Lost Spirit

By Khudxxx

450 48 11

Firza dipertemukan dengan jiwa yang hilang. More

1
2

3

26 2 0
By Khudxxx

Haiii, akhirnya setelah sekian purnama gue kembali😂

I hope you like it❤️

🖤🖤🖤

"Kenapa?" Suara lembut dari Mamanya membuat Firza hampir saja tersedak, hah ia baru sadar, kalau dirinya melamun dimeja makan, bisa bisanya.

"Kenapa Za?" Lagi Mamanya bersuara "Ada masalah dikampus?" Tanyanya sambil menatap putranya yang kini mulai melanjutkan makannya lagi.

"Gak ada Ma." Jawab Firza dibarengi dengan gelengan.

"Yaudah, dilanjutin makannya jangan ngelamun."

"Iya Ma, maaf." Firza kembali untuk menghabiskan makanannya.

Sebenarnya Firza kepikiran soal setan cantik tadi, setan itu meminta Firza untuk membantunya, namun saat ditanya ingin di bantu apa, malah dia membeku seolah mati untuk kedua kalinya, dan sampai akhirnya Firza meninggalkannya sendirian dikamarnya.

Yang menjadi pertanyaan Firza adalah, apakah boleh dia membantu setan itu? Bukannya semua setan itu jahat? Hobby menghasut manusia? Mendadak Firza merinding jangan-jangan setan cantik itu hanya kedok saja untuk menjerumuskan Firza nanti.

Sontak Firza langsung menggeleng tanpa sadar, dalam hati dia berkata "Gak gak, gue gak boleh bantuin dia, gimana kalo misalkan dia tiba-tiba malah bawa gue kealamnya? Pas gue udah percaya sama dia."

Tanpa Firza sadar, Papa dan Mamanya saling pandang dengan raut wajah yang susah dijabarkan, sementara itu Ardi --adik Firza-- masih asik dengan makannya sendiri, seolah dunia milik dia sendiri.

🖤🖤🖤

Jam menunjukan pukul 23:12, diluar sedang turun hujan membuat lelaki bertubuh mungil serata parasnya yang manis ini, bergelung dengan nyaman dibalik selimut tebalnya. Hujan baru saja turun sekitar 1 jam yang lalu, membuat siapapun akan terasa nyenyak berselancar di alam mimpinya.

Di sebuah kamar berukuran 3x5 ini, tepatnya di pojok sana didekat meja berisikan PC serta teman-temannya itu, berdiri satu sosok yang sejak tadi memandang kearah tempat tidur dengan kosong.

Sosok itu berdiri tak bergeming barang sedikit pun, seolah sudah menjadi posisi nyamannya, matanya pun tak lepas memandang seonggok daging yang tengah bergelung diselimut abu-abunya itu. Perlahan bibir pucatnya menyunggingkan senyum hinggan membentuk bulan sabit, menyeramkan. Ya jika siapa pun yang melihatnya akan terbirit ketakutan.

Beruntungnya lekaki itu tertidur pulang, sehingga tidak menyadari apa yang sudah terjadi disekitarnya.

🖤🖤🖤

Rabu pagi,

Firza dengan malas menyeret langkah menunju kelasnya, disampingnya tidak lupa ada Saghara yang selalu ada disaat dia berasa, berbanding terbalik dengan Firza, lelaki bernama Saghara ini terlihat begitu cerah hari ini.

"Hhh." Lagi helaan nafas keluar dari bibir Firza, "duh males masuk kelas gue."

Saghara langsung meninju pelan lengan Firza, membuat siempu mengaduh pelan.

"Kebiasaan lu!" Sewot Saghara, "Masa setiap Kelas Prof.Adi lu gak mau masuk sih? Di perbaiki Za, lu gak bego-bego banget kok." Lanjutnya langsung dihadiahi toyoran dari Firza.

"Anjim lu!"

Saghara langsung cengegesan.

Setelah sampai dikelas, mereka langsung duduk ditempat masing-masing, Mereka memang best friend tapi jika di kelas tempat mereka berjauhan. Saghara berada di barisan kedua posisi tempat duduk kedua, dengan sekali dengan posisi meja dosen, sudah tipikal manusia berotak encer. Sementara Firza memilih duduk dibarisan ketiga dan pastinya tempat duduk di paling belakang, ya you know lah.

Firza gelisah sejak menginjakan kakinya dikampus pun, tambah berkeringan saat ketukan sepatu milik Prof. Adi mendadak terdengar menjadi horror.

Hari ini adalah pengumuman hasil tugas yang sudah Prof. Adi berikan, dan mereka kerjakan minggu lalu. Firza tidak pernah senervous ini sebelumnya, entahlah Firza hanya belum siap mendapat tatapan prihatin dari segala penjuru kelas karena selalu mendapatkan nilai C bahkan 2 bulan lalu ia mendapat nilai D, hh miris sekali.

"Selamat pagi!" Sapa Prof. Adi dengan suara ke bapakannya.

"Pagi Prof!"

"Sudah siap dengan hasil yang akan kalian dapat hari ini?" Suara itu terdengar menyeramkan ditelinga Firza, ia berharap mendapat nilai C tidak apa-apa asal jangan E saja. Mau ditaro dimana muka dia nanti?

"Semoga gue dapet C, gak papa gak muluk muluk gue." Dia berdo'a dalam hatinya.

"Baik sebelum kelas dimulai, saya akan membagikan nilai kalian dulu, untuk tugas yang minggu kemarin."

Lalu Prof. Adi menyebutkan satu persatu nama yang berada dikelas ini, mayoritas mendapat nilai A untuk saat ini, termasuk Saghara juga, jangan di tanyakan lagi kalau manusia berotak encer yang satu itu, bahkan digembor-gemborkan dia menjadi anak kesayangan Pak Ridwan selaku dosen paling killer.

"Mila, B." Ujar Prof. Adi lalu Mila pun berdiri, untuk mengambil hasil karya tugasnya itu.

"Rian, B."

"Nida, B+"

"Maulana, B."

Jantung Firza mendadak berdegup kencang saat namanya tidak kunjung di sebut juga, padahalnya dia paham seperti apa saat Prof. Adi menyebutkan nilai untuk para Mahasiswa/i nya, yaitu dari nilai yang paling bagus, sampai pada nilai yang sangat tidak bisa dibangga kan.

Mendadak jiwa optimis Firza luntur, saat satu persatu nama teman sekelasnya sudah disebut dan mendapat nilai masing-masing namun dia belum.

Firasar buruk.

Firza bergumam dalam hati, "Kayanya bener kata Saghara, gue kudu perbaikin lagi, biar gak beg-"

"Firza, B+"

Jantung Firza serasa merotos kala namanya dipanggil, dan yang lebih mengejutkannya lagi ia mendapat nilai B, B+ malah. Seketika seluruh penjuru kelas menatap terkejut padanya, tak terkecuali Saghara yang langsung merubah rautnya dengan senyum bangga.

"Akhirnya temen gue gak bego lagi, Tuhan." Batin Saghara.

Firza berdiri dari duduknya, dengan jantung yang masih berdetak dengan tempo yang sama, dengan setengah mati dia menahan senyumnya agak tidak terlalu terlihat konyol bahagia karena mendapat nilai diluar ekspektasinya.

Dengan langkah mantap ia menuju Prof. Adi yang kini sedang tersenyum agak mengejek dan bangga(?) Padanya, mungkin ini juga hal yang paling mengejutkan untuk beliau, mahasiswanya yang badung ini menunjukan peningkatannya.

Firza sedikit menunduk sembari mengambil hasil karyanya itu, "Terima kasih Prof." Firza tersenyum malu-malu.

"Ditingkatkan lagi Firza!" Ucap Prof. Adi sembari menepuk pelan puncak kepala Firza.

Firza mengangguk mantap, mulai hari ini ia harus berubah. Demi masa depannya. Gak ada yang mau sama orang bego meskipun ganteng. Ia berjalan menuju bangkunya dengan hati bunga.

Dan tanpa ada sosok yang terus memperhatikannya sedari tadi, ikut tersenyum bangga juga.

🖤🖤🖤

Tepat pukul 3 sore Firza sampai didepan rumahnya, ia baru saja menyelesaikan semua mata kuliahnya dengan hati yang berbunga, ya tentu saja itu masih berhubungan dengan apa yang terjadi pada kelas pertama tadi --Kelas Prof. Adi-- entahlah, Firza merasa itu menjadi penyemangat tersendiri untuk dirinya.

"Oke, mulai sekarang gue gak boleh bego lagi, kudu pinter. Biar banyak yang mau." Batinnya. Meskipun pada kenyataan meskipun Firza di kenal otak kopong pun banyak yang mengantri untuk ditetapkan tanggal bersama dia.

Dengan langkah sumringah ia memasuki kediamannya, dan hal itu membuat raut wajah heran tercetak jelas di wanita paruh baya yang kini sedang menyuapi seorang anak kecil, yang terlihat fokus pada acara televisi. Itu Mamanya.

"Firza you okay?" Ujar Mamanya.

Hanya di berikan acungan jari yang membetuk huruf O dan tak lupa senyumnya yang terlihat begitu manis. Ia lanjutkan langkahnya menuju kamar.

Wanita paruh baya itu sedikit khawatir dengan anak lelaki tertuanya, semenjak kejadian anak pingsan disekolah itu, Firza memang sering bertingkah aneh. Helaan nafas keluar dari mulut wanita itu.

"Semoga semuanya baik-baik aja." Gumamanya, lalu kembali untuk menyuapi anak keduanya. "Ayo aaa lagi!"

Sesampainya dikamar lelaki itu langsung merebahkan dirinya ke ranjang, setelah melepas sepatu dan tas ransel miliknya.

Helaan nafas lega terdengar pelan dari mulut lelaki itu, dan tanpa tersadar matanya mulai tertutup dan perlahan tapi pasti ia terbawa kealam mimpi.

Mungkin efek lelah dengan semua mata kuliah hari ini yang emang terlihat lebih padat dari hari biasanya, karena biasanya Firza akan meninggalkan beberapa mata kuliah dengan ia tertidur dikelas, namun beda dengan hari ini dikarenakan hatinya yang sedang berbunga.

Firza merasa hari ini seperti di alur sebuah film, si Bodoh yang tiba-tiba menjadi pintar?

🖤🖤🖤

Firza berjalan menapaki tempat yang begitu asing menurutnya, ia tidak pernah ketempat ini sebelumnya. Terasa benar-benar asing

Tempat ini begitu asing serta asri, karena disepanjang jalan yang ia tapaki disisi kiri dan kanan terdapat pohon dengan ukuran dan jenis yang sama berjejer dengan rapinya, dan tak lupa dengan bangku kayu panjang yang terdapat di tengah jalan dan berjarak beberapa meter dengan bangku yang lainnya. Aneh bukan?

Kakinya berjalan melewati pohon demi pohon, dan bangku yang sebenarnya sangat mengganggu jalannya.

"Gue dimana sih ini?" Tanyanya pada diri sendiri. Tak jarang Firza juga kadang berjalan sembari mengitari tempat ini dengan obsidiannya yang tiba-tiba begitu tajam, sampai-sampai dia bisa menemukan anak burung yang sedang santai berada diatas pohon.

Bulu Firza seketika meremang saat tiba-tiba semilir angin menyapanya. Semakin lama angin itu semakin kencang menyapa tubuhnya, membuat Firza tanpa sadar mengigil kedinginan, karena memang ia hanya memakai kaos yang sama persis saat ia berangkat ke kampus tadi pagi.

Langkah kakinya terhenti tepat di sebuah pohon besar yang tidak terlalu tinggi namun rindang itu. Terlihat begitu menyejukan bila berteduh disana.

Lagi angin menyapanya membuat Firza seketika meremang. Lalu terdengar suara grusukan dari balik pohon itu membuat Firza seketika waspada, jantungnya mulai lebih cepat berdetak.

Tak lama sosok bergaun putih keluar dari sana, jangan lupakan seringaiannya yang terlihat mengerikan, matanya yang begitu tajam melihat Firza. membuat Firza yang memang sejak tadi waspada pun langsung mengambil langkah mundur, hingga tanpa sengaja kakinya terantuk dan membuatnya terduduk di bangku panjang, yang entah sejak kapan ada disana? Seingat Firza tadi tidak ada.

"Anjir gue ketemu setan." Ujarnya dalam hati sambil tidak lepas pandangan pada sosok yang aslinya tidak mau ia pandang, menyeramkan sekali.

Sosok itu semakin melebarkan seringaiannya, lalu wajahnya berangsur-asur berubah menjadi lebih menyeramkan, membuat Firza semakin mengigil ketakuat, sampai-sampai kakinya tremor tidak bisa digerakan sama sekali karena terlalu lemas.

Firza semakin melemas dibangku yang ia duduki saat sosok itu berjalan ah bukan melayang kearahnya, keringat dingin semakin membanjiri Firza sampai terasa ia ingin menangis saja saat itu juga.

Tepat didepan Firza sosok itu berdiri, dengan Firza yang entah kenapa bisa terus memandangnya padahal hatinya berkata lain. Firza berkomat kamit dalam hati berdo'a agar ia bisa dibebaskan dari sini.

"Ya Tuhan, ampunilah dosa hamba, hamba gak mau dibawa sama setan ini. Nanti Mama hamba nyariin, nanti Papa kesepian gak ada yang nemenin main bola, nanti Ardi nangis kalo hamba pergi ya Tuhan. Bebaskan lah hamba dari jeratan setan mu yang sungguh jahanam." Firza merapalkan do'a dengan menutup matanya saat tangan sosok itu terjulur menuju kearahnya.

Seketika ia membeku saat sosok itu mampu menyentuhnya, Firza rasanya ingin menangis saat itu juga. Dan tanda sadar ia mengeluarkan air matanya karena begitu ketakutan. Di barengi dengan suara tawa yang begitu mengerikan.

Kalau ini menjadi perjalan hidup terakhirnya, Firza tidak rela. Ia tidak mau diculik oleh setan jelek ini.

🖤🖤🖤

Continue Reading

You'll Also Like

2.4M 143K 42
Kanaya Tabitha, tiba tiba terbangun di tubuh seorang figuran di novel yang pernah ia baca, Kanaya Alandra Calash figuran dingin yang irit bicara dan...
MARSELANA By kiaa

Teen Fiction

900K 49.4K 52
Tinggal satu atap dengan anak tunggal dari majikan kedua orang tuanya membuat Alana seperti terbunuh setiap hari karena mulut pedas serta kelakuan ba...
1M 52.7K 69
Mendengar namanya saja sudah membuat Wilona bergidik ngeri, apalagi bertemu dengan sosoknya langsung. Mungkin Lona akan kabur begitu melihat bayangan...
374K 20.7K 70
Zaheera Salma, Gadis sederhana dengan predikat pintar membawanya ke kota ramai, Jakarta. ia mendapat beasiswa kuliah jurusan kajian musik, bagian dar...