Descendants Of The Mafia

By kdk_pingetania

790K 90.6K 32.3K

Abstrax Series [4] : Jhoseptian Leondara "Kita saling jaga rahasia aja! Lo tutup mulut, gue juga!" "Ogah." L... More

SERIES
ATTENTION!
Visual
Prolog
[01] Murid Teladan Vs Murid Berandal
[02] Toxic Friends
[03] Rambut Leo Tai Ayam
[04] Keluarga
[05] Sisi Lain
[06] Anak Mafia
[07] Penginapan Sederhana
[08] Kamar Saksi Bisu
[09] Calon Ketua Osis
[10] Leo's Secret
[11] Tidak Sendiri
[12] Pertemanan
[13] Obrolan Orang Pintar
[14] Warung Lalapan Ayam
[15] Membaik
[16] Kopi Dangdut
[17] Angka Pendekatan
[18] Brawijaya
[19] Lelaki Misterius
[20] Hubungan Antar Manusia
[21] Goresan Luka
[22] Acara Keluarga
[23] Pertemuan
[24] Gatra Kavilariko
[25] Keturunan Mafia
[26] Ulangan Fisika
[27] Masalah Scorpio
[28] Gagal Total
[29] Baperin Mas Leo
[30] Gue Takut
[32] Deep Conversation
[33] Hubungan Tanpa Status
[34] Sang Penyebar Gosip
[35] Sudut Pandang Mori
[36] Dari Kacamata Vanna
[37] Menurut Nera
[38] Alasan Nera
[39] Hidden Scene
[40] Ruang UKS
[41] Threesame
[42] Karaoke Bareng Abstrax
[43] Kenangan Lama
[44] Skandal
[45] Perencanaan
[46] Abstrax Penuh Warna
[47] Pukul Dua Belas Malam
[48] Kembali Stabil
[49] Our Feeling
[50] Bolos Bareng
[51] Berduaan Di Mobil
[52] Kita Dikala Hujan
[53] Lupa Diri
[54] Kejahatan
[55] Can You Promise?
[56] Merasa Tak Nyaman
[57] With Another Girl
[58] Retak Tanpa Sisa
[59] Sebuah Percakapan
[60] Koridor Sekolah
[61] Dewasa Bersama
Epilog
[Extra Part]

[31] Semakin Ada Rasa

8.4K 1.1K 1.2K
By kdk_pingetania

DESCEDANTS OF THE MAFIA
"Bolehkah orang sepertiku menaruh ketertarikan pada gadis sepertinya?"

[] [] [] []

SAAT ini Leo berada di depan klub Brajas dengan Scorpio di sampingnya. Karena ini acara khusus untuk perkenalan anggota-anggota baru Brajas, tidak sembarang orang boleh masuk ke klub ini. Hanya member Brajas lah yang boleh masuk.

Memang sih, di depan klub tidak ada penjagaan ketat atau penyeleksian orang yang masuk, sama seperti hari-hari biasanya. Tapi orang-orang juga sudah tahu bahwa hari ini klub tidak dibuka seperti biasa. Dan siapa sih yang punya keberanian asal masuk ke dalam klub ini. Bisa-bisa langsung dikroyok anggota Brajas yang bringasnya ga kira-kira itu.

Leo dan Scorpio pun masuk ke dalam klub. Ternyata klub tak seramai yang Leo pikir. Hanya ada beberapa orang di sana. Mungkin karena acara ini hanya diadakan oleh senior mafianya yang masih berada di level-level rendah.

Seketika Leo masuk, beberapa sorot mata langsung menuju ke arahnya. Pasti semuanya tahu bahwa Leo adalah anak dari Baskoro Januarta, salah satu pemegang kendali di organisasi mafia Brajas ini. Tentu itu bukan suatu keuntungan bagi Leo. Malah justru latar belakangnya akan membuat para senior semakin menekannya. Ya anggapannya ini seperti MOS untuk anak baru lah. Pasti ada tekanan-tekanan yang sengaja diberikan untuk menguji mental anak-anak yang baru gabung.

Tiga orang datang menghampiri Leo. Mereka bertiga adalah sosok lelaki yang mungkin umurnya dua tahun tiga tahun lebih tua dari Leo. Leo dengan sigap langsung memperbaiki posisi berdirinya dan menunduk ketika tiga lelaki itu berada tepat di hadapannya.

"Apa panggilan lo di sini?" tanya salah satu di antaranya.

"Josep bang," jawab Leo.

"Begaya kali kau pake nama begitu," ujar yang lainnya.

"Inget, lu tetep setara walopun bokap lu di sini ada power. Jangan ngebanci di balik nama bokap lu." Lelaki itu berucap sambil menoyor kepala Leo.

"Iya bang," jawab Leo.

Scorpio yang melihat hal itu pun merasa kesal. Ia menatap sengit ke arah ketiga laki-laki di sana. Hingga akhirnya ada salah satu mata yang mengarah ke Scorpio. Sepertinya mereka baru menyadari kehadiran Scorpio di sini.

"Wah bawa cewek dia rupanya," ujar lelaki yang berdiri di sebelah kiri, tepat di hadapan Scorpio. "Berani kali dia ni."

"Lu ngapa bawa orang yang bukan member sini? Tau aturan kaga?!"

"Maap bang." Kepala Leo masih tertunduk.

"Cewek lo buat gue ya," ucap yang lainnya sambil hendak berniat mendekat ke arah Scorpio.

Seketika itu Leo langsung menghalangi lelaki itu mendekati Scorpio, dengan cara merentangkan tangannya tepat di hadapan gadis itu. "Jangan yang ini," ucap Leo penuh penekanan sambil menatap tajam ke arah laki-laki yang hendak menyentuh Scorpio. Leo kemudian menatap ke arah Scorpio. "Lo mending ke sana dulu," ucap Leo.

"Udah berani bangkang lo?!"

Bentakan itu pun mengundang perhatian anak-anak lainnya. Mereka jadi menatap ke arah sumber suara dengan tatapan penasaran.

Kaki Leo ditendang cukup keras. "Baru masuk udah berani ngelawan?"

Leo meringis pelan. Scorpio yang masih berada di samping Leo pun menatap khawatir ke arah Leo, "lo gapapa?" tanya Scorpio.

"Lo sana dulu," ucap Leo ditengah ringisannya.

"Sama gue aja sini." Tangan lelaki itu hendak kembali menyentuh wajah Scorpio. Belum sempat Leo menepis tangan tersebut, Gatra tiba-tiba datang dan menahan tangan lancang tersebut. "Shadow?" tanya lelaki itu dengan nada bingung.

Gatra semakin mencekal tangan kawannya itu, "jangan macam-macam sama cewek yang ini," ujar Gatra.

"Lo ngapa dah? Ini anak baru seenaknya bawa cewek ke sini, harus dikasi pelajaran," ujar yang lainnya. "Dia udah ngebangkang padahal baru ae masuk sini."

Gatra menarik pelan kalung yang Scorpio kenakan, kemudian menunjukkannya kepada ketiga orang yang berada di hadapannya. Seketika wajah ketiga lelaki itu menjadi pucat pasi. Mereka langsung berlutut di hadapan Scorpio tanpa diperintah.

"Maaf nona, kami tidak tahu," ucap salah satu dari mereka.

Memang ya, kekuatan simbol yang tergantung di leher Scorpio benar-benar dasyat. Membuat mereka yang tadinya menatap nyalang ke Scorpio langsung menunduk begitu saja.

Scorpio selalu bingung jika dihadapkan dengan situasi seperti ini. "Tra, udahan ah, suruh mereka berdiri lagi," bisik Scorpio pada Gatra.

Gatra pun mengangguk. "Lo duduk di sana dulu, biar gue yang beresin di sini," ucap Gatra sambil menunjuk meja bar yang berada di dekat sana.

Scorpio melirik ke arah Leo.

"Aman," ucap Leo seakan tahu arti dari tatapan mata yang diberikan oleh Scorpio.

"Udah sana dulu," ujar Gatra.

Scorpio pun akhirnya menurut. Ia berjalan menuju meja bar yang tadi ditunjuk oleh Gatra. Gadis itu duduk di sana namun pandangan matanya masih tetap menuju ke arah Gatra dan Leo. Dari sana Scorpio hanya bisa mendengar samar-samar pembicaraan mereka.

"Maaf, kami tidak tahu," ucap salah satu dari lelaki yang masih berlutut itu.

"Jangan diulangi lagi, kalian pasti tahu resiko seperti apa yang akan kalian terima jika main-main dengan milik bos," ucap Gatra penuh penekanan.

"Baik."

"Dan kalian harus ingat, saya menganggap kalian teman, bukan berarti derajat saya dengan kalian itu sama. Saya jauh lebih lama dan lebih senior dari kalian di Brajas, jadi jika kalian ingin mengajarkan anak baru untuk tidak membangkang, sebaiknya kalian juga lakukan hal yang sama." Gatra terlihat begitu berwibawa ketika mengatakan hal tersebut. Seolah ada pesona tersendiri ketika Gatra berbicara dengan nada serius seperti itu.

"Baik, kami akan mengingatnya."

"Sudah, kalian kembali ke tempat. Saya masih ada urusan dengan anak baru satu ini," ujar Gatra membuat ketiga orang yang tadinya berlutut itu akhrinya bangkit dan pergi dari sana.

Sedangkan Leo menatap kagum ke arah Gatra. "Ampun deh bos, keren parah lo!" pujinya sambil bertepuk tangan.

Gatra mendengus, "ikut gue sini lu," ucap Gatra sambil berjalan ke pojokan klub agar terhindar dari perhatian seisi klub yang tadinya tertuju padanya. Leo pun mengikuti langkah Gatra di belakang lelaki itu.

"Kenapa?" tanya Leo ketika Gatra telah menghentikan langkahnya.

"Lo ngapain bawa Pyo ke sini?" tanya Gatra.

"Ada lah ceritanya," jawab Leo.

"Lo kan tau dia bahaya di sini. Apalagi kemarin dia abis kena apes di sini." Nada suara Gatra terdengar serius.

"Nah, itu, gue mau tau kejadiannya gimana," ucap Leo. "Dia nangis man, depan gue, gara-gara trauma sama kejadian waktu itu. Dia takut lu sama gue mati di sini, makanya maksa ikut," jelas Leo. "Gue kaga tega nolaknya."

Gatra menghela napas. Bisa-bisanya dia lupa untuk menanyakan kondisi Scorpio setelah kejadian waktu itu. "Gue udah lupa jelasnya gimana, intinya gue nganterin Pyo pulang tanpa lecet sedikit pun," ujar Gatra. Mungkin saking terbiasanya Gatra dengan kejadian-kejadian seperti itu, hingga membuatnya tak merasa ada yang spesial dengan hari itu. Namun berbeda dengan Scorpio yang masih awam dengan sisi gelap dari seorang mafia.

"Lo anterin Piyo pulang sekarang aja. Ntar dia makin takut lagi pas liat aksi tarung derajat di sini," ujar Leo.

Gatra mengangguk, "iya, gue coba bujuk."

"Inget, anterin pulang doang! Awas lu modus terus ngambil start duluan," ucap Leo sengit.

"Itu namanya bonus," ujar Gatra lalu pergi dari sana.

"Sialan."

[] [] [] []

SETELAH membujuk Scorpio, akhirnya Gatra pun berhasil mengantarkan gadis itu sampai rumah. Tentunya kali ini ia sengaja meminjam motor matic yang ada di sana agar Scorpio nyaman saat ia bonceng.

Scorpio turun dari motor tersebut kemudian melepas helmnya. "Makasi ya, Tra," ujar Scorpio sambil memberikan helm yang tadinya ia kenakan kepada Gatra.

Gatra mengangguk sambil mengambil helm tersebut kemudian menggantung di motornya. "Jaketnya dipake aja," ujar Gatra ketika Scorpio hendak melepas jaket hitam miliknya.

"Mmm ... ya udah, nanti gue balikin," kata Scorpio.

"Pyo." Kini Gatra menatap Scorpio dengan serius.

"Iya, kenapa?" tanya Scorpio.

"Gue minta maaf soal kejadian di klub kemarin, gue ga mikirin perasaan lo gimana. Gue cuma mikirnya gue nganterin lo ke rumah dengan selamat, udah selesai," ucap Gatra.

"Leo bilang ke lo?" tanya Scorpio.

"Dia nanyain kenapa lo bisa sampe kayak gitu. Gue juga sebenarnya ga begitu inget kejadian waktu itu, gue udah terlalu biasa sama hal yang begitu. Bisa dibilang gue udah mati rasa, Pyo. Gue cuma mikir kalau lo selamat, yaudah beres semuanya," jelas Gatra.

Mendengar penjelasan dari Gatra membuat Scorpio menjadi penasaran dengan kehidupan seperti apa yang Gatra jalani.

"Tra, gue ga nyalahin lo di sini, dan emang bukan salah lo. Gue malah makasi banget udah ditolongin sama lo. Mungkin karena ini pertama kalinya gue ngalamin kejadian kayak gitu secara langsung, makanya gue jadi syok."

"Lagian cepat atau lambat gue pasti bakalan ngalamin hal-hal kayak gitu. Itu resiko yang udah harus gue tanggung sebagai anak dari ayah gue. Gue bahkan udah nyiapin diri buat ngadepin yang kayak gitu, cuma pas kejadiannya bener-bener terjadi, persiapan gue itu ternyata percuma."

"Masih ngerasa takut?" tanya Gatra.

Scorpio mengangguk.

"Jangan terlalu dipikirin ya," ucap Gatra dengan lembut sambil menatap ke arah Scorpio.

"Iya, Tra."

Tangan Gatra terulur untuk mengusap lengan Scorpio dengan lembut. Lelaki itu berusaha memberikan semangat lewat sentuhannya. "Tenang aja, gue bakalan selalu ada buat jagain lo."

Tatapan Gatra yang meneduhkan dan nada bicaranya yang begitu lembut. Seperti biasa lelaki itu paling bisa membuat Scorpio merasa tenang.

"Gue juga bakalan jagain lo," ujar Scorpio sambil mengusap tangan Gatra yang berada di lengannya.

Gatra terkekeh, "iya, jagain gue juga," ucapnya.

"Abis ini langsung pulang kan?" tanya Scorpio.

Gatra mengangguk.

"Jangan boong, lo jago banget kalo boong," kata Scorpio.

"Ga boong, beneran pulang."

"Terus Leo gimana?" tanya Scorpio.

"Leo paling udah pulang. Lo gausah khawatir lagi, acara hari ini cuma minum-minum santai doang, ga bakalan ada bahaya apa-apa," jelas Gatra.

"Bener?"

Gatra mengangguk, "iya, percaya sama gue."

"Ya udah, gue masuk ya," pamit Scorpio.

"Iya, gih."

"Inget pulang, jangan keluyuran!"

Gatra terkekeh melihat tingkah Scorpio yang begitu mengkhawatirkan dirinya. "Iya, Scorpiooo."

Apa boleh seseorang sepertinya menaruh lebih banyak ketertarikan pada Scorpio?

[] [] [] []

Karena kemarin udah Scole mulu, sekarang gantian ya sayang, Scotra yang maju. Biar adil gituu ...

Gatau akutu nanti endingnya si Scorpio sama siapa. Seriusan masih belum mikirin endingnya bakalan gimana. Aku nulis ya ngalir aja pokoknya.

Tapi aku suka liat mereka bertiga bareng. Dan aku juga suka liat Scorpio bareng Leo atau bareng Gatra. Mereka bertiga itu bener-bener saling ngelengkapin di cerita ini.

Anggep yang atas mereka bertiga ya. Gemes gasi liat Leo yang selalu ternistakan🥺

Oke, jangan lupa buat pencet tanda bintang dan spam komen ya! 1,1k komen buat next part, bisa ga?

30-10-2020

Continue Reading

You'll Also Like

4.6K 1.2K 43
Highrank 1 in #brotherzone 26/04/20 FOLLOW SEBELUM MEMBACA. KARNA SEBAGIAN CHAPTER TELAH DI PRIVATE. JANGAN SIMPULKAN CERITA INI HANYA DARI 1 CHAPTER...
2K 297 10
[Follow sebagian part di private] Kisah ini menceritakan tentang aidan bismaaskra ketua sanparen yang menyukai adik kelas secara ilegal. Sebenar'nya...
2.4M 113K 64
"Kenapa Van ngeliatin mantan terus? makin cantik ya?" "Lagian lo nya juga sih, udah punya pacar cantik, sahabatan pula dari kecil, mau nerima gimana...
4.7M 392K 58
(PART MASIH LENGKAP!) CERITA PERTAMA BANYAK KURANGNYA! BANYAK CACATNYA YG BELUM DI REVISI. TERIMA HUJATAN DENGAN LAPANG DADA. (Follow sebelum membaca...