Beloved Bodyguard [ END ]

By LordJoongie84

151K 18.3K 6.1K

Chanyeol atau pria bermarga Park adalah Guard khusus yang dipekerjakan untuk menjaga putri seorang duta besar... More

Part 01
Part 02
Part 03
Part 04
Part 05
Part 06
Part 07
Part 08
Part 09
Part 10
Guard
Part 12
End Part
Po Beloved Bodyguard

Part 11

10.1K 1.3K 347
By LordJoongie84

^_^ Happy Reading ^_^

.

.

.

"Bagaimana hubunganmu dengan Hyu Jin? Aku dengar, sejak hari kau memutuskan pergi darinya, dia tak lagi mau bertemu denganmu."

Chanyeol tertunduk sambil menendang tanah yang dipijaknya.

"Aku yang salah. Kalau dia melakukan itu, aku rasa itu hal yang wajar."

"Hhhh... Kau melakukan hal yang benar kawan. Kalau pun nanti kalian menikah, aku yakin bukan bahagia yang seperti itu yang kau inginkan."

Chanyeol membuang nafasnya kasar. Dia menatap ke depan, pada bangunan sekolah dasar yang cukup luas itu.

Setelah melayat tadi, Baekhyun minta di antar ke sekolah Jaehyun. Ada pertemuan wali murid. Sebenarnya dia di ajak masuk oleh Baekhyun, tapi dia menolak. Setelah mengantar Baekhyun sampai di depan kelas Jaehyun, dia kembali keluar dan menemui Jongdae. Baekhyun sendiri di jaga oleh Seojong dan satu pengawal lainnya.

"Aku penasaran, dengan semua yang kau miliki, prestasi akademis dan juga yang lainnya, seharusnya mudah bagimu memilih perusahaan mana yang akan menjadi tempatmu berkarir. Tapi, kenapa kau memilih menjadi seorang pengawal?" Jongdae menatap Chanyeol.

"Ada budi yang harus ku balas pada keluarga Byun."

Jongdae menatap kaget Chanyeol. Pria itu hanya membuang nafas perlahan, lalu kembali melempar pandangannya ke tempat yang jauh.

"Membalas budi? Haruskah dengan menjadi salah satu pengawal di keluarga ini?"

"Euhm. Karena aku pernah berjanji pada Tuan dan Nyonya besar, aku akan menjaga putri mereka."

Jongdae tampak semakin tak mengerti.

"Kau tidak akan paham. Cerita ini, ingin ku simpan sendiri."

"Aaaaahh. Lalu, bagaimana hubunganmu dengan Baekhyun agashi. Ck! Lain kali kalau mau ciuman, jangan di tempat-tempat yang memungkinkan orang lain untuk melihatnya."

"Maksudmu?"

"Jaehyun menggerutu beberapa hari lalu, katanya kenapa kau memakan bibir nunnanya? Hhhh... Apa yang bisa kujelaskan. Tidak ada, aku hanya bisa mengumpat dalam hati, sialan."

Chanyeol hanya tersenyum kecil untuk menutupi malunya.

"Sudah sejauh apa hubunganmu dan dia?"

"Belum jauh, kami baru memulai." sahut Chanyeol.

"Nikahi dia secepatnya."

"Apa maksudmu?"

"Kau tak berniat menikah dengannya?"

"Bukan tak berniat, hanya saja, membicarakan hal itu untuk saat ini, rasanya masih riskan. Kami baru memulai hubungan, untuk yang...."

"Kau tak yakin dengan perasaanmu padanya?" Jongdae memotong ucapan Chanyeol.

"Bukan tak yakin. Bahkan hubungan kami, belum genap satu bulan."

"Bagi kami yang tinggal seatap dengan kalian, hubungan kalian sudah bertahun-tahun terjadi. Kau tak lihat mata cemburu Soobin dan Seohyun agashi, setiap kali melihat perlakuanmu padanya. Kau tak tahu, betapa hampir semua yang ada di mansion yakin kalau yang kalian rasakan, bukan hanya sebuah perasaan ingin melindungi dan dilindungi. Kau sangat berbeda memperlakukan Baekhyun agashi. Kau bisa meluapkan marahmu, kesalmu dan juga bahgiamu, didepannya. Kau tidak sadar itu?"

Chanyeol hanya diam saja. Jongdae tertawa kecil.

"Hhhh... Pantas saja Hyu Jin sangat membencimu. Dia yang menemanimu dari kecil, tapi kau tak pernah menunjukkan ekspresi apa-apa didepannya. Sedangkan untuk hal-hal kecil tentang Baekhyun agashi, kau mudah mengekspresikan perasaanmu. Kau tahu, meski kau mungkin tak pernah ikut tersenyum atau tertawa bersamanya, tapi aku bisa melihat binar kebahagiaan setiap kali Baekhyun agashi menceritakan hal yang menyenangkan tentangnya."

"Menjalani hubungan dengannya, aku masih kurang percaya diri Jongdae-ah. Dia punya segalanya, semua yang diimpikan orang lain, sedangkan aku..."

"Chanyeol-ah! Saat Tuan besar sering memanggilmu dan banyak bertukar pikiran denganmu, dulu waktu beliau masih sering pulang, jujur saja, aku iri. Kenapa kau? Kenapa semua harus kau? Tapi, makin kesini aku semakin percaya, perasaan orang tua tak pernah salah kalau itu untuk anaknya. Aku sering mendengar beliau bilang padamu, menitipkan Baekhyun agashi padamu. Aku pikir itu hanya ucapan ringan tapi sekarang aku sadar, ucapan itu bukan hanya ucapan ringan. Dari ucapan itu, terselip satu doa kalau hanya kau yang beliau percaya untuk menjaga Nona muda. Hhhhh... Kau punya semuanya, itu yang harus kau yakini. Kau mungkin berpikir kalau dirimu hanya seorang guard biasa. Tapi, peracayalah padaku Chanyeol-ah, dari semua Guard yang dimiliki Tuan besar, kau satu-satunya orang yang membuat Guard lain iri. Kau cakap di hampir semua kondisi. Kau tahu apa yang harus kau lakukan. Kau juga pandai. Menikahlah dengannya. Kalau rasa cinta yang kau rasakan belum begitu besar untuknya, lakukan itu untuk Tuan besar yang sudah mempercayakan dia padamu. Kalau kau tidak mau, kau harus bersiap melihatnya berjalan di altar untuk pria lain."

Chanyeol hanya diam. Memikirkan apa yang dikatakan Jongdae.

"Jangan sampai pria lain yang membuatnya nyaman dan tersenyum lebih lebar." bisik Jongdae.

Sementara itu, di ruang kelas Jaehyun.

Salah satu murid di kelas itu, masuk ke dalam ruang kelas sambil menangis keras. Histeris, yang tentu saja membuat panik orang tuanya.

"Kenapa kau menangis?" tanya ibu dari bocah itu.

"Jaehyunie memukulku." adu bocah itu.

Jaehyun masuk dengan kepala tertunduk, Baekhyun langsung mendekatinya.

"Kenapa kau memukul temanmu?" tanya Baekhyun dengan suara lembut.

"Hah! Sudah! Jangan menangis!" si ibu langsung berdiri dan menatap Baekhyun serta Jaehyun tajam.

"Makanya dia tumbuh menjadi kurang sopan santun. Dia tumbuh di panti asuhan awalnya, sekarang saja dia menjadi bagian dari keluarga kaya. Dengar! Kau seharusnya tidak menerima berkat semacam itu. Berada di tengah keluarga, bukan lah ide yang baik. Hei! Nona, sebaiknya, kembali 'kan dia ke tempatnya."

Baekhyun berbalik menatap wanita itu. "Kenapa anda repot mengatur saya? Anda bahkan tak mengeluarkan sepeser uang pun untuknya, kenapa seakan-akan anda keluar banyak uang? Seperti anak anda yang berharga untuk anda, dia juga berharga untuk orang tuanya dan untuk saya. Dan... Dia tak pernah meminta pada Tuhan untuk tumbuh tanpa orang tuanya. Jaehyunie! Jangan menunduk kalau kau tidak bersalah!"

Jaehyun mendongak.

"Katakan, kenapa kau memukul dia?"

"Dia mengatakan aku tak pantas menjadi keluarga nunna. Dia juga mendorongku lebih dulu, dia juga memukulku lebih dulu."

"Anda dengar? Anak kecil tak akan bohong bukan. Jangan meminta saya mengajarinya sopan santun, kalau anda sendiri saja tak tahu mengajari anak anda sopan santun."

Baekhyun mengangkat Jaehyun dan menggendongnya.

"Untuk lukanya, saya akan menuntut anda dan sekolah ini, lakukan hal yang sama kalau anda merasa ini tak adil."

Baekhyun keluar dari ruangan itu.

"Biar saya yang menggendong Jaehyunie." pinta Seojong.

Baekhyun menggeleng. Dia berjalan pelan sambil menepuk punggung Jaehyun.

"Nunna pasti kecewa padaku."

"Ani. Aku akan semakin kecewa kalau kau tak bisa melindungi dirimu sendiri. Jaehyunie! Jangan berkecil hati hanya karena kau tak lahir dari rahim yang sama denganku. Kau adalah adikku. Selamanya begitu, euhm. Kau anak appa dan eomma."

Jaehyun menatap Baekhyun. Lalu dia cium pipi gadis cantik itu.

"Aku menyayangi nunna."

"Nado maknae."

Dari jauh, Chanyeol dan Jongdae terlihat berlari menghampiri Baekhyun.

"Ada apa?" tanya Chanyeol sembari mengambil Jaehyun dari gendongan Baekhyun.

"Dia memukul temannya karena merasa di hina."

Chanyeol melirik Jaehyun, lalu menatap Baekhyun.

"Lalu?"

"Aku membalas mereka juga."

"Maksud anda?"

"Tidak ada yang boleh menghina keluarga Byun."

"Agashi!"

"Tenang saja. Aku melakukannya dengan baik. Tanya saja pada Seojong-ssi."

Chanyeol menatap Seojong, meminta kejelasan.

Lalu, Seojong menjelaskan duduk permasalahannya.

Chanyeol menatap Baekhyun.

"Dia memintaku mengajari Jaehyun sopan santun, dia sendiri tak bisa mengajari anaknya bicara baik pada orang lain." gerutu Baekhyun sembari berjalan menuju tempat parkir.

Chanyeol hanya menatap Baekhyun sebelum mengikuti langkah gadis itu.

"Tuan Park! Bagaimana kalau kita jalan-jalan ke pusat perbelanjaan. Aku rasa, kita perlu menghibur Jaehyunie."

"Nde." sahut Chanyeol.

"Gomawo Tuan Park." seru Baekhyun girang. Dia langsung membuka pintu mobil dan masuk. Di susul Jaehyun kemudian.

                               -oo0oo-

Sekitar tiga puluh menit kemudian, mereka sampai di sebuah pusat perbelanjaan.

Baekhyun turun dari mobil sambil menggandeng Jaehyun. Mereka berjalan masuk ke dalam pusat perbelanjaan diikuti pengawal termasuk Chanyeol dan Jongdae serta beberapa orang lainnya.

Baekhyun membawa Jaehyun ke sebuah toko mainan, lalu berpindah ke toko buku dan kemudian berakhir di arena bermain.

Gadis itu, menatap Jaehyun yang sedang bermain dengan beberapa anak. Bocah itu tampak bahagia dan sepertinya sudah mulai melupakan kejadian yang baru saja menimpanya.

Pada saat Baekhyun sedang menatap ke sekeliling tempat itu, tiba-tiba saja....

"Baekhyunie!" pekik seseorang yang membuat Baekhyun menoleh.

Di seberang tempatnya saat ini, ada seseorang yang melambaikan tangan padanya. Baekhyun tersenyum dan membalas lambaian tangan itu.

Gadis itu berdiri dari duduknya saat temannya berlari menghampirinya.

"Ternyata benar kau. Ae Ra bilang, kau tak mungkin ada di tempat seperti ini."

Baekhyun tersenyum dan lalu memeluk temannya itu.

"Bagaimana kabarmu? Aku rindu padamu." ujar temannya.

"Aku baik. Sekarang jauh lebih baik. Kalian sendiri?" balas Baekhyun sembari memeluk temannya yang di sebut Ae Ra tadi.

"Baik." sahut Ae Ra dan yang satunya lagi nyaris bersamaan.

"Kapan kau kembali ke kampus. Semua orang merindukanmu."

Baekhyun menatap temannya, lalu menggeleng. "Belum tahu. Aku masih di buat bingung dengan keadaan yang sekarang Kyungie-a."

Gadis itu mengusap lembut lengan Baekhyun, dia tersenyum lembut pada nona muda dari Chanyeol itu.

"Oh ya, kami mau pergi ke karaoke setelah ini, kau mau ikut?" tawar gadis yang di panggil Kyungie oleh Baekhyun.

"Untuk hiburan. Kami tahu beberapa waktu terakhir ini sangat berat untukmu, sekali waktu kau butuh hiburan seperti ini." sela Ae Ra.

Baekhyun menatap dua temannya, dia sedikit ragu. Ingin mengiyakan, karena nyatanya dia rindu bersama teman-temannya. Tapi kalau dia mengiyakan, apa Chanyeol mengijinkan? Bagaimana kalau terjadi sesuatu dengannya.

Baekhyun menatap Chanyeol. Dia ingin pria itu yang memutuskan untuknya.

"Anda bisa pergi kalau anda mau." ujar Chanyeol yang mengerti keinginan Baekhyun.

"Bolehkah?"

"Euhm. Seojong-ssi dan Il Jun-ssi akan ikut anda. Tuan Wang juga."

Baekhyun tersenyum kecil dan mengangguk ringan. "Aku akan pergi tak lebih dari tiga jam."

Chanyeol mengangguk. "Jaga diri anda."

Baekhyun mengangguk, dia lalu berjalan dengan teman-temannya, meninggalkan arena bermain anak di pusat perbelanjaan yang dikunjunginya itu.

"Baekhyunie nunna eodiseo?"

Chanyeol menunduk menatap Jaehyun yang tengah menatap kepergian Baekhyun dengan tatapan kehilangan.

Chanyeol lalu duduk jongkok di depan Jaehyun. "Nona muda pergi, dia perlu hiburan. Sama halnya seperti dirimu, yang saat ini menikmati permainan di dalam sana."

"Apa perginya lama?"

"Tidak. Sebelum malam, dia pasti sudah pulang."

Jaehyun mengangguk kecil. "Aku ingin pulang Tuan Park."

"Baiklah. Mau saya gendong?"

Jaehyun menatap Chanyeol sebelum kemudian mengangguk kecil.

Chanyeol mengangkat Jaehyun, lalu menggendongnya. Mereka pergi meninggalkan pusat perbelanjaan itu.

                               -oo0oo-

Baekhyun kembali ke rumah sekitar pukul enam sore. Gadis itu langsung turun dari mobil dan lari masuk ke dalam rumah.

"Tuan Park!"

"Tuan Park!"

Teriaknya sambil berlari kecil. Dari pintu depan, dia langsung ke pintu belakang, dimana dari pintu belakang itu, dia bisa melihat pavilliun tempat Chanyeol tinggal biasanya.

Teriakannya tidak disahuti Chanyeol, tapi Jongdae datang mendekat setelah tahu Baekhyun pulang.

"Tuan Park pergi!" beritahu Jongdae.

Ada kecewa di mimik wajah Baekhyun mengetahui Chanyeol tidak ada di mansion.

"Pergi? Ke kantor?" tanya Baekhyun.

"Tidak. Dia ke Busan."

"Busan? Ada masalah dengan cabang perusahaan di Busan? Kenapa dia tidak memberitahuku." Baekhyun mengambil ponselnya dari tas, memeriksa kalau-kalau ada pesan masuk dari Chanyeol untuknya. Tapi, tak ada panggilan atau pesan dari pria itu untuknya.

"Ada panggilan dari rumah sakit Busan untuknya. Hyu Jin-ssi mengalami kecelakaan saat mendaki gunung di sana."

Baekhyun mendesah. Raut wajahnya tampak kecewa. Dia tak menjawab, gadis itu langsung berbalik dan kemudian melangkah pergi dari hadapan Jongdae.

Sementara itu, di salah satu rumah sakit di Busan.

Chanyeol masuk ke ruang IGD rumah sakit tersebut.

Pria itu mendatangi bagian informasi untuk mendapatkan info tentang keberadaan Hyu Jin.

"Mari saya antar menemui dokter yang menangani Nona Cho." ujar salah satu petugas di sana.

Chanyeol mengangguk dan mengikuti langkah petugas itu.

Beberapa saat kemudian, dia bertemu dengan dokter yang menangani Hyu Jin.

"Salah satu pengunjung di gunung menemukan dia tak sadarkan diri. Petugas medis yang membawanya kesini. Ini hasil CT Scannya, kondisinya saat ini, pergelangan kakinya patah. Ada luka robek di kepala dan tangannya. Serta beberapa luka di bagian tubuh lainnya. Tak ada yang perlu di khawatirkan. Kami menghubungi anda, karena ingin minta persetujuan anda untuk dilakukan tindakan atas Nona Cho."

"Harus dilakukan operasi?"

"Iya."

Chanyeol mengangguk-angguk kecil. "Tolong lakukan yang terbaik untuk dia."

"Tentu saja. Kami akan melakukan yang terbaik untuk semua pasien. Tolong tanda tangan di sini."

Chanyeol membubuhkan tanda tangannya di atas kertas persetujuan tindakan operasi. Setelah itu, dia menemui Hyu Jin.

Srek!

Pria itu menatap Hyu Jin yang duduk di ranjang dengan kepala di perban. Tangannya di tempel plester panjang dan lebar. Kakinya di bebat dengan perban coklat.

"Kau tidak harus datang ke sini. Ini bukan masalah besar. Aku bisa menyelesaikan ini sendiri." ujar Hyu Jin.

Chanyeol mendekati Hyu Jin dan kemudian duduk di kursi di sisi ranjang. Dia tampak memperhatikan luka Hyu Jin.

"Sudah sering ku katakan, kalau ingin naik gunung, harus ada satu orang atau lebih yang menyertaimu. Kenapa kau keras kepala? Untungnya kau segera ditemukan, kalau tidak,.."

"Jangan khawatir. Ini bukan luka serius."

"Hyu Jin-ah!"

"Kau seharusnya tidak berada disini."

"Lalu kenapa kau tak mengatakan pada dokter untuk menghubungi ibumu saja? Jangan keras kepala. Ikuti saja apa yang dikatakan dokter itu. Mereka tahu yang terbaik untukmu."

"Aku juga Dokter. Aku tentu tahu apa yang terbaik untukku."

"Nona Cho! Kamar operasi sudah siap. Kami akan membawa anda ke ruang operasi. Anda bisa menunggunya di ruang tunggu."

Chanyeol berdiri dan membungkuk kecil. Dia hanya melihat saat Hyu Jin di bawa ke ruang operasi.

Pria itu menunggu di ruang tunggu untuk waktu cukup lama. Sekitar lima jam lebih.

Sedangkan di Seoul, Baekhyun duduk di anak tangga, menunggu Chanyeol datang.

Jam menunjukkan sekitar pukul sebelas malam. Dia masih di sana, menunggu kedatangan Chanyeol atau lebih tepatnya menunggu kabar dari pria itu.

Pesan yang dia kirim untuk pria itu, masih belum mendapat jawaban.

Hhhhh.

"Agashi! Sebaiknya anda makan dulu, ini sudah cukup larut. Kita belum tahu Tuan Park pulang jam berapa."

Baekhyun menatap Jongdae. Hampir semua yang bekerja di rumah ini, belum ada yang tidur. Mereka sama halnya dengan Baekhyun, terjaga. Satu-satunya yang tidur adalah Jaehyun.

"Kalau kalian ingin istirahat, istirahat saja. Aku bisa menunggunya disini sendirian."

"Kami akan menemani anda, tapi sebaiknya, anda makan lebih dulu. Sejak pulang tadi anda belum makan."

"Aku masih kenyang."

Jongdae bukan Chanyeol yang bisa memaksa Baekhyun untuk segera makan dan bahkan menyuapi nona mudanya itu. Dia tidak bisa melakukan itu karena ada batasan yang terlihat jelas meski hal itu tak benar-benar tergambar.

Pria itu hanya menatap Baekhyun sambil mengumpat dalam hati. Mengumpati Chanyeol yang tak kunjung pulang, padahal sudah beberapa jam berlalu.

Hhhhhh!

Di Busan

Hyu Jin sudah dipindahkan ke ruang perawatan. Benar-benar tak ada masalah serius dengan lukanya. Pasca operasi, dia hanya perlu istirahat dan melakukan terapi lanjutan untuk kakinya. Begitu kata dokter, pun demikian, Chanyeol belum beranjak dari sisi ranjang Hyu Jin.

"Pulanglah! Dia pasti menunggumu. Kau tak seharusnya di sini." ujar Hyu Jin yang baru siuman sekitar tiga puluh menit yang lalu. "Jangan khawatir, besok aku akan minta dipindahkan ke rumah sakit tempatku bekerja."

"Lain kali jangan hiking sendirian."

"Euhm. Pulanglah!"

"Hyu Jin-ah! Aku memang tak bisa memenuhi janjiku untuk menikahimu. Tapi asal kau tahu, bagiku, kau tetap temanku. Kau tetap bagian dari perjalanan hidupku. Dan sampai kau menemukan pria yang tepat, aku akan tetap menjadi walimu. Bertanggung jawab atas dirimu."

"Aku sudah dewasa untuk menjaga diriku sendiri. Jangan khawatirkan aku. Cepat pulang sana!"

"Kabari aku bagaimana pun keadaanmu. Aku pulang dulu!"

Chanyeol beranjak dari duduknya, dia menatap Hyu Jin sebentar sebelum keluar dari ruangan itu.

Sepeninggal Chanyeol, Hyu Jin mengalihkan tatapannya pada pemandangan di luar. Air matanya leleh.

Chanyeol terlalu baik sebagai teman, hingga dia dulu sempat merasa percaya diri, bisa menjadi bagian penting dalam hidup pria itu. Kenyataannya, dia hanya teman. Seorang teman yang selamanya akan tetap seperti itu.

                                   -oo0oo-

Chanyeol tiba di mansion sekitar pukul dua dini hari.

Dahinya berkerut saat melihat Jackson dan Il Jun berdiri di teras depan.

"Kenapa kalian disini? Ada masalah?"

"Agashi menunggu anda. Kami tak bisa tidur."

Chanyeol menatap dua rekannya itu, dia lalu masuk ke dalam mansion.

Jongdae berdiri tak jauh dari tangga, dengan Seojong dibelakangnya dan juga beberapa maid.

Chanyeol melangkah mendekat ke tangga.

"Agashi!"

Baekhyun mendongak menatap Chanyeol. Perlahan dia berdiri dari duduknya.

"Kau sudah pulang? Kau tampak lelah, istirahatlah!"

Setelah mengatakan itu, Baekhyun berbalik dan menapaki anak tangga hingga sampai ke kamarnya.

"Dia belum makan. Dia menunggu kabar darimu. Urusanmu memang penting, tapi tidakkah kau memikirkan dia. Kabari dia walau itu hanya dengan satu kata." ujar Jongdae sebelum beranjak pergi dari tempat itu.

Suasana sunyi setelah itu. Tak ada suara dan tak ada orang. Yang tadinya ikut terjaga menunggui Baekhyun, kembali ke tempatnya masing-masing.

Chanyeol membuang nafasnya kasar. Dia lalu naik ke lantai dua mansion mewah itu.

Tok

Tok

Tok

"Agashi!"

Chanyeol sudah memegang daun pintu kamar Baekhyun.

Biasanya, sekali dorong pintu itu terbuka. Tapi kali ini, Baekhyun mengunci pintu kamarnya.

"Saya tahu anda belum tidur. Maaf membuat anda menunggu. Saya ke Busan karena Hyu Jin mengalami kecelakaan. Saya salah karena tidak memberitahu anda, jeosonghamnida."

Tak ada sahutan dari dalam kamar itu.

"Dalam sebuah hubungan, ketidak jujuran jelas sebuah kesalahan yang tidak mudah dimaafkan. Saya paham itu. Saya tidak akan membela diri saya. Saya hanya akan meminta maaf pada anda atas kesalahan itu. Istirahatlah! Saya di sini, menjaga anda."

Tak mendapat tanggapan dari Baekhyun, Chanyeol hanya bisa mendesah kasar. Dia lalu duduk di sofa tak jauh dari kamar Baekhyun.

Pria itu merebahkan dirinya, berusaha memejamkan matanya. Tubuhnya lelah setelah seharian ini disibukkan dengan berbagai urusan.

Satu setengah jam kemudian.

Klek

Baekhyun membuka pintu kamarnya. Tatapannya sendu pada pria yang terbaring di sofa yang berhadapan langsung dengan kamarnya.

Dengan selimut yang dibawanya, dia mendekati Chanyeol. Gadis itu kemudian menyelimuti tubuh kekasihnya itu.

Niatnya ingin pergi setelah menyelimuti Chanyeol, tapi hal itu urung dia lalukan saat melihat pria itu lelap dalam buaian mimpinya.

Baekhyun duduk di lantai kemudian, matanya menatap Chanyeol. Tangannya, merapikan rambut pria itu. Lalu, dia genggam tangan pria itu.

"Aku merindukanmu Tuan Park." lirihnya.

Tak pantas rasanya dia marah pada pria itu. Chanyeol selalu mengatakan semua padanya, tak pernah berusaha membohonginya. Bahkan tadi, secara tersirat, pria itu berusaha menjelaskan urusannya terkait kepergiannya tadi.

"Kau pasti sangat lelah menjagaku."

Flashback on.

Baekhyun keluar dari kamarnya. Dia lalu menapaki anak tangga. Dia cukup di buat terhenyak saat melihat beberapa pengawal berdiri tak jauh dari anak tangga terakhir.

"Baekhyunie! Mulai hari ini, Tuan Park akan menggantikan tugas Tuan Ok!" beritahu Seohyun.

Baekhyun tampak kaget. "Wae? Kenapa Ok ahjussi di ganti? Dia tak melakukan kesalahan. Kenapa harus di ganti?" tanyanya keheranan.

"Appa yang memutuskan ini. Aku rasa, semua karena Tuan Ok yang terlalu membiarkanmu melakukan semua yang kau inginkan seenak hatimu."

"Ya! Itu bukan alasan! Aku akan protes pada appa dan eomma."

Seohyun hanya mengendikkan bahunya. Sedangkan Baekhyun, menatap tak bersahabat pria tinggi berjas hitam yang berdiri tak jauh darinya.

"Annyeonghasimika. Park Chanyeol imnida!"

.

.

.

"Baekhyunie cepatlah!"

"Iya. Kau tidak lihat aku tak bebas bergerak. Ini di atas ketinggian. Hhhhh... Ya! Lain kali lebih baik kita tidak masuk sekolah dari pada bolos dengan cara seperti ini."

"Jangan cerewet. Cepat naik!"

"Tunggu! Pengawalku tak melihatku melakukan ini bukan?"

"Tenang saja. Mereka tak menyadari kau tak berada di sekolah. Cepat!"

Baekhyun akhirnya memanjat pagar belakang sekolah dengan bantuan salah satu temannya.

Dia memekik kegirangan saat berhasil duduk di atas pagar itu. Dia bersiap turun tapi...

Wajahnya langsung berubah saat melihat siapa yang menunggunya di balik tembok belakang sekolah.

Bukan, bukan gurunya. Tapi...

Pria itu mengulurkan kedua tangannya. Menangkap tubuhnya saat turun dari atas pagar.

"Kenapa kau di sini? Sudah ku katakan tunggu aku di tempat parkir." gerutu Baekhyun.

"Saya menjalankan tugas saya."

Baekhyun menendang kaki pria itu.

"Aku tidak suka di bantah. Kau baru beberapa jam kerja di keluargaku, sudah berani menjawabku."

"Saya punya mulut dan saya tahu rule kerja saya. Silahkan! Saya antar kembali ke dalam kelas."

"Shirreo! Aku ingin bolos, kau mau apa?"

"Saya tidak bisa membiarkan anda melakukan itu."

"Wae?"

"Anda harus sekolah."

"Aku bosan. Aku ma....aaaaahhhh... Ya Park Chanyeol! Jangan kurang ajar padaku!" teriak Baekhyun saat tubuhnya sudah berpindah ke bahu pria tinggi itu.

"Aku bersumpah, aku bersumpah kau tak akan bertahan lama di sini. Aku akan meminta appa mengganti pengawal kurang ajar sepertimu!"

Chanyeol menurunkan Baekhyun.

"Saya juga akan mengatakan ini, anda sangat keras kepala dan juga seenaknya sendiri."

"Dengar! Itu bukan urusanmu!"

"Ini urusan saya karena tugas saya adalah menjaga anda."

Baekhyun mendorong dada Chanyeol. Matanya menatap pria itu dengan tatapan sinis.

"Kau harus tahu, aku membencimu."

Flashback off

Baekhyun menyandarkan kepalanya di sisi kosong sofa itu, matanya bisa menatap Chanyeol yang tampak tenang dalam tidurnya.

"Bagaimana caranya membencimu? Kau selalu ada dalam setiap hal yang ku lewati kurang lebih empat tahun terakhir ini. Bahkan saat aku merasa tak punya siapa-siapa, kau selalu di sisiku. Katakan padaku, bagaimana caranya membencimu?"

Baekhyun meletakkan pipinya pada punggung tangan Chanyeol yang dia genggam.

"Aku mencintaimu. Aku takut kehilanganmu. Aku takut kau bosan padaku."

Air matanya leleh. Memikirkan banyak hal selama Chanyeol pergi tadi. Dia belum bisa dikatakan dewasa. Dia masih sangat manja dan bergantung pada orang lain. Tentu jauh berbeda dengan Hyu Jin atau perempuan lain di luar sana yang mungkin mengincar Chanyeol.

Dia takut Chanyeol bosan padanya lalu memutuskan pergi darinya. Bagaimana hidupnya kalau hal itu benar-benar terjadi.

Berselang setengah jam, Baekhyun ikut lelap dalam buaian mimpinya.

Di saat yang bersamaan, Jaehyun keluar dari kamarnya.

"Nunna!" lirihnya sembari mengucak matanya. Bocah itu mendekati Baekhyun dan Chanyeol. Dia lalu ikut duduk di lantai dengan Baekhyun. Tak berapa lama, Jaehyun merebahkan dirinya dan menggunakan paha Baekhyun sebagai bantal.

Ketiganya, hanyut dalam buaian mimpi.

.

.

.

TBC

Note : makasih atas dukungan kalian di cerita ini. Maaf ya lama up, sibuk di real.

Big love for you guys

.

.

.

^_^ Lord Joongie ^_^

Continue Reading

You'll Also Like

82.3K 7.3K 19
[Exo pairing] Siapa Brisia pantas mencintai Loey Park? Keagungan pemuda itu mutlak berkibar angkuh pun diatas gelar kebangsawanan. Darah birunya tak...
96.8K 9K 29
ChanBaek GS [COMPLETE]
22.3K 1.5K 16
I wish you flipped like bryce loski to jully baker cast : Byun Baekhyun (GS) Park Chanyeol And Other ... bahasa campur aduk yaaaaaa ...
201K 31K 56
Jennie Ruby Jane, dia memutuskan untuk mengadopsi seorang anak di usia nya yang baru genap berumur 24 tahun dan sang anak yang masih berumur 10 bulan...