[3] BACK 2 U

Por vorzuis

12.9K 1.4K 675

[18+] Sequel 2.0: WILD NIGHT The second chance for them to turning it back. Written by Audrey ©2020 Más

CAST
STARTING NEW
NO PROGRESS
PAPER HEART
HEART TALK
RESET
IT STARTED
MISSING THE VIBES
MARVELOUS DAWN
A CIRCLE
STUMBLING BLOCK
REPEAT
'THAT' TINY
PROBLEM
A SECRET
SEE YOU AGAIN
MINE
BREATHTAKING
TAKE CARE
MAMA MIMI
NO WONDER WHY
HELLO JAKARTA
SLAPS
NEW THINGS

MORE THAN WORDS

528 42 27
Por vorzuis

emg bener harusnya, kmrn ajak mimi aja biar gak begini kelanjutannya anjy

read on your own risk yah beb ahay

warning: explicit content

Heejin mengenakan outernya ketika matahari benar-benar tenggelam di ufuk barat, membuat langit berubah warna menjadi jingga gelap, bergradasi ke coklat lalu biru tua. Beberapa bintang bahkan sudah mengintip dari balik awan meski bulan belum memantulkan sinar di udara.

Dia berjalan bersama Mia dan Shuhua di depan, sedangkan para lelaki ada di belakang mereka, sama-sama memakai kemeja di luar tubuhnya yang basah.

Jihoon tergelak saat melihat isi ruang percakapan Jaemin dan Hyunjin, sudah dipastikan kalau hal itu akan menjadi bahan leluconnya beberapa hari ke depan meski kekasih Heejin itu sudah tersenyum masam.

Sebenarnya, Hyunjin sedikit merasa canggung dengan Jihoon karena dia pernah tertangkap basah sedang kencan bersama Ryujin oleh pemuda itu dulu, tapi kesal juga karena Jihoon dekat dengan Heejin selama hubungan asmara mereka dilanda masalah.

Dalam hatinya, Hyunjin merutuki Jaemin. Apapun masalahnya, Jaemin akan menjadi kambing hitam Hyunjin.

"Woy, makan dulu, ya?" Kata Shuhua tiba-tiba sambil menoleh ke belakang dari jarak beberapa meter di depan mereka berempat. "Gue laper banget, asli!"

"Iya," Sahut Jinyoung, dan setelahnya Shuhua menarik Heejin serta Mia ke sebuah restoran di dekat pintu masuk ke tempat wisata mereka tadi.

Saat sampai di pintu masuk, seorang pelayan menghampiri mereka. "Tünaydın! Kaç kişilik bir masaya ihtiyacınız var ?" Tanyanya.

"Seven persons!" Sahut Shuhua, membuat Heejin membelalakan matanya, karena meski jawabannya berbeda bahasa dengan pertanyaan yang dilontarkan, Shuhua menyahutinya dengan jawaban yang sesuai.

"Alright, madam, please follow me."

"Lo ngerti?"

"Enggak." Shuhua tercengir lucu. "Tapi pasti dia nanya soal meja, kan?"

"Kirain lo bisa bahasa Turki!" Kata Mia geli, dia terkekeh.

Mereka bertiga mengikuti pelayan yang menuntun mereka menuju ke sebuah meja yang cukup besar di sudut ruangan, berada di bagian teras langsung menghadap ke langit luas.

Semilir angin senja menghembus wajah mereka dengan sejuk, membuat rambut mereka yang lembab melayang.

"Harusnya lo ajak Sunwoo, Sha!" Celetuk Mia, dia terpukau melihat Shuhua yang sedang duduk itu, dia berpikir kalau dirinya saja terpukau bagaimana dengan Sunwoo.

"Tempat romantis begini gak cocok buat dia, gak bakalan ngaruh." Sahut Shuhua acuh. "It doesn't work on him."

"No." Bantah Heejin cepat. "It doesn't work on you!"

Shuhua langsung tertawa, dia kena skakmat. "Exactly!"

Memang benar sih, Shuhua akan selalu menjadi seperti bagaimana dirinya yang biasanya, sulit sekali mengajak gadis itu untuk serius dengan sesuatu hal yang romantis.

Shuhua mudah merasa geli dengan hal seperti itu, kalau ada yang menggombalinya dengan kalimat manis, bukannya tersipu, dia malah akan meringis ngeri.

"Mau makan apa lo pada?" Tanya Heejin ketika mereka semua sudah duduk, matanya menatap sekeliling dengan penuh minat.

"Apa aja deh, yang enak menurut lo!" Sahut Mia cepat, yang lain mengangguk setuju, membuat Heejin langsung berbalik menatap pelayan.

"Seven mashed potato with gravy, two roast and dry brined, candied yams, green bean casserole, also one bottle of Spanish Garnacha." Ujar Heejin. "Oh, can I also have a glass of Red Rhône?"

"Sure, madam." Sahut pelayan itu setelah mencatat semuanya.

"Gue mau Sangio." Kata Jaemin, dia baru selesai melihat-lihat isi menu.

"A glass of Sangiovese." Ulang Heejin, matanya menatap Hyunjin sekarang. "Mau Pinot gak, ada kalau kamu mau."

Hyunjin manggut, matanya menatap Heejin dengan tatapan yang menurut Heejin jauh dari kata biasa saja. "Please?"

"Also Pinot Noir."

"In a glass?" Tanya pelayan itu memastikan, dan Heejin mengangguk.

Mereka melalui waktu lebih dari sejam untuk makan, sedikit berceloteh tentang beberapa hal acak selama garpu dan pisau mereka berdenting, beradu dengan piring, hingga akhirnya Jihoon sadar kalau Jinyoung daritadi tidak ikut menimbrung, makan pun tidak khidmat, sibuk minum.

Saat mereka sudah berada di mobil, "anjing, pake teler.." Jihoon mendengus kesal, dia sedang menatap sengit kearah Jinyoung dan Jaemin yang sudah nyaris tidak waras, meski kelihatannya mereka masih sadar, tapi nyatanya mereka oleng. "Udah tau gampang mabok, minum tiga gelas lo, orang bego!" Tangan pemuda itu menoyor kepala Jinyoung yang duduk di sebelahnya.

Karena Jaemin sok-sokan mau menyetir, dan tidak bisa dilarang duduk di depan, jadi Heejin yang tadinya ingin menyetir disuruh pindah ke kursi paling belakang oleh Hyunjin, bersama dua teman gadisnya, sedangkan Jihoon dan Jinyoung ada di tengah.

Intinya, sekarang supir mereka ya si Hyunjin.

Sesampainya mereka di hotel, Jihoon membopong Jinyoung ke kamarnya, sedangkan Jaemin bersama Hyunjin, membiarkan Heejin, Mia, dan Shuhua berjalan di belakang.

Sesekali tertawa mendengar omelan Jihoon, tapi saat berhenti di depan kamar ketiga perempuan itu, Jaemin malah berbalik badan dan segera meraih tubuh Mia.

"Aku sayang banget sama Mia, pacarku cantik, aku cinta kamu sayangku." Cerocos Jaemin tidak jelas, membuat Mia melotot bingung sedangkan yang lain tertawa geli, kalau Jihoon dan Jinyoung sih sudah masuk ke kamar pada lelaki.

Jaemin menarik tubuh Mia masuk ke dalam kamar, meninggalkan Heejin, Hyunjin serta Shuhua yang malah jadi canggung sendiri di koridor.

Shuhua mengulum bibirnya sambil melirik Heejin lalu Hyunjin secara bergantian, sebelum akhirnya berdeham pelan. "Gue bantuin Jihoon ngurusin Jinyoung deh, ya."

Kalimat barusan bukan permintaan izin tapi tanda berpamitan, karena setelahnya Shuhua langsung melipir ke kamar sebelah.

Sekarang malah Heejin yang mengulum bibirnya sedangkan Hyunjin tercengir menyadari apa yang Shuhua lakukan.

"Bener-bener, deh, ada aja kelakuan mereka.." Keluh Heejin pelan sambil mengindari tatapan Hyunjin yang jenaka itu.

Hyunjin malah tertawa makin kencang. "Ayo ke kamar aku." Ajaknya santai, membuat Heejin mengerutkan dahinya heran.

"Ngapain?"

"Kalau kamu mau jadi nyamuk di antara Mia sama Jaemin sih yaudah." Kata Hyunjin sambil berlalu, berjalan duluan ke kamarnya.

Dalam hatinya Heejin berdecih, toh tidak menjadi nyamuk di kamar Mia dan Jaemin pun dia masih bisa ke kamar Jinyoung dan Jihoon, karena disana ada Shuhua juga.

Tapi sepertinya lebih baik dia mengikuti langkah lebar yang di lakukan oleh kaki panjang milik Hyunjin, menuju kamar yang letaknya cukup jauh dari dua kamar yang tadi.

Dengan gerak cepat Hyunjin mengecek laptopnya, Chansung menghubunginya barusan, bilang kalau berkas yang Hyunjin harus kerjakan sudah dia kirim ke email pemuda tersebut. Rasanya Hyunjin ingin protes, tapi mengingat apa yang dia katakan pada papanya tadi siang membuatnya harus menelan bulat-bulat semua gerutuannya ke dalam tenggorokannya lagi.

Lagipula, tujuannya pergi kesini bukan untuk liburan, pekerjaan di kantor memang masih menumpuk.

Hyunjin menghela nafasnya pelan, padahal dia ingin menyusul Heejin pergi ke kamar mandi, tapi telfon dari papanya membuat dia harus mengurungkan niatnya itu. Emosinya tiba-tiba memuncak saat menyadari berkas yang dikirim oleh papanya sudah pernah dia eksekusi kemarin, meski baru setengah karena dia ingin buru-buru pulang, dia sudah meminta Chansung melanjutkannya sendiri, tapi ujung-ujungnya dikirim padanya lagi sekarang.

"Sabar, sabar, bapak lo yang nyuruh.." Gumam Hyunjin yang tentu dia tujukan untuk dirinya sendiri.

Tangannya meraih kotak kacamata yang ada di dalam tas, memakainya sebelum mulai melanjutkan pekerjaannya, dia menatap layar laptopnya dengan kening yang berkerut tipis dan bibir yang terkulum rapat.

Mungkin saking fokusnya, Hyunjin sampai tidak sadar kalau pintu kamar mandi bersuara dan wangi sabun menguar dari sana, menandakan selesainya Heejin dengan urusan membersihkan diri.

Tubuhnya terbungkus bathrobe dan rambut panjangnya terlilit handuk, matanya menyusuri ruangan, mencari keberadaan kekasihnya itu sampai akhirnya menemukan Hyunjin yang duduk di ruang tengah, masih dengan pakaiannya yang dia pakai saat pergi tadi, yang artinya masih lembab.

"Kok gak ganti baju?" Tanya Heejin sambil melingkarkan tangannya di sekeliling leher pemuda itu dari belakang.

Sebenarnya kehadiran Heejin mengejutkan Hyunjin, tapi lelaki itu memilih untuk tidak protes, lagian juga untuk apa protes. "Mau mandi dulu aku, tapi ini mesti kelar entar malem, pagi jam delapan mau papa bawa ke Bekasi."

Kepala Heejin mengangguk paham. "Masih banyak?"

"Enggak sih, dikit lagi." Sahut Hyunjin, jemarinya kembali bergerak dengan gesit.

"Yaudah aku ke kamarku dulu ya, mau ambil baju."

Hyunjin meliriknya sebentar dan langsung membelalakan matanya kaget. "Begitu mau keluar?!"

Lagi, Heejin mengangguk.

"Enak aja! Udah tunggu sini kamu, aku aja yang ambilin!" Omel Hyunjin sambil bergegas bangkit, meletakan laptopnya di sofa dengan sembarangan lalu berjalan keluar dari kamar itu, meninggalkan Heejin yang terpaku di tempatnya heran.

Padahal tadi saat jalan pulang Heejin hanya mengenakan outer dan bikini di dalamnya, kenapa sekarang Hyunjin emosi melihatnya yang hanya mengenakan bathrobe dan hendak ke lantai tiga, ke kamarnya bersama Mia serta Shuhua?

Aneh.

Seperginya Hyunjin dari sana, Heejin jadi mendudukan dirinya di sofa dan menatap layar laptop Hyunjin.

Tangannya yang belatak itu jadi bergerak mengontrol pointer dan membuka aplikasi pemutar lagu disana, melihat lagu apa yang tengah Hyunjin dengarkan terakhir kali.

Melihat nama playlist yang terputar adalah "bunny's fave" berhasil membuat kedua sudut bibir Heejin tertarik ke belakang, dia mendengus geli.

Lagu Chris Brown yang berjudul With You terputar ketika Heejin menekan tombol shuffle nya. Heejin jadi terkenang masa-masa SMP nya kalau mendengar lagu ini, saat-saat dirinya masih sangat dekat dengan kak Eunha.

Eunha adalah penyuka lagu R&B, penyanyi yang paling dia suka tentu saja Rihanna.

Heejin juga jadi teringat kalau tahun lalu Hyunjin pernah menyanyikan lagu ini untuknya, meski suaranya kalah jauh dari kualitas suara Haechan, Seungmin, apa lagi Renjun, nyatanya kejadian itu tetap berhasil membuat Heejin tersipu malu.

Bibir Heejin bergerak mengikuti nada lagu, menyanyikan lirik yang sudah dia hafal di luar kepala dari sejak dia masih memakai seragam putih biru, memutar kembali kenangan masa lalu Heejin ke dalam memorinya.

...and I will never try to deny
that you were my whole life,
cause if you ever let me go
I would die, so I won't front...

...I don't need another woman,
I just need your all or nothing
cause if I got that, then I'll be straight
baby, you're the best part of my day...

"I need you, boo, I gotta see you, boo.." Lantun Hyunjin membuat Heejin segera menoleh ke belakang, lelaki itu sedari tadi memperhatikannya sambil menyandarkan punggung ke tembok dan tersenyum lebar. "Said there's heart all over the world tonight?"

"Hearts all over the world tonight." Sahut Heejin sambil tercengir, rasa rindunya tiba-tiba membuncah, dia membiarkan lagunya terus melantun dan dirinya beranjak menghampiri Hyunjin dengan cepat.

Tangan Heejin kembali melingkar di leher pemuda itu menariknya mendekat dan segera mendaratkan kedua bilah bibirnya pada sepasang bibir Hyunjin yang tebal.

Dia mencium Hyunjin dengan lembut, menghisapnya bergantian, membuat bibir mereka bertautan, saling membalas gerakan satu sama lain.

Lagu yang terputar berganti menjadi More Than Words milik Extreme, lagu yang pertama kali menemani mereka saat mereka melakukan hal ini pertama kali sebagai sepasang kekasih.

Saying I love you 
Is not the words I want to hear from you 
It's not that I want you 
Not to say, but if you only knew

Meski mereka tidak ingat sejak kapan mereka bersama, tetapi hari dimana Yeji berulang tahun, sudah menjadi hari yang cukup spesial untuk mereka.

Heejin teringat bagaimana Hyunjin meminta dirinya untuk menjadi kekasih pemuda itu secara benar, dengan bucket bunga dan makan malam romantis.

Gadis itu mendengus, hal itu berhasil membuat Heejin ngeri sekaligus geli sendiri saat dia mengingatnya.

How easy it would be to show me how you feel 
More than words is all you have to do to make it real 
Then you wouldn't have to say that you love me 
'Cause I'd already know...

Akhirnya lidah Heejin ikut menimbrung, menjilati bibir Hyunjin dengan lembut ketika dia menghisap bibir pemuda itu, membuat Hyunjin ikut menggerakan lidahnya, menyisipkannya ke dalam mulut Heejin dan bermain dengan lidah Heejin.

Seketika saja kecupan-kecupan manis itu berubah menjadi sebuah ciuman penuh nafsu, sebuah sesi make out yang sensual, keduanya merasakan suhu tubuh mereka sama-sama meningkat, sensasi geli karena kupu-kupu yang berterbangan dalam perut mereka menjadi semakin hebat.

Tangan Hyunjin mulai menggerayangi tubuh Heejin dari tempatnya yang semula bertengger manis di pinggang gadis itu.

What would you do if my heart was torn in two 
More than words to show you feel 
That your love for me is real

Heejin melenguh pelan saat tangan Hyunjin meremas payudaranya yang hanya tertutup oleh bathrobe, beberapa detik setelahnya, tali yang terikat di pinggang Heejin sudah terbuka, membuat bagian depannya terekspos dan dengan mudahnya Hyunjin bisa menyentuh kulit tubuhnya.

Desahan Heejin menjadi lebih keras seketika saat Hyunjin menjepit putingnya dengan lembut menggunakan jarinya ketika tangannya meremas gundukan daging di dadanya.

What would you say if I took those words away 
Then you couldn't make things new 
Just by saying I love you...

"Do you miss me?" Tanya Hyunjin dengan suara serak yang rendah di depan bibir Heejin, berhasil membuat gadis itu merinding pelan, dan angannya melepas bathrobe dari tubuh gadisnya itu.

Kepala Heejin mengangguk. "Absolutely."

Dengan gerakan cepat, Hyunjin mengangkat tubuh Heejin dengan tiba-tiba, nyaris membuat Heejin memekik kaget kalau bukan karena bibirnya yang kembali membungkam Heejin.

Now I've tried to talk to you and make you understand 
All you have to do is close your eyes 
And just reach out your hands and touch me
Hold me close and don't ever let me go...

Mereka kini sudah berada di atas kasur, dengan Heejin yang berada di bawah tindihan tubuh Hyunjin, yang juga sudah melepas seluruh pakaiannya.

"A quicky?"

"Why?"

"I can't hold it anymore, we can have the proper one soon when you accompany me taking bath."

"Good idea.."

His hardened bone touched her stomach, so she can tells how much he wanted her too, and when it's sliding into her, the tension fills up the room along with their lust.

The sound of their sloppy kiss and his sloppy pounds into her hole being louder and louder each second.

"You don't take any pills lately, do you?"

"Don't worry, give it to me.."

"You sure?"

"I can take care of it, pumpkin."

"You always take a good care of me, baby girl."

xixixixi

Seguir leyendo

También te gustarán

55.3K 11.9K 136
Jimin membutuhkan biaya untuk operasi transplantasi ginjal sang bunda namun dia bingung mencari uang kemana dalam waktu kurung 2 bulan. Sementara CEO...
401K 40.8K 35
Menceritakan tentang seorang anak manis yang tinggal dengan papa kesayangannya dan lika-liku kehidupannya. ° hanya karangan semata, jangan melibatkan...
803K 38.8K 40
Alzan Anendra. Pemuda SMA imut nan nakal yang harus menikah dengan seorang CEO karena paksaan orang tuanya. Alzan kira yang akan menikah adalah kakek...
320K 3.7K 81
•Berisi kumpulan cerita delapan belas coret dengan berbagai genre •woozi Harem •mostly soonhoon •open request High Rank 🏅: •1#hoshiseventeen_8/7/2...