Yes Boss !
.
.
.
.
.
.
"Kak Jaehyun ?"
"Nana ?"
"Kakak sedang apa disini ?"
"Jae, kita harus memeriksa undangan yang sudah dicetak-- oh ! Dia teman mu ? Hai aku Lee Taeyong" Seorang pria manis muncul dari balik badan Jaehyun tak lama setelah Jaehyun keluar dari butik
"Aku Na Jaemin" Jaemin menyambut tangan Taeyong yang terulur dan dengan senyum ramah
"Hmm... yah, kau duluan saja, bawa mobil ku, aku akan menyusulmu dengan naik taksi, aku harus bicara sebentar dengannya" sahut Jaehyun
"Tidak, aku akan naik taksi, selesaikan dulu urusanmu dengannya, aku juga harus menemui teman ku dulu"
"Kau yakin ?"
"Ya, baiklah aku pergi dulu, kita bertemu disana ya"
"Ya, hati hati dijalan"
"Tentu"
________________________
"Na"
Jaemin diam dan menunduk mencoba menahan air matanya, saat Jaehyun telah duduk didepannya di cafe Renjun
"S-selamat atas pernikahan mu, kak. Jadi dia yang bermarga Lee yang akan menikah dengan mu ?, dia manis, juga baik, kakak beruntung mendapatkannya" ucap Jaemin dengan susah payah menahan kondisi emosialnya
"Na"
"Dan yah... kita benar benar berakhir, kakak sudah mendapatkan kebahagiaan yang semestinya"
"Maafkan aku, Na. Aku sangat minta maaf, orang tua ku menjodohkan ku dengannya, kau tau aku tidak bisa mengabaikan orang tua ku, dan disatu sisi aku masih sangat mencintaimu, aku bingung harus apa, orang tua ku menentang hubungan kita setelah--"
"Cukup kak-- cukup, aku akan bahagia jika kakak bahagia, berjanjilah kakak akan menjaganya dan mencintainya, seperti yang kakak lakukan padaku, kak Jaehyun adalah anugerah terindah dari Tuhan untuk ku, terima kasih telah hadir, terima kasih telah menjadi sumber tawa ku, terima kasih sudah mencintaiku"
"Aku masih sangat mencintaimu, Na. Aku hanya ingin menikah dengan mu. Ayo kita menikah, kita akan ke luar negeri dan kita menikah disana, aku akan membatalkan semuanya, karena aku ingin bersama mu, aku ingin mewujudkan impian kita, impian sederhana kita tentang keluarga kecil yang bahagia, ayo ikut dengan ku sekarang juga"
Jaemin terkejut saat Jaehyun dengan lancarnya mengatakan itu semua, tentu dia ingin ikut lari bersama Jaehyun, tapi bagaimana bisa ia bahagia mengingat ia masih belum lepas dari Jeno. Oh ! lebih tepatnya Jeno yang belum mau dan tidak akan mau melepas dirinya
"Jangan egois kak, ini sudah takdir kita, cukup aku yang hancur, dia jangan, dia tidak memiliki kesalahan apapun"
Kini air mata Jaemin tidak dapat dibendung lagi
"Maaf aku harus pergi, selamat atas pernikahan kakak"
Baru satu langkah ia pergi Jaehyun memanggilnya
"Nana--- aku mencintaimu, sangat mencintaimu" ucap Jaehyun lirih
"Aku juga mencintai kakak, masih sangat mencintai kakak"
Jaemin langsung pergi dengan menahan tangisannya, ia benar benar kehilangan segalanya, kebahagiaan, impian, bahkan cintanya. Kini ia hanya memiliki ayahnya.
"Nana, ada apa dengan mu nak ?"
Ucap Siwon saat melihat anaknya pulang sambil terisak
"Tidak apa apa yah, maaf, nana ingin mandi sekarang"
Tanpa menatap ayahnya, ia langsung pergi ke kamarnya, ia tidak ingin menambah beban ayahnya lagi dengan hal yang menyebabkan ia menangis.
Hiks...
Hiks....
Bunda...
"Bunda.... tanyakan pada Tuhan apa salah Nana, Kenapa Nana dihukum---
Jaemin kini meringkuk sambil memeluk foto bunda nya
---Nana hancur bun... Nana mau ikut bunda, Nana mau dipeluk bunda, Nana butuh bunda...."
Jerit hati seorang Na Jaemin akan rasa sakit sudah tidak tertahan lagi, jika ia tidak memikirkan ayahnya dan menuruti ego nya, mungkin sekarang ia pasti sudah berkalang tanah. Namun Jaemin masih cukup waras untuk tidak meninggalkan ayahnya sendirian.
______________________
Seminggu berlalu yang berarti sudah 7 hari dari perjanjian, Siwon sudah menyiapkan sisa uang ganti rugi untuk Jeno, dan bersiap menuju kantor Jeno kemudian mengakhiri penderitaan anak semata wayangnya.
Setelah ini ia akan membawa Jaemin pergi, memulai kehidupan baru, dan kebahagiaan baru, setidaknya itulah keinginan kecil seorang ayah yang selalu mementingkan kebahagiaan anaknya. Siwon merindukan senyum manis Jaemin, merindukan sosok anak nya yang periang, merindukan pelukan manja si manis.
Sejak kejadian memilukan yang dialami anaknya, ia merasa kehilangan Jaemin, meski raga Jaemin masih bisa ia lihat, namun Jaemin yang manis, periang, kadang kala manja itu hilang ntah kemana.
Sebagai ayah, ia rela melakukan apapun, termasuk kehilangan hartanya, demi bisa melihat senyum bahagia Jaemin.
Hari ini, akan ia akhiri semuanya
#Flashback on#
"Ayaaaahhh"
Peluk Jaemin dari belakang dengan senyum lebar dan kekehan kecil
"Ada apa nak ?"
"Nana, lulus predikat cumlaude, yah ! Ayah bangga kan sama Nana ??"
"Apapun itu kamu selalu jadi kebanggaan ayah, selamat ya sayang. Kamu mau hadiah apa dari ayah ?"
"Nana cuma mau ayah selalu sehat, ayah bahagia, ayah selalu tersenyum. oh ya ! Kalau nanti nana menikah dengan kak Jaehyun, Nana mau nanti ayah jangan menangis. Ayah juga harus bahagia di hari bahagia Nana"
Jaemin masih memeluk ayahnya
"Iya, ayah tidak akan menangis, kalau nanti ayah rindu Nana, ayah akan culik Nana dari Jaehyun"
"Nana tunggu ayah culik Nana"
#Flashback off#
Suara tawa itu sudah lama sekali tidak ia dengar, dan Siwon harus cepat menemui Jeno, memberikan uangnya, lalu pulang.
Di sisi lain....
"Jadi Tuan Na sudah menyiapkan uangnya ?"
Ucap Jeno yang kini bersandar di kursi ruangannya
"Benar Tuan, Tuan Na juga sedang dalam perjalanan kemari" ucap salah satu mata mata Jeno
"Kalau begitu, lakukan sesuai rencana, aku tidak akan keberatan kehilangan uang itu, yang ku inginkan hanya Na Jaemin"
TBC...