How to Move on ─ Taeyong

By ikangdoyi

22.4K 3.9K 3.9K

"Sadar, lo cuma sekedar kakak ipar, bukan pacar." How to Move on ft. Taeyong and Doyoung x OC. More

[HTMO] 01 - cast?
[HTMO] 02 - prolog
[HTMO] 03 - Stuck With You
[HTMO] 04 - Ineffable
[HTMO] 05 - My Failed Future
[HTMO] 06 - Hopeless
[HTMO] 07 - Move on and Turn on
[HTMO] 08 - Another story
[HTMO] 09 - Annoying
[HTMO] 10 - Nagging Boy!
[HTMO] 11 - Truly
[HTMO] 13 - Unpredictable
[HTMO] 14 - Among Us
[HTMO] 15 - position
[HTMO] 16 - Rival.
[HTMO] 17 - Take off to get.
[HTMO] 18 - The Truth is Coming Out.
[HTMO] 19 - Another Things Happen
[HTMO] 20 - Hide to behave
[HTMO] 21 - To Heaven
[HTMO] 22 - Unconscious Feeling
[HTMO] 23 - Best thing I need
[HTMO] 24 - Paper scars.
[HTMO] 25 - Quit
[HTMO] 26 - Sunkissed
[HTMO] 27 - The day after
[HTMO] 28 - Heart Sync
[HTMO] 29 - Date
[HTMO] 30 - Home
[HTMO] 31 - Jealous
[HTMO] 32 - Aira Notes
[HTMO] 33 - Feeding My Ego

[HTMO] 12 - un-awkward

596 128 166
By ikangdoyi

Sudah terhitung seminggu dari kedatangan Biya ke Pulau Dewata itu,  Biya sekarang sudah mulai beradaptasi dengan lingkungan sekitarnya dan kantornya. Buktinya saja dia sudah sangat akrab dengan Lala, Chandra, dan Jisung. Menurut Biya mereka itu orang yang mudaj banget menerima pertemanan dan nggak milih milih temen. Nggak kaya Jemmi sama Renja yang terlalu selektif atau mungkin terlalu fokus buat kerja?

Cuma satu orang yang dengan jelasnya dia anggap sebagai musuhnya, yaitu Dinan.

Dinan memang nggak menggunakan kewenangannya sebagai atasan para anak anak yang lain dalam mengerjakan pekerjaanya. Tapi menurut Biya kerjaan dia itu bener bener di cek sampe tuntas sama Dinan.

Akhir akhir ini Dinan lebih banyak ngasih kerjaan buat Biya. Yang biasanya dia pulang jam lima sekarang Biya lebih sering pulang jam delapan malam karena memang ada pekerjaan yang gak bisa dia tinggalkan.

Di samping itu Dinan juga orangnya cukup hangat dan bersahabat. Selain di sisi yang nyebelinnya itu menurut Biya. Setiap Biya lagi lembur banget, Dinan selalu bawain kopi atau sekedar teh hangat buat Biya. Kadang juga Biya sering banget dibawain roti/donat dari toko kue depan kantor. Katanya biar nggak pingsan pas lagi lembur. Dia perhatian memang, tapi tetep aja Dinan tetep Dinan yang kejam baginya.

"Nggak balik Lo?" Tanya Biya, saat Dinan masih betah duduk di kursi milik Jisung yang mana meja mereka adalah depan depanan, alias sekarang mereka lagi hadap hadapan. Dinan masih fokus ngurusin event atas kerja samanya dengan perusahaan swasta. Salah satu hotel bintang lima yang terletak di pinggiran kota dan punya lokasi yang cukup strategis.

"Masih ada kerjaan." Sahut Dinan datar. Pria itu memang kalau sedang kerja seperti sedang gila gilanya. Bucin kerja nama lainnya.

"Gila kerja banget sih."

"Biarin, kalian kalian juga yang bakal seneng."

"Pede banget lo." Ucap Biya dengan nada kesalnya. Dinan terlalu menyombongkan diri di depannya, itu bukanlah tipikal Biya. Terlalu menyombongkan kekuatannya, ya walaupun memang hasil kerja Dinan dapat diakui seluruh karyawan disana.

"Bi, besok temenin yuk? Liat liat hotel."

"Ngapain? Mau ngebooking lo?"

"Kali kali aja lo suka, nanti gue bookingin buat kita." Ucap Dinan, dia menaikan sebelah alisnya. Kelakuan Dinan yang tengil itu membuat Biya mengucap istighfar di dalam dadanya.

Ya Allah, semoga Biya pulang dengan selamat hari ini.

Amin.

Dinan menelisik pergerakan 'amin' Biya yang menggerakan dua tangannya dan ditempa ke wajah. Dinan ngeliatin Biya sampe yang serius banget.

"Habis berdoa? Doa apaan?"

"Semoga gue selamat dari makhluk yang ingin mencelakakan gue."

Dinan dengan tampang polosnya cuma nyisir tatapannya ke kanan ke kiri dan ke depan. "Nggak ada hantu di sini, nggak usah takut Bi"

Iya emang nggak ada hantu, kan elo jurignya! Gerutu Biya dalam hati.

"Sebel." Ucap Biya, sambil mengacak seluruh tatanan rambutnya.

"Kenapa lo?" Tanya Dinan seraya bangkit dari kursinya, merapihkan meja kerja Jisung yang habisa dia tempati.

"Ngapain sih lo disini, ruangan kerja lo aja disono" Biya melempar pandangan yang nggak enak dilihat. Justru Dinan malah nyengir puas saat melihat cewek itu merasa terganggu kenyamanannya.

"Kalau lo nggak ada temen ngobrol nanti ngantuk, jadi gue temenin." Ucap Dinan dia bergerak memindahkan barang barang Jisung ke tempat semula.

"Btw, ikut ya besok. Gue butuh asisten."

"Ada Lala."

"Lala sibuk, banyak kerjaan."

"Bedanya sama gue apa? Gue juga banyak kerjaan Dinan."

"Lala pacarnya Jeno, gue nggak mau dicemburuin. Lo nggak punya pacar kan?" Ucap Dinan, dia tahu betul kalau Jeno sering ngambek sama Lala akibat sering jalan sama Dinan. Padahal mereka emang lagi dalam urusan pekerjaan.

"Ganteng ganteng posesip Jeno."

"Lo sendiri gimana?" Tanya Dinan, dia berjalan mendekat ke meja Biya. Biya berhentiin aktivitasnya sebentar karena Dinan dateng langsung meluluh lantahkan pandangannya. Dinan cukup tampan jika dilihat dari jarak sebegitu dekat.


"Ngapain deket deket?"

Biya dengan kedipan kilatnya tiba tiba menjauhkan tubuhnya saat Dinan mendekat. Biya rasa ini cowok emang gampang banget kenal deket sama orang lain, soalnya apa apa ditempelin, udah kayak makhluk halus.

"Gue penasaran sama lu"

Biya menengadahkan dagunya ke atas, mencoba menatap kedua netra itu. "Tentang?" Sahutnya. Biya sengaja menatap bola mata itu lamat lamat. Dinan punya aura yang cukup kuat dan berwibawa, menurut Biya jika dilihat secara dekat. Jantungnya masih biasa saja, tapi lama kelamaan Biya rasa ini nggak normal, soalnya dengan jarak sedekat itu mereka saling berebut oksigen.

"Nggapapa." Dinan menjauhkan lagi tubuhnya. Kini dia berjalan menjauh dari Biya. Seketika dia berputar dan berbalik ke Biya.

"Gue duluan. Hati hati, disini banyakan yang jantan, kalo lo diusilin itu berarti lo cantik."

Dinan berjalan menjauh lagi, dan kini keisengannya makin menjadi jadi. Lampu kantor dia matikan di ruangan kerja Biya dan Biya sekencang mungkin berteriak keras tanpa adanya gerakan berlari. Kakinya cukup bergetar. Sekitarnya begitu gelap bahkan sangat sangat gelap. Biya nggak bisa berjalan kemanapun, langkah kakinya seolah membeku dan dadanya bergemuruh. Biya takut bukan main, saat mati lampu dadanya bisa menjadi sesak tiba tiba karena itu dia mudah terkena serangan panik. Hanya jeritan yang bisa dikeluarkan sebagai sarana mengeluarkan rasa takutnya dan meminta tolong.

Biya terjatuh dan kakinya tersandung kursi putar yang ada di mejanya. Dia panik dan berusaha menyalakan senter, tapi saat ini hpnya saja tidak bisa ia temukan dimana mana. Biya menangis cukup keras, suaranya parau dan hampir habis. Biya masih tergeletak di atas ubin sambil terduduk.

Lampu dari depan tiba tiba mulai menyala satu persatu tapi Biya nggak merasakan itu sama sekali sebab dia tempelkan seluruh wajahnya ke kursi duduknya yang sudah penuh dengan tangisannya.

"Heh!"

" ... "

"Biya?"

Saat Dinan menemukan Biya, Biya udah nggak bisa mendengar suara cowok itu, semuanya gelap dan Biya nggak sempet berhenti dari semua rasa takutnya.

Biya malah menggenggam kaki milik Dinan dan nggak mau ngelepas cengkraman itu sama sekali. Saat Dinan jongkok dan menyejajarkan tubuhnya dengan milik Biya, Biya nggak melihat wajah cowok itu, Biya langsung lompat ke pundak Dinan dan berusaha meraih tubuh besar itu dalam dekapannya.

"Pulang! Gue mau pulang! Gue takut banget sekarang!!"

Dinan yang nggak paham sama situasi itu langsung membawa Biya beserta tas yang udah Biya siapkan buat pulang ke rumah. Sesampainya di mobil Dinan, Biya tetep ngeyel kalau dia nggak bakal ngelepas rekatan Dinan. Selama lima menit Dinan diem nungguin Biya sadar kalau semuanya udah terang dan nggak segelap tadi.

"Liat gue Biya!" Teriak Dinan. Dia udah kesel banget liat Biya nggak mau sadar.

"Biya!"

Dagu Biya Dinan cekal kuat. Gadis itu membuka matanya sedikit demi sedikit, sebab Dinan nggak ngelepasin dia dengan mudah begitu aja.

"Udah terang, nggak ada yang gelap, sekarang kita pulang?"

Biya udah selesai nangisnya, netranya masib membayang di sekitar, bahkan dia nggak sadar kalau yang daritadi ngebopong dia sampai ke mobil adalah Dinan. Dia hanya inget Tara kala itu. Saat teman temannya Biya menguncikan dirinya di gudang yang cukup terkenal angker, Biya ketakutan dan menangis cukup keras. Tapi saat dia merasa tubuhnya udah nggak sanggup lagi menopang rasa takutnya, dia hampir pingsan dan dalam pandangannya yang setengah sadar setengah tidak, ada Tara di hadapannya.

Biya memeluk Tara dalam tangisnya, dia nggak sanggup kalau Tara nggak menghampirinya, Biya masih menangis saat Tara menggedongnya sampai di ruang UKS, bahkan sampai sekarang ... Biya nggak pernah lupa momen menyeramkan itu. Tapi tanpa keadaan seperti itu mengingatkan bahwa mereka pernah saling sama sama dekat satu sama lain. Hampir berbagi rasa, tapi tak saling memiliki raga.

Sepuluh menit sudah berlalu, Biya sudah sadar dia berada di dalam mobil Dinan, kepalanya pening karena habis menangis keras belum lagi sembab matanya dan suaranya yang sangat lemah bahkan tidak terdengar. Dinan juga sama kakunya dia merasa kalau dia keterlaluan sama Biya, tapi dia masih berpikir kalau reaksi Biya akan separah itu saat Dinan jahili.

Dinan memberhentikan mobilnya di depan rumah Biya, di membukakan pintu mobil milik Biya dan menatap sendu wanita di depannya. Biya masih mematung dengan mengusap sisa - sisa air matanya.

"Bi, gue mau minta .."

Belum selesai berucap Biya udah menginterupsi ucapan Dinan disana.

"Gue.. gue malu" timpalnya, dia menahan isakan.

"Besok aja ngomongnya.. besok aja ya?"

Biya langsung berpamitan sama Dinan dan masuk ke rumahnya. Dinan menjadi tak enak hati berkali kali lipat, keisengannya bukanya berbuah keakraban tapi malah membuat malapetaka buat Biya.

***

Dinan Instagram updated.

Dinanraihan


Dinanraihan Sorry bikin lo nangis semalem. Gak maksud. Tapi syukurnya disogok eskrim aja udah dimaafin. *yang tau jangan tag orangnya.

12.35

renjana jarang jarang update IG yang ini. Kayaknya lagi seneng banget.

realhaechan Dinan belom tau aja pawangnya si Biya di Jakarta.

akujisung @.nabiya

chandra jasa free tagnya kakak. @.nabiya

jemmi kak jangan lupa, keluar buat kerja.

Biya Instagram updated

13.20

nabiya ngajakin ke hotel larinya ke sawah. Gak modal kau 😃👎 @.dinanraihan kalau berani tag orangnya dong kak, kayak aku.

yutamaniak ASTAGHFIRULLAH PERGAULAN ANAK RANTAU BIKIN GELENG GELENG.

officialjaehyun Bi, angkat telpon aku sekarang.

jungwooaja @.taraivander
Adek lo baaang!

Biya udah ketar ketir, karena hpnya bunyi terus daritadi, serasa mau ia lempar ke semak semak aja itu hp tapi dia nggak mau kalau orang orang khawatir juga ke Biya.

Mas Tara

Cowok di Ig kamu siapa?

Jaehyun

Minggu aku ke Bali, kirimin alamat lengkap kamu.

Biya nggak tau harus seneng atau bangga. Dia cuma cekikikan saat dia pasang foto Dinan di akun instagramnya.

"Dinan, pinjem hp lo!" Paksa Biya saat Biya masih mengambil gambar Dinan. Dinan memang fotogenik, dia beberapa kali minta tolong ke Biya saat hendak mengambil beberapa moment moment mereka disana.

Dinan terpaksa mengiyakan sebab dia nggak mau buat suasana hati Biya semakin kacau.

"Mau ngapain Bi?" Tanya Dinan, dia ngerasa kalau Dinan orangnya fleksible dan nggak gampang baperan.

"Hpnya bagus, mau liat aja." Sahut Biya, Dinan membiarkan Biya dengan hpnya sampai sepuluh menit berlalu.

"Biya" panggil Dinan.

"Iya?"

Dinan merapihkan tatanan rambutnya, ia berjinjit sedikit dan memasukan dua tangannya ke kantung celananya, Dinan terlihat gugup sekarang.

"Maafin gue. Gue cuma iseng aja tapi nggak maksud bikin lo kaya gitu."

Dinan sudah berulang kali minta maaf sama Biya, Biya udah menganggap itu selesai, tapi tetap saja Dinan merasa nggak enak hati sama Biya.

"Yaudah deh sebagai gantinya gue mau minta sesuatu."

Dinan mengerutkan pelipisnya, dia hanya takut Biya minta sesuatu permintaan yang aneh aneh.

Biya membisikan sesuatu ke Dinan dan sontak cowok itu langsung membelalakan matanya hebat.












"Baru sekarang ketemu cewek segila dia."

















Dinan

Kirimin foto gue yang tadi.

Biya

Dinan

Mana lagi? Foto gue masih banyak.

Biya mengirimkan dua puluh lima foto yang dia ambil dengan berbagai macam macam pose.

Dinan

Thanks Bi, btw jangan disimpen, yang naksir gue udah banyak.

Biya

Nggak mau naksir lo, gampang kepedean. Nanti senggol dikit bapernya cepet.

Dinan

Ya bagus dong, gausah pake kode kodean lagi, apalagi pake sandi morse, jadian enggak, bikin kepala botak iya.

Biya

Tapi cepet juga kecantol sama orang lain. Hih gue mah ogah. Btw foto gue di hp lu kirimin, gak mau tau ya. SEMUANYA.

Dinan.


Boleh gue save nggak?

Biya

Nggak usah, nanti di pelet. Nggak mau.

Dinan

Nggak lah siapa juga yang mau melet, paling gue pake buat ngusir tikus.








Biya :

See you next time♥️

Continue Reading

You'll Also Like

Drie By VAnswan

Fanfiction

30.6K 3.8K 21
Mamanya bilang, Chandra harus mengalah pada adiknya, Nathan, karena Chandra adalah seorang kakak. Lalu papanya bilang, Chandra harus mengalah pada ka...
90.2K 10K 30
"Tunggu perang selesai, maka semuanya akan kembali ketempat semula". . "Tak akan kubiarkan kalian terluka sekalipun aku harus bermandikan darah, kali...
566K 57.4K 28
[FOLLOW SEBELUM MEMBACA] 21+ ‼️ Apa jadinya jika si berandal Jasper Ryker yang dijuluki sebagai raja jalanan, tiap malam selalu ugal-ugalan dan babak...
209K 22.6K 43
Menyesal! Haechan menyesal memaksakan kehendaknya untuk bersama dengan Mark Lee, harga yang harus ia bayar untuk memperjuangkan pria itu begitu mahal...