Harmony ; family relationship

Von cherriessade

38.2K 3K 330

(COMPLETED) [FOLLOW SEBELUM MEMBACA] Bukan cerita tentang kisah percintaan atau penghianatan, bukan juga mi... Mehr

prolog
two
three
four
five
six
seven
eight
nine
ten
eleven
twelve
thirteen
fourteen
fifteen
sixteen
seventeen
eighteen
nineteen
twenty
twenty one
twenty two
twenty three
twenty four
twenty five
twenty six
twenty seven
twenty eight
twenty nine
thirty
thirty one
thirty two
thirty three
thirty four
thirty five
thirty six
thirty seven
thirty eight
thirty nine
fourty
fourty one
fourty two (END)
Promote

one

3K 170 8
Von cherriessade

HAPPY READING

KEESOKAN harinya, datang ke kantor Bryan membawa masakan rumahnya adalah sebuah rutinitas bagi Queen.

Siang hari dimana jadwal makan siang para pegawai, dan Bryan lebih memilih masakan rumahan dibanding harus ke restoran walaupun terkadang dia juga pergi kesana apabila Queen tidak memasak.

Queen membuka pintu ruangan Bryan dan menemukan seketaris yang berdiri disamping Bryan tengah menunjukan sesuatu di berkas.

Setelah menandatangani berkas itu, seketaris Bryan pamit tanpa melirik kearah Queen.

Queen mendengus. "Kapan sih kamu bisa pecat dia?"

Jelas Queen tidak suka karena seketaris Bryan adalah chili gang disekolahnya dulu, yang tak lain adalah Monika.

"I can't, Queen." Bryan menatapnya lembut, mencoba memberi pengertian padanya. "I can't just carelessly fire people. At least there must be a clear reason. I have to be professional, okay?"

Queen menghela nafasnya, "Tapi dia nggak godain kamu kan?"

Bryan menggeleng.

"I'm hungry"

"Ah, iya hampir lupa! Ini makan siang kita." Queen mengeluarkan makanan dari dalam rantang tupperware. Atas permintaan Bryan, dia selalu membawa makanan dengan takar lebih untuk bisa makan berdua.

***

Bara menyesap rokoknya sambil menikmati cuaca diatap gedung sekolah. Menyendiri sudah menjadi kebiasaannya walaupun terkadang lebih banyak bersama dengan teman-temannya

Bara memang dingin dan cuek, namun bukan berarti dibalik sikapnya ada masa lalu yang kelam. Sikapnya yang seperti ini adalah bawaan dari lahir serta sifat yang diturunkan oleh Daddynya.

Jika bisa memilih, Bara tidak akan mau menjadi orang yang dingin dan cuek. Dia ingin berubah seperti orang kebanyakan, hanya saja bila terjadi perubahan sikap sedikit saja, maka orang pasti akan merasa aneh dan bertanya-tanya, terlebih lagi teman-teman brengseknya itu akan meledeknya.

Dibandingkan Daddy, Bara lebih kalem dan pendiam walaupun nakal. Tentu berusaha untuk lembut ketika berbicara pada perempuan.

"Kak Bara?" Suara seseorang terdengar dibelakangnya.

Bara sebenarnya terkejut, hanya saja ekspresinya lebih santai. Dia menjatuhkan rokoknya lalu menginjaknya.

Berbalik menghadap Alinza yang memanggilnya, menaikan salah satu alisnya.

"Kak Bara ngerokok?"

Bara hanya diam. Tidak tahu harus menyahut dengan kalimat apa.

"Kak?" Alin memanggilnya lebih lembut.

"Gimana Agatha?" Tanya Bara mengalihkan pembicaraan.

Alin menghela nafasnya, sadar bahwa Bara tidak ingin menjawab pertanyaannya.

"Agatha suka sama Kak Bara!" Tegas Alin ke sekian kalinya. Beberapa kali Alin memberitahu bahwa mereka berdua saling menyukai, namun tidak ada yang percaya. Mereka berdua hanya menganggap bahwa mereka mencintai tanpa dicintai balik.

Alinza Qeyna, seorang adik kelas yang beruntung bisa kenal dengan lelaki incaran Laudree High School—biasanya disingkat LHS. Meskipun mereka tidak sedekat itu, namun karena mereka sering terlihat bersama membuat para perempuan di LHS mengira bahwa Alin dan Bara menjalin hubungan. Padahal setiap mereka bertemu hanya untuk berbicara tentang seorang Adelle Agatha Valerie kepada Bara Danial Zeth.

"Don't lie to make me happy, Alinza." Bara menyahut pelan.

Alin menghembuskan nafasnya kasar, lalu berbicara pelan. "Oke, aku nggak akan bilang gitu lagi. Percuma soalnya. "

Alin berbicara aku-kamu dengan Bara hanya untuk menjaga kesopanannya. Lagipula dia sering mendengar bahwa Bara lebih suka dengan perempuan yang menggunakan aku-kamu. Tidak! Alin sedang tidak mencoba merebut hati Bara. Hanya saja, dia memang merasa agak sungkan dengan Bara.

Bara merogoh sakunya, mengeluarkan sebuah liontin dari sana. Memberikannya kepada Alin lalu berkata, "Kasih ke dia. Jangan bilang dari gue."

Alinza menerima benda itu. "Oke"

***

Gavin dan Alexa tengah beradu mulut ketika Reon yang sibuk menggoda Adara. Sedangkan Elvano hanya menjadi penonton keduanya.

Sementara Agatha lebih tertarik membaca buku novel daripada mencie-ciekan Gavin dan Alexa yang sedang beradu mulut maupun Reon yang menggoda temannya.

Dia sebenarnya bukan cewek kutu buku. Hanya saja disaat senggang, dia lebih memilih membaca buku pelajaran untuk kembali mempelajari yang tidak dia mengerti.

Namanya Adelle Agatha Valerie, mempunyai sifat yang dewasa—salah satu hal yang membuat Bara menyukainya. Selain itu, dia juga baik hati jika dibandingkan dengan Alexa yang lebih suka menyerocos galak dan mulut tanpa filternya, ataupun Adara yang lebih banyak diam karena terlalu polos.

Bangku sebelahnya diduduki seseorang yang membuat Agatha tertoleh.

Alin menyodorkan benda yang ternyata sebuah liontin. Agatha membelalak ketika melihat liontin incarannya yang baru saja Alin berikan. Seminggu yang lalu dia sempat melirik liontin itu disalah satu toko perhiasan terkenal, hanya saja uangnya sudah ia gunakan untuk shoping. Tak disangka Alin memberikan itu kepadanya.

"Dari lo?" Agatha menatap Alin tidak percaya, rasanya aneh bila Alin yang memberikannya. Jika pun iya, tidak mungkin hanya kepadanya. Tentu saja Alin juga harus memberikan untuk Alexa dan Adara.

"Bukan. Dari seseorang. Rahasia" Ujar Alin sebelum kemudian dia berangkat dan memilih duduk tepat disebelah Elvano yang sedang menonton serial drama: Benci jadi Cinta yang diperankan oleh Gavin Hafran Laudree dan Alexa Florenza Giovanny.

***

Seorang laki-laki berjalan dengan airpods yang tersumbat ditelinganya. Memasukan tangannya disaku celana agar mendapatkan kesan cool. Berjalan dengan penuh karisma fakboi yang melekat dalam dirinya.

Dia, Beltran Danial Zeth

Pangeran sekolah yang menjadi siswa paling tampan diangkatannya.

Banyak tatapan kagum yang dilayangkan untuknya, Beltran hanya membalas dengan senyum terbaiknya membuat para penggilanya hampir kehabisan nafas hanya dengan melihatnya.

Dia merasa ialah yang paling tampan sedunia. Tidak heran, jiwa narsisme nya memang separah itu.

"Hai, boleh pinjem cerminnya?" Tanya Beltran pada salah satu siswi populer yang setahunya bernama Mona.

"Bo-boleh" Mona memberikan cerminnya dengan tangan yang gemetar saking tak percayanya bisa berbicara dengan Beltran.

Beltran menatap pantulan dirinya dicermin, ia menata rambutnya keatas, wajahnya juga sudah oke, ganteng banget malah. Setelah selesai melihat penampilan wajahnya dicermin ia mengembalikan kepada Mona.

"Thank you, cantik." Beltram mengedipkan matanya singkat membuat gadis itu menahan pekikannya.

"Bro!" Daren datang menepuk bahunya pelan, lalu tidak sengaja melirik gadis yang baru saja Beltran pinjam cerminnya. Daren mengedipkan matanya singkat membuat gadis itu cepat-cepat pergi lantaran tidak ingin mati konyol gara-gara kedipan maut dua pangeran sekolah.

"Apaan, njing?" Beltran mengangkat alisnya.

"Manggil doang, bangsat." Daren mendengus.

"Lo liat Gama?" Dengan gerakan slow motion, Beltran mengangkat tangannya berlagak menggaruk tengkuknya yang tak gatal.

"Nyangkut dibatang kali, itu kan tempat tongkrongannya!" Sahut Daren.

Beltran berdecak. "Ah, lo nggak pekaan. Gue lagi pamer, njir. Nih, liat!" Beltran mengangkat tangannya memperlihatkan jam seharga 375 juta yang Daren tatap dengan wajah tak percaya.

"Asli apa kw nih?" Daren mencoba menyentuh benda itu namun tangannya ditepis kasar oleh Beltran.

"Jangan pegang-pegang, mahal. Sori sori nih ya, gue nggak bisa makek barang kw " sombongnya.

"Alah, tai lo!" Desis Daren.

"Ini punya Bara, njir. Lecet dikit bisa mati gue." Ungkap Beltran.

"Tumben diijin pinjem?"

Beltran tersenyum smirk. "Kata siapa gue minjem? maling dong hahaha!"

"Stres. Gue doain ilang, mampus lo sama Bang Bara." desisnya membuat Beltran mengeluarkan sumpah serapah serta mengabsen berbagai macam binatang dimulutnya.

***

TBC


Weiterlesen

Das wird dir gefallen

5.8K 449 30
"Rafa kalau aku sama Fasya dalam bahaya, kamu bakal nyelametin siapa dulu?" "Fasya dulu, karena dia juga dari kecil udah sama aku Rain" "Kalau aku ya...
7.1K 492 35
Love relationship seorang Badgirl dipadukan dengan lelaki tampan yang menjadi ketua klub Basket SMA Galaksi, dan ketua geng Motor Vedenzo. Kalimat da...
47.5K 1.8K 53
SELESAI [FOLLOW SEBELUM MEMBACA] Pertemuan yang tidak disengaja. Satu hal yang tidak pernah disangka cerita dua manusia yang tak biasa, berawal dari...