Savanna tersenyum menatap hadiah pemberian Romeo semalam. Sebuah kotak musik dengan hiasan flamingo berwarna merah muda. Yang membuat Savanna semakin senang adalah musik yang ada di dalamnya adalah suara Romeo.
Ya, lelaki itu bernyanyi untuknya.
Apalagi ketika Romeo memposting foto mereka di instagram, Savanna tidak tau seberapa bahagianya ia sekarang.
"Cieee, senyum-senyum mulu," celetuk Nilam sambil menyenggol bahunya. "Bau bucin, anjir."
Savanna terkekeh. "Apaan sih."
Nilam tertawa. "Bentar lagi masa promosi miniserinya Romeo selesai, kita liburan yuk?"
"Gue mau cepet-cepet lulus ya," celetuk Savanna sambil mengambil ponselnya, teringat jika ia memiliki pekerjaan untuk membuat vector.
"Savanna?" panggil mamanya dari luar. "Sava, ada Romeo tuh."
"Hah?" Savanna langsung turun dari ranjang dan cepat membuka pintu. "Apa, Ma? Ada Romeo?"
Farhana mengangguk. "Temuin gih."
Savanna langsung pergi menuju ruang tamu. Di sana ada Romeo yang tengah memainkan ponselnya.
"Romeo."
Lelaki itu mendongak. "Hai."
"Kamu kok nggak bilang mau ke sini?" tanyanya sambil duduk.
"Iya, kebetulan aja lewat jadi mampir deh." Romeo tersenyum. "Kamu lagi ngapain?"
"Nggak lagi ngapa-ngapain. Di kamar ada Nilam jadi lagi cerita-cerita aja." Savanna tersenyum, sedikit canggung.
"Besok liburan yuk?" ajak Romeo.
"Hah?" Savanna melotot. Padahal baru saja Nilam mengajaknya, sekarang Romeo yang mengajaknya.
"Besok aku ada pemotretan di puncak dua hari dan setelah itu aku free. Rencananya aku mau ngajak kamu buat liburan," ujar Romeo. "Gimana?"
"Pemotretan?"
"Hmm. Mau, 'kan? Kamu boleh ajak temen kamu."
"Tapi ... aku belum izin sama Mama," ucap Savanna.
Romeo tersenyum. "Mama kamu udah izinin."
"Hah?" Savanna mengerjap. "Kamu udah bilang sama Mama?"
Lelaki itu mengangguk. "Sebenarnya aku baru aja pulang meeting soal film baru aku. Aku takut kalo nanti aku sibuk dan nggak ada waktu untuk ngabisin waktu bareng kamu."
"Film?"
Romeo mengangguk. "Tapi kamu jangan bilang-bilang ya? Ini masih jadi rahasia soalnya."
"Pasti projek besar ya?"
"Ya namanya juga film." Romeo terkekeh pelan. "Sekalian aku juga mau kenalin kamu orang penerbitan majalah yang aku janjikan waktu itu. Sorry banget baru bisa sekarang."
"Kamu mau ngenalin aku aja, aku udah makasih banget." Savanna tersenyum. "Tapi aku ajak Nilam nggak apa-apa ya?"
"Nggak apa-apa, Sayang."
🎬
"Ya ampun, Nilam, kita cuma tiga hari di sana, kenapa yang lo bawa udah kayak mau pindahan aja?"
Savanna melongo melihat Nilam datang ke rumahnya membawa satu tas besar. Padahal dirinya sana hanya membawa dari tas punggung dan isinya pun tidak sebanyak yang dibawa Nilam.
Seperti yang sudah direncanakan Romeo, hari ini mereka akan berangkat ke puncak. Alasan Savanna turut serta membawa Nilam karena ia tidak ingin sendirian. Lagian Savanna juga kasihan pada Nilam yang butuh liburan karena stress oleh revisian skripsi.
"Ih, emang lo bawa apa aja? Di puncak itu dingin, lho, harus bawa baju tebel," ujar Nilam.
Savanna meringis. "Taruh sebagian aja, jangan banyak-banyak bawanya. Bawa jaket cukup satu aja, buat apa banyak-banyak?"
Nilam mencebikkan bibirnya pelan. "Yaudah, gue titip sebagian."
"Hmm. Taruh aja di lemari," ujar Savanna.
"SAVA, ROMEO UDAH DATENG NIH!" teriak Farhana dari luar.
Savanna langsung berdiri dan membawa tasnya yang sudah ia siapkan. Tak lupa ia juga membawa jaket agar tidak kedinginan.
"Ayo, Nil."
"Bentar."
Savanna memutuskan untuk keluar terlebih dahulu daripada harus menunggu Nilam yang sedang membereskan tasnya agar terlihat kecil. Ia melihat Romeo baru saja keluar dari mobil bersama Dito.
"Pagi, Tante," sapa Romeo.
"Pagi." Farhana tersenyum. "Mau berangkat sekarang ya?"
"Iya, Tante. Kalo siang takutnya macet," ujar Romeo.
"Iya. Hati-hati di jalan ya. Nak Romeo, Tante titip Savanna."
"Mama, emang aku anak kecil apa." Savanna cemberut.
Romeo mengangguk. "Tante tenang aja."
"Sava ih, anjir, tungguin napa sih!" Nilam datang dengan tergesa-gesa sambil memeluk tasnya.
"Ma, aku berangkat dulu ya?" ucap Savanna. "Mama hati-hati di rumah. Kalo ada apa-apa, kabarin Sava ya?"
Farhana mengangguk. Setelah berpamitan, mereka langsung berangkat menggunakan mobil Romeo.
Sebenarnya Romeo tidak pemotretan sendirian, ada sekitar lima influencer yang akan melakukan pemotretan itu termasuk dirinya dan Mita—kekasih Dito.
"Lo nggak apa-apa nyetir sendirian?" tanya Dito ketika mereka sengaja berhenti di sebuah pom bensin sebelum masuk ke gerbang tol.
Romeo mengangguk. "Si Arga gimana?"
"Entar dia nyusul, anjingnya sakit katanya. Bangsat emang tuh anak, malah anjing dulu diurusin."
"Bacot lo. Udah sana."
Dito terkekeh lalu pergi menuju mobil Mita yang terparkir di sebelah mobilnya. Karena Mita juga ikut dalam pemotretan ini, jadi Dito pergi dengan Mita karena Mita pergi sendirian.
"Kamu mau beli cemilan dulu? Mumpung kita masih di sini," tanya Romeo pada Savanna. "Sini duduknya."
Savanna menoleh pada Nilam. "Lo mau jajan dulu? Itu di depan ada telor gulung kesukaan lo."
"Anjir, gue jadi nyamuk gitu?" bisik Nilam. "Nggak enak banget sumpah, diem diantara orang yang lagi uwu."
Savanna terkekeh. "Mau jajan nggak nih?"
"Nggak!" ketus Nilam.
"Yaudah." Savanna tersenyum geli lalu pindah duduk ke di depan.
🎬
"Nanti tinggal satu villa sama orang majalah?" tanya Savanna ketika mereka sedang diperjalanan menuju villa setelah berkendara hampir dua jam dari Jakarta.
"Nggak. Aku, kru majalah sama influencer lain beda villa. Mereka sewa masing-masih tapi emang deketan sih. Cuma kalo Mita kayaknya satu villa sama kita soalnya ada Dito kan."
Savanna mengangguk paham lalu memandang sekitar. "Masih jauh ke villanya?"
"Itu villanya."
Savanna mengalihkan tatapannya ke depan. Di depan salah satu villa ada beberapa mobil dan orang-orang yang tengah mengeluarkan barang-barang dari dalam mobil. Savanna tebak jika mereka adalah kru majalah.
Romeo menghentikan mobilnya di depan sebuah villa sebrang villa kru majalah itu, begitu juga mobil Mita yang ikut berhenti.
"Romeo, aku nggak apa-apa ketemu mereka?"
"Nggak apa-apa, Va. Mereka cuma keu dari majalah, bukan wartawan berita." Romeo tersenyum sambil menggenggam tangan Savanna. "Jangan khawatir, ada aku."
Savanna tersenyum. Romeo benar, semuanya akan baik-baik saja selama ada Romeo.
"Gila, Va, bagus banget villanya anjir!" ucap Nilam kagum begitu mereka keluar mobil. "Kita mesti dapet kamar yang view-nya bagus!"
"Terserah Romeo aja, ini kan villa dia yang sewa," ucap Savanna. "Kira-kira kehadiran gue di sini bakal jadi gosip nggak ya? Apa gue bakalan masuk akun gosip nanti?"
Nilam menoleh. "Lo mikirin hal yang belum tentu terjadi. Lagian kenapa emangnya? Lo bukan selingkuhannya Romeo, jadi yaudah sih," ujar Nilam. "Lagian kalian udah mulai go public, 'kan?"
"Sava, ayo," ucap Romeo.
Savanna mengangguk pada Romeo.
"Udah, nggak usah mikirin soal itu. Di sini kita mau seneng-seneng!" ujar Nilam sambil merangkul bahu Savanna. "Kayaknya ada kolam renangnya nih. Berenang yuk?"
Savanna mengangguk semangat.
🎬
Disini tadi hujan besar. Mati lampu dan otomatis wifi juga mati, baru bisa update sekarang.
Kalian nungguin gak?🤣
Jangan lupa follow instagram aku @cindereliss. Disana aku selalu spoiler next bab di h-2/1 sebelum update. Nggak cuma Dating Fan aja, ceritaku yang lain juga hehe...
Mereka udah mulai go public guys. Di bab depan akan semakin uwu🙂
Jangan lupa vote dan komen ya. Ingat, harus seimbang dengan bab sebelumnya kalo nggak auto ubah jadwal lagi🤭
Btw, aku udah nulis sampai epilog, lho. Yang follow instagram aku pasti tau🤪