[3] KIMcheees 3x✓

By Arrastory

162K 31.6K 6.5K

[KIMcheees Series] [3] Rumah tak lagi terasa ramai Justru kini teras sepi Tak ada Karaoke ala Hanbin, Bobby T... More

Prolog
Menguatkan Ingatan
Keluarga Kecil Si Sulung
Party
Kakek & Tiga Cucunya
Cerita Cinta Anak Perempuan Satu-satunya
Si Bungsu Dan Para Teman Perempuannya
Kisah Mantan CEO Lambe
Keluarga Lain Haruto
Ruru
Panti Asuhan
Cucu Pertama dan Anak Terandom
Cerita Cinta Si Bungsu
Kapan Nikah?
HMM
Hari Lahir Si Anak Sulung
TV Baru
Golongan Manusia Bucin
Sidang Dadakan
dr. Kim Hanbin
Keluarga Hayi
Harapan yang Terkubur
Sweet Seventeen
Curhat Dooong
Buka Puasa
"Apa pendapat kamu tentang orang yang masih tinggal sama mertua?"
GIMANA CARA NGOMONGNYA?!
Dha's Clothing
Haruto Pernah Merasakannya
Malam Sebelum Lebaran
Lebaran Lagi Kitaaa
Tragedi Lamaran Jilid II
Princess-nya Heechul Cees
Demi Halal
The Ipar's
"... tau gak kenapa Dahyun gak cantik?"
Gabutnya Tuan Muda
Sehari Bersama Sultan
Anak Baru
Kim Donghyuk, S.H
SIRAM SAJA SUDAH!
ALHAMDULILLAH SAAAH!
Target Ngidam Baru
Duta LDR
Impersonate ala Heechul cees
Kado Antimainstream
Cemburu Ala Mereka
Huru Hara Ibu Hamil
Calon Anggota Tetap?
Pasukan Bunda
HBD y
Duo Bungsu
Duta Pariwisata
Jadi Pengasuh
Jagoan Lagi
Hayi kapan?
Nama Anak
Rumah Yang Sepi
Si Bungsu
Bukan Satu-satunya
Circle Yang Sulit Ditembus
Harta, Tahta, Rangers Bungsu Bunda
"Bapak Lo Ulang Tahun"
7iKAN is Back
Tempat Ngungsi
Calon Penduduk Sementara Graper 2
Hayi dan Segala Tingkahnya
Little Lambe
Korban Ngidam
Nikah?
Makan-makan
Nggak Jadi Pindah😫
Princess Satu-Satunya
Takut Nikah
Insecure
Nyerah?
CINCIN
Panitai Acara
Datang Lebih Awal
Si Bayi Ajaib
Ritual Penyambutan Kim Hajoon
Pesta Bujang
Akhirnya Nikah Juga

Untuk Si Anak Ketiga

3.8K 607 111
By Arrastory

"Bun sebenernya ini acara ulang tahun A Mbin atau sunatan A Mbin sih?" tanya Haruto yang baru saja pulang dan mencomot gorengan yang ada di meja ruang keluarga.

"Kamu bukannya mandi dulu! asal ambil gorengan aja!" omel bunda saat melihat putra bungsunya kini sedang asik duduk di sofa sembari memakan gorengan. Jangan lupakan sepatu, tas, dasi dan seragam sekolah yang berserakan di ruang keluarga.

"Bentar Bun... Uto capek," kata Haruto yang kini sedang memainkan ponsel menggunakan tangan kirinya.

"Capek apaan kali lo," komentar Dahyun yang kebetulan lewat dengan tangan membawa hasil masakan di dapur, "disekolah cuma belajar, berangkat sama pulang bawa mobil."

"Teh... nyetir juga butuh energi buat nginjek gasnya," bela Haruto, "belajar membutuhkan effort untuk berpikir--"

"Emang effort apaan?" sela Dahyun memotong perkataan adiknya.

"Sejenis obat pinter?" kata Haruto balik bertanya, "atau temennya kenalpot?"

Untung saja Dahyun sedang tidak memegang senjata tajam, atau beda tumpul yang sangat cocok untuk membuat Haruto gegar otak ringan.

Sore ini suasana rumah cukup ramai, setidaknya tak sesepi hari-hari biasa yang hanya ada Bunda sendiri. Hari ini Dahyun izin bekerja, Hayi dan Sang Mama juga diundang oleh Bunda untuk datang, tetapi mereka belum tiba.

Spesial hari ulang tahun Hanbin, bunda membuat acara makan-makan dengan mengundang beberapa teman Hanbin. Dan semua itu tentu saja dilakukan tanpa sepengetahuan dari manusia yang sedang bertambah usia itu.

"Bun, emang A Mbinnya bakalan pulang cepet?" tanya Donghyuk yang terlihat baru tiba bersama Sang Kekasih, "biasanya kan pulang malem."

"Kamu dateng tuh salam dulu, ini langsung nyerocos aja..." komentar Bunda saat putra keempatnya itu sedang mencium tangannya.

Donghyuk hanya menyengir saja, "Ya kan jaga-jaga Bun, takut aja A Mbin pulangnya malah kaya hari-hari biasa."

"Bagus itu," saut Haruto yang masih asik memakan gorengan, "bisa sekalian sholat tahajjud berjamaah."

"Ya anying, nanti tragedi Mas Jinan beberapa tahun lalu," saut Dahyun dan disusul gelak tawa Donghyuk saat mengingat kejadian itu.

"Emang kenapa?" tanya Haruto bingung, tak tahu apa-apa.

"Lo belum lahir," jawab Dahyun asal, "jadi ga akan tau."

Kasian Haruto, mentang-mentang muncul belakangan jadi ketinggalan berita. Padahal sebenarnya waktu itu Haruto udah lahir, cuma belum muncul aja ke keluarga ini.

"Selamat Soreee... Jihan Dihan muncuuuul neeeeh..." suara berat Bobby membuat para manusia yang ada di ruang keluarga langsung menoleh dan dengan antusias menghampiri Bobby.

Bukan, mereka antusias bukan kepada Bobby. Melainkan kepada bayi perempuan dengan pipi bulat yang ada di gendongan Bobby.

"Jiaaaaan..." panggil Dahyun heboh, "itu pipi kenapa makin gede siiiih."

"Bibibin..."

"Mang Mbin belom dateng," kata Donghyuk yang berusaha untuk mengambil alih Jihan, "emang bener-bener ya ini anggota tetap Hanbin Empire."

"UTOOOOOOO!"

"Ini lagi, masuk-masuk langsung Uto..." komentar Bunda saat Jisung, cucu pertamanya muncul dengan tangan membawa tote bag besar yang dapat dipastikan bahwa itu adalah kado.

"Utooo! Hipibisdey!" kata Jisung memberikan tote bag tersebut kepada Haruto yang tentu saja dengan heboh menerima tote bag tersebut.

"Alhamdulillah... ulang tahun aku dua kaliii," kata Haruto heboh, "kado yang sudah diberikan, tidak dapat dikembalikan."

Haruto tuh ya emang, udah jadi anak SMA tapi masih tetep ga ada akhlak.

"Jiiiiaaaaaan!" panggil Jisung yang kini sudah melompat-lompat untuk menggapai kaki Jihan yang berada di gendongan Donghyuk.

Berbeda dengan para manusia tak ada akhlak yang kini sudah asik bercanda di ruang keluarga. Sana, Jisoo, Ahra, Dahyun dan Bunda sudah kembali ke dapur untuk menyiapkan beberapa hidangan penutup.

"Bun, Si Hayi mending suruh jemput Hanbin aja..." saran Jisoo, "aku curiga itu anak Bunda kalo ga dijemput bisa pulang tengah malem keasikan di rumah sakit."

"Nah iya Bun," saut Dahyun setuju, "Teh Hayi suruh jemput A Mbin atau apa gitu, pokoknya biar A Mbin berada di jalan yang benar."

"Iya sih... Si Hanbin udah kelamaan sesat," gumam Bunda yang kini sudah mengambil ponselnya untuk menelpon Hayi, anggota Rangers di the ipar's.

Sana dan Jisoo, sebagai makhluk receh, tentu saja langsung tertawa saat mendengar celetukan asal Sang Mertua. Berbeda dengan Ahra yang hanya terkekeh saja.

"Halo Yi..." kata Bunda saat panggilan suaranya dijawab oleh Hayi, dan skenario dadakan untuk ulang tahun mantan CEO lambe pun dimulai.

💃

Sesuai dengan arahan dari ketua Power Rangers, Hayi langsung pergi ke rumah sakit untuk mendatangi Hanbin. Sebenarnya ini yang kedua kalinya Hayi datang, karena mengikuti perintah Bunda dari kekasihnya itu.

Skenario yang bunda buat adalah Hayi datang ke rumah sakit dengan alasan meminjam mobil Hanbin, lalu setelah itu mengantarkan Sang Mamah ke Graha Permai. Dan saat jam pulang Hanbin, Hayi kembali menjemput Hanbin.

Jadi... disinilah Hayi sekarang, menunggu Hanbin selesai berjaga. Seharusnya sih sudah beres dari tadi, tetapi Hanbin belum juga tiba. Padahal orang-orang di rumah sudah siap dan tinggal menunggu Hanbin.

"DOR!" Hayi langsung terlonjak kaget saat tiba-tiba saja Hanbin mengejutkannya setelah membuka pintu mobil bagian kemudi, dimana Hayi berada, "Hehehe-AAAA sakit Yaang." Tawa Hanbin tentu saja langsung berubah saat rambutnya ditarik oleh Hayi.

"Kamu mau bikin aku jantungan?!" sewot Hayi, sedangkan Hanbin hanya menyengir saja, "masuk cepet! aku yang nyetir."

"Gak ah, aku aja--"

"Masuk!" Hanbin langsung memanyunkan bibir bahwahnya saat dimarahi oleh Hayi, tetapi bukan Hanbin namanya jika tidak mencuri kesempatan. Pria yang sedang berulang tahun itu dengan cepat mencuri sebuah kecupan singkat di pipi Hayi. Dan setelah itu ia langsung kabur, berputar menuju pintu penumpang di samping kemudi.

"Pasti mau ngasih surprise buat aku," kata Hanbin penuh percaya diri, seperti biasanya.

"Udah tua," komentar Hayi, "berhenti ngarep kaya bocah."

Hanbin kembali memanyunkan bibirnya saat mendengar perkataan pedas Hayi, tetapi ia tak merasa sakit hati atau apapun itu. Sudah biasa.

"Tadi Mamah emang pergi kemana?" tanya Hanbin, mengingat Hayi tiba-tiba saja meminjam mobilnya.

"Beli barang," jawab Hayi asal, "terus dianterin ke rumah temennya."

"Beli apaan?"

Hayi diam sejenak, kebohongan apalagi yang harus ia keluarkan. Memang benar, memulai sesuatu dengan kebohongan akan membuat kebohongan lainnya muncul.

"Beli... lemari!" jawab Hayi tak tahu mengapa menyebut lemari, "buat koleksi topinya."

Hanbin hanya mengangguk saja, dengan mudah ia percaya akan apa yang kekasihnya katakan.

"Yang, beli makan dulu dong..." pinta Hanbin, "aku belum makan dari siang."

"Nanti aja," jawab Hayi, "biasanya juga ga makan seharian."

"Kamu mah, aku ga makan ngomel. Aku mau makan bilang nanti..." balas Hanbin yang kini sedang mencari camilan yang semoga saja tersisa di dalam mobilnya.

Hanbin yang sudah menemukan pringles di jok belakang, kini dengan tenang memakan ciki kentang dengan wadah berwarna hijau. "Kan bener kan ke rumah," kata Hanbin saat menyadari bahwa Hayi mengemudikan mobilnya menuju Graha Permai, "pasti di rumah udah pada kumpul."

"Bunda suruh kamu pulang cepet, soalnya kamu mecahin guci di lantai dua."

"Dih, apaan? Si Uto!" balas Hanbin tak terima, "aku anaknya pendiem. Uto tuh joget-joget ga jelas di ruang tv lantai dua."

Hayi hanya mengedikkan bahunya saja, lagi pula guci rumah keluarga Hanbin sepertinya masih aman. Hanbinnya saja yang gampang dialihkan emosinya.

Range rover yang Hayi kemudikan kini sudah memasuki gerbang Graha Permai dengan mudah tanpa adanya pemeriksaan berlebih, lalu kembali melaju menuju blok C, dimana rumah keluarga Hanbin berada.

"Kan... kan... kan..." kata Hanbin saat mobilnya kini sudah terparkir di depan rumah, "Mobil Mas Jinan, Bang Ibob, buset ini mobil banyak banget."

"Masuk, Bin..." panggil Hayi yang sudah memasuki area depan rumah Hanbin.

"Yang... di dalem rame banget..." bisik Hanbin saat berada di dekat Hayi, "jangan-jangan kita mau dinikahin?"

Hayi tentu saja langsung mendelik, dan setelah itu menoyor kepala Hanbin, "Bacot banget jadi manusia!" sewot Hayi, sedangkan Hanbin yang merasa puas karena berhasil menggoda Hayi, kini sudah berlari lebih dulu menuju ruang tamu.

Hanbin diam sejenak, ia sadar bahwa ruang tamu lampunya dimatikan. Lelaki dengan tingkat kepercayaan diri penuh itu sudah yakin bahwa ia pasti akan dikejutkan. Dan kini dengan sengaja berdiri tepat di depan pintu tanpa ada niatan untuk membukanya. Sedangkan Hayi dengan malas berdiri di belakang Hanbin.

Suara grasak grusuk dari balik pintu di dalam terdengar jelas oleh Hanbin, dan itu tentu saja membuat Hanbin semakin semangat untuk mengerjai orang-orang di dalam rumah.

"HANBIN ANJEEENG! CEPETAN GUE PEGEL INI!" teriak Mino kesal, sahabat Hanbin yang sudah yakin bahwa Hanbin sedang mengerjai orang-orang di dalam.

Tawa Hanbin tentu saja pecah saat mendengar protes Mino, "Nungguin yaa?" canda Hanbin dengan nada-nada ala remix koplo di tik tok.

Plok!

"Eum mamam..." komentar Haruto saat kue tart di tangan bunda kini sudah mendarat estetik di wajah Hanbin saat ia membuka pintu.

Tenang, itu bukan kue ulang tahun yang sebenarnya.

"Makin tua, jangan bikin orang makin emosi sama kamu ya, Nak..." canda Ayah yang sudah puas ketika melihat wajah putranya berlumuran krim kocok.

💃

"Banyak tingkah sih lo!" komentar Jennie yang tentu saja menjadi manusia paling puas saat melihat sepupunya berlumuran krim, "tambah tua bukannya perbanyak pahala, malah bikin dosa."

"Bacot Jen... sono lu!" usir Hanbin yang kini sedang membersihkan wajahnya dari lumuran krim.

"Nih A, kata Bunda ganti baju..." kali ini Haruto yang menghampiri Hanbin dengan tangan membawa kaos untuk Hanbin, "di dalem kamar mandi tulul!" Haruto dengan kesal mengumpat saat melihat Sang Aa akan membuka kemejanya di halaman belakang yang sedang ramai.

"Oh iya..." jawab Hanbin menyengir dan setelah itu beranjak menuju kamar mandi.

Dan saat Hanbin masuk ke dalam kamar mandi, Bobby dengan iseng mengunci adiknya dari luar, lalu di susul oleh Jungkook yang mematikan lampu kamar mandi tersebut.

"WOOOY! ANJIR! COOOY! GELAAAP!" Teriakan, umpatan, dan apapun itu Hanbin keluarkan dengan heboh. Sedangkan orang-orang diluar sudah bersiap dengan kue ulang tahun berbentuk upin-ipin memakai snelli kini sudah berada di tangan Hayi yang berdiri paling depan.

Belum puas mengerjai Hanbin, Jaewon bahkan dengan iseng menyetel suara kuntilanak hingga membuat Hanbin berteriak semakin heboh dan histeris. Untung saja para anak kecil dan bayi sudah diamankan di lantai dua.

"Satu... Dua... Tiga!"

Bobby membuka pintu kamar mandi, berbarengan dengan Jungkook yang menyalakan lampu, sedangkan yang lain berteriak selamat ulang tahun untuk Hanbin.

"HAPPY BIRTHDAY A MBIIIN!"

"MBIN SELAMAT MENDEKATI AJAL YE!"

"GAK NYANGKA GUE KALO LO PANJANG UMUR!"

"TIUP DULU A LILINNYA!"

"MAKE A WISH DULU ATUH!"

Hanbin yang masih shock hanya bisa menatap penuh dendam kepada para manusia di depan matanya. Tetapi tak lama setelah itu senyuman terbit di bibirnya. Ia bersyukur, karena masih dikelilingi orang-orang yang luar bisa ga ada akhlak di hidupnya ini. Dan setelah itu ia meniup lilinnya, setelah merapalkan harapan di dalam hati.

Untuk Kim Hanbin si anak ketiga keluarga Kim. Manusia bobrok yang sedang berusaha mengejar mimpinya. Tetaplah menjadi seperti ini, yang selalu menebar tawa walau diiringi umpatan, tetaplah menjadi pekerja keras walaupun tak terlihat, tetaplah menjadi seseorang yang mampu memimpin dengan baik, dan berusahalah memimpin dirimu dengan baik pula.

Mantan CEO Lambe, ayo berjuang! Kami menunggu kesuksesanmu.

Tbc

Udah lah.
Emang ga bakat mancing akutuh.

Continue Reading

You'll Also Like

168K 21K 49
[End] Highest Ranking : #1 - Bunga #1- Chittaphonleechaiyapornkul #1- Friend #2- Chittaphon #2- Tennct #11- Fangirl Mengisahkan Valerie yang menjalan...
1.4M 81.3K 31
Penasaran? Baca aja. No angst angst. Author nya gasuka nangis jadi gak bakal ada angst nya. BXB homo m-preg non baku Yaoi 🔞🔞 Homophobic? Nagajusey...
239K 35.9K 65
Jennie Ruby Jane, dia memutuskan untuk mengadopsi seorang anak di usia nya yang baru genap berumur 24 tahun dan sang anak yang masih berumur 10 bulan...
101K 18K 187
Jimin membutuhkan biaya untuk operasi transplantasi ginjal sang bunda namun dia bingung mencari uang kemana dalam waktu kurung 2 bulan. Sementara CEO...