"Terus gue harus gimana?"
"Ya lo pikir aja."
"Maafan?"
"Itu tau."
Hyunsuk menghela napas. Yoshi yang melihat itu ikut membuang kasar napasnya.
"Gengsi? Iya? Gengsi tuh harus dilawan, suk. Lo ga akan bisa berubah kalau sama gengsi aja masih kalah."
Yoshi yang telah bangkit dari tempat duduknya menepuk bahu Hyunsuk pelan,
"Minta maaf ga bakal bikin lo rugi." Katanya.
Laki-laki dengan garis keturunan Jepang itu melangkah keluar kelas yang telah sepi, yang tadinya menyisakan dua orang di dalamnya. Di ambang pintu langkahnya terhenti, teringat satu lagi perkataan yang perlu ia sampaikan ke kawannya.
"Oh iya, omongan Haruto tadi, bisa lo pikirin baik-baik."
"WEH JING—eh astaga ada Mama." Jaehyuk melangkah ringan kearah wanita paruh baya yang berdiri di depan pantry, bersikap seolah tak terjadi apa-apa.
"Selamat sore, Mama~" Sapanya, lalu dengan santai membuka kulkas dan mengambil satu kaleng minuman di sana.
Nyonya Park yang sudah hapal dengan kelakuan kawan-kawan putra semata wayangnya hanya tersenyum maklum, tak lupa membalas sapaan pemuda Yoon.
"Sendirian aja hyuk?" Tanyanya.
"Engga Ma, itu ada Junkyu juga."
"Hai Jihoon ku~ Loh ada Mama? Sore, Ma~"
Jaehyuk meringis, menyadari perbedaan kontras antara dirinya dan Junkyu saat memasuki apartemen orang. Junkyu lebih berakhlak, dikit aja.
"Sore, Junkyu. Jihoon nya di kamar, nak."
Setelahnya Junkyu dan Jaehyuk langsung berlari menuju kamar Jihoon, berebut membuka pintu berwarna putih itu.
Mama Park menggeleng samar disertai senyum tipis yang menghiasi wajah cantiknya,
sudah biasa.
"Jihoon~"
"Weh jing, lo tau ga? Tadi Hyunsuk diserbu sasaeng fans." Ujar Jaehyuk disambung tawa yang menggelegar.
"Lah, kenapa? Masalah kemarin?"
"Yoi." Sahut Junkyu yang kini duduk di sebelah Jihoon, ikut menonton film yang disetel di televisi kamar si pemuda Park, "Lo ga berangkat sih. Padahal kalo lo berangkat, bakal seru banget kayanya." Tukasnya lalu ikut tertawa bersama Jaehyuk.
Ini dua orang kalau udah ketawa, kompaknya ngalahin sapy sama rajoo.
Kalo duet bisa kali nge-rilis satu single isinya full suara ketawa selama lima menit.
"Dia gimana?" Tanya Jihoon sukses menghentikan suara tawa yang saling bersahut-sahutan di kamarnya.
Jaehyuk dan Junkyu saling melempar tatapan, "Dia siapa?" tanya keduanya berbarengan.
"Hyunsuk."
"Cieee khawatir ya?"
"Ga gitu, su."
"Terus gimana, jing?"
Jihoon menghela napas, "Berarti tadi dia dikerumunin sendirian?"
"Iya lah. Eh tadi ada temen-temennya yang bantu ngebubarin sih." Jawab Junkyu. Laki-laki itu menoleh ke Jaehyuk untuk membisikkan sesuatu,
"Gue baru nyadar temennya lucu banget anjir."
"Temennya banyak, sat. Siapa? Yang mana?" Jaehyuk balas berbisik.
"Gue ga tau namanya."
"Yeuu, gublu."
"Yang paling kecil, uwu, gemoy, pendek. Anju gemes banget."
"Dih mana gue tau, gue ga terlalu merhatiin tinggi nya."
"Yang itu loh jir, yang tadi teriak-teriak 'air panas air panas'."
"Oh itu, anak kelas sebelah ga sih?"
"Gatau. Lucu banget anjip."
"Dih."
Jihoon menepuk jidat malas, dua temannya ini tak bisa diandalkan.
'Hyunsuk gimana ya?...'
Hyunsuk menatap gusar ponselnya. Sudah lima belas menit sejak ia mengirim pesan ke pemuda Park, tapi lelaki itu belum juga membacanya.
Yaelah baru seperempat jam.
jipark_
Park...
Lo masih hidup ga?
Kalau masih, besok temuin gue di halaman belakang, pinggir kolam ikan
Gue mau ngomong sesuatu, penting.
Kalau telat, lo gue ceburin ke kolam lagi lo
Hyunsuk baru akan menghapus pesannya, namun ia urungkan lagi saat melihat akun musuhnya itu menunjukkan warna hijau, dengan keterangan 'typing...' di kolom direct message nya.
Oke
Tunggu 15 menit setelah bel, gue mau piket dulu
Hyunsuk tertawa kecil, laki-laki Park itu masih sempat-sempatnya memikirkan piket nya. Padahal biasanya sudah dihukum berkali-kali pun tak pernah sekalipun mengerjakan tugasnya.
"Kyu?" Jihoon celingukan saat tak mendapati seorang pun di kamarnya, selain dirinya sendiri.
"Ma! Junkyu udah pulang?!" Tanyanya setengah berteriak ke si Mama yang sedang duduk di sofa tengah.
"Katanya mau jajan di minimarket depan sama Jaehyuk, habis itu balik kesini lagi." Jawab Mama Park.
"Oh."
Jihoon menghampiri kasurnya, membiarkan seluruh beban tubuhnya bertumpu pada kasur empuk itu.
Seperti biasa, ia meraih ponselnya dan langsung membuka sosmed.
Memang di masa seperti ini manusia sangat sulit untuk lepas dari gadget.
insta notifications
[jipark_] ssuk_choi send a message
Tanpa sadar senyumnya merekah.
Baru tadi ia memikirkan keadaan lelaki Choi itu, sekarang si bangsat sudah mengiriminya pesan saja.
Tanpa menunggu lama lagi Jihoon langsung membuka pesan itu.
Seolah punya dunianya sendiri, Jihoon sampai tak mendengar ketika sang Mama memanggil.
Ck, asik banget kayanya.
[A/N]
Bosen ga sih?
Kurang dikit lagi kita udah masuk konflik kok. Maaf kalau slow banget huhu.
Sebenernya emang sengaja aku buat chapter nya agak banyak, biar ga cepet tamat. Eh tapi kalo kalian bosen, bisa aku percepat lagi kok daripada kelamaan.
Seperti biasa, aku mah ngikut kalian aja, wkwk.
Oh iya btw, soal dare yang kemarin aku contohin yang 'update setiap hari selama seminggu' itu ada yang setuju, dan akupun setuju sebenernya, wkwk.
Emang sengaja mancing aku tuh:)
Dare accepted ya!
Jadi buat seminggu kedepan aku bakal update enemate terus. Yey.
Padahal selama seminggu ini udah update tiap hari loh. Tapi gapapa, mumpung aku masih semangat ngetik, hehe.
Jangan bosen bosen ya~
C u~
22-10-2020
©12TEUMES-