My Silver Winged Demon

By TitanPTY

238K 11.9K 449

Hidup Sky berubah seutuhnya setelah dia kehilangan seluruh anggota keluarganya dalam sebuah kecelakaan. Tidak... More

The meeting
My Transferal and the Accident
Seal Released
My Escape
Encounter with...seriously, vampire?
My little mate
What am i supossed to do?
Eric Royce Delcour
Are we clear?
Invisible prison
Unspoken answer
Midnight Snack
Nightmare
One night with her
First Day
The Stinky School
Wolfie
The Agnis
Unexpected Meeting
The Twins
Stupid Sexy Laugh
Crash
I'll be here. Forever.
Guilty and Bad dream?

The Guardian

6.6K 415 17
By TitanPTY

 Allo ~ Aku kembali lagi!

It's amazing isn't it? two chapter in a week!

Yah, saya dapet libur 2 hari sebelum TO LAGI, jadi lumayanlah buat nyelesain chapter ini lebih cepat ~ Kalo ada yang nanya kenapa authornya kaya'nya TO mulu tanyakanlah pada sekolah author yang demen banget TO! >:( *curcol*

Di chapter ini kalian bakal nemuin jawaban dari pertanyaan di chapter kemarin, dn pastinya kalian udah bisa nebaklah siapa Wolfie. hehe

Oke, cekidot lah!

-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Eric’s POV

Sungguh si kembar benar – benar membuat pusing tujuh keliling! Belum cukup mereka menghilang dari kastil utama, sekarang Dane menemukan mereka telah berteleportasi ke Gi. Kalian tahu sendiri betapa luasnya Gi. Bahkan di Daíkos yang notabenenya 2 kali lebih kecil saja para pengawal itu tidak bisa menemukannya. Bagaimana di Gi?

ARG! Sudahlah! Aku sudah lelah memikirkan si kembar selama seminggu terakhir. Biarkanlah takdir membawa mereka pada Amber disaat yang tepat. Yah, kuharap begitu.

Kabar baik dari Dane soal si kembar yang kemungkinan besar berada tidak jauh dari sang Agnis tidak membuat perasaanku lebih baik. Intinya mereka belum ditemukan, dan sebelum mereka ditemukan perasaanku tidak akan membaik.

Hal itu diperparah ketika sampai di rumah, aku mendapati Amber tidak berada di kamarnya seperti biasa. Aku percaya Elliot tidak akan membiarkan siapa pun mendekati Amber selama aku pergi. Tapi, lain halnya kalau Amber yang menjauh dan malah mendekati siapa pun itu.

Aku sedikit bernafas lega saat mendapati Amber sudah memasuki halaman rumahku, dimana perlindunganku akan langsung melingkupinya. Namun, kekesalanku akibat si kembar yang baru sedikit mereda, malah bertambah karena ternyata Amber baru saja menemui SESEORANG di hutan, dekat rumahku, dan lebih hebatnya lagi, bulan sudah menggantung di langit!

Tidakkah dia ingat peringatan untuk tidak keluar pada malam hari?!

Tenang Eric, kau tidak boleh sampai kelepasan saat berhadapan dengannya. Butuh beberapa kali tarikan nafas panjang sebelum tubuhku berhenti bergetar karena kekesalanku.

Pintu belakang terbuka tepat saat aku sudah kembali memegang kendali tubuhku. Kecuali wajahku yang masih kusam dan tangan yang terlipat di dada, kurasa aku sudah kembali ‘normal’.

Amber masuk dan sepertinya sedikit terkejut mendapatiku sudah berdiri menunggunya di balik pintu. Dia segera menundukkan kepalanya, merasa salah atas kelakuannya.

Sebagian kekesalanku memang sudah menghilang, tapi itu tidak membuatku merubah wajahku menjadi menyenangkan. Aku tetap memasang wajah datarku agar dia tahu aku tidak suka dengan kelakuannya saat ini.

“ Darimana saja kamu?” Tanyaku datar.

“ Er, aku hanya jalan – jalan ke hutan.” Jawabnya. Secara teknis dia memang tidak berbohong, tapi dia tetap tidak mengatakan yang sesungguhnya kepadaku.

“ Jalan – jalan ke hutan? Sungguh? Di saat kau tahu betapa berbahaya di hutan saat malam tiba?” Tanyaku dengan alis terangkat, tidak percaya sepenuhnya.

“ Eh.. ya.” Jawaban tidak yakinnya malah membuatku menunjukkan ketidak percayaanku dan menaikkan kembali meteran kekesalanku.

Aku sudah siap memberikan ceramahku kalau saja sesuatu bergerak di halaman belakang rumahku.

Sesuatu itu adalah werewolf yang sekarang sedang berubah ke wujud manusianya. Sekali lihat aku tahu siapa werewolf itu. Dan kemunculannya secara langsung di depanku menegaskan betapa mendesaknya keadaan saat ini. Laki – laki itu menggeleng sambil menunjuk Amber dalam diam.

Aku mendesah dan menggeleng pelan, lalu kembali menatap Amber yang saat ini sedang menatapku cemas.

“ Sudahlah. Kembali ke kamarmu. Kuharap kejadian ini tidak terulang kembali, Amber.” Tegasku.

Dia menggangguk, lalu berjalan melewatiku menuju kamarnya. Aku menunggunya sampai benar – benar masuk kamar sebelum berpaling kembali ke tamuku yang entah bagaimana sudah mengenakan celana basket. Aku mengangguk singkat, mengisyaratkannya dengan tubuhku untuk mengikutiku.

Satu hal yang tidak kusukai dari para werewolf adalah bau mereka yang sangat menusuk. Bukan bau menjijikan, hanya saja bau apapun yang menjadi ciri khas tiap individu mereka seakan disemprotkan banyak – banyak sampai menusuk hidung.

Kalau kau mengenal mereka cukup dekat, sebenarnya mereka tidak terlalu buruk. Mereka soild dan yang paling penting mereka setia pada pemimpinnya, siapa pun itu. Entah Alpha mereka atau orang luar yang bisa mengalahkan aura kekuasaan Alpha mereka.

Aura kekuasaan yang kumaksud adalah seberapa kuat garis darahmu. Garis darah yang kuat melahirkan pemimpin yang kuat. Untuk werewolf, garis darah yang kuat dilihat dari seberapa banyak Alpha yang bersaudara dengannya. Sementara untuk kaum supranatural lainnya, garis darah yang kuat dilihat dari seberapa murni darahmu dan seberapa dekat kekeluargaanmu dengan keluarga pertama, keluarga kerajaan.

Setiap anggota kerajaan diharuskan berdarah murni tanpa ada campuran darah manusia. Karena itu aku sebagai garis terakhir kerajaan harus punya pendamping yang berdarah cukup kuat untuk disanjungkan dengan keluarga kerajaan. Dan takdir sudah berkerja sangat baik dengan memberikanku soulmate seorang Agnis.

Kembali ke ruang kerjaku, aku sudah duduk di balik mejaku sambil mengamati werewolf dihadapanku. Dari penampilannya, dia tidak mungkin lebih tua dari 18 tahun. Rambut hitam berantakan, matanya yang sudah berubah menjadi sekelam malam alih – alih hijau seperti wujud serigalanya, dan aura kekuasaan yang menguar dari dirinya cukup kuat. Namun, tidak cukup kuat untuk membuatku menyapanya terlebih dahulu.

Semenit penuh dia menatapku sebelum menunduk dan memberikan salamnya dengan suara serak.

“ Vestra Eric.”

“ Guarmto.”

Guarmto adalah gelar pelindung Agnis. Mereka bisa terlahir dalam wujud apa saja. Guarmto terakhir saat perang Angel dan Vampire terakhir malah terlahir dari kaum Vampire. Mereka tidak terikat pada kaum mereka sampai tugas mereka selesai dan tanda Guarmto yang terletak pada tattoo di setengah lengan kirinya menghilang.

“ Kuharap kedatanganmu tidak membawa berita buruk.”

Dia menggeleng.

“ Tidak. Aku hanya ingin menyapamu dan Sky setelah sampai di daerahku. Sekaligus memberikan sedikit peringatan.”

Dahiku berkerut. “ Kenapa baru sekarang?”

“ Karena aku baru pulang dari perjalananku beberapa bulan ini mencarinya, sebelum kembali ke tanahku. Setelah kematian kakaknya, secara tidak sadar dia menutup dirinya dari...radarku dan dua bulan lalu aku sempat merasakan kehadirannya sebelum kembali menghilang.”

“ Dan, peringatan tentang?”

“ Keluargaku. Alpha St. Claire.” Jawabnya singkat sambil memberengut.

“ Itu tidak menjelaskan apa pun.”

Aku sudah punya daftar panjang masalah dan tidak perlu masalah internal Half Moon Pack ditambahkan ke daftar itu.

“ Aku punya kembaran. Seperti yang kau tahu, salah satu dari kami harus menyerahkan untuk tempat itu. Pada situasi itu aku memilih untuk memberikan tempat itu pada kembaranku. Selain karena aku punya tugas lain untuk menjaga Sky, dia memang cocok sebagai Alpha dan kawanan juga menerimanya.

“ Singkatnya dia sisi baik sementara aku sisi buruk yang selalu pergi berkelana sejak berumur 8 tahun seperti si kembar dalam legenda. Namun, ayahku tidak berpendapat begitu. Sejak awal dia menginginkanku sebagai penerusnya mengingat aku adalah Sang Guarmto dan bla bla. Intinya dia memperlakukan kami secara berbeda karena statusku. Karenanya, dia sedikit cemburu denganku.”

Dia terdiam sejenak sebelum kembali melanjutkannya.

“ Aku tidak ingin menjelekkan kembaranku, hanya saja kuharap cukup waspada terhadapnya. Dia mungkin tidak membenci Sky, tapi dia sangat mudah dihasut kalau berhubungan dengan cara agar bisa menjatuhkanku.”

“ Lalu, apa rencanamu?”

“ Aku akan menjaganya dalam kegelapan dan kuharap kau bisa merahasiakan identitasku sampai dia sendiri yang menemukannya.” Sadar atau tidak sadar, dia menggunakan suara Alphanya yang menuntut.

Sepertinya sisi Demonku punya pendapat lain, dia tidak suka diperintah dan tidak mau tunduk kepada bocah yang umurnya bahkan baru 1/10 umurku. Aku bisa merasakan mataku yang mulai berubah mejadi silver menyala. Kontras dengan tubuhnya yang menegang, menyadari kesalahannya.

Aku tidak menerima perintah darimu. Itu hal yang ingin kukatakan. Sayangnya aku terlalu lelah untuk berdebat. Jadi aku hanya mengangguk menyetujui permintaannya alih – alih perintah.

 “ Pergilah. Lain kali perhatikan lawan bicaramu sebelum menggunakan suara itu, bocah.”  Anehnya, suaraku cukup terkontrol untuk orang yang sedang menahan sisi Demonnya.

 “ Baik Vestra.”  Jawabnya dengan rahang yang menegang.

Dia memberikan salam sambil membungkuk lalu keluar dari ruanganku. Tepat di ambang pintu dia berhenti dan berbalik menatapku dengan tekad yang aku tidak bisa terka.

“ Satu lagi permintaanku. Tolong masukkan Evie dalam perlindunganmu. Terima kasih.”

Aku tidak sempat memberi komentar atau mensetujui permintaannya, dia keburu menunduk lagi dan benar – benar keluar dari ruanganku.

Aku menghela nafas panjang. Setidaknya aku tidak perlu mengkhawatirkan Amber selama dia sekolah. Dimana bocah yang aku belum tahu namanya, berada di bayang – bayang mengawasi Amber. Aku setuju dengan bocah itu untuk tidak memberitahukan identitasnya karena semuanya akan lebih aman bagi dia dan orang yang disayanginya.

Lelah dengan semua masalah yang datang bertubi – tubi, aku bangkit dari kursiku menuju kamarku. Mandi air hangat adalah pilihan pertamaku untuk merilekskan otot – ototku yang tegang dan membersihkan kotoran yang menempel di tubuhku.

Setelah tubuhku terasa ringan dan bersih, aku ke kamar Amber untuk mengeceknya. Sama seperti malam dua bulan terakhir ini.

Dia sudah mengganti kaos polonya dengan piyama bergambar Doraemon favoritnya. Lucu. Bajunya tidak pernah jauh – jauh dari warna biru, merah, abu – abu dan hijau. Dia juga selalu terobsesi dengan Doraemon, robot kucing kartun yang digemarinya. Entah karena warnanya biru atau memang Doraemonnya lucu.

Malam ini dalam tidurnya, Amber sedikit lebih tenang walaupun keringat masih nampak di dahinya yang sedikit berkerut. Bibirnya juga maju beberapa mili membentuk cibiran. Aku tersenyum sambil menaruh ibu jariku diantara alisnya yang berkerut. Mengurutnya pelan agar kembali ke bentuk awalnya yang indah.

“ Tidur dan mimpi indah, my little mate. Aku akan selalu berada disampingmu.” Bisikku pelan di telinganya.

Aku bisa melihat air mukanya berubah seketika dan desahan pelan terdengar dari rongga bibirnya yang sedikit terbuka. Kerutan di dahinya berangsur – angsur menghilang dan bibirnya membentuk senyuman kecil.

Aku cukup puas ternyata tubuhnya masih merespon seperti terhadap diriku setelah dua bulan aku selalu  melakukan hal yang sama setiap malamnya.

“ Eric.”

Aku membeku ketika namaku keluar dari mulutnya. Apakah sejak tadi dia terjaga? Well, ini tidak akan menjadi bagus kalau dia cukup sadar untuk mendengar kalimat sebelumnya.

Aku terdiam –memperhatikan- cukup lama untuk memastikan kalau dia tidak terjaga. Aku menghembuskan nafas lega saat kudengar dia memanggil namaku lagi sambil mencoba mengapai – gapai udara.

Bisa kurasakan bibirku membentuk senyum simpul melihat tingkah lakunya. Aku memutuskan tidak ada salahnya duduk dan biarkan tangan Amber menyentuh apa yang sejak tadi diinginkannya.

Rencana awal memang hanya duduk sebentar sambil memperhatikannya tertidur. Namun pada kenyataannya saat tubuhku menyentuh kasur dan lengan Amber melingkar di pinggangku kelopak mataku bergetar minta ditutup. Mungkin ini faktor kelelahan.

Tapi tak apa. Kalau diperbolehkan, akan dengan senang hati aku tidur dalam pelukan Amber.

 ----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

 Gimana pendapat kalian? Silahkan tulis di comment ~

Dan jangan lupa Votes! Mudah2an sih udh nyampe 350 votes sebelum chapter berikutnya di upload. :3

Yah, author minta votes bukan kenapa2, menurut author itu sebagai penyemangat pribadi author untuk nulis di waktu terbatas yang author miliki. =)

Chapter ini didedikasikan buat Harinhana karena tebakannya hampir benar!

Cheers!

- Titan

Continue Reading

You'll Also Like

1M 69.9K 45
Daddyyyyyy😡 "el mau daddy🥺"
953K 65K 34
"kenapa foto kelulusanku menjadi foto terakhirku.."
67.2K 7.1K 15
Bagaimana jika seorang gadis pekerja keras meninggal saat ia tertidur, hal itu terjadi karena kebakaran di rumahnya akibat kosleting listrik dan buka...
212K 10.9K 31
"eh masak mati sih cuman kesedak jajan belum ketemu ayang yoongi elah" batin Aileen. Bukannya ke alam baka menemui kedua orang tuanya Aileen memasu...