After Winter (Can you and me...

By Dooha-nim

576 58 7

Pernahkah kamu bertahan menyukai seseorang yang tidak mencintaimu cukup lama? Pernahkah kamu merelakan dia pe... More

After Winter [겨울 이후]
After Winter [겨울 이후]
After Winter [겨울 이후]
After Winter [겨울 이후]
After Winter [겨울 이후]
After Winter
After Winter
After Winter
After Winter
After Winter
After Winter
After Winter
AFTER WINTER
AFTER WINTER
AFTER WINTER
AFTER WINTER
AFTER WINTER
AFTER WINTER

After Winter [겨울 이후]

56 8 2
By Dooha-nim

SONG : One Ok Rock - Wherever you are

Jangan larut dalam permainannya. Kamu berhak sembuh dari luka hatimu.

Yeji melahap makanannya dengan cepat. Sedangkan Zuwi dihadapannya, menatap Yeji bingung. Kini Yeji dan Zuwi sedang makan siang di cafe subway tepat disamping kantor.

"Lo gak dikasih makan atau gimana sih?" lalu Zuwi ikut melahap makanannya.

Dengan susah payah Yeji menelan makanannya. "Di dorm gak disediain makanan. Lo tau kan makannya Idol itu harus teratur. Ditambah lagi K-Secret mau debut jadi mereka lagi diet ketat."

Zuwi mengangguk-angguk. Ia paham sekali posisi Yeji seperti apa. Itulah kenapa ia hanya ingin bekerja di bagian mengurus data keuangan agensi saja. Untuk menjadi asisten atau stylist sudah sangat menyulitkannya.

"Berarti hari ini hari terakhir lo ada di kantor dong?" tanya Zuwi dengan wajah sedih.

Yeji mengangguk. "Karna gue udah jadi stylist mereka dan bakal nyiapin banyak hal, gue jadi harus stay di dorm."

Zuwi semakin sedih. "Gue bakal pulang sendirian terus dong!"

Karna rumah Zuwi dan Yeji cukup dekat, keduanya sering pulang bersama.

"Yah, mau gimana lagi." Yeji melanjutkan acara makan siangnya. Ia harus mengisi energinya untuk hari ini dan kedepannya.

Tiba-tiba saja terlintas di fikirannya kejadian dimana Jiwoon menyentuh lesung pipinya. Ia ingin menceritakan ini pada Zuwi, tapi ia kembali mengurungkan niatnya.

Mungkin Jiwoon tidak sengaja melakukannya.

Tapi kejadian itu mengingatkan sesuatu tentang mantan pacarnya. Mantannya itu juga sering menyentuh lesung pipi Yeji tanpa sebab. Alasannya karna senyumnya manis.

Maka dari itu ia cukup syok saat Jiwoon melakukan hal itu padanya kemarin. Padahal mereka kan baru bertemu hari itu.

"Lo gak apa-apa?" tanya Zuwi yang menyadari tingkah Yeji sedikit aneh.

Yeji menggeleng. "Enggak kok gak apa-apa."

Zuwi mengangguk. Ia memutuskan kembali makan. Sedangkan Yeji berkeliaran bersaama fikirannya.

*

"Apa semua jadwal hari ini sudah selesai?" tanya Taehyung.

Yeji mengangguk. "Setelah debut K-Secret kita ada acara minum bersama di cafe dekat kantor. Sebagai perayaan debutnya K-Secret Mr."

Taehyung mengangguk-angguk. Ia menatap jam yang sudah menunjukan pukul 11 malam. "Aku akan menginap di dorm."

Di dorm juga terdapat kamar Taehyung yang sudah Taehyung sediakan. Ia memang selalu menginap disana jika ia ada jadwal yang cukup padat keesokan harinya.

Katanya guna menghemat waktu dan energi.

"Eh?"

Taehyung mengambil jas-nya lalu memakainya. "Sudah larut, besok juga ada meeting pagi-pagi kan? Jadi aku akan menginap di dorm malam ini."

"Ah, baiklah. Saya akan menelfon petugas kebersihan untuk membersihkan ruangan Mr."

Taehyung mengangguk. "Mau bareng?"

"Baik Mr."

Taehyung tertawa. "Kalo diluar kerjaan, santai aja sama aku. Kamu bisa panggil aku Taehyung-ah atau Oppa."

Yeji menggaruk lehernya canggung. "Baik—Mr—eh—Taehyung-ah."

Taehyung tersenyum lalu mengacak rambut Yeji. Membuat Yeji hampir saja jantungan dibuatnya. Mungkin Taehyung sudah percaya dengan Yeji makanya diluar kerjaan, Taehyung ingin Yeji tidak memanggilnya Mr.

Taehyung dan Yeji pun segera keluar kantor. Suasana gedung sudah sangat sepi dan Yeji sudah terbiasa akan hal itu.

Taehyung memang mengizinkan stafnya untuk pulang lebih dulu jika pekerjaannya sudah selesai. Ia tidak ingin membebani stafnya.

Hal itu yang juga membuat Yeji dan Zuwi merasa sangat beruntung bekerja di K-Agensi. Semua staf dan pekerja di K-Agensi sangat beruntung memiliki CEO yang sangat baik hati.

Tak lamanya pun pintu lift terbuka. Saat Yeji menghentikan langkahnya begitu saja saat ia menatap seseorang yang tidak asing berdiri tidak jauh di hadapannya.

Ziao Wen. Mantannya.

"Ada apa?" tanya Taehyung seraya melihat sekitar.

Yeji segera tersadar dari lamunannya. "Ah, tidak. Maafkan aku tiba-tiba berhenti."

Taehyung menatap Yeji yang sedang menunduk. Bahkan pundaknya terlihat sedikit bergemetar.

Taehyung pun menatap sekeliling. Ia melihat seorang laki-laki yang berdiri di depan pintu lobby. Ia memastikan apa ada seseorang lagi selain laki-laki itu tapi ternyata tidak ada.

Taehyung bisa menyimpulkan kalau Yeji ingin menghindari orang itu.

Lalu tanpa berfikir panjang, Taehyung menggenggam tangan Yeji sampai Yeji sangat terkejut.

"Ta—Taehyung-ah—"

"Sstt." Taehyung tersenyum lalu menarik tangan Yeji untuk berjalan di belakangnya. Ia bahkan tidak melepaskan genggaman tangannya.

Saat Taehyung membuka pintu, lelaki itu menoleh. Taehyung dapat melihat kalau lelaki itu sedikit terkejut melihat Yeji bersamanya.

"Yeji-ah—kamu Yeji kan?" Katanya menghampiri Yeji.

Bahkan Taehyung terkejut melihatnya. Ia masih berani mendekati Yeji walaupun kini Yeji sudah bersamanya.

"Siapa kamu?" tanya Taehyung mendorong Ziao untuk menjauh, dan kini Ziao menatap Taehyung dengan berani.

"Gue mantannya." Lalu Ziao menyentuh tangan Yeji.

Yeji terus menunduk ketakutan. Sedangkan Taehyung terdiam menatap Ziao yang kini seperti berusaha agar Yeji mendengarkannya.

Ia juga masih menggenggam tangan Yeji agar Yeji merasa aman.

"Maafin aku, aku nyesel udah ngecewain kamu. Aku sadar setelah perempuan itu bawa kabur uang aku. Harusnya aku percaya sama kamu. Maafin aku Yeji, aku gak tenang kalau kamu belum maafin aku." Kata Ziao.

Taehyung hanya tertawa mendengarnya.

"Kita gak bisa ketemu lagi." Jawab Yeji dengan suara gemetar. Mendengar Yeji sampai ketakutan seperti itu membuat amarah Taehyung sedikit memuncak.

"Tapi Yeji—"

Taehyung menahan tangan Ziao yang menyentuh tangan Yeji. Ia menjauhkan tangan Ziao begitu saja dan menarik Yeji untuk berdiri di belakangnya.

Taehyung sudah tidak ingin bicara dengan sopan lagi pada Ziao. "Lo denger dia gak mau kan? Lo bisa pergi sekarang."

Ziao menatap Taehyung sebentar. Melihat amarah Taehyung memuncak, Ziao menghela nafas lalu berlalu pergi begitu saja.

Taehyung menatap Ziao dengan tatapan tajam sampai Ziao hilang di belokan jalan, memastikan kalau lelaki itu sudah pergi. Taehyung menatap Yeji yang kini tengah menangis.

Ini pertama kalinya ia melihat asistennya seperti ini. Baginya, Yeji sudah seperti adiknya sendiri.

"Kamu gak apa-apa?" tanya Taehyung.

Yeji mengangguk seraya menghapus air matanya.

"Aku gak akan tanya masalah kamu sama dia apa karna aku gak bisa maksa kamu untuk cerita. Tapi kalau misalnya kamu sampai ada dalam keadaan mendesak kaya tadi kamu bisa telfon aku atau salah satu anggota K-Secret ya?"

Yeji mengangguk lagi. Taehyung memeluk Yeji sebentar lalu menatap Yeji. "Yuk pulang."

*

"Selamat datang Noona—" seruan Yoojin berhenti begitu saja saat ia melihat Taehyung kini juga berdiri di depan pintu. "Ah, annyeonghaseyo Mr." Lalu Yoojin menundukan badannya sebagai sapaan.

"Santai aja sama aku kalau di luar pekerjaan. Kalian bisa panggil aku Hyung." Kata Taehyung.

Mata Yoojin membulat lebar. "Hyung!"

Taehyung tersenyum lalu mengacak rambut Yoojin sebentar, setelahnya ia segera masuk kedalam.

Melihat Taehyung sudah masuk lebih dulu, Yoojin akan memberikan cintanya pada Yeji. Tapi saat ia melihat Yeji, senyumnya kembali memudar.

"Noona kamu abis nangis?" tanya Yoojin.

Jiwoon yang baru turun tangga pun langsung melihat kearah Yeji.

"Aku gak apa-apa. Aku masuk duluan ya?" tanya Yeji yang langsung berlalu pergi ke kamarnya.

Yoojin dan Jiwoon saling tatap lalu keduanya kembali mengerjakan kegiatan mereka.

*

"Ayo jangan nangis, lo masih harus kerja." Ucap Yeji pada dirinya sendiri. Ia sedang menyalin kegiatan K-Secret di laptop tapi matanya tidak ada hentinya menangis.

Kenangan buruk itu selalu datang padanya.

"Ah, payah banget!" Yeji memukul kepalanya lalu ia memeluk kedua lututnya. Ia menangis dalam diam di kedua sela kakinya.

Ia menjalani hubungan dengan Ziao selama tiga tahun. Mereka sudah saling percaya satu sama lain. Yeji bahkan memberi hatinya untuk Ziao.

Tapi akhirnya sampai dimana Yeji melihat Ziao pergi dengan perempuan lain. Yeji awalnya berfikir positif kalau itu temannya Ziao.

Tapi sampai dimana dihari ulang tahun hubungan mereka yang ketiga tahun, Yeji melihat Ziao pergi dengan wanita yang sama ke hotel.

Untuk tidur bersama.

Dibelakangnya.

Saat itu rasanya dunia Yeji sudah hancur. Semua yang Yeji percaya tentang Ziao seolah retak secara paksa. Hatinya sangat sakit dan sesak. Ia bahkan tidak tau harus bagaimana dengan perasaannya.

Sangat sakit bukan saat kamu percaya dengan seseorang tapi dia merusak kepercayaanmu?

Saat Yeji memergoki Ziao, Ziao hanya tertawa seraya berkata. Aku sudah bosan dengamu. Kamu fikir aku suka padamu selama ini? Enggak, Yeji.

Saat itu Yeji sudah tidak lagi percaya dengan lelaki.

Rasanya sulit untuk membuka hati yang sudah pernah patah berkali-kali.

Ziao dengan mudah melupakan Yeji, tapi Yeji sampai detik ini saja tidak pernah lupa dengan hatinya yang pernah sakit.

Ia tidak akan pernah melupakan rasa sakitnya agar Yeji sadar kalau Ziao sudah sangat jahat padanya.

Dan Yeji terlalu bodoh sampai menangis lagi untuk kesekian kalinya sekarang.

"Noona."

Yeji mengangkat wajahnya saat ia mendengar bell kamarnya berbunyi. Dengan cepat ia segera menghapus air matanya.

Sebelum membuka pintu kamarnya, ia kembali memastikan wajahnya baik-baik saja di depan kaca. Ia menaruh sedikit bedak dibawah kelopak matanya dan hidungnya yang memerah karna sehabis menangis.Lalu ia segera membuka pintu kamarnya.

"Iya?"

Di depannya Jiwoon berdiri dengan wajah datar. Yeji dapat melihat di kedua tangannya, Jiwoon membawa beberapa pakaiannya.

"Aku ingin bertanya soal style yang harus ku pakai besok karna besok aku keluar dorm untuk rekaman di rumah PD-nim." Ucap Jiwoon.

PD-nim adalah ketua yang mengatur lagu-lagu K-Secret. Dimulai dari penulisan lagu, menentukan beat musik dan rekaman. PD-nim singkatan dari Park Doyoung dan Nim singkatan dari seonsengnim yaitu guru.

"Ah, silahkan masuk." Ucap Yeji mempersilahkan Jiwoon untuk masuk.

Seperti Yuyang, Jiwoon langsung menatap sekeliling kamar Yeji.

"Noona sedang kerja?" tanya Jiwoon melihat laptop Yeji yang masih menyala.

Yeji dengan segera menutup laptopnya. "Enggak kok, cuma lagi nulis jadwal kegiatan kalian aja."

Jiwoon mengangguk.

"Jangan panggil aku Noona karna umur aku lebih muda diantara kalian." Ucap Yeji canggung seraya duduk di samping Jiwoon.

Jiwoon menatap Yeji. "Boleh aku panggil Yeji aja?"

Yeji mengangguk.

"Kalau gitu. Yeji-ah, menurutmu kalau besok aku pakai style seperti ini bagaimana?" tanya Jiwoon seraya menunjukan baju yang ia bawa.

Karna sedang musim dingin. Ia membawa baju hitam panjang yang menutupi lehernya, dengan jas cokelat dan celana hitam panjang.

Tapi setelah Jiwoon menunjukannya, Yeji nampak melamun.

"Yeji-ah?"

"Ah? Iya, maaf aku lagi gak fokus. Gimana style-nya?"

Jiwoon menghela nafas. Ia menunjukan style-nya lagi.

Yeji nampak berfikir. "Hm, udah bagus tapi kurang syal putih untuk ditaruh di leher kamu."

Jiwoon mengangguk-angguk. "Oke, besok aku juga pake syal. Terimakasih Yeji-ah."

Yeji mengangguk seraya tersenyum.

Jiwoon ingin kembali ke kamarnya, tapi ia mengurungkan niatnya dan kembali duduk di samping Yeji.

"Ada apa?" tanyanya.

"Eh? Apanya yang ada apa?" tanya Yeji yang pura-pura tidak tau.

"Kamu nangis tadi kan? Apa Taehyung Hyung memarahimu?" tanya Jiwoon penasaran.

Ia tidak pernah peduli dengan perasaan orang lain, tapi kali ini entah kenapa ia ingin mendengarkan cerita Yeji.

Yeji menunduk lalu menggeleng. Entah kenapa air matanya malah mengalir lagi. Ia sengaja menundukan kepalanya agar Jiwoon tidak melihatnya.

Tapi tanpa ia duga, Jiwoon malah mengangkat wajahnya. Dapat Yeji dapat melihat kalau Jiwoon sedikit terkejut sekarang.

"Mantan pacar aku dateng ke depan gedung tadi. Dia minta maaf atas kejadian apa yang di lakuin dulu." Ucap Yeji dengan suara gemetar. Rasanya sakit sekali untuk mengingatnya. Rasanya lehernya sampai tercekat dan sulit untuk bicara.

Dengan mudahnya dia muncul setelah Yeji berusaha mati-matian melupakannya.

"Aku udah berusaha lupain semuanya, tapi dengan enaknya dia dateng untuk minta maaf. Aku—gak tau harus apa. Apa aku harus maafin atau enggak." Tangis Yeji semakin keras. Jiwoon sampai terpaku melihatnya. Rasanya, seperti ada yang membuat hatinya ikut terluka saat melihatnya. "Rasanya sakit banget."

Tanpa sadar tangan Jiwoon menarik Yeji kedalam pelukannya. Ia mengelus rambut Yeji dan menepuk-nepuk pundak Yeji. Yeji tidak menolak. Ia menyembunyikan wajahnya di dalam pelukan Jiwoon.

Rasanya ia ingin menangis dengan keras.

"Gak apa-apa untuk ngerasain sakit, tapi kedepannya jangan sakit lagi karna orang yang sama ya?" ucap Jiwoon.

Yeji mengangguk.

Jiwoon menghela nafas. Ia hanya berfikir siapa yang tega menyakiti Yeji? Perasaannya terlihat sangat tulus. Bahkan saat mereka baru bertemu, Jiwoon dan member lain dapat merasaka ketulusan Yeji.

Contohnya seperti Yoojin. Yoojin tipikal seseorang yang tidak mudah bisa dekat dengan orang lain. Tapi karna Yeji sangat baik padanya, Yoojin langsung merasa nyaman dekat dengannya.

Rasanya Jiwoon ingin mendaratkan pukulan di wajah lelaki yang menyakiti Yeji sekarang.

Argh, dasar lelaki bodoh.

*

Yeji mengerjapkan matanya. Ia menatap jam dinding di depannya. Kini sudah pukul 04:30 pagi.

Semalam saat Yeji sudah berhenti menangis, Jiwoon banyak mengajaknya bicara lalu ia kembali ke kamarnya setelah Yeji sudah merasa lebih baik.

Tapi tetap saja saat Yeji sendiri, kenangan itu kembali berputar dan mengganggunya.

Ia tidak ingin menangis lagi jadi ia memilih segera mencuci mukanya dan berlalu keluar kamar untuk mencari udara segar.

Mungkin ia akan ke rooftop dan melihat matahari terbit disana.

Ia memakai jaket tebalnya lalu berjalan dengan santai. Ia berkali-kali menghela nafas agar hatinya lebih tenang.

Saat sampai di rooftop ia segera duduk di sofa kecil. Ia menatap gedung-gedung yang begitu padat mengisi kota.

Udaranya sangat dingin. Membuatnya lebih tenang dari sebelumnya.

Saat sedang memejamkan matanya seraya menarik nafas, ia mendengar suara lelaki yang tidak asing sedang menyanyi.

Ia menoleh dan tidak melihat siapa-siapa di belakangnya.

Mungkin karna rooftop-nya cukup besar.

Dengan langkah lambat ia mencari asal suara tersebut.

I'm telling you

I softly whisper

Tonight, tonight

You are my angel

Yeji semakin jelas mendengarnya saat ia berjalan menuju ruangan kecil yang ada di rooftop.

Ia menghentikan langkahnya saat pintunya sedikit terbuka dan memperlihatkan punggung laki-laki disana.

Aishiteru yo

Futari wa hitotsu ni

Tonight, tonight, I just to say

Entah kenapa mendengar suara lembutnya membuat Yeji ingin menangis lagi. Mendengar suaranya yang halus membuat Yeji kembali tertarik kedalam masa lalunya.

Dimana ia dan Ziao sama-sama saling mengisi satu sama lain. Dimana Ziao yang ia kenal masih sangat menyayanginya.

Wherever you are, I'll always make you smile

Wherever you are, I'm always by your side

Whatever you say, kimi wo omou kimochi

I promise you forever right now

Yeji terisak. Membuat lelaki yang sedang bernyanyi menghentikan nyanyiannya. Ia menoleh dan membulatkan matanya saat melihat Yeji tengah menangis.

"Yeji?"

Yeji mengangkat wajahnya saat ia melihat Yuyang sudah di hadapannya. Dengan cepat ia menghapus air matanya.

Sedangkan Yuyang sedang kebingungan di hadapannya.

"Maaf, aku malah ganggu kamu." Ucap Yeji seraya menatap Yuyang. Ia dapat melihat kini Yuyang menatapnya khawatir.

"Kamu gak apa-apa?" tanya Yuyang. Ia sudah tau, Yeji pasti akan bilang kalau ia tidak apa-apa.

Tapi diluar dugaan, Yeji menggelengkan kepalanya dengan tangisnya yang kembali mengalir.

Entah kenapa melihat Yeji terisak dihadapannya membuat Yuyang ingin menarik Yeji kedalam pelukannya.

Tanpa mengatakan apapun, Yuyang menarik Yeji kedalam pelukannya. Yuyang mengelus pundak Yeji dengan lembut. Membiarkan seluruh beban Yeji masuk kedalam dirinya.

Ini pertama kalinya ia melihat seseorang seperti Yeji terlihat sangat terluka. Ia fikir, Yeji tipikal seseorang yang sangat kuat dan ceria. Tapi ternyata dibalik itu semua Yeji terlihat sangat rapuh.

Dan entah kenapa ia merasa ada yang aneh dengan perasaannya.

Perasaan seolah ingin melindungi Yeji.

Agar Yeji tidak terluka lagi.

*

Yuyang menatap Yeji yang kini sedang terdiam menatap langit. Saat sudah tenang, mereka berdua memilih duduk bersama, menunggu matahari terbit.

Yuyang terus merasa khawatir setelah melihat Yeji menangis seperti tadi. Tapi Yeji akhirnya meyakinkan Yuyang kalau ia baik-baik saja.

"Suara kamu bagus. Lagu siapa tadi?" tanya Yeji.

Yuyang ikut menatap langit. "One ok rock, wherever you are. Lagu favorite aku."

"Kamu selalu latihan vokal ya?" tanya Yeji sekedar basa-basi.

Yuyang mengangguk. "Aku gak terlalu pede sama suaraku. Pas audisi, ada banyak komentar yang bilang kalau suara aku agak unik dan aneh. Jadi aku banyak berlatih.

"Tipikal pekerja keras ya." Yeji sedikit tertawa. Sedangkan Yuyang ikut tersenyum hangat.

"Kamu gak apa-apa?"

Yeji menatap Yuyang sebentar, lalu pandangannya kembali lurus kedepan. "Kamu pernah gak sih patah hati karna seseorang yang udah kamu percaya?"

Yuyang menatap Yeji sebentar lalu ia menggeleng. Ia dapat melihat Yeji kini tersenyum tipis.

"Jangan jatuh untuk orang yang salah. Rasanya sakit saat udah percaya tapi dirusak kepercayaannya." Kata Yeji.

"Kamu, berantem sama pacar kamu?" tanya Yuyang polos.

Yeji melihat kearah Yuyang lalu ia tertawa. "Enggak. Kemarin dia dateng ke depan gedung."

"Terus gimana?"

Yeji menunduk. "Dia minta maaf."

Yuyang terdiam. Tiba-tiba saja angin berhembus mengelus pipinya. Rambut Yeji terurai kebelakang. Kini, Yuyang bisa melihat wajah Yeji lebih jelas lagi.

"Kalo kamu merasa kamu masih belum bisa maafin gak apa-apa kok. Kamu berhak atas bahagianya hati kamu." Ucap Yuyang yang tanpa sadar membuat Yeji sedikit terkejut.

Ia menatap Yuyang dalam diam. Bisa ia lihat sekarang kalau Yuyang memasang senyum tipisnya.

"Bahagianya kamu itu dari kamu sendiri. Kalo masa lalu tiba-tiba dateng, kamu berhak kok untuk gak ngerespon dia, kamu berhak untuk nolak atau gak maafin. Karna hati kamu juga berhak bahagia dan sembuh."

Yeji menatap matahari yang mulai terbit. Ia tersenyum. "Ah, bener juga."

Lalu keduanya memejamkan mata masing-masing. Mereka berharap, hari ini menjadi hari yang baik untuk keduanya.

Baik Yeji yang ingin sembuh, dan Yuyang yang ingin menjaga.

*

24 September 2020

Continue Reading

You'll Also Like

2.5M 24.5K 27
(⚠️🔞🔞🔞🔞🔞🔞🔞🔞🔞⚠️) [MASIH ON GOING] [HATI-HATI MEMILIH BACAAN] [FOLLOW SEBELUM MEMBACA] •••• punya banyak uang, tapi terlahir dengan satu kecac...
336K 26.2K 36
Warning!!! Ini cerita gay homo bagi yang homophobic harap minggir jangan baca cerita Ini ⚠️⛔ Anak di bawah umur 18 thn jgn membaca cerita ini. 🔞⚠️. ...
256K 1.2K 13
Warning ⚠️ 18+ gak suka gak usah baca jangan salpak gxg! Mature! Masturbasi! Gak usah report! Awas buat basah dan ketagihan.
1.3M 127K 49
Kehidupan Dinar Tjakra Wirawan berubah, setelah Ayah dan kakak laki-lakinya meninggal. Impiannya yang ingin menjadi seorang News anchor harus kandas...