"Kamu lagi ngapain Sayang?" Tanyaku kepada Ayu yang memakai 1 set pakaian olahraga di pagi hari setelah kami melakukan hubungan semalam suntuk semalam.
"Joget. Ya olahraga lah Beb" Jawab Ayu sambil melakukan squat jump.
Squat jump adalah salah satu gerakan olahraga yang dilakukan dengan posisi awal tubuh berdiri dan kaki dibuka lebar. Kemudian, tangan diletakkan di belakang kepala, lalu sedikit melompat dengan mendarat pada posisi setengah jongkok, hingga lutut menekuk namun posisi lutut tidak melebihi jari-jari kaki. Kenapa aku menjabarkan ini? Supaya keliatan tulisan ini berbobot sedikit. Hehehe
"Sebentar, sebentar" Kataku sambil bangkit dan meminta Ayu berhenti sejenak.
"Mau ngapain kamu?" Tanya Ayu heran melihatku yang tiba-tiba bangkit dari kasur dan rebahan di lantai menghadap dirinya.
"Udah ayo mulai lagi squat jumpnya, aku di bawah kamu"
"Ish goblok dasar. Hahaha" Ayu kemudian melanjutkan squat jump woman on top dengan aku di bawahya sambil memandangnya mengatur nafas dan berkeringat.
"Kamu mau sarapan apa Beb, fuuuuh" Tanya Ayu sambil mengatur nafasnya.
"Kamu, tubuhmu segalanya."
"Hhmmphh Fuuuuh, serius sayang, mau sarapan di hotel atau di luar? Kita jam berapa berangkat?"
"Di hotel ajalah ya, kita dijemput Mas Revi jam 10.30 kok, masih ada waktu 2 jam lagi buat kita olahraga ganda campuran."
"Kamu gak capek? Semalem kita ML berkali-kali dari bangun jam 2 pagi sampe mau subuh, gak kurang istirahat" Tanya Ayu sambil duduk di atasku.
"Kamu cantik banget Ay"
"Iya makasih lho, kamu juga ganteng, gagah, macho, tato-tato di badan kamu juga pas sama kamu, keren." Balas Ayu sambil membelai pipiku dengan kedua tangannya yang bersarung tangan Adidas.
"Sapto beruntung dapetin kamu"
"Maybe, tapi Monica juga cantik kok, sebetulnya kalian juga serasi"
"Serasi mana? Aku sama Monica atau aku sama Ayu?"
"Udah ah, mandi sana kamu, aku mau olahraga lagi."
"Bareng aja ah"
"Yaudah awas dulu dong Beb"
"Gamau, aku mau di sini aja nontonin kamu"
"Mending kamu ikut olahraga, perutmu udah mulai buncit sedikit, masih minum ya kamu?"
"Bir masih Ay"
"Udah dong, sayang tau badan kamu bagus"
"Gak sering kok tapi Ay"
Aku masih melanjutkan menonton Ayu olahraga, sangat sexy sekali. Setelah setengah jam, kami memutuskan untuk mandi bersama, tentunya sambil melakukan olahraga ganda campuran di bawah shower lagi. Kali ini aku menggendong Ayu, dan memojokkannya ke tembok, dia melingkarkan kakinya di pinggangku lalu akupun melakukan penetrasi ke vaginanya.
Setelah hampir 45 menit kami mandi dan melakukan sex, kami mulai bersiap untuk meninjau lokasi proyek.
"Aku pakai ini aja ya? Atau harus resmi? Ketemu orang pemerintahan gak?" Ayu memilih sweater Tommy Hilfiger berwarna putih.
"Gak gerah? Di luar panas loh?"
"Langsung bra kan dalemnya gapake tanktop atau kaos lagi"
"Oke Ay begitu aja gapapa."
Sementara aku lebih memilih mengenakan poloshirt berwarna putih dan celana jeans.
"Ganteng ih." Ayu memelukku dari belakang saat aku sedang berkaca menyisir rambut.
Aku membalikkan badan, lalu menggendongnya sambil mencium bibirnya.
Aku dan Ayu benar-benar menikmati kebersamaan kami di kota ini. Setiap momen, semua seolah berjalan begitu lambat karena berkesan. Aku dan Ayu sudah seperti sepasang suami istri yang sedang berbulan madu setelah menikah.
Mas Revi menjemput tepat pukul 10.30, kali kedua aku meninjau proyek ini, selalu ditemani oleh Mas Revi. Beliau sangat berdedikasi.
Sepanjang perjalanan Ayu penasaran seperti apa Mempawah Mangrove, Mas Revi mendeskripsikan dengan jelas sekali.
Mempawah Mangrove Park, sebuah lokasi wisata hutan Mangrove yang ada di Kabupaten . Tepatnya di Desa Pasir, Kecamatan Hilir.
"Dulu, pulau Penibung dan Lokasi ini adalah satu daratan, namun karena abrasi hilang jalurnya, lalu semenjak 2011, kami bersama masyarakat menanam mangrove, setelah 6 tahun berjalan, saat ini kita berhasil memanfaatkan lokasi ini sebagai kawasan wisata," Papar Mas Revi.
"Nah selama ini masyarakat pesisir mengetahui hutan mangrove hanya untuk kayu bakar saja, namun kita mencoba merubah mindset, beberapa mangrove bisa di manfaatkan buahnya, serta ada manfaat lainnya dari mangrove ini." Aku menambahkan.
"Makanya Pemerintah setempat kerja sama dengan kantor kamu?" Tanya Ayu.
"Iya, Pemerintah setempat mengatakan pihaknya akan terus melakukan kegiatan konservasi, namun pemanfaatan wilayah alam untuk lokasi wisata akan dilakukan secara bertahap." Kataku.
"Di sini pernah Mbak, paling banyak dikunjungi hampir 4000 orang dalam sehari." Tambah Mas Revi.
"Seriously? Wah luas banget ya berarti?"
"45 hektare Beb dari total, nah kantorku kebagian konservasi 4 hektare untuk membuat Ekowisata, ini salah satu proyek terbesarku di tahun ini selain yang akan datang."
"Keren!"
"Bos Andre! Jago deal-deal-an dengan pemeriintah." Mas Revi ikut memuji.
"Terus 4 hektare tadi mau dibikin apa aja?"
"Wisata berkonsep yang dapat meningkatkan perekonomian masyarakat pesisir. Poin pertama dapat mengkampanyekan Mangrove, poin kedua menjadikan hutan mangrove ini tempat belajar, poin ketiga hutan mangrove ini dapet dijadikan tempat wisata, dan semuan itu dapat berimbas Meningkatkan ekonomi masyarakat pesisir"
Ayu memandangiku dengan tatapan takjub dan tersenyum seolah bangga.
Tak lama kamipun tiba di lokasi, kami mengelilingi Hutan Mangrove Mempawah ini dengan berjalan kaki di jalan setapak yang terbuat dari kayu yang di cat warna warni cantik. Ayu memandang sekeliling masih dengan tatapan takjub, ini kali pertamanya dia mungkin ke tempat wisata yang bertemakan alam.
"Mempawah Mangrove Park memiliki fasilitas yang lengkap sebagai tempat wisata bersama keluarga seperti Rumah Mangrove, Toilet, Tempat Pembibitan, Sunset Bridge dan lain-lain." Mas Revi menjelaskan kepada Ayu, selain sebagai supir, Mas Revi juga cocok menjadi guide.
"Disini Ay, adalah tempat dengan momen sunset terbaik di Mempawah, matahari akan tenggelam di depan pantai dengan background Pulau Penibung." Kataku yang bergantian mempromosikan Mempawah Mangrove Park.
"Serius? Mau dong liat sunset di sini, kita sampe malam gak?"
"Enggak, hari terakhir aja ya, aku ke sini cuma sebentar aja ketemu sama Mas Arief, mau tau perkembangan"
"Yaah, tapi janji ya hari terakhir kita liat sunset di sini"
"Janji"
Aku bertemu dengan Mas Arief, Mas Arief adalah utusan dari Ketua Mempawah Mangrove Conservation. Sementara aku berbincang-bincang soal proyek, Ayu ditemani Mas Revi berkeliling menyaksikan keindahan-keindahan di sini.
Pembicaraan dengan Mas Arief berlangsung kurang lebih 45 menit, dengan membahas langkah kedepan setelah proyek ini selesai, ada kemungkinan Mas Arief akan menghubungi kantorku lagi untuk mencoba negosiasi tentang proyek membuat Destinasi Digital di sini, agar para pengunjung bisa mendapatkan lebih banyak sudut terbaik untuk diposting di sosial medianya. Mendengar itupun aku langsung menyumbangkan ide-ide yang sekiranya bisa menjadi tambahan bayangan dari Mas Arief soal proyek kedepannya.
Tak lama Ayu dan Mas Revi kembali, Ayu dan Mas Revi ikut duduk berbincang soal proyek dengan Mas Arief.
"Kami akan all out bersinergi dengan kantor Mas Juan lagi, sejauh ini atasan kami puas dengan hasil kerjasama kita Mas."
"Amin Mas Arief, saya coba juga sampaikan rencana ini dengan Pak Wawan ya nanti di Jakarta, beliau pasti senang sih."
"Iya Mas, kabar Abang Fu'adh gimana Mas? Baik-baik aja?"
Fu'adh juga mempunyai andil dalam proyek ini, dia menyediakan bahan kualitas terbaik dengan harga yang lebih miring dari RAB yang telah kami rancang.
"Oh baik dia Mas, kebetulan titip salam ke Mas Arief"
"Hebat dia, saya harus belajar ilmu negosiasi dari Bang Fu'adh"
"Dia belajarnya dari saya Mas Arief" Lalu kami berdua tertawa.
Kemudian kami berjalan lagi, Mas Arief memperlihatkan 8 unit kano yang tersedia.
"Kano-kano ini dapat digunakan pengunjung menyusuri pinggiran pantai hutan mangrove. Klimaksnya, ada panorama surya tenggelam yang bisa diabadikan." Kata Mas Arief.
"Keren!" Ayu tak henti-hentinya takjub oleh pemandangan sekitar sambil terus merengek kepadaku dia ingin melihat sunset di sini.
Lalu kami bertiga berpamitan dengan Mas Arief, dan pergi untuk mencari cindera mata khas Mempawah untuk dibagikan kepada orang rumah, dan kerabat kantorku di Jakarta.
Ketika sedang mencari souvenir teleponku berdering, MAs Arief.
"Halo Mas Juan, ini saya baru dapet info tambahan dari atasan, katanya proyek Destinasi Digital sudah approve dengan Bapak Menteri Pariwisata, beliau bilang kedepannya mau dibuat seperti Radja Pendapa Camp yang menggabungkan antara adventure, nature, culture. Ada banyak sentuhan buatan atau manmade. Dan semua sudut menjadi surga buat fotografer dan videografer. Persis dengan apa yang Mas Juan tawarkan tadi idenya ke saya, dan akan menggunakan vendor dari kantor Mas Juan, penawaran RAB kotornyanya sedang dirancang, kalau sudah jadi segera diemail ya Mas" katanya.
Aku sumringah mendengarnya, ini approvement proyek besar lagi yang kudapat.
Aku segera menelepon Pak Wawan.
"Halo, Pak, tunggu saya di Jakarta ya, saya bawa kabar bagus"
"Hahaha itulah sebabnya saya mengirim kamu kesana, terima kasih Juandre Arkham"