𝚐𝚕𝚞𝚎𝚍 (short story) ✔

By kinderjoeyy

97K 6.6K 1.2K

(Fanfic pertama aku, maaf banget kalau ada penulisan kata yang kurang tepat atau typo, atau malah alur yang g... More

glued- 01.
glued- 02.
glued- 03.
glued- 04.
glued- 05.
glued- Ending.
spin-off : Theo & Luna, -01.
Slytherin One-shot
TOXIC & DEEP
mother (dramione)
HEARTEATER

spin-off : Theo & Luna, -02.

4.8K 452 75
By kinderjoeyy

"Apa yang akan kau lakukan dengan Mistletoe ini, Dom"

Singkat cerita, Dominic meminta bantuan untuk mencarikan Mistletoe pada Theo.

Ia beralasan bahwa membutuhkannya untuk kelas ramuan, padahal kelas ramuan tidak memakai Mistletoe untuk bahannya.

"Aku tidak yakin ini akan berhasil, jangan sampai kau terjerat, ini sangat berbahaya, atau jika kau memang terjerat aku bisa mencarikan perempuan untuk menciummu", ujar Theo panjang lebar

Dominic tersenyum jahat dibelakangnya, pemuda itu tau bahwa ayahnya telah terlilit Mistletoe tapi sepertinya ia tidak sadar.

"Dom, apakah kau membutuh... arrggkkkhh, sialan, aku terlilit", Theo berusaha memberontak dan mengambil tongkatnya, tapi tangannya terlanjur terjerat lebih erat.

"Sebentar dad, aku akan mencarikan bantuan", teriak Dominic sambil berlalu pergi.

"Yash, rencana kita berhasil Fred", batin Dominic.

Theo mengerang frustasi, pemuda itu merasakan lilitan di sekujur tubuhnya terasa lebih erat. Ia menunggu Dominic yang entah pergi kemana.

Theo menengadahkan kepalanya menatap langit, ia masih menggerang frustasi, seharusnya ia tau bahwa hal ini akan terjadi.

Di lain tempat, Fred II berjalan sambil memohon pada Luna disebelahnya, "Bibi, ehm maksudku, Luna, Please, bisa kau bantu aku, hanya sebentar, kumohon".

Luna menoleh kearah pemuda jakung itu, "Dengan senang hati aku akan membantu Fred",

"Kemarilah ikut aku", Fred mengenggam tangan Luna, menuntunnya ketempat Dominic dan Theo berada.

Ditengah jalan, mereka bertemu Dominic yang berlarian, "Cepatlah, aku sudah membuatnya terlilit sedari tadi".

"Terlilit apa memang nya", tanya Luna dengan ekspresi bingung.

Kedua pemuda itu saling pandang dengan tawa canggungnya, "Ah, itu, ikut saja dengan kami".

Beberapa saat kemudian, mereka sampai ditempat Theo berada.

"Hey, kemana saja kau, lama sekali", gerutu Theo pada Dominic, kemudian pandangan pemuda itu jatuh kearah perempuan disebelah Fred yang menatapnya sedikit terkejut.

"Oh gawat, kau terlilit Mistletoe Theo", ucap gadis itu khawatir sambil mendekati Theo.

Dominic dan Fred lalu saling pandang dan mengangguk, "Kalian berdua, maafkan kami", setelah mengatakan itu, Dominic sedikit mendorong tubuh Luna agar terlilit Mistletoe juga, seperti Theo.

Gadis itu terlonjak sedikit, merasa kaget.

"Maafkan kami Luna, tapi hanya kau yang bisa membantu Theo sekarang", teriak Fred sambil berlalu pergi bersama Dominic.

Tubuh Luna merapat pada tubuh Theo, gadis itu jelas terlihat gugup, dan Theo tau itu karena apa yang harus mereka lakukan setelah ini agar terlepas dari lilitan sialan Mistletoe.

Tapi Luna berusaha tersenyum, "Berhentilah tersenyum seperti itu, kau membuatku gila", ujar pemuda itu tak melepaskan pandangan dari wajah cantik perempuan didepannya.

Luna terkesiap lalu tersenyum lagi, "Senyumanku tak membuat orang gila, Theo, orang akan senang melihat senyumanku".

"Iya, saking senangnya sampai membuatku gila", bisiknya tepat ditelinga Luna.

Jantung Luna berdetak dengan kencang tak kala ia merasakan hembusan nafas hangat berada diwajahnya, gadis itu berusaha mempertahankan ekspresi nya, tapi saat ia menatap manik coklat milik pemuda dihadapannya, ia tak bisa. Luna menggigit bibir bawahnya untuk kesekian kali, dan Theo menjilat bibirnya saat melihat itu.

"Haruskah kita melakukannya sekarang", ucap Theo berbisik, karena lama kelamaan jeratan pada tubuh mereka makin mengerat, dan itu membuat tubuh Theo sedikit menengang saat merasakan hangatnya tubuh Luna.

Luna mengangguk dengan gugup, "Kita harus melalukannya".

Theo perlahan mendekatkan wajahnya pada Luna, pemuda itu meneliti wajah gadis di depannya tanpa berkedip, sangat cantik, pikirnya.

Luna terkejut saat merasakan bibir Theo berada di bibirnya. Perlahan tapi pasti Theo menggerakkan bibirnya dengan lembut, menekan pelan benda kenyal itu, lalu menghisapnya dan melumatnya.

Kepala Luna sedikit pusing merasakan ciuman memabukkan itu, ia memejamkan matanya, berusaha keras membalas ciuman Theo, tapi ia tidak bisa, ini pertama kali nya.

Lumatan itu berhenti, Theo menatap wajah Luna, ia paham bahwa ini pertama kalinya untuk gadis itu dan Theo tak mau menyakitinya.

"Pejamkan matamu Luna", percayalah ini kali pertama Theo menyebut nama Luna dengan benar.

Pemuda itu mencium gadis itu lagi, kali ini sedikit menuntut, ia mengigit bibir Luna, dan saat gadis itu membuka mulutnya, ia melesatkan lidahnya kedalam rongga mulut Luna. Theo menyesap bibir Luna bagai candu, menghisapnya dengan keras membuat Luna mendesah tanpa diminta.

"Enngghh.. "

"Ini gila, dan manis", batin Theo menjerit.

Bibir Luna terasa sangat lembut dan manis, seperti marshmello dan nafasnya seharum jeruk segar. Sepertinya ini akan menjadi candu baru bagi Theo.

Ciuman itu masih berlanjut dengan sangat panas, Theo menyesap dan mengigit bibir Luna, dan Luna sesekali membalas ciuman itu walau sedikit kaku.

Mereka merasakan sulur sulur Mistletoe telah hilang dari tubuh mereka, tapi Theo masih tak menghentikan aksinya.

Tangannya tak tinggal diam, ia menyentuh wajah Luna dengan lembut dan menarik tubuh gadis itu agar lebih menempel padanya.

Sebenarnya Theo tak ingin melepas ciuman itu, jika bisa ia akan melakukannya seharian asal itu dengan Luna, tapi ia mengerti bahwa gadis itu kehabisan nafasnya, ia menarik wajahnya menjauh.

Nafas mereka memburu saling bersautan, Theo bisa melihat bibir Luna membengkak akibat ulahnya, dan itu terlihat sangat seksi dengan wajah Luna yang sayu.

Luna berusaha mengumpulkan kesadarannya lagi, ia menatap Theo dan tersenyum, "Kita berhasil", ujarnya dengan nada bergetar.

Theo jelas tau bahwa gadis itu masih gugup, ia pun juga. Setelah sekian lama ia hidup didunia, pemuda itu tak pernah merasakan sesenang ini saat mencium gadis. Dan Theo tak percaya rasa aneh yang menjalar di hatinya itu karena gadis aneh yang selalu ia bully dengan teman temannya.

Luna masih menatap mata Theo yang kali ini terlihat sangat bersinar, ia bisa melihat harapan yang menuntut disana dan sebuah kepuasan yang terpancar jelas. Ia tau pemuda itu tak ingin menghentikan ciumannya tadi, tapi Luna tak mau jika harus terjatuh pada lelaki seperti Theo yang tak bisa fokus pada satu perempuan, Luna tak mau jatuh terlalu dalam.

-------

Setelah kejadian itu, Theo berusaha mendekati Luna, tapi gadis itu selalu menjauh, seakan tak pernah terjadi apa apa pada mereka.

Hal itu membuat beberapa penggemarnya merasa marah, dan meradang. Dan membuat murid lainnya bingung tak menyangka seorang Slytherin sejati dan playboy seperti Theo mengejar Luna gadis aneh dari Ravenclaw.

Sikap Theo yang dengan jelas selalu mengejar ngejar Luna itu disaksikan oleh banyak orang, karena itu para penggemar Theo berusaha berbuat jahat pada Luna, seperti sekarang.

"Gadis aneh sepertimu tak pantas untuk Theo kami, kau terlalu kampungan dan murahan, kau jelek", ujar murid perempuan dengan jubah Gryffindor dengan sinis.

Luna hanya tersenyum, "Maaf tapi aku tak mengerti maksut kalian", ucapnya dengan nada lembut.

"Jangan bersikap sok polos, kau gadis murahan telah menggoda Theo kami, kau perempuan sialan", teriak salah satu dari mereka.

Luna menghela nafasnya, lalu berusaha untuk tak menghiraukan mereka, ia berjalan menjauh, tapi lengannya dicekal dan tubuhnya didorong ke dinding.

Luna meringis merasa bahunya sedikit nyeri, "Kau pikir kau bisa lari begitu saja, kita bahkan belum melakukan apapun", ucap mereka sambil menekan bahu Luna dengan telunjuknya.

Luna berdoa agar setidaknya ada yang menolongnya, entah itu teman imajinasi nya atau seseorang yang ia harapkan kedatangannya.

Mereka masih berteriak dengan kata kata kasarnya, dan ingin menampar wajah Luna saat dari arah kiri lorong terlihat dua murid dengan jubah Slytherin tengah berjalan sambil memperhatikan mereka dengan kening berkerut. Tapi harapan Luna seakan sirna saat mereka hanya melewatinya tanpa mau membantunya.

"Kau dengar tidak sih", dan gadis Gryffindor itu menampar wajah Luna. Membuat Luna sedikit kaget dan memegang wajahnya yang terasa nyeri.

"Bagaimana jika kita mengutuknya saja", salah satu dari mereka bersuara.

"Ah itu ide yang bagus"

Luna membulatkan matanya, dan ia berusaha merogoh jubahnya untuk mengambil tongkat saat mendengar suara dingin tajam mengintrupsi gerakan mereka.

"Kau sentuh dia sekali lagi, aku bunuh kalian sekarang juga"

Mereka semua menegang saat melihat siapa yang berbicara. Luna masih menundukkan wajahnya berusaha tak menangis, ia takut, tapi ia berusaha kuat.

Ia bisa melihat sepatu mahal yang mengkilap berhenti tak jauh darinya. Ia jelas tau siapa itu. Tapi gadis itu terlalu takut untuk melihat wajahnya.

Luna tak pernah merasa seperti ini sebelumnya, ia selalu menyembunyikan perasaannya dengan baik selama ini. Selalu tersenyum dan tertawa saat ada yang bersikap jahat padanya, tapi kali ini berbeda, hanya karena pemuda Slytherin itu.

"Pergi dari sini atau mati", suara itu terdengat makin dingin dan tajam.

Beberapa murid Gryffindor itu akhirnya pergi.

Luna masih menunduk, "Apa yang kau lakukan disini", ujarnya dengan nada bergetar.

Theo menghela nafasnya, ia merasa sakit saat melihat kulit putih Luna memerah yang ia yakini bekas tamparan dari murid Gryffindor tadi.

Pemuda itu mendekat dan menarik tubuh mungil gadis dihadapannya pada pelukan hangat.

Dan akhirnya pertahanan Luna runtuh, gadis itu menangis sesegukan walau ia berusaha menahannya.

Ia menangis dan membalas pelukan Theo seperti mengadu. Menenggelamkan wajahnya di dada bidang milik Theo. Perasaan ini sangat asing dan Luna tak yakin apa itu, karena dia tak pernah merasakannya.

Theo merasakan sesak didadanya saat melihat Luna menangis, ia memeluk Luna lebih erat dan mengusap punggung nya lembut, berusaha menenangkan.

Pemuda itu mencium kening Luna, "Jangan menangis, hm, kau bersamaku sekarang, jadi jangan cemas karena aku akan melindungimu, aku akan berada di sisimu"

Terdengar suara lari dari sisi kanan mereka, terlihat disana Dominic berhenti dengan wajah pucatnya dan nafas yang menderu, "Apa yang terjadi", ia bertanya dan menghampiri mereka.

Dominic bisa melihat air mata diwajah Luna, dan ia terkejut.

"Apa yang terjadi", tanyanya sekali lagi.

Dominic berjalan menghampiri Luna dengan wajah khawatir nya.

"Aku tidak apa apa Dom", jawab Luna cepat.

"Kau tidak sedang baik baik saja, jadi jangan sembunyikan lagi perasaanmu dan katakan padaku"

Luna berpikir sejenak, "Aku baik baik saja, sungguh"

Dominic akhirnya menyerah dan menghela nafasnya.

-------

Theo dan Dominic telah menjelaskan pada Luna kejadian yang sesungguhnya, jika Dominic adalah anak mereka dimasa depan.

Dan reaksi Luna sangat jauh dari ekspetasi mereka, mereka pikir gadis itu akan terkejut tapi nyatanya ia hanya tersenyum lebar.

"Aku sudah tau itu".

Kini Theo dan Dominic yang terkejut, "Bagaimana bisa".

"Aku diberitahu oleh Blaise beberapa hari yang lalu", jawab gadis itu singkat masih tersenyum.

Theo menggeram mendengarnya, "Sialan kau Blaise".

"Jadi bagaimana sekarang", tanya Dominic sambil menatap Theo dan Luna bergantian.

"Apanya", tanya balik Theo. Dominic menepuk dahinya pelan, "huft, hubungan kalian bagaimana sekarang, aku harap kalian segera berkencan", ujar Dominic

Theo gelagapan, ia gugup, pemuda Slytherin itu pasti akan diejek lagi oleh sahabatnya jika melihat sikap bodohnya sekarang, "Tentu saja kita akan memulainya, Dom"

Luna sedikit membelalak saat mendengarnya.

Sedangkan Theo saat ini menghadap Luna sepenuhnya dan mengenggam tangannya lembut.

"Luna Lovegood, kau tau aku lelaki terburuk disekolah, aku sering membully mu, aku sering menyakitimu dengan perkataanku, tapi aku berharap kau bisa memaafkanku dan menerimaku, ah sialan, aku tak pernah seperti ini sebelumnya, kau tau sendiri aku sering bermain main dengan banyak perempuan untuk sekedar tidur dengannya, tapi kali ini aku serius, aku ingin memilikimu, aku ingin kau yakin bahwa aku akan bertahan bersamamu sampai akhir, aku menyukaimu, terdengar gila memang, dulu aku selalu menghempaskan pikiran itu dari kepalaku karena tidak mungkin Slytherin sepertiku menyukai gadis aneh dari Ravenclaw sepertimu, tapi aku benar benar menyukaimu, sangat menyukaimu hingga membuatku gila, jadi, sekarang maukah kau menjadi kekasihku", ucapnya panjang lebar dengan pandangan berharap.

Luna tersenyum lebar dan mengangguk, ia merasa sangat bahagia sekarang, ia juga menyukai Theo tapi selalu tak yakin perasaan apa yang selalu mengganjal itu.

Theo tertawa bahagia dan memeluk Luna dengan erat, menenggelamkan wajahnya pada ceruk leher kekasihnya.

"Tapi aku takut dengan penggemar mu"

"Aku akan membunuh mereka jika berani menyakitimu"

Dominic tertawa dan bergabung untuk memeluk mereka berdua. Theo membalas pelukan pemuda itu, kini tubuh Luna berada di tengah, diantara Theo dan Dominic yang memeluknya dengan erat sambil tersenyum hangat.

-------

End.

••ayo dong ramein, kalo rame aku bakal buat work sendiri khusus Theo Luna.

••setelah couple Theo Luna, aku bakal buat Ron Pansy.

*jangan lupa vomment ya guys. Have a nice day.

Continue Reading

You'll Also Like

111K 13.7K 27
"Lucius Malfoy. Dengan semua tindak kejahatan yang kau lakukan, berdasarkan keputusan persidangan Wizengamot akan menjalankan hukuman mati. " "Narcis...
4.4K 371 11
Ashlyne, seorang sekretaris dari seorang CEO perusahaan besar, Ryu Sio. Awalnya ia bekerja sebagai mata-mata untuk menyelidiki perusahaan itu, namun...
220K 13.5K 22
Aku diperkosa, lalu di buang keluargaku sendiri. Menyedihkan bukan? Aku hamil, dan tidak ada satupun yang menolongku. Aku gila, Karena mereka. Biark...
RAGA By sherly putri

Teen Fiction

37.8K 3.6K 12
Aila tau, bahwa seharusnya dia waspada terhadap Raga setelah laki-laki itu membual bahwa dia ingin menciumnya didepan guru dihari pertama mereka berk...