HELLO EVERYONE, ENJOY WITH THIS CHAPTER.
WARNING : HARAP BIJAK MEMILIH BACAAN!
Jangan lupa kasih vote, komen dan share ceritanya. Tysm💕
Ada typo? Tolong koreksi.
Play music 🔊 : Lewis Capaldi - Before You Go
[05]. °Leon Tidak Baik-baik Saja°
•LEON SEHAT & LEON SEKARAT--LEON ITU WAJAHNYA POLOS TAPI IBLIS•
●●●
Junior menatap datar Carla yang datang ke kantornya dengan memakai seragam sekolah. Sejujurnya, Junior sudah sedikit mencoba untuk menerima Carla sebagai adik tirinya dan Peter sebagai ayah tirinya. Tetapi Junior masih bingung harus memulai bersikap bagaimana jika bertemu Carla maupun Peter.
"Bang, aku ke sini mau ngasih tau kalo besok di sekolah ada acara yang semua muridnya harus datang bersama kakaknya. Aku jujur ingin bang Jun yang datang sama aku besok." Ungkap Carla tanpa melihat Junior.
"Cobalah buka hatimu untuk Carla. Aku yakin Carla bakalan sangat gembira karena bisa mendapatkan kasih sayang dan cintamu yang dia inginkan sejak dulu. Ingat, Carla itu adikmu Junior."
Ucapan Stella satu bulan yang lalu seperti menampar hati Junior. Tatapan datar Junior berubah melembut. Kali ini Junior akan bersikap seperti kakak pada umumnya. Junior pun berjalan mendekat ke arah Carla. Gerakan Junior itu sanggup membuat Carla menahan nafasnya.
"Baiklah. Besok kita berangkat jam berapa?" Balas Junior setelah sampai dihadapan Carla.
Jantung Carla seakan ingin berhenti ketika mendengar suara lembut Junior menembus indra pendengarannya. Junior tersenyum simpul lalu kedua tangannya menyentuh bahu Carla. Carla pun mendongak untuk melihat Junior dengan kedua matanya yang berkaca-kaca.
"Bang Jun-----"
"Kenapa sedih begitu, hm?"
"Kamu bang Junior yang dingin dan datar itu kan? Bukan setan yang menyamar?"
"Mana ada setan setampan ini, Carla."
"Boleh peluk?"
"Why not?"
Carla pun dengan cepat memeluk Junior. Akhirnya, Carla bisa menyentuh tubuh Junior sekarang. Bahkan bisa mendengar suara lembut Junior. Tolong bangunkan Carla jika ini mimpi, please. Carla tak ingin bermimpi terlalu indah kalau nantinya tidak bisa jadi kenyataan. Junior pun membalas pelukan Carla sembari tersenyum kecil. Ini semua karena Stella. Ah, sepertinya besok Junior harus menemui gadis itu.
"Besok berangkat jam berapa?" Tanya Junior sembari menatap Carla.
Carla pun mendongak terlebih dahulu untuk menatap Junior sebelum menjawab pertanyaan pria itu.
"Acaranya sekitar jam delapan. Jadi, kita berangkat jam delapan kurang aja bang biar nggak terlalu lama nunggu." Jawab Carla.
"Baiklah. Besok abang jemput setengah delapan. Rumah daddy Peter sedikit jauh soalnya."
"Siap!"
Drrt.. drrt.. drrrtt..
Terdengar ponsel Junior berdering diatas meja. Junior pun melepas pelukannya bersama Carla lalu mengambil ponselnya itu. Dilihatnya siapa si penelepon terlebih dahulu dan tertera nama "Momy cantik💕" Junior pun mengangkat panggilan dari ibunya tersebut.
"Halo, mom. Ada apa?"
"Abang bisa bantu momy sama yang lain cari Leon nggak?"
"Leon kenapa mom? Ada apa sama bocah itu?"
"Ceritanya panjang. Sekarang bantu momy dulu baru nanti momy ceritain."
"Baiklah mom."
Telfon pun tertutup.
"Ada apa bang?" Tanya Carla penasaran.
"Carla, kamu ikut abang sekarang. Ayo!" Kata Junior sembari menarik tangan Carla lalu pergi mencari Leon.
***
Venna tak bisa berhenti menyebut nama Leon di setiap perjalanannya. Hatinya merasa tak tenang. Venna harap semoga Leon baik-baik saja. Dave yang melihat Venna sedang dalam kondisi hati tak baik-baik saja hanya bisa menghela nafas panjang. Dave sejujurnya juga khawatir dengan keadaan Leon tapi dia mencoba bersikap setenang mungkin supaya tak menambah khawatir Venna.
Tiga puluh menit kemudian..
Masih dalam kondisi mencari keberadaan Leon yang tak kunjung ketemu juga, mereka berdua malah terserang macet secara tiba-tiba. Dave pun akhirnya turun untuk mencari tau apa penyebab macet yang sangat tidak bisa tau kondisi ini.
"Maaf pak, di depan ada apa ya?" Tanya Dave ke Polisi muda yang tengah berdiri tak jauh dari mobilnya.
"Ada kecelakaan pak." Jawab Polisi muda tersebut.
"Kalo boleh ta-----"
"PAPI DAVE!!"
Dave pun menoleh saat dirinya di panggil seseorang. Junior pun berjalan mendekat kearah Dave dan Polisi muda tersebut.
"Ada apa Junior?" Tanya Dave.
"Leon masuk rumah sakit pi." Jawab Junior.
"Apa! Kamu nggak bohong kan, Jun?"
"Aku nggak bohong pi. Aku baru aja dapat infonya dari James. Terus ini tadi mau ke rumah sakit tapi ternyata jalan di sini macet pas mau putar balik aku lihat papi sama pak Polisi ini."
"Ya sudah, ayo kita ke rumah sakit."
Dave dan Junior pun langsung masuk ke dalam mobil mereka masing-masing lalu tancap gas pergi ke rumah sakit. Venna yang mendengar jika Leon masuk rumah sakit itu langsung menangis histeris. Perasaannya yang tak enak sedari tadi itu ternyata Leon masuk rumah sakit.
God, semoga Leon baik-baik saja.
Sampainya di rumah sakit, mereka pun langsung mencari info dimana Leon berada. Perawat yang memberitahu dimana Leon berada itu langsung membuat Venna semakin histeris. Anak sulungnya itu ternyata berada di UGD dengan kondisi kritis. Dave pun teringat jawaban Polisi tadi yang katanya ada kecelakaan. Berarti itu tadi Leon kecelakaan di tempat tersebut.
Tak lama kemudian Carly, Theo, Glen, Lina, Bara, Ratu, Peter dan Monica datang. Disusul James, Selena dan Queela. Venna yang sedari tadi menangis di pelukan Dave itu membuat yang lain ikut terbawa suasana. Junior dan James berusaha untuk tidak menangis. Mereka berdua berusaha tegar walaupun sebenarnya mereka waswas jika Leon pergi meninggalkan mereka.
Dave mengusap air matanya yang lolos begitu saja dengan cepat. Dia teringat sebelum Leon mengalami kecelakaan, Dave memukuli Leon secara tak manusiawi. Coba saja Dave tak lepas kontrol pasti Leon tak akan masuk rumah sakit bahkan sampai kritis seperti sekarang. Tapi apalah daya Dave, nasi sudah menjadi bubur tak akan berubah menjadi nasi lagi.
Carla yang menangis dipelukan Junior itu teringat momen dimana dia bersama dengan Leon dari kecil hingga sekarang dirinya SMA. Carla teringat saat Leon membantunya menanam sayur untuk tugas sekolahnya, saat Leon memberikan pelukan hangat ketika dirinya murung, saat Leon memberikan semangat ketika Junior bersikap tak baik padanya, saat Leon memberikan hadiah untuknya di setiap hari ulangtahunnya bahkan tidak ulangtahun pun Leon selalu memberikan hadiah padanya.
Dan masih banyak lagi momen-momen Carla bersama Leon yang tak bisa Carla sebutkan satu-satu. Leon adalah sosok pria yang sangat baik dan hangat yang pernah Carla kenal selama tujuh belas tahun Carla hidup di dunia ini. Carla harap Leon bisa melewati masa kritisnya dan bisa berkumpul bersama lagi seperti biasanya. Sedangkan Selena tak bisa berkata apa-apa lagi selain menangis di dalam dekapan James.
Leon sekarang sudah dipindahkan di ruang ICU. Mereka semua pun melihat Leon secara bergantian. Karena Jonathan tadi memberitahu hanya dua orang saja tidak boleh bergerombol. Venna yang melihat dengan jelas keadaan Leon saat ini semakin menangis. Dave mengusap-usap lengan Venna berusaha menenangkan istrinya itu. Sebisa mungkin Dave tidak boleh meloloskan air matanya dihadapan Venna.
"Maafin daddy, Leon. Jika saja daddy tak lepas kendali, kamu nggak akan berakhir di sini." Batin Dave sambil menatap mata tertutup Leon.
⚪⚪⚪
<TBC>
.
.
PART INI PENDEK YA? MUHEHE. INI AKU SEMPETIN NGETIK BURU-BURU GUYYSS JADI PENDEK')) BUT SEMOGA BISA MENGOBATI KANGEN KALIAN KE LEON YASH☺
JANGAN TANYA NEXT KAPAN SOALNYA AKU GABAKAL KASIH TAU. INTINYA KALO AKU SELESAI NGETIK+EDIT LNGSUNG UP KO'))
SATU KATA BUAT PART INI😭
.
.
▪CERITA INI HANYA KARANGAN PENULIS & TIDAK REAL▪
.
📍Puedes seguirme en Instagram : @laurrrnn_
📍Puedes seguirme en Wattpad : @nandalorren
HASTA LUEGO.