidak terganggu. hasil penyadapan yang Finger kecepatan di bawah normal.

Disgrafia Ruang

Seseorang dengan disgrafia karena cacat dalam pemahaman ruang telah bekerja secara spontan menulis terbaca, bekerja disalin terbaca, tapi ejaan normal dan kecepatan normal penyadapan. 

Oleh sebab itu, kita harus lebih melihat lagi tumbuh kembang anak kita.

****

Sumber :

http://falyhz.blogspot.com/2010/05/macam-disgrafia.html

Continue Reading

You'll Also Like

17.7K 2.7K 20
ආදරේ කියන්නෙ හුත්තක්. එච්චරයි __සිතුම් ආකාෂ් ෆ්‍රනෑන්ඩෝ
64.8K 2.7K 23
Story about a married couple who's life was so toxic to live in. ⚠️ !!!𝗔𝗧𝗧𝗘𝗡𝗧𝗜𝗢𝗡!!!⚠️ ♡ This story is going to contain domēstic abu$e, so r...
4.2K 795 15
Just friends... Right ? AYUSH ♡ ADHEER Start - 03.06.2024 End - * Cover credits goes to - Miku_Sasuke
12.2K 1.4K 36
"කොල්ලො දෙන්නෙක්ට ලව් කරලා සෙක්ස් කරන්නත් පුළුවන්ද බන්.." ?