Cieee yang kangen liat notif update cerita ini.
Awalnya aku mau bolong update lagi sekarang, tapi karena bisa ngetik sampai satu part, jadinya yaudah update.
Kalau masih mau cerita ini dilanjut, inget aja klik tombol bintangnya sama spam komen di setiap paragraf.
Selamat membaca!
[] [] [] []
DESCENDANTS OF THE MAFIA
"Merek bertiga sama. Sama-sama memiliki ketertarikan antar yang lainnya."
[] [] [] []
LEO invited you to the group.
Baru saja Scorpio merebahkan badannya di kasur,
ia tiba-tiba mendapatkan notifikasi bahwa dirinya telah diundang ke grup chat oleh Leo.
THREESAME [3]
Scorpio : grup apa nih?
Leo : grup naena
Gatra : languange please
Gatra : jan asal
Leo : abang jago🙈
Leo : sori bang jago🙉
Leo : ampun bang jago🐵🙊🐒
Scorpio : leo ngeselin yaa
Leo : iya sayang salahin gue aja trus gapapa
Gatra : udah makan blm pyo?
Scorpio : udah tra
Scorpio : tadi dimasakin bibi
Gatra : badan lo masih panas ga?
Gatra : tadi pas gue pegang panas soalnya
Leo : lama lama gue jadi ikutan panas ni
Scorpio : ga panas kok
Gatra : syukur deh
Baru saja Scorpio hendak mengetik balasan untuk Gatra, tiba-tiba saja sebuah panggilan masuk ke ponsel Scorpio. Itu dari Leo. Tanpa pikir panjang Scorpio langsung menerima panggilan dari Leo. Gadis itu tak sadar kalau itu adalah video call.
"Anjing, dia tanktop-an," ceplos Rey yang berada di sebelah Leo.
Dengan refleks Leo langsung menabok kepala Rey. Ia menarik ponselnya agar menjauh dari penglihatan Rey. "Sono lu jauh-jauh," ucap Leo.
"Sakit bego!"
"Makanya jauhan, gausa mepet-mepet." Leo menendang-nendang tubuh Rey agar menjauh darinya.
Rey meringis, "iye iye sabar nyet," ucap Rey sambil berdiri dari duduknya.
Leo mendengus kemudian kembali menatap ke layar ponselnya. Scorpio tampak terkejut dan buru-buru menarik selimutnya.
"Santai aja, ngeliat yang lebih dari itu gue mah udah sering," ucap Leo. Lagian cuma tanktop doang ga bakalan bikin Leo turn on. Kecuali kalau kayak yang di penginapan waktu itu.
"Ampun dah," celetuk Nanta yang mendengar ucapan dari Leo.
"Segala jenis bodi udah tu." Rey ikut menimpali.
"Diem dulu," ujar Leo kemudian kembali memfokuskan diri ke arah ponselnya. "Temen gue emang rada-rada, biarin aja." Emang ya kalau udah bucin, temen jadi dilupain.
Scorpio mendengus, "kenapa sih tiba-tiba nelpon? Gue kan jadi kaget."
"Dih, siapa yang angkat coba?"
"Ya gue, tapi kan gue kira bukan vc," ujar Scorpio.
"Abisan di grup gue dikacangin, lo asik sama Gatra terus," gerutu Leo kesal.
"Cemburu tuu, cemburu," celetuk Rey.
Sabar, Le, orang sabar disayang Piyo. Amin.
"Lo sih nyebelin, bahasannya gitu terus. Dasar cabul!"
"Yah tai, padahal baru aja gue berdoa."
"Berdoa apa?"
"Biar disayang sama lo," jawab Leo.
"Mana bisa terkabul, orang lo cuma inget Tuhan kalau ada maunya aja."
"Keras ya lo."
"Aa Leo mengeras?" Rey lagi-lagi ikut nimbrung. Bocah satu ini sepertinya benar-benar gabut karena teman-temannya pada sibuk sendiri.
"Rey, kalo lo kaga diem, gue gebukin lo sampe mampus ni!" ancam Leo yang sudah mulai kesal.
"Diem dulu, Rey," tegur Marchel.
Rey mengerucutkan bibirnya. Ngambek. Ekspresinya seperti bocah yang tidak dibelikan balon.
"Udah ah, mau apa? Gue matiin ni!" ancam Scorpio.
"Cuma mau nemenin lo doang, Piyo. Takutnya ntar lo nangis-nangis sendirian lagi," ujar Leo.
"Ga bakalan. Gue orangnya ga gampang nangis, yang tadi di UKS udah cukup," ujar Scorpio.
"Tapi sedih kan?"
Scorpio mengangguk, "iya sih ..."
"Ikut gue aja," cetus Leo.
"Kemana?" tanya Scorpio.
"Ngibur diri," ucap Leo. "Bareng Gatra, bareng temen gue juga. Rame deh pokoknya."
"Mmm ... temen lo yang mana? Temen sekolah?"
"Siap-siap aja udah. Nanti gue jemput," kata Leo.
"Beneran ada Gatra kan?" Scorpio menatap Leo penuh curiga.
"Iya Piyooo, pasti ada cowok kesayangan lo, si Gatra."
"Ya udah iya."
"Bener ya?"
Scorpio mengangguk. "Pake baju apa tapi?"
"Bebas apa aja, temen gue kalem semua," kata Leo.
"Iyalah, orang lo yang paling bahaya."
"Gue lagi yang kena. Sumpah ya, kalo lo cowok—"
"Apa?"
"Kalo lo cowok ... ya jangan lah, nanti gue gabisa suka lagi."
"Emang sekarang lo suka sama gue?"
"Iya."
Secara bersamaan keduanya terdiam. Hanya menatap satu sama lain melalui layar ponsel. Scorpio terdiam karena masih terkejut dengan ucapan Leo, sedangkan Leo, jantung lelaki itu berdegup cukup kencang.
"Gue jemput ya ntar," ujar Leo gelagapan kemudian tanpa permisi langsung memutuskan sambungan telponnya. Laki-laki itu grogi, entahlah sorot mata Scorpio membuatnya menjadi panas dingin.
"Mantap tu, kenalin dong," ujar Rey sambil mendekat ke arah Leo.
"Jangan lo gebet lagi, bangsat. Demen bat nikung," dengus Leo kesal.
"Cantik emang?" tanya Nanta yang duduk di sebelah Marchel, membantu lelaki itu menyelesaikan soal matematika.
"Cakep parah, Nan. Bodinya ahhh mantap," ujar Rey.
Leo mendengus kesal. "Sumpah ya, lo pada demen bat nikung gebetan gue."
Nanta terkekeh, "kita kan satu selera. Boleh lah bagi-bagi."
"Itu cewek yang katanya mau lo aja ke klub bareng kita?" tanya Marchel setelah selesai berkutat dengan tugasnya.
Leo mengangguk. "Lagi sedih dia, gue pengen ngajak karaoke-an. Sapa tau jadi lupa sama masalahnya," ucap Leo. "Tapi kalo bareng gue doang pasti kaga bakalan mau, jadi lo pada harus ikut ngeramein!"
"Gue gas lah! Asoy!" ucap Rey.
"Lo gimana Nan?" tanya Leo.
Nanta mengangguk. "Klub langganan gue ye."
"Iya, tekor tekor dah gue." Bagaimana tidak? Tempat langganan Nanta kan memang selalu berkelas. Biasa lah Nanta sama Radit kekayaannya tanpa batas.
Nanta kemudian bangkit dari duduknya kemudian mengambil kunci mobilnya. "Gue balik dulu, ntar kabarin aja."
"Siap bos."
"Tiati Nan," ucap Marchel saat Nanta pergi.
Kini Leo menatap ke arah Marchel dengan wajah mupengnya.
Seolah mengerti dengan maksud tatapan Leo, Marchel pun berkata, "karaoke-an doang kan?"
Leo mengangguk, "kaga bakalan dugem."
"Yaudah boleh."
"Yes!" Leo berseru. "Mike, lo ikut juga ya!" teriak Leo pada Mike yang sedang bermain game di PC-nya.
Mike tak menjawab.
"Plis lah, demi kelancaran pdkt gue ni," bujuk Leo.
Mike masih pura-pura tak dengar.
"Gue beliin skin game dah. Bebas pilih mau yang mana," ujar Leo.
"Oke."
"Yang terakhir noh yang paling susah dirayu," ucap Rey sambil menatap ke arah Radit yang saat itu sedang duduk di sebelah Mike.
"Gampang itu mah." Leo mengambil ponselnya dan mengirimkan pesan pada Radit.
Leo : dit, ikut ke klub ntar malem ya
Radit yang saat itu sedang fokus dengan buku bacaannya pun terpaksa mengecek ponselnya. Ia membaca pesan yang Leo kirimkan kemudian kembali menaruh ponselnya di atas meja. Lelaki itu pun melanjutkan bacaannya.
Leo kembali mengetik sebuah pesan. "Baca woi!" teriak Leo.
Radit menatap ponselnya, membaca pesan yang dikirimkan oleh Leo.
Leo : lo mau ga gue kasi jenguk adek gue?
Radit : gue ikut.
"Berhasil," ucap Leo dengan wajah penuh kemenangan.
Semoga saja setelah ini Scorpio akan lupa dengan masalah di sekolahnya, agar gadis itu bisa kembali fokus terhadap hubungannya dengan Leo.
[] [] [] []
SCORPIO masih membeku di tempat. Apa dia tadi tak salah dengar? Leo mengatakan 'iya'? Iya yang menyatakan bahwa lelaki itu menyukainya?
Emang dia beneran serius sama gue?
Pertanyaan itu selalu saja mengiasi pikiran Scorpio ketika Leo berucap atau bertingkah yang membuat Scorpio baper. Apa iya Leo yang dengan image seperti itu bisa serius dengan seorang wanita? Sampai sekarang Scorpio masih meragukan hal itu.
Ponsel Scorpio kembali berbunyi. Ada pesan dari grup chat tadi.
THREESAME [3]
Leo : gas kita jam 9
Gatra : pyo mau?
Leo : aman udah gue rayu
Gatra : pyo mau gue jemput?
Leo : udah gue yang jemput
Scorpio : gue sama gatra aja
Mungkin itu terlihat kejam, namun Scorpio memang belum siap untuk berduaan saja dengan Leo. Sungguh, percakapan mereka di telpon tadi masih terasa efeknya pada gadis itu.
Leo : katanya tadi bareng gue
Scorpio : gue ga ngeiyain
Leo : jahat banget ah males
Gatra : ribut mulu heran
Leo : lo gara2 anjing
Scorpio : kok jadi nyalahin gatra?
Scorpio : kan gue yang mau bareng dia
Leo : bela trosss
Gatra : yauda lo jemput pyo aja
Gatra : bebas, asal scorpio aman
Scorpio : tapi gue gamau sama dia
Leo : yodah
Leo : gue juga ogah jemput lu
Scorpio : dih, siapa juga yang mau
Scorpio : orang lo yang maksa
Leo : serah tot
Gatra : ck
Gatra : belum juga ketemu udah brantem ae
Gatra : jadi yang jemput pyo siapa?
Leo : gue
Scorpio : skip
Leo : piyoooo👉🏻👈🏻🥺
Gatra : sama leo aja pyo, gue juga mau ngisi bensin dulu, biar ga kelamaan kalo bareng gue
Scorpio : yaudah deh
Leo : sama gatra nurut terus
Leo : sama gue berantem mulu
Gatra : makanya yang sopan, jangan ngegas
Scorpio : tuuu bacaaaaa
Gatra : lo juga jangan gitu pyo, kasian leo lo gituin terus
Scorpio : abis dia ngeselin
Gatra : gaboleh gitu sama temen
Leo : maap koreksi
Leo : calon pacar
Gatra : gue maksud lo?
Leo : bangsat
Gatra : makanya kalem
Leo : iye kalem ini
Gatra : tu anaknya jadi ilang
Leo : jadi bareng gue kan pyo?
Scorpio : gajadi
Leo : kok gitu?
Leo : tadi bilangnya mau
Gatra : yauda sama gue kalo gitu
Scorpio : ga mau juga
Leo : lah terus sama siapa?
Scorpio : gue sama sopir aja
Setelah mengetik pesan itu, Scorpio langsung mematikan layar ponselnya. Jantungnya jadi berdetak sangat kencang ketika membaca chat antara Leo dan Gatra di grup tadi. Chat tersebut seakan punya arti tersendiri, dan Scorpio mengerti arti dari percakapan itu.
Mereka berdua beneran serius atau bercanda sih?
[] [] [] []
Ngantuk bos. Padahal masih jam segini. Mungkin karena jam tidurku udah kembali normal lagi. Biasanya kan begadang sampe pagi.
Oke, karena aku gamau jam tidurku kegeser lagi. Dan karena besok juga ada kelas online. Jadinya aku ga mau closing panjang-panjang.
Jangan lupa vomment!
Bye mau tidur dulu.
Night guys♥️
08-11-2020