Prem, tine dan gun telah diterima di Universitas Thamsat. Dan boun pun memutuskan untuk tidak mengikuti ujian seleksi masuk Universitas bangkok, prem merasa bersalah. Prem merasa bahwa keputusan boun tersebut dikarenakan olehnya, ia pun berniat untuk meninggalkan rumah keluarga noppanut. Namun niatan prem berhasil ‘dicegah’ oleh boun. Boun menjelaskan pada prem bahwa ia bukanlah penyebab boun tidak mengikuti ujian seleksi masuk universitas itu. Boun bilang bukanlah ide yang buruk untuk masuk ke Universitas Thamsat tanpa ujian seleksi.
Bulan Maret adalah bulan di mana kita harus mengucapkan ‘selamat tinggal’ kepada semuanya. Meskipun hubungan antara boun dan aku tidak mengalami kemajuan…
Hari terakhirku, tiga tahun di SMA Thamsat… Benar, hari kelulusan kami semakin dekat.
-8 Hari Menuju Upacara Hari Kelulusan-
Prem, tine dan gun pun sudah memulai merancang acara penghormatam untuk guru mereka. Wali kelas mereka pun memberitahu bahwa kemungkinan akan ada satu orang siswa yang tidak akan datang mengikuti upacara kelulusan. Mereka bertiga pun terkejut saat mendengarnya.
“Kalian belum dengar tentang ohm?” tanya wali kelas.
“ohm?… apakah dia yang bapak maksud … ia tidak masuk hari ini, ya?” prem bertanya dengan heran.
“Tolong jangan bilang padaku bahwa ia tidak lulus.” seru gun.
“ mungkin saja terjadi padanya.” jawab tine
“Tidak, tidak, tidak… ia lulus. Ia berhasil lulus… Tetapi…” Wali kelas mereka segera meluruskan.
Prem menghampiri ohm yang sedang duduk seorang diri di kafe, ohm terkejut saat melihat prem. Prem mengajak ohm untuk mengikuti upacara kelulusan, ohm pun menyadari bahwa prem sudah mengetahui apa yang terjadi padanya, hahwa ia tidak diterima di Universitas Thamsat.
Prem lalu berusaha memberi semangat ke ohm bahwa Universitas bukanlah jalan yang tepat untuk semua orang. Na…, sepertinya aku sudah pernah memberitahumu, ayahku dan ayah boun adalah sahabat baik. Tapi ayah boun adalah lulusan bangkok, ia memulai bisnisnya dan membuat perusahaannya menjadi besar hanya dalam waktu satu generasi. Sementara ayahku bahkan tidak sampai sekolah menengah atas, ia menjadi juru masak magang tepat setelah lulus dari sekolah menengah pertama. Kau sudah mengetahui itu kan?” sambil tersenyum prem menjelaskan pada ohm.
“Tapi mereka berdua tetap bersahabat baik. Mereka saling menghargai dan menghormati pekerjaan masing-masing.” lanjut prem.
“Jika mereka tidak seperti itu, ia (Tuan mean) tidak akan mengajakmu dan ayahmu untuk tinggal di rumahnya.” jawab ohm.
“Benar…yang aku coba katakan adalah… kau dan aku tidak begitu baik dalam hal belajar. Tapi kita harus menemukan sesuatu hal yang dapat kita kuasai dengan baik.” jelas prem.
“Sesuatu hal yang aku kuasai dengan baik?” ohm pun mulai berfikir kata-kata prem tadi.
“Benar, sesuatu yang besar yang hanya dapat dilakukan olehmu.” lanjut ohm.
Dan tiba-tiba ohm bertanya apakah prem akan mencintainya jika ia telah menemukan sesuatu yang besar?… Namun dengan halus prem menjawab bahwa itu adalah sesuatu yang berbeda. Ohm pun mengingat kata-kata boun dulu, ‘Kau tak pernah tahu apa yang akan terjadi. Kau membenci seseorang hari ini, tapi besok mungkin saja kau menyukai seseorang tersebut.’
“Aku tidak membencimu ohm. Hanya saja aku tidak dapat menganggapmu lebih dari seorang teman.” jelas prem.
Ohm berkata bahwa ia tidak keberatan untuk situasi seperti itu sekarang. Ia pun bertekad untuk menemukan hal yang ia kuasai, menghasilkan uang dari hal tersebut dan menjadi besar. Ohm pun memutuskan akan datang ke upacara kelulusan dengan rasa bangga karena kelas di sekolah bukanlah satu-satunya hal yang menentukan nilai dari seorang pria. Ia pun bertekad untuk menjadi lebih besar daripada boun.
“Ayo kita miliki upacara kelulusan yang luar biasa.” seru prem
“Ayo membuat kenangan yang indah.” seru ohm
Ohm pun masuk sekolah kembali, ia berdua berjalan dengan prem menuju kelas. Dan tiba-tiba ohm merangkul prem, dan kejadian tersebut dilihat oleh boun yang berada di salah satu lantai atas sekola
Hari kelulusan pun tiba
Di ruang tamu keluarga plan. sibuk memfoto prem. Ia menyuruh prem untuk melakukan berbagai macam pose sambil diperhatikan oleh Ayah prem dan mean, sementara jimmy terlihat tidak perduli dengan apa yang sedang Ibunya lakukan dengan prem.
Saat plan akan mengajak prem mengambil gambar di luar, tidak lama kemudian boun pun turun dari lantai atas menuju ruang tamu. “Na..na..na… karena hari ini adalah hari kelulusan, mari kita mengambil beberapa foto kenangan kau dan hia (boun).” jelas plan dengan semangat.
Melihat ekspresi boun yang datar prem pun berpikir bahwa boun tidak ingin berfoto dengannya, “Sepertinya bojn tidak menginginkannya.” jawab prem pada plan.
Namun tiba-tiba boun membalas “Tidakkah kamu mau berfoto?”. Plan dan prem pun langsung bersemangat menghampiri boun untuk berfoto di luar.
Seperti hari-hari sebelumnya, hari ini pun prem berjalan bersama menuju ke sekolah dengan boun.masih jaga jarak 2 meter Dengan perlahan prem pun berusaha berjalan sejajar dengan boun (prem mencoba berjalan tepat di samping boun ) dan berusaha membuka pembicaraan dengan boun.
“Karena ini hari terakhir sekolah, bolehkah kita berjalan bersama?” tanya prem pada boun, namun boun tidak menjawab pertanyaan prem tersebut. Prem pun kembali berusaha membuka perbincangan antara dirinya dan boun, “ hehehe Waktu… berlalu dengan cepat ya?…” namun boun masih tetap tidak menggubris kata-kata prem.
“Masa SMA kita berakhir hari ini. Tapi, dari tiga tahun masa SMA ku, tahun ini adalah yang paling menyenangkan.” jelas prem.
“Dari total delapan belas tahun terakhir ini, aku merasa paling menderita ditahun ini” balas boun.
Prem kecewa dengan ucapan boun ia pun terdiam dan berjalan di belakang lagi.
Ditempat parkir sepeda, ohm menceritakan rencananya untuk mencium prem pada dua teman nya. Ohm menjelaskan soal legenda sekolah mereka tentang pasangan yang berciuman di hari kelulusan.
Di aula sekolah satu persatu murid kelas 3 SMA Thamsat mendapatkan ijazah kelulusannya. Para murid pun menyanyikan lagu mars sekolah mereka. Prem, tine dan gun tidak dapat menahan airmatanya saat mereka menyanyikan lagu tersebut, begitu juga dengan ohm.
Di luar gedung sekolah setelah acara kelulusan selesai plan segera menyapa prem yang saat itu sedang bersama tine dan gun. Ketika mereka sedang berbincang, tiba-tiba tine terkejut saat melihat sepasang murid berciuman. Gun dan prem pun ikut terkejut, sementara plan justru memfoto pasangan tersebut sambil berkata “Memang seperti itulah seharusnya upacara kelulusan” (inget ya teman-teman jangan ditiru ).
Tidak lama kemudian prem kembali terkejut saat melihat seorang siswa yang memberikan kancing kedua blazernya kepada seorang siswi. Dikarenakan seragam blazer mereka hanya memiliki dua buah kancing, makanya sangat membahagiakan jika dapat menerima kancing siswa lain (orang yang disukai).
Plan pun memberi semangat pada prem untuk berani meminta kancing kedua milik boun. Saran plan pun didukung oleh tine dan gun.
Dari kejauhan mereka melihat boun yang telah dikerubungi oleh para siswa/siswi yang berusaha meminta kancing keduanya ataupun berfoto dengannya. “Aku baru tahu boun punya penggemar sebanyak itu.” seru prem.
Prem pun menghampiri boun,prem pun memberanikan diri untuk meminta kancing kedua milik boun.
“Uhm… boun, boleh kuminta kancing keduamu?” tanya prem sambil cengengesan.
“Tidak.” jawab boun dengan cepat, singkat dan berlalu meninggalkan prem beserta kerumunan para siswi.
.