How to Move on ─ Taeyong

By ikangdoyi

22.3K 3.9K 3.9K

"Sadar, lo cuma sekedar kakak ipar, bukan pacar." How to Move on ft. Taeyong and Doyoung x OC. More

[HTMO] 01 - cast?
[HTMO] 02 - prolog
[HTMO] 03 - Stuck With You
[HTMO] 04 - Ineffable
[HTMO] 05 - My Failed Future
[HTMO] 06 - Hopeless
[HTMO] 07 - Move on and Turn on
[HTMO] 08 - Another story
[HTMO] 09 - Annoying
[HTMO] 11 - Truly
[HTMO] 12 - un-awkward
[HTMO] 13 - Unpredictable
[HTMO] 14 - Among Us
[HTMO] 15 - position
[HTMO] 16 - Rival.
[HTMO] 17 - Take off to get.
[HTMO] 18 - The Truth is Coming Out.
[HTMO] 19 - Another Things Happen
[HTMO] 20 - Hide to behave
[HTMO] 21 - To Heaven
[HTMO] 22 - Unconscious Feeling
[HTMO] 23 - Best thing I need
[HTMO] 24 - Paper scars.
[HTMO] 25 - Quit
[HTMO] 26 - Sunkissed
[HTMO] 27 - The day after
[HTMO] 28 - Heart Sync
[HTMO] 29 - Date
[HTMO] 30 - Home
[HTMO] 31 - Jealous
[HTMO] 32 - Aira Notes
[HTMO] 33 - Feeding My Ego

[HTMO] 10 - Nagging Boy!

691 135 210
By ikangdoyi

: Cowok apa banci sih? Kerjaanya ngomel mulu.

: Apa? Mau liat jenis kelamin gue?

: Najis. Napsu kali.





Happy reading!



"Astaga? 25 misscall dari Mas Tara?"

Biya tersentak saat alarm handphonenya berbunyi cukup keras di telinganya. Lagu Idol korea kesukaanya adalah 119 milik NCT Dream yang punya nada dering yang cukup bising dan membuatnya terbangun sampai terjengkang karena terkadang posisi handphonenya itu ada pada lima jengkal jaraknya dengan gendang telinganya.

Kata Biya kalau dia menggunakan lagu itu pasti dia terbangun. Biya memang terbangun, tapi sehabis itu handphonenya langsung Biya lempar asal ke tempat tumpukan baju kotor yang ada kamarnya, soalnya masih lima menit lagi, dia harus memanfaatkan waktunya dengan baik, alias molor lagi.

Saat dia terbangun dan membawa segala tumpukan baju kotor miliknya ke mesin cuci .. dia tersadar, ada sesuatu yang nggak beres menurutnya.

"WADUH ALARMNYA KAK NANA KOK ENGGAK BUNYI??"

*fyi Kak Nana itu personil nya NCT Dream, Biya nge-idolain banget ke doi. Katanya, konten Kak Nana sering banget ngizinin dia buat halu, jadi cita citanya Biya itu punya pacar kaya Kak Nana.

Biya baru saja mengingat, handphonenya dia gabungkan bersama tumpukan baju kotor miliknya. Hari ini dia bisa terselamatkan, karena airnya belum Biya alirkan ke baju baju kotornya dan Biya masih belum mengerti cara menggunakan mesin cuci yang masih asing itu di tempat tinggalnya sekarang.

Laundry lah, gaskeun.

Ada yang gampang kenapa pakai yang sulit? Hidup itu jangan dibuat terlalu bervariasi, ya minimal drama dikit aja cukup.

Biya baru selesai mengisi ulang daya handphonenya yang nggak jadi kerendem di bak cucian. Habis itu Biya ambil dua butir telur di kulkasnya lalu dia bikin telur mata sapi buat sarapan. Biya nggak makan nasi, soalnya memang belum belanja kebutuhan sehari hari. Cuma ada beberapa biji telur, oatmeal, sama makanan ringan yang ada di lemari pendinginnya.

You have a new Message.

Jaehyun

Morning Bi, jangan lupa buka jendela terus liat ke atas langit ya, mataharinya cerah banget, sama kayak senyum kamu.

Biya

Jae, tapi disini lagi mendung.

Alhasil Jaehyun yang gagal ngegombal pagi - pagi nggak melanjutkan balasannya. Mungkin dia lagi meratapi kebodohannya. Jakarta dan Bali itu punya zona waktu yang berbeda dari biasanya.

Jam delapan pagi Biya harus udah sampai di kantor karena jam masuknya tepat pukul delapan pas. Biya sendiri sudah menyelesaikan sesi santap menyantapnya setengah jam yang lalu, walaupun hanya dengan 2 butir telur mata sapi.

Hari ini Biya berbalut kemeja mentereng dengan warna kuningnya, dilengkapi dengan rok span selutut yang menunjang penampilan ngantornya hari ini. Rambut yang hampir menyentuh pinggulnya dia rapihkan dan ditata sedemikian rupa.

Karakteristik orang bisa dilihat dari penampilan dan cara berpakaiannya bukan? Biya nggak pernah asal kalau mau ke kantor, pakaian terbaiknya menunjukan sebegitu profesional Biya di tempat kerjanya.

Biya masih mengandalkan ojek online untuk sampai ke tempat kerjanya. Biya baru tau bahwa kantor tidak memfasilitasi kendaraan untuknya, terpaksa dia harus menggunakan kendaraan umum dan membayarnya selama dua kali dalam sehari.

"Selamat pagi Ren, Chandra, Jisung!"

Sapa Biya saat udah menemukan Renja Chandra dan Jisung sudah di lokasi, mereka juga sampa seperti Biya yang baru datang dan menempatkan tasnya di meja kerja masing masing.

"Pagi" sahut Renja datar. Lelaki itu memang tidak ada aura ramah - ramahnya menurut Biya. Tipe - tipe cowok yang kena senggol dikit bacok. Biya jadi rada ngeri buat berani akrab sama Renja, belum lagi perihal persoalan kemarin.

Berbeda dengan Jisung dan Chandra yang langsung menyahuti kedatangan Biya dengan antusias. Jisung menawarkan Biya sepotong roti yang sedang dia santap sebagai menu sarapan, sedangkan Chandra memberi Biya sekotak pancake yang masih hangat.

"Loh? Ini buat aku?" Tanya Biya sambil menelusuri sebuah kotak bekal kecil yang Chandra taruh di mejanya.

"Iya buat Kak Biya, mamah aku masak tadi,"

"Makasih Chandra!" Biya langsung membuka isi kotak bekal itu dan mengendus harum wangi pancake vanilla yang baunya sangat mengundang segala indra penciuman beralih kesana.

"Loh kak, roti gue nggak diambil?" Cebik Jisung, dia masih tampak menggemaskan seperti anak SD jika sedang ngambek menurut Biya.

Biya dengan sigap langsung mengambil roti yang ditawari Jisung, walaupun perutnya tidak begitu lapar, tapi justru relasi yang seperti ini yang akan membuat mereka lebih cepat akrab. Belum lagi Biya belum punya kerabat dekat disana.

"Loh kak Jeno mana?" Sahut Perempuan yang datang dari balik pintu di ruangannya. Gadis itu cantik bermata bulat dan mempunyai kulit yang cerah.

"Waaahh! Ini Kak Biya yaa?" Gadis itu menghampiri Biya dan Biya langsung menyimpan cepat makanan makanan yang ada di mejanya. Dia tidak mau dianggap tidak profesional jika harus makan di saat waktu bekerja

"Kenalin.. Aku Nirmala" ucap wanita yang rambutnya lurus dan mengikal di bagian bawah, Biya taksir dia habis menggunakan catokan rambut, soalnya bau panasnya masih sangat menyengat.

"Panggil aja Lala kak!" Biya menyambut tangan mungil Lala dan menyapanya dengan ramah. Lala adalah salah satu asistennya Pak Haechan yang harus bergeral kesana dan kesini sesuai perintah pak Bosnya itu.

"Lala, makan siang bareng yuk? Gue baru kan disini. Jadi nggak punya temen" ujar Biya sambil menyibirkan sedikit bibirnya memohon.

"Oke, Kak! Nanti kita makan siang bareng ya" kemudian Lala pergi tanpa menanyakan perihal keberadaan Jeno saat itu, yang mana rupanya Jeno dan Lala memang sedang berpacaran.

"Habis ini rapat dadakan, kita punya tambahan client yang cukup membludak"

Satu pesan di grup Whatsapp Biya dapatkan baru beberapa detik yang lalu. Bahkan Biya baru saja bergabung dengan grup chat itu, dan melihat nama Jemmi sedang mengetik pesan yang lainnya.

"Biya, Lala, sama Rere juga ikut. Rere jadi notulen. Kumpul di ruangan Orion, jam setengah sepuluh"

"Bi, dapet WA Jemmi kan?" Tanya Renja, dia kini menempatkan beberapa dokumen di mejanya dan bertumpuk menjadi satu.

"Dapet, tapi ruangan Orion dimana ya Ren?"

"Bareng aja sama gue. Jisung sama Chandra duluan, Kak Dinan udah dateng lebih awal soalnya."

Jisung sama Chandra langsung lari secepat mungkin dari hadapan mereka tak lupa membawa notes agar bisa mencatat apa saja yang akan dibahas di rapat kali ini.

"Bi, bantuin gue bawa dokumen ini ya." Pinta Renja ke Biya. Sekitar kurang dari sepuluh dokumen tebal Biya bawa, walaupun nggak bakal bikin lengan Biya patah buat bawa itu, tapi cukup pegal. Karena ruangan Orion ada di lantai 7 di ruangan yang paling pojok.

Berasa jadi anak magang lagi, hehe.

"Bi, boleh minta tolong? Ke sana gih ruangan yang warna pintunya abu abu, bilang sama Mbak Esih kalau kita mau rapat. Nanti kalau dia tanya apa apa, jawab aja bikin teh seperti biasa" Ucap Renja dan dia langsung masuk ke dalam ruangan rapat.

Biya dengan bebannya yang membawa tumpukan kertas itu masih belum menyerah, dia masih kuat menurutnya. Walaupun keningnya udah jatuh beberapa kali bulir keringat miliknya.

Pindah kerjaan berasa jadi anak baru, aku nggak suka di anak tirikan hue.

Biya selesai menyampaikan amanat Renja kepada Mbak Esih, kini dia mau masuk ke dalam ruangan. Namun gerakan kakinya lamban saat tau seseorang yang sedang mempresentasikan di depan itu adalah orang yang dia temui tadi malam, alias yang membuat bra kesayangannya harus dicuci lagi.

"Biya, masuk." Panggil Renja. Biya masih ketar ketir di depan pintu, dia gugup, canggung, juga malu, Biya nggak nyangka bahwa cowok yang namanya Dinan itu juga salah satu atasannya di kantor, dan dia udah cukup banyak suudzon sama cowok itu.

Mbak Esih datang membawakan beberapa teh hangat di meja, Biya pura pura ikut membawakan teh hangat itu dan mencoba masuk agar bisa memalingkan wajahnya dari penglihatan Dinan. Tepat saat teh terakhir dia sisihkan disana.. rupanya hanya Dinan yang belum disediakan teh diatas mejanya.

Biya begonya pake kuadrat. bisa musnah aja ngga sih gue detik ini juga.

Dinan yang justru nggak asing dengan wajah itu langsung mengalihkan atensinya dari yang sedang berdiri mempresentasikan rapatnya, kini dia malah mengambil duduknya dan menatap wajah Biya lamat lamat.

Boleh nggak makan bittersweet sekarang juga? kan rasanya kayak mau meninggal.

"Sorry Kak, kemarin lo di lapangan sama Jeno. Ini Biya, Biya ini Dinan," singkat Jemmi dengan perkenalan dua orang itu di depan mereka yang sedang melakukan sesi rapat di tengah tengah.

Biya cuma bisa senyum aja nahan rasa malunya yang udah sampai tingkat ubun ubun. Malunya bukan kepalang.

Habis itu Biya melakukan perkenalan secara formal ke semua orang yang hadir di rapat itu.

Selama rapat Biya nggak habis pikir, cowok yang tadinya dia kira cool, gentle, malah suka banget marah marah, terus kalau pendapat anggota lainnya nggak setuju sama pendapat Dinan, dia bakal cari statement yang lebih kuat. Buat membuktikan kalau dia memang berambisi. Gila kerja mungkin nama kerennya.

"Kita nggak bisa ambil proyek disana, beresiko Kak" sanggah Renja.

"Jangan pikir resikonya, disini kita bisa nemuin peluang. Kalau resiko bisa kita cari solusinya." bantah Dinan, bisa dilihat bahwa kepalanya Dinan mungkin sudah berasap sekarang.

"Sorry Kak Dinan, mungkin maksud Renja gini.. kalau kita terlalu buru buru ambil proyek itu.. proyek yang lain bisa nggak ke handle. Karena bukan karena jauh juga.. tapi kerjaan kita bakal nggak sistematis jadinya. Bakal keluar dari rencana awal." Sanggah Jemmi. Sekarang Dinan mulai berpikir keras. Bagaimana caranya dia bisa membuat satu proyek berjalan tanpa mengganggu proyek yang lainnya.

"Gini deh, gue tanya lagi sama clientnya buat perencanaan kedepan. Sementara itu berkas mereka jangan dicabut. Gue bakal cari solusinya."

Biya sudah pusing tujuh keliling di kursinya dengerin Dinan yang senang sekali berkontribusi dalam rapat itu tanpa mendengarkan saran serta pendapat dari teman temannya yang lain.

***

S

ialnya, Biya harus ketemu lagi sama yang namanya Dinan di luar jam kerja alias istirahat. Walaupun Biya masih bersama Lala dan Rere, Biya duduk berdekatan dengan meja Dinan. Sementara itu Dinan mencuri curi pandang terhadapnya. Biya menutupi semburat wajah kemerahannya dengan rambutnya yang ia bentangkan ke seluruh wajah kirinya.

"Gue duluan ya!" Biya tanpa babibu langsung cabut dari kursi makannya. Dia masih sadar kalau Dinan masih memperhatikan keberadaanya dari jarak jauh sekalipun.

Biya masih membayangi kejadian semalam dimana dia dipenuhi dengan baluran air kopi yang membuat bajunya basah semua. Belum lagi insiden es batu yang nyempil di antara dadanya.

Cowok suudzon! Kesel banget.

PLETAK

Sebuah botol terlempar dari arah belakang Biya dan mengenai belakang kepalanya.

GOBL────PFFFHHTTTT!!!!!!!

Umpatannya udah enggak berguna lagi, soalnya Dinan dengan posisi sigapnya udah berdiri di belakang Biya. Secara keterkejutan Biya bukan main.

"Apa? Mau ngatain gue?"

"Kalo iya kenapa? Lo pikir kepala gue tempat sampah lo lempar pake botol sprit segala?"

"Masih mending botol sprit, belom botol kiranti datang bulan."

"Dih songong amat. Lagi PMS lo?!" Biya berkacak pinggang, rupanya situasi ini bisa Biya manfaatkan agar enggak terlalu canggung jika harus berhadapan sama Dinan.

"Jidat lo PMS! Gue laki. Berdosa banget lu Biya."

Biya agak tersentak saat Dinan manggil namanya, dia agak kaget karena Dinan sudah hapal dengannya.

"Jangan solimi lu Dinan! lu tuh cowok apa banci sih? Sepanjang rapat kerjaannya ngomel mulu"

"Kenapa? Mau liat jenis kelamin gue ya? Tertarik sama hal yang begituan?"

"Najis. Gak peduli. Dikira gue bakal napsu apa."

"Kalo nggak napsu, lo nggak normal Bi."

Sialan, kenapa omongannya jadi menjurus ke hal hal yang begini sih?

"Hehe, udahan yok bacotannya. Besok lanjut lagi, gue mau pulang. Bye!"

Biya secepat kilat menghindari pandangan Dinan, sayangnya langkah kaki Dinan lebih cepat geraknya daripada milik Biya.

Kini Dinan mengarahkan tubuh Biya buat masuk ke dalam mobilnya. Biya masih bertanya tanya kenapa Dinan masih tetap ingin membawanya ke dalam mobilnya, tapi Dinan bilang ada hal penting yang mau di sampein sama Dinan.

"Ini perihal hidup dan mati gue"

"Hah? Lo ngomong apaan sih tiba tiba narik gue terus ngomong hidup dan mati. Malaikat maut lo udah sampe mana emang?"

Jidat Biya ditempa oleh seluruh telapak tangan besarnya Dinan dan Biya hanya bisa mengelus ngelus jidatnya.

"Ini punya lo kan?"

Biya membuka sebuah kantung pelastik berwarna merah dengan isian didalamnya.

"Sorry kalo harus gue pegang dan raba raba. Soalnya gue nggak tau, kayaknya sih itu bukan ukuran orang kenalan gue."

"Itu punya lo kan?"





















Bangsat, bra kesayangan gue ketinggalan di mobilnya si Dinan😭


















Ketemu lagi di hari minggu yok?













: Makasih Bi

: sama sama Mas, Dave udah enggak nangis lagi kan?

: Enggak. Tapi sekarang akunya yang nangis.

: kenapa?

: gapapa kok.






Continue Reading

You'll Also Like

1.4M 81.2K 31
Penasaran? Baca aja. No angst angst. Author nya gasuka nangis jadi gak bakal ada angst nya. BXB homo m-preg non baku Yaoi 🔞🔞 Homophobic? Nagajusey...
70K 7K 20
Romance story🤍 Ada moment ada cerita GxG
43K 6K 36
Cerita tentang perjodohan konyol antara christian dan chika. mereka saling mengenal tapi tidak akrab, bahkan mereka tidak saling sapa, jangankan sali...
663K 50.8K 62
Abigaeil, namanya manis dan imut anaknya si buntalan daging mengemaskan yang selalu menjadi primadona para tetangganya. si bucin Pai coklat dari nene...