Harmony ; family relationship

By cherriessade

38.2K 3K 330

(COMPLETED) [FOLLOW SEBELUM MEMBACA] Bukan cerita tentang kisah percintaan atau penghianatan, bukan juga mi... More

prolog
one
two
four
five
six
seven
eight
nine
ten
eleven
twelve
thirteen
fourteen
fifteen
sixteen
seventeen
eighteen
nineteen
twenty
twenty one
twenty two
twenty three
twenty four
twenty five
twenty six
twenty seven
twenty eight
twenty nine
thirty
thirty one
thirty two
thirty three
thirty four
thirty five
thirty six
thirty seven
thirty eight
thirty nine
fourty
fourty one
fourty two (END)
Promote

three

1.9K 122 15
By cherriessade

Cast:

1. Bryan Dylan Zeth (versi dewasa)

(fall in love sama dia pas dia jadi cedric diggory dong masa😭. Tapi sedi pas endingnya dead)

2. Aqueena Lyzanka Aliskie (versi dewasa)


3. Bara Danial Zeth

4. Beltran Daniel Zeth


5. Daren Micheal William


5. Gavin Hafran Laudree


6. Gaisa Hazela Laudree

7. Daishy Fancelle William

8. Alinza Qeyna


9. Adelle Agatha Valerie


10. Reon Samuel Roisser


11. Elvano Alkana Ferraro

12. Adara Jazlyn Ferraro


13. Alexa Florenza Giovanny


14. Gama Martinez


15. Timothy Cello Smith


16. Angel Claura


17. Amara Putri Emerlyn

(Ps: suka-suka kalian mau bayanginnya gimana, gamaksa)

***

Happy Reading

ALIN sedang menemani Alexa ke tempat fotokopian yang letaknya tidak jauh dari kantin sekolah. Setelah urusan mereka selesai, mereka langsung bergegas kembali ke kelas. Namun, Alexa malah tidak sengaja bersenggolan dengan Gavin membuat lelaki itu melotot.

Alin sangat yakin, perang dunia ketiga akan dimulai sebentar lagi.

"Ngapain lo nyenggol-nyenggol?! Naksir gue ya?!" ketus Gavin.

Sontak Alexa meringis, "Idih, ngaca mas! Emangnya ada cewek yang mau sama lo? Gue kasih tau ya, kalo muka jelek itu nggak usah sok kepedean!!"

"Wah, sembarangan bener mulut lo! Lo ngatain gue gitu berasa lo cakep kali ya? Harusnya gue yang nanya, emangnya ada cowok yang mau sama cewek modelan lo?" Gavin menatapnya dengan sengit kemudian beralih kepada Alin.

"Saran gue nih, Lin, jangan mau temanan sama dia kalo nggak mau repot."

Wajah Alexa memerah, geram. "Eh, maksud lo apa?!"

Tiba-tiba Beltran datang bersama Daren sambil bersiul menggoda Gavin dan Alexa—yang langsung melempar tatapan tajam mematikan pada mereka.

"Berantem mulu, gue kawinin tau rasa lo berdua!"

"Najis!" ujar keduanya serempak.

"Tuh, kan. Emang jodoh kayaknya lo berdua. Dah, nikah aja udah!"

"Mending gue mati daripada harus nikah sama cowo muka kodok kayak dia!" Alexa menarik tangan Alin untuk segera pergi yang kemungkinan bisa membuat kepalanya meledak jika terlalu lama berada disana.

Gavin berdecak. Merasakan kekesalan yang luar biasa.

Lalu menoleh untuk melayangkan tatapan tajam kearah Beltran dan Daren yang ternyata sudah kabur duluan.

***

Gaisa dan Daishy masuk kerumah Queen dengan tangan saling terpaut. Untuk kali ini, mereka memutuskan untuk saling akur sebelum nanti Gaisa kembali mengusili Daishy.

"Mama Queena!" Pekik Gaisa yang langsung disahut oleh Queen dengan lembut. "Iya, sayang?"

"Mommy Caitlin nyuruh bantuin dia bikin kue dirumah! Mama Michelle juga."

"Ah iya, ini Mama mau kesana." Queen langsung bergegas keluar rumahnya menuju rumah Caitlin yang berada disampingnya.

Sementara itu, Gaisa mengajak Daishy pergi ke kamar Bara karena lebih rapi dibanding dengan kamar Beltran.

Dia membuka pintu kamar Bara yang kosong karena sang pemilik masih berada disekolah dan akan pulang sore. Sementara untuk hari ini, Gaisa yang harusnya sekolah pada tingkat SMP, membuat alibi pagi tadi kepada Mommynya dengan alasan sakit dan Caitlin baru menyadari kebohongan Gaisa ketika menjelang siang hari dimana gadis itu berjalan-jalan dengan Daishy mengelilingi taman rumah.

Hari menunjukan pukul tiga, sebentar lagi Bara akan pulang. Namun, Gaisa tidak peduli. Karena dibanding dengan Gavin yang akan memarahinya ataupun Beltran dan Daren yang akan menarik telinganya ketika mendapati Gaisa yang merusuh dikamar mereka, Bara tidak akan melakukan kedua hal itu sekalipun Gaisa akan membuat kamar Bara bak kapal pecah. Tetapi tenang saja, Gaisa tidak sejahat itu untuk mengacak-acak kamar Bara. Dia lebih tertarik untuk memporak-porandakan kamar Beltran, Daren, dan Gavin yang pada dasarnya memang sudah tidak layak disebut kamar.

Gaisa mengempaskam tubuhnya pada kasur Bara, memainkan salah satu  game offline dimana benda seperti batu segitiga dengan warna cokelat yang memiliki mata dan mulut. Daishy ikut naik kekasur untuk melihat Gaisa yang sedang bermain pou diponselnya.

"Kak, Ishy pengen pinjem!" Gadis tiga tahunan itu menatap Gaisa dengan memelas.

"Enak aja! Donlot sendiri kalo mau!"

"Tapi kan Ishy belum punya handphone!"

"Abang kamu kan punya, kenapa nggak minta download aja sama dia!"

"Abang Daren pelit! Dia nggak bolehin aku pinjem hapenya." Daishy menunduk lesu.

Gaisa berdecak, dia menjadi tidak tega melihat Daishy dengan wajah sedihnya. Maka dari itu, Gaisa menyodorkan ponselnya pada Daishy.

"Nih, tapi gantian ya!"

Sontak senyum Daishy merekah, "Makasih, Kak Ishaa. "

Sekitar dua puluh menitan Daishy memainkan game itu dengan gembira sementara wajah Gaisa dia tekuk karena jengkel. "Ishy, gantian ah!"

"Bentar kak, tunggu Ishy kalah dulu!" Bocah itu sibuk menggeser layar, menangkap makanan yang jatuh dari atas dan menghindar dari yang bukan makanan agar tidak kalah.

"Yahh!" Gadis kecil itu mendesah kecewa ketika permainannya kalah, lalu memberikan ponsel pada Gaisa, bertepatan dengan pintu kamar yang dibuka oleh seseorang.

Daishy tersenyum, turun dari kasur untuk berlari memeluk Bara. Bara berjongkok menyetarakan tingginya, mengusap kepala Daishy dengan lembut sambil tersenyum tipis.

***

Malam harinya, Beltran pergi kekamar Gavin setelah mencari keberadaan Kakaknya dan juga Daren yang tidak ditemukan. Menerobos kamar Gavin tanpa mengetuk dan mendapati Kakaknya dan Daren sedang berada disana.

"Wah, parah lo, Dar! Tega banget ninggalin gue sampe gue nyariin lo keliling dunia. Lo juga, Bang! Gue cari-cariin nggak ada! Taunya malah disini!"

"Niat banget lo nyariin gue sampai keliling dunia! Pantes gue bangunin lo nggak bangun-bangun, ternyata masih nyangkut diparis alam mimpi!"

Beltran mendengus kesal.

"Eh, Bang Gapin, Mama Caitlin bikin kue ya? enak banget baunya. Kayaknya udah jadi deh, bawa kesini kenapa, Bang? Laper nih" Beltran mengusap perutnya yang keroncongan.

"Lo punya kaki sama tangan kan? Ambil sendiri kalo punya!"

"Males." Kaki Beltran terasa penat, dia menghempaskan tubuhnya kekasur untuk melepas penatnya.

Pintu tiba-tiba dibuka oleh Gaisa, gadis itu masuk dan ikut merebahkan diri disamping Beltran.

"Ngapain disini? Disini cowok semua, keluar dari kamar gue!" Gavin menyeru, membuat Gaisa mencebik sebal.

Pintu kembali terbuka menampilkan sosok Daishy. Gaisa langsung menunjuk Daishy, "Itu ada Ishy, berarti aku nggak cewek sendirian."

"Lo berdua masih kecil, disini khusus orang dewasa."

"Aku juga udah dewasa!" Gaisa membantah.

"Biarin aja." Ujar Bara membuat Gaisa menjulurkan lidahnya pada Gavin sementara Gavin berdecak.

Daishy berjalan menghampiri Daren, melompat untuk duduk dipangkuan kakaknya. "Bang, Ishy pengen donlot game pou kayak di-handphone Kak Gaisa, Abang!"

Daren mengernyit, "Gimana download-nya kalo kamu aja nggak punya handphone, Shy!"

"Kata Kak Gaisa, pakek handphone Abang kan bisa!" Ujar Daishy membuat Daren menatap Gaisa tajam sementara gadis tiga belas tahun itu pura-pura tidak tahu.

Gaisa menepuk bahu Beltran. "Eh, Bang Beltran! Aku pengen eskrim, beliin dong!"

Beltran menoleh dengan raut wajah pongah. "Enak aja lo nyuruh-nyuruh! Kek babu aja lo gituin gue!"

Gaisa merengek, "Bang!"

"Pegel, Sa. Pijitin kaki gue sampe gue tidur dulu baru gue beliin eskrimnya."

Gaisa mendengus, "Ih, sama aja bohong, Bang!"

Gaisa beralih ke Daren, menatap Daren dengan mata puppy eyesnya. "Bang, pengen eskrim!"

"Gue sakit perut, suruh aja Gavin sono!"

Gaisa memberenggut kesal, lalu melirik Gavin. "Abang Gavin yang paling ganteng, aku—"

"No! Gue juga capek!"

Satu-satunya harapan Gaisa adalah Bara. Menoleh pada Bara dengan binar permohonan, "Bang, mau ya beliin aku es krim? ya, ya?"

Wajah Bara yang semula tanpa ekspresi, kini menghembuskan nafas. "Hm"

"Yeayy!" Gaisa berteriak girang. "Abang Bara paling the best! Aku doain makin ganteng deh!"

"Titip doain juga buat gue!" Beltran menyambung.

"Nggak mau!"

"Eh, Bara mau kemana?" Tanya Caitlin  ketika berpaspasan dipintu kamar Gavin.

"Bang Bara mau beliin eskrim, Mommy!" Gaisa menjawabnya.

"Enggak usah. Ini Mommy udah buat es buah sama cookies lagian katanya kamu kan sakit, nggak usah eskrim eskrim-an dulu lah, nak."

"Yah, Mommy! Aku kan udah sehat!"

"No! Ini Mommy juga buat es buah, apa bedanya sama es krim?" Caitlin meletakan nampan berisi kue hangat dan empat gelas es buah disana.

Caitlin hendak keluar dari kamar Gavin, namun setelah itu berbalik lagi. "No eskrim, eskrim ya! Bara kamu jangan nurutin kemauannya Gaisa, soalnya tadi pagi dia bilang dia lagi sakit. Oh iya, Gaisa, kamu kalo mau es buahnya turun ke bawah ya. Yang itu khusus abang-abang kamu."

"Mommy!!!"

***

TBC

Continue Reading

You'll Also Like

364K 14.3K 51
Selamat membaca kisah Arshaka Kai Bimantara dan Naeva Raveena Arkatama ❀️❀️❀️ Naeva Raveena Arkatama, atau kerap di sapa Naeva, adalah gadis baik, pe...
432K 30.5K 56
[BUDAYAKAN FOLLOW SEBELUM MEMBACA] Sequel: DESTINY Judul pertama(DANIEL) Diganti jadi (KANAYA) Rank: #-1 Acak [01-05-2021] #-1 Smk [03-05-2021] ***...
1.7M 68.6K 43
"Setiap pertemuan pasti ada perpisahan." Tapi apa setelah perpisahan akan ada pertemuan kembali? ***** Ini cerita cinta. Namun bukan cerita yang bera...
5.8K 449 30
"Rafa kalau aku sama Fasya dalam bahaya, kamu bakal nyelametin siapa dulu?" "Fasya dulu, karena dia juga dari kecil udah sama aku Rain" "Kalau aku ya...