Harmony ; family relationship

Od cherriessade

38.2K 3K 330

(COMPLETED) [FOLLOW SEBELUM MEMBACA] Bukan cerita tentang kisah percintaan atau penghianatan, bukan juga mi... Více

prolog
one
two
three
four
five
six
eight
nine
ten
eleven
twelve
thirteen
fourteen
fifteen
sixteen
seventeen
eighteen
nineteen
twenty
twenty one
twenty two
twenty three
twenty four
twenty five
twenty six
twenty seven
twenty eight
twenty nine
thirty
thirty one
thirty two
thirty three
thirty four
thirty five
thirty six
thirty seven
thirty eight
thirty nine
fourty
fourty one
fourty two (END)
Promote

seven

1.1K 87 16
Od cherriessade

"WOY, bro!" Beltran baru saja datang, menyapa mereka dengan senyum yang bagi para perempuan sangatlah menawan.

Daren hanya menoleh sekilas lalu kembali melesu dengan bertompang dagu, menatap depan dengan tatapan kosong. Sementara Gama lebih tertarik dengan game PUBG mobile nya dibanding membalas sapaan Beltran.

Beltran berdecak. Melempar tasnya disamping bangku Daren lalu duduk diatas meja.

Matanya memicing kearah Daren. "Kenapa sih lo? kusut amat itu muka!"

"Masa cewe doang lo galauin, anjrit!" Lanjutnya. "Kayak gue dong! Meskipun nasib gue sebelas dua belasan sama lo, tapi gue nggak gitu-gitu amat sedihnya"

Ya! Sama seperti Daren yang memperjuangkan Zila, Beltran juga kembali memperjuangkan Nasha—teman Zila—yang pernah jadi korban PHPnya. Tentunya tidak mudah untuk kembali mendapatkan kepercayaan itu.

"Siapa yang galau? gue? galau? yakali anjir!" Kilah Daren lalu terkekeh kaku.

"Hm," Beltran mengetuk dagu. " Awalnya lo cuma pengen jadiin dia mainan lo sementara muka dia biasa aja. Gue tau lo selalu ngincer cewek cantik, jadi gue curiga."

Daren menoleh. "Maksud lo apa, nyet?"

Beltran memicingkan matanya, "Gue yakin lo ngincer bodynya kan?"

Daren tertawa keras. "Kok lo tau sih?"

Daren tidak munafik. Pada awalnya dia memilih Zila memang karena itu. Zila tidak cantik, wajahnya biasa saja, dan sangat polos. Salah satu kelebihan fisiknya hanyalah bulu matanya yang tebal dan lentik juga lekuk tubuhnya yang ideal.

Beltran menggeplak kepala sepupunya. "Dasar otak mesum! Tabiat jahat lo udah kecium. Mana mungkin lo mau sama cewek yang biasa aja. Kalo nggak modal tampang ya pasti modal bodynya yang lo lirik pertama kali"

"Tau aja lo, kampret!" Daren terkekeh geli. Tetapi sekarang beda lagi, Daren sudah jatuh hati, jadi Daren menganggap Zila adalah cewek paling cantik didunia.

Gama yang telah selesai berkutat dengan game diponselnya, ikut nimbrung.

Mereka sibuk berbincang-bincang, ngakak haha hihi dengan meja sebagai tempat duduk sampai tak sadar bel sudah berbunyi dan guru fisika sudah memasuki kelas mereka.

Guru itu berkacak pinggang menatap mereka yang masih bercengkrama ria tanpa menyadari kelas yang telah hening sampai pada akhirnya Beltran mengernyit.

"Gue baru sadar..." Beltran menggantung ucapannya.

"Apaan njing?" Tanya Daren penasaran.

"Apa?" Tanya Gama juga penasaran.

"Kok kelas hening ya" Ucap Beltran pelan. Seketika mereka mematung merasakan aura gelap dibelakang mereka. Dengan perlahan bak film horor mereka menoleh dan terkejut luar biasa mendapati Bu Ririn yang tersenyum manis kearah mereka. Namun mereka tau, dibalik senyum itu akan ada sesuatu yang lebih sadis, yaitu amukannya.

"BELTRAN, DAREN, GAMA KELUAR DARI KELAS SAYA SEKARANG!!"

Mereka langsung kocar-kacir keluar dari kelas sebelum Bu Ririn yang terkenal killer itu memberi mereka hukuman yang lebih sadis lagi, yaitu sikat WC.

Mereka bertumpu lutut karena lelah sekaligus ngos-ngosan sebab lari sejauh mungkin dari kelas.

" Dar, Gam, keliling cuci mata hayok" Ajak Beltran setelah nyawanya kembali terkumpul.

Gama menolak, "Males"

"Kalo lo udah hapal gue mah!" Beltran menoyor jidat Gama sementara Gama mendengus.

Ia berjalan menuju batang yang tak jauh dari mereka berada lalu memanjatnya kemudian bersandar pada dahan pohon sambil memasang headphone dikepalanya

***

Bara menyantap steaknya sementara Queen sibuk makan sambil berbincang dengan kedua teman lamanya.

Hari ini Bara tidak ke sekolah karena ada hal penting diperusahaan Daddynya sekaligus untuk belajar bisnis. Sebentar lagi kelulusannya, cepat atau lambat pasti dia yang akan memimpin perusahaan itu.

Setelah selesai, Queen mengajaknya makan disebuah restoran lalu tak sengaja bertemu dengan dua teman sekolah Mommynya.

"Jadi sekarang, kamu jadi dokter ya?" Tanya Queen.

Temannya, Rean, mengangguk. "Ternyata masih ada juga yang nggak tau sama Dr. Rean Smith ya?"

Pasalnya, Rean sudah sukses besar didunia kedokterannya sehingga namanya melambung tinggi didunia kedokteran. Operasi yang dia tangani selalu berakhir dengan hasil bagus, tidak pernah berakhir dalam kegagalan, setidaknya sampai saat ini. Tak hanya itu, dia juga memiliki saham dengan nilai tinggi dibeberapa perusahaan besar.

Bara termenung. Dr. Rean Smith? Kalau begitu, dia adalah orang tua dari temannya, Timothy. Pantas dari awal Bara merasa tidak asing.

Queen terkekeh. "Kalo kamu, Fan?"

"Aku sih nggak kaya-kaya amat. Cuma punya pabrik batu bara hehehe" Fano cengengesan. Sifatnya masih belum berubah sejak SMA.

Queen berdecak. Merendah untuk meroket. Kalau begitu, Queen juga bisa.

Dia berdeham, lalu tersenyum. "Aku juga nggak kaya-kaya amat, cuma punya dua perusahaan aja kok"

Wajah Fano berubah masam sementara Rean sudah tertawa. Cara joke mereka masih sama seperti dulu. Aman.

"Iyain aja deh" Fano berdecak. Dia melirik Bara. "By the way, Bara mirip banget sama Bryan ya."

"Copy paste ini mah!" Sambung Rean. "Nggak nyangka aja Queen bisa nakluk cowok secuek Bryan"

"Siapa dulu? Queen gitu loh!" Queen merasa bangga.

Bara menyeruput kopi dinginnya. Tiba-tiba dirinya tertarik akan kehidupan sekolah Mommy dan Daddynya terasa menyenangkan, apalagi ditambah keberadaan dua teman Mommynya itu yang sepertinya terlihat asik.


***

Daren William
Zil?

Meziella Calista
Ya? Ini siapa ya?

Calon pavarmu

Typo

Calon pacarmu*

Siapa ya?

Calon suamimu

Maaf, aku blok.

Eh jangann!

Ini gue, daren ganteng.

Oh.

Oh doang?

aku harus bilang apa emangnya?

Terserah lo lah, yg panjangan dikit kek
Read.

"Bener-bener ini cewek! Niat banget jauhin gue" Daren berdecak miris, lalu menatap pantulannya dari kaca.

Ia menata rambutnya ke atas, memasang gaya sok oke yang menurutnya bisa menambah kadar ketampanannya. "Ganteng gini ditolak! Situ sehat?"

Kemudian Daren memijit kepalanya seraya berdecak. "Gue butuh pakar cinta"

***

Gavin tengah bersiap-siap didepan cermin sambil menyemprotkan parfum ketika Daren datang membuka pintu kamarnya dengan tergesa-gesa, "Bang gawat bang! Gawat! "

Gavin menaikan sebelah alisnya. "Apaan dah?"

"Gawat lah pokoknyaaa!" Wajah Daren dibuat sepanik mungkin.

"Apaan si lo jangan bikin gue ikutan panik dong!" Gavin mendorong pelan bahu Daren dengan telunjuknya.

"Yah, mau gimana lagi? Namanya juga orang lagi panik!" Sahut Daren dengan bibir cemberut.

"Emang ada apaan?" Gavin menatapnya penasaran.

"Lo mau kemana?" Tanya balik Daren melihat penampilan Gavin yang telah rapi.

"Ke club"

Daren berdecak. "Udah ah, ada yang lebih penting dari club! Pokoknya gawat!"

"Jangan ngadi-ngadi, lo boong kan? "

"Gue keliatan bohong ya? Emangnya muka gue nggak keliatan panik?" Tanya Daren. "Yah, padahal udah gue bikin sepanik mungkin lho, bang! " Jujur Daren dengan cengirannya.

"Goblok!" Desis Gavin.

"Eh, tapi gue serius! Ada yang lebih penting dan lebih gawat!"

"Apaan njing?!" Gavin ngegas. Mulai kesal dengan pembicaraan Daren yang mutar-mutar dan hobi membuatnya penasaran.

"Nggak disini! Ikut gue dulu!"

Gavin mengekori adik sepupunya yang hanya berjarak dua tahun lebih muda darinya sampai akhirnya berjalan menuju rumah Daren yang berada disamping rumahnya.

Naik ke lantai atas dimana kamar Daren berada, Daren mengunci kamarnya membuat Gavin memicingkan mata.

"Lo nggak niat ngajak gue homoan kan?" Tuding Gavin membuat Daren mengelus dada atas pikiran negatif kakak sepupunya itu.

"Gue nggak semenjijikan itu!"

"Jangan banyak bacot! Kabar gawatnya apa?!"

Daren menyentuh dadanya, memasang wajah seolah-olah tersakiti, mendramatisir keadaan.

"Lo nggak cocok masang muka gitu, takutnya yang liat jadi mual-mual"

Daren mengangkat wajahnya, menatap kesal kearah Gavin yang menghancurkan suasana. "Namanya juga terbawa suasana. Udah lo diem aja dulu, gak usah banyak protes. Pantesan marahan terus sama pacar lo si Alexa, abis lo nya ngeselin mulu sih! Lo berdua putus, gue mampusin lo!"

"Anjir, gue gak pacaran sama dia! Gila kali kalo sampe jadian. Amit-amit sih"

"Awas kemakan omongan sendiri, nyesel lho entar, kayak gue " Wajahnya kecut, kali ini benar-benar asli tanpa dibuat-buat.

"Napa lo dah?!" Gavin menaikan alisnya. Bingung.

"Gue ditolak" Tersenyum miris. Daren mengangkat pandangnya, melihat Gavin yang menyemburkan tawanya.

"Rasain lo. Muka lo yang paspasan ini emang pantes sih ditolak!"

Daren meninju perut Gavin, bukannya meringis Gavin malah semakin tertawa keras.

Lelaki itu mengusap sudut matanya yang berair sebab tertawa terlalu keras, "Gue jadi penasaran, cewek mana yang nolak lo? Siapapun dia, gue dukung banget pilihannya. Akhirnya ada juga yang buka mata lebar-lebar buat ngeliat muka lo yang nggak seberapa ini"

Sialan! Gavin memang sesarkas itu. Bila Alexa sandingannya, kiamatpun tak ada artinya.

"Tunggu dulu!" Ujar Gavin. "Lo ngurung gue disini cuma buat denger dongeng percintaan lo yang menyedihkan ini?"

Daren mengangguk lesu.

"Bangsat, gue kira ada apaan dah! " Gavin melirik jam, dia punya janji bersama teman-temannya untuk bertemu diclub.

"Sebenernya gue mau nanya tips luluhin hati cewek dan tips buat seseorang jatuh cinta" Imbuh Daren membuat Gavin yang awalnya ingin pergi namun tidak jadi, malahan kembali terbahak mendengarnya.

"Siapa sih cewek yang buat lo jadi seniat ini? Heran dah, biasanya lo yang mainin cewek. Deketin mereka, ngasih harapan palsu, lalu pergi dan buat mereka ngejer-ngejer lo. Sekarang kebalikannya ya? Lo yang malah ngejer-ngejer cewek"

Daren memasang wajah masam. "Tau apa enggak sih? Gue mau cari pakar cinta!"

"Nggak salah lo nanya ke gue? lo pernah liat gue deketin cewe? kagak, kan. Kalo nanya soal percintaan, udah jelas Reon ahlinya."

Wajah Daren yang muram kembali berseri. "Wah, iya juga ya. Gue denger-denger, sekarang dia pacaran sama temennya Alinza itu, siapa sih namanya? Adek bang Elvano kalo nggak salah."

"Iya, Adara namanya"

***

TBC

babang Daren❤️

akang gapin😘

btw sori kalo part ini kurang memuaskan. Otak lagi mampet, mana tugas numpuk, sedi bgt yekan🤧😌

FOLLOW IG (at) byfiraa_ SUPAYA NGGAK KETINGGALAN INFO.

BACA JUGA CERITA REONADARA : CHANGED & DIFFERENT.

sekian.

Pokračovat ve čtení

Mohlo by se ti líbit

nana harem Od ajel

Nezařaditelné

622K 11.1K 19
suka suka saya.
312K 8.9K 50
21 January 2019 Zanna kinara harahap, yang biasa di panggil Kinara adalah adalah cewek tomboy yang pinter di bidang akademik maupun non akademik. Cew...
704K 55.6K 57
[FOLLOW AKUN AUTHOR TERLEBIH DAHULU!!!!!!!!] __________________________________________ menceritakan tentang Avraga Cavero Bagaskara, lelaki tampan d...