Enemy? Seriously?

By ShookyBae3

23.2K 2.9K 1K

Cinta sih... Tapi dia musuh, gimana dong? "Berantem mulu yeee kalian CINTA tau rasa!! "_Dian "GUE?? CINTA S... More

Enemy? Seriously?!
-Perkenalan 1-
-Perkenalan 2-
-1-
- 2-
-3-
-4-
-5-
-flashback-
-6-
-7-
-9-
-10-
-11-
-12-
-13-
-14-
-15-
-16-
-17-
-18 (liburan)-
-19 (liburan pt2)-
-20-
-nitip-
-21-
-22-
-23-

-8-

789 112 110
By ShookyBae3

🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌻

Axel membawa Nanda di pundaknya. Wajahnya masih terlihat kesal. Bahkan mengabaikan rontaan Nanda di gendongannya.

Pun dengan Nanda anak itu sedari tadi sudah berteriak-teriak minta diturunkan. Bahkan sudah meronta-ronta dan memukuli punggung Axel. Nanda pusing tau kepalanya menggantung seperti itu. Mana pundak Axel keras sekali perut Nanda jadi sakit deh.

Plak!

"Aduh!"

Axel menampar pantat Nanda. Ketika anak itu makin kuat meronta.

"Diem Rena! Nanti jatuh! Memang gak malu apa teriak sepanjang jalan?! tuh lihat kita jadi tontonan!"

Sehabis Axel berbicara begitu Nanda melirik kanan kiri. Benar mereka jadi tontonan sepanjang koridor ini. Jam istirahat masih 15 menit lagi omong-omong.

Tapi jika dipikir-pikir ada yang salah dengan ucapan Axel. Sebentar apa ya?....

Oh!

Bugh!

"Yak! Rena sakit oon!" Teriak Axel. Tangannya kembali memukul pantat Nanda lebih keras dari sebelumnya.

"AXEL GOBLOK! DIKIRA KITA JADI TONTONAN ITU ULAH SIAPA?! KAMU MAU CULIK AKU KEMANA?! TURUNIN NANDAA!!!" Teriak Nanda. Tangannya kini beralih menjambak rambut ikal Axel.

Rambutnya panjang! Nanda berdoa dalam hati semoga nanti ada razia rambut biar pitak kepala oon Axel.

Axel masih mengaduh-aduh tapi tetap tidak menurunkan Nanda. Setelah sampai ke parkiran Axel baru menurunkan Nanda di atas motornya. Membuat Nanda diam seketika. Nafas anak itu terengah-engah. Belum sadar dia diturunkan dimana. Dan menurut saja waktu Axel membenarkan duduknya. Masih bingung dan menetralkan nafasnya.

Setelah selesai, Axel lalu ikut menaiki motor hitamnya. Lalu memakaikan helmnya pada Nanda setelahnya dia mencomot helm Reza yang motornya  di parkir bersebelahan dengan motornya.

Sehabisnya Axel lalu menghidupkan motornya. Dan melesat keluar sekolah. Nanda tersadar setelahnya.

Maklumi Nanda yang suka oon dadakan dan gak fokus kalo sudah kesal setengah mati. Jadi nyadar ya telat begitu.

"AXEL! KENAPA KELUAR SEKOLAH?! MASIH SEKOLAH TAU!!!! TAS NANDA!!!HUEEE..." Nanda kembali memukuli Axel.

"RENA DIEM! JANGAN PUKUL-PUKUL!  NANTI KITA KECEKAKAAN!" Axel ikut berteriak.

"Kecelakaan goblok!" Tangannya kembali memukul tapi tidak keras takut kecelakaan.

"Bodo amat!"

Nanda diam. Bibirnya mencebik kebawah. Sedih sekali di teriaki Axel begitu.

"A-axel, mau kemana?!" Tanya Nanda.

Axel hanya diam. Masih sebal dengan kejadian di kantin tadi. Enak saja unyel-unyel pipi Nanda. Yang boleh hanya dia tau!

Nanda terus mengamati jalan sekitar. Kemudian merasa familiar dengan jalan yang di lewatinya. Seperti jalan pulang.

Benar saja Axel membelokkan motornya ke tikungan komplek perumahan mereka. Tapi tinggal beberapa rumah lagi menuju rumahnya Axel sudah memberhentikan motor besar itu. Lalu turun mendahului Nanda. Setelah melepas helm Axel kembali mengangkat Nanda sebelum anak itu sadar. Membuka rumah buru-buru dengan satu tangannya ketika Nanda sudah mulai berteriak-teriak lagi. Dan berlari menaiki tangga, membuka pintu kamarnya lalu menjatuhkan Nanda di kasur yang belum di bereskan nya tadi pagi.

Wajah Axel masih saja terlihat kesal. Bersedekap dada sambil menatap Nanda yang juga sedang menetralkan nafasnya.

Nanda mendudukkan diri dan menatap sekelilingnya. Merasa agak familiar dengan ruangan ini. Ah, ruangan ini sering dia tiduri dulu sewaktu kecil.

"Kenapa bawa gue kesini?! Mau culik ya?! Nanda makannya banyak Axel pasti rugi culik Nanda!"

Axel diam.

Nanda juga diam.

"Kenapa dia_"

"Kenapa masih kecil udah ngoleksi selir?! Gak boleh tau! Terus tadi kenapa mau di cubit-cubit begitu, dipeluk-peluk begitu. Terus di cium gitu?! Masih kecil gak boleh gitu!!" Axel sudah mulai bawel.

Nanda memiringkan kepalanya. Bingung dengan ucapan Axel.

"Apaan sih? Selir gimana? Jangan ngada-ngada ya!!"

"Itu tadi yang di kantin. Ngapain itu tadi coba?!" Axel ngegas lagi.

"Ya memangnya kenapa?! Tadi kan temen-temen baru ku?! Memangnya tidak boleh?!"

"Ya gak boleh lah. Masa temen gitu!!"

"Wajar temen Nanda gemes! Kan Nanda gemesin! Yang gak boleh tuh Axel bawa-bawa Nanda kabur dari sekolah begini, kalo mau bolos tuh jangan ajak-ajak. Nanda gak mau kena masalah tau_hmmptt!"

Ucapan panjang Nanda terpotong waktu Axel membekap mulutnya lalu memeluk dan menjatuhkan tubuhnya kekasur. Membuat Nanda yang di dekapnya ikut terjatuh pula.

Nanda berontak. Mulutnya dibuka untuk menggigit telapak tangan Axel. Lalu memukuli pemuda di sampingnya itu.

Axel tidak tinggal diam. Kaki dan tangannya bergerak untuk mengunci pergerakan Nanda.

"Lepassss....!!!!"

"Diem atau gak gue cium!"

Setelahnya Nanda terdiam kaku. Takut dicium Axel.

"Axel, lepas ih! Nanda mau pulang!"

"Gak boleh! Temenin gue di rumah!"

"Protes gue cium!" Begitu katanya waktu Nanda mau protes lagi.

Alhasil Nanda hanya bisa menurut. Sebal sekali sebenarnya dengan Axel ini. Sudah membuatnya malu, diajak bolos, dipaksa lalu diancam. Benar-benar minta di laporkan ke polisi!

🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌻

Raya pulang kerumah dengan sebal. Sudah tadi di sekolah di tanyai macam-macam sebab adiknya. Lalu harus pulang naik bis karena Indra dan Laks tiba-tiba harus rapat OSIS. Dan setiba di rumah dia menemukan motor adiknya yang terparkir sembarangan belum lagi pintu rumah yang tidak dikunci. Benar-benar mengundang maling itu namanya.

Raya menaiki tangga dengan kaki terhentak. Membuka pintu kamar Axel yang setengah tertutup. Hendak memarahi Axel sebab masalah yang diperbuatnya hari ini. Iya awalnya mau begitu, tapi tidak jadi sewaktu matanya menangkap sosok 2 makhluk  di atas kasur. Mereka tertidur.

Melongo waktu tau siapa pemuda yang dijadikan guling oleh adiknya ini. Lalu dengan menggeleng dramatis Raya mengambil ponselnya. Memotret dari berbagai sudut yang sekiranya bagus. Lalu tertawa-tawa senang waktu melihat hasilnya.

Mereka lucu sekali. Muka mereka tampak sama dengan beberapa tahun lalu. Terlihat manis dan polos. Setelah puas melihat mereka dan mengambil gambar Raya memutuskan keluar. Menutup pintu dengan perlahan. Membiarkan 2 anak yang katanya musuh bebuyutan itu tidur dengan nyenyak.

"Ahh... Sepertinya aku akan mengumpulkan mereka!" Ucapnya riang.

🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌻

Hari sudah sore sewaktu Nanda terbangun dari tidurnya. Mencoba merenggangkan badannya yang serasa kaku dan berat. Dahi dan alisnya mengernyit heran ketika tubuhnya tidak bisa di gerakkan seperti di ikat kuat.

Menoleh ke samping. Di dapatinnya wajah tampan Axel. Nanda mengamati wajah itu wajah yang biasanya terlihat tengil dan menyebalkan kini tampak polos dengan gigi kelinci yang menyembul malu-malu dari belah tipis bibir Axel.

Nanda masih asik mengamati bibir itu. Bibir yang sudah mencuri ciuman pertamanya dengan tidak elit, bibir yang sering mengucapkan kata-kata menyebalkan. Mengingatnya membuat Nanda sebal lagi. Sampai tidak menyadari bahwa pemiliknya sudah terjaga.

"Tau kok kalo bibir gue seksi, gakusah malu kalo mau minta cium!"

Gubrak!

Aduhh!

Ya, setelah Axel berkata begitu dengan segenap tenaga Nanda mendorong dan menendang Axel hingga jatuh dari kasur.

"AXEL MESUM!/ RENA BEGO!"

Kruuukk!

Setelah itu wajah mereka memerah.

"L-lo laper?" Tanya Axel.

Nanda mengangguk.

"Y-ya udah ayo turun. Minta masakin kak Raya." Axel berjalan mendahului Nanda yang mengekor di belakang.

Tapi sepertinya mereka kurang beruntung. Raya belum pulang ternyata. Mama Axel juga sedang pergi dengan papanya. Axel melirik Nanda yang berdiri disampingnya.

"L-lo bisa masak?" Tanyanya.

Nanda mengangguk.

"Yaudah masak gih."

"Kok jadi gue yang masak!" Nanda melirik Axel tajam.

Axel menatap Nanda datar. "Oke gue yang masak tapi Lo yang beresin kapal pecahnya abis itu."

Menghela nafas keras Nanda lalu berjalan menghentak ke arah kulkas. Membuka lemari pendingin itu lalu mengeluarkan beberapa bahan. Tidak mau repot Nanda hanya akan membuat nasi goreng dan telur ceplok setengah matang saja.

Jangan ragukan Nanda walau terkesan manja dan cengeng dia itu pandai memasak berkat ajaran bundanya.

Axel hanya menontonnya sembari menopang dagu. Sesekali akan tersenyum saat Nanda berbalik hanya untuk menjulurkan lidahnya mengejek.

"Mau gue bantu?"

"Maju selangkah gue goreng lu!" Ancamnya.

Ya sudah kalo gak mau di bantu. Pikir Axel lalu mengendikan bahunya.

Sore itu, Axel dan Nanda makan berdua dengan makanan hasil olahan Nanda. Lalu mencuci piring berdua dengan di selingi tawa dari keduanya. Membuat beberapa orang yang mengintip ikut tertawa gemas sebab keduanya.



-tbc-

Hamdalahhh selesai.....
Capek ngetik kkk 😌

Tetep jaga kesehatan ya teman-teman 😣💜

Bye👋

Continue Reading

You'll Also Like

173K 14.8K 26
Ernest Lancer adalah seorang pemuda kuliah yang bertransmigrasi ke tubuh seorang remaja laki-laki bernama Sylvester Dimitri yang diabaikan oleh kelua...
463K 8.6K 13
Shut, diem-diem aja ya. Frontal & 18/21+ area. Homophobic, sensitif harshwords DNI.
74.3K 7.2K 20
Romance story🤍 Ada moment ada cerita GxG
311K 23.8K 108
"Jadi, saya jatuh dan cinta sendirian ya?" Disclaimer! Ini fiksi nggak ada sangkut pautnya di dunia nyata, tolong bijak dalam membaca dan berkomentar...