A Cup Of Coffee [YiZhan Area]

By HikariAtsuko

7.3K 588 113

Kumpulan Fict dalam bentuk 1shoot, short Chapter, drabble, fluff dari Couple Yibo dan Xiao Zhan. Genre dan ce... More

[1s] BREAKUP
[1s] HOSTAGE || YiZhan Ver.
[Fluffbjyx] Karakter BL
[1s] THAT LITTLE BOY

[1s] My Brother Has Sixth Sense

1.1K 92 15
By HikariAtsuko

Cerita nyata kisahku. jadi aku jadiin Xiao Zhan kakaknya Yibo di sini. Ini benar-benar terjadi di aku. Mungkin dari kalian yang tidak suka creepy, bacanya siang-siang saja, ya ^^

ENJOY

.

.

.

"Apa itu aku?"

Yibo terperangah tak percaya. Dia tadi hanya bangun, ingin ke toilet dan kembali tidur. That's not cool, man! Ini masih jam 2 pagi buta. Mana bisa dia tak kembali tidur karena ada orang lain yang menempati ranjangnya.

But, wait!

Itu yang ada di ranjangnya adalah dirinya sendiri. Bagaimana bisa ini terjadi?

"Hallo?"

Holy crap!

Yibo segera menutup mulutnya menggunakan kedua tangan. Ia melotot dan sangat terkejut mendengar suaranya sendiri menggema.

Tiba-tiba ia tercekat, dirinya sekarang berada di dunia mimpi, benar begitu? Tapi kenapa bisa dirinya melihat tubuhnya sendiri?

"Apa aku mati?"

Pemuda 18 tahun itu mulai panik saat mengetahui fakta ini. tidak. Dirinya tidak mungkin mati.

Tadi sore dirinya hanya merasa kesal dengan kakaknya, mengumpatnya sedikit kemudian meninggalkan meja makan. Sudah! Hanya itu saja. Kenapa dirinya sampai mati seperti ini?

Dengan kaki gemetar, ia pun mencoba untuk maju dan masuk ke dalam kamarnya. Tapi sampai pintu, ada sesuatu yang menahannya untuk masuk.

"Oke. Dan sekarang aku tidak diperbolehkan untuk masuk ke dalam kamarku sendiri." Gumamnya.

Oke. Situasi ini, dirinya anggap mati sebentar. Bagaimana tidak? Dari depan pintu kamarnya, ia melihat bahwa tubuhnya masih bernapas dan kakinya sedikit bergerak. Mana mungkin dirinya mati sementara raganya itu masih bisa kembang-kempis dadanya.

"Ada apa ini? apa Zhan-ge mengutukku hingga aku mati suri seperti ini? aku tahu memang dia kakak yang paling buruk. Tapi tak menyangka Xiao Zhan tega mendoakanku mati."

Kamarnya ini memang terletak di ruangan depan dan dekat pintu keluar, ia sempat marah mendapat kamar ini karena jika ada tamu, tak bisa seenaknya saja keluar. Sementara kakaknya itu tidur nyaman di kamar belakang. Tak terganggu dengan hal apapun.

Yibo memang mengira bila menjadi kakak lebih enak karena bisa menyuru-nyuruh adiknya dengan sesuka hati.

"Astaga -bangsat!"

Yibo sangat kaget saat pintu depan terbuka dengan keras dan langsung memunculkan sesosok hitam tinggi besar berada di sana.

Biasanya, ketika dalam keadaan sadar dan Yibo melihat makhluk seperti itu, dirinya pasti akan sangat ketakutan dan memilih berteriak. Tapi entah kenapa, untuk kali ini dia tak merasa takut sama sekali.

"Hmm...apa karena sekarang aku ini roh?"

Makhluk menyeramkan itu tiba-tiba mengangkat tangannya dan menyuruhnya untuk mendekat.

"Aku? Suruh ke sana?"

Wow, Yibo hanya mengehela napas saja. Dirinya belum tahu arti dari ajakan makhluk itu terhadapnya. Ia pernah mendengar sebuah mitos, bila kau bermimpi dan diajak oleh suatu makhluk, jangan mau. Nanti kau bisa mati.

"Heh, aku tak akan tertipu olehmu. Nanti kalau ke sana dan mati, bagaimana aku menamatkan SMAku?"

Tapi makhluk besar itu tetap menggapai-gapai tangannya, menyuruhnya untuk mendekat tapi tak berusaha untuk masuk ke rumah. Masih diam saja di depan pintu masuk.

Bila kalian ingin tahu detailnya, apakah tidak akan takut? Baiklah Yibo akan mendeskripsikannya untuk kalian semua.

Makhluk tersebut sangat besar sekitar 2 meter, itu terlihat dari tubuhnya yang melengkung di bawah kusen pintu. Kedua tangannya panjang dan penuh nanah. Sebelah telapak tangan kirinya ada mata yang sungguh menakutkan. Pernah menonton Naruto dan tahu tokoh Deidara? Ya, tangannya seperti tokoh tersebut.

Belum lagi matanya merah dan mulutnya mengeluarkan darah. Kepalanya hanya ditumbuhi rambut beberapa helai dengan borok yang tersebar di beberapa bagian wajahnya.

Kulitnya hitam. Jelas sudah ia bicarakan di awal tadi, bukan? Tapi entah kenapa Yibo sama sekali tidak takut melihatnya.

"Tuan, saya tak akan mengikutimu. Tubuhku masih bernapas, aku tahu jika nanti aku ikut, pasti napasku langsung hilang."

Namun, makhluk itu sama sekali tak menghiraukan ucapannya tadi hingga terus mengajaknya pergi. Mungkin karena Yibo tidak mau mengikutinya, makhluk itu pun kini bersuara.

"Ikut...ikut...."

Otomatis, Yibo menutup kedua telinganya karena suara makhluk itu sungguh mengganggu dan kali ini membuat bulu kuduknya berdiri.

"Sialan!"

Pemuda itu pun melihat ke arah ranjangnya dan hampir putus asa karena sekali lagi ia coba untuk masuk ke dalam kamarnya, tak berhasil karena ada portal yang seperti mengalaunya.

Ia pun melihat ke pintu depan, dan sangat takut karena makhluk itu mulai membungkuk dan ingin masuk ke dalam.

Yibo ingin menangis saja, karena tahu nyawanya pasti terancam.

Ia pun mulai berdoa kepada Tuhan, entah itu Tuhan Yesus, bunda Maria, Allah Budha atau apapun yang dianggap Tuhan agar menyelamatkannya.

Dan tiba-tiba ia melihat wajah Zhan-Ge nya yang tiba-tiba muncul di tengah-tengah doanya hingga sebuah cahaya menghantam penglihatannya.

....dan Yibo pun sadar.

"Gila. Mimpi apa tadi?"

Tapi ia sangat terkejut mengetahui selimutnya sama persis letaknya dengan mimpi yang tadi ia alami. Tidak mungkin, tadi itu nyata kah? Ada apa ini?

Ia segera memeriksa satu per satu anggota tubuhnya -yang untungnya semuanya masih utuh dan nyata karena dirinya bisa merasakannya.

Baru saja ia memikirkan mimpi anehnya itu, tiba-tiba dobrakan pintu kamarnya langsung membuatnya sadar dan kembali pada realitas sekarang.

Ah, ternyata itu kakaknya. Xiao Zhan. Tolong jangan tanyakan kenapa kakak-adik tapi marganya berbeda. Silakan tanya kepada kedua orang tua mereka.

Pria manis berumur 24 tahun itu mendengkus keras sambil masih memakai apron merah jambunya.

"Mau sampai kapan kau tidur, hah? Sekolah mulai setengah jam lagi?"

"Heh?" Yibo pun melihat jam di meja nakas kamarnya. Dan benar kata kakaknya itu kalau sekolah 30 menit lagi akan dimulai. Ia pun segera bergegas keluar dari kamarnya. Tidak perlu mandi. Cuci muka, sikat gigi dan ganti seragam juga sudah cukup.

*****

Yibo sama sekali tak menyentuh makanannya. Pemuda 18 tahun itu malah sibuk memandangi kakaknya yang sedang makan.

Menyadari hal itu, Xiao Zhan pun menghentikan gerakan makannya dan memandang sang adik dengan heran.

"Aku tahu, kalau aku tampan. Tak usah memandangi seperti itu, Yibo."

Yibo berdecak keras, ia tak terima bila kakaknya menyombongkan diri sendiri di depannya. Ia pun mulai menyumpit Omurice yang kakaknya buat.

"Ge, makasih ya atas semalam."

"Ha?"

Xiao Zhan heran, adiknya ini moodnya berrubah-ubah. Padahal kemarin marah-marah tidak jelas hanya karena ia memarahi Yibo yang nilai IPA nya jelek. Tapi kenapa sekarang malah ia berterimakasih?

"Iya, berkat suara dan wajah Zhan-Ge, aku jadi tidak dibawa oleh monster hitam itu."

Astaga...

Ia tak menyangka, di umur 18 tahun adiknya ini, masih juga berimajinasi layaknya anak 8 tahun.

"Monster apa?"

"Monster depan pintu rumah. Kau tah akan mengerti."

Lebih tepatnya, Xiao Zhan tidak akan mau tahu tentang imajinasi Yibo itu. Dia jadi khawatir nantinya. Apa Yibo bisa kuliah di luar kota tanpa dirinya yang mengawasi? Lihatlah tadi, masa dirinya dianggap menyelamatkan anak itu dari monster.

"Oke. Film apa lagi yang kau tonton semalam."

Yibo berhenti makan dan memandang sang kakak, "tak ada. Setelah dimarahi Gege, aku mandi dan pergi tidur."

Xiao Zhan pun memajukan tangannya untuk menyentuh dahi adik kecilnya ini. "Tak panas."

"Ya...mana mungkin aku panas? Memang aku sedang mengigau?"

Yibo pun menyingkirkan tangan kakaknya. Sudah merasa kenyang, makanan yang masih tersisa sedikit, ia bawa menuju dapur untuk dibuang dan ia mencuci piringnya.

"Aku berangkat."

"Tidak mau diantar?"

Yibo menggeleng tanpa menengok ke arah Xiao Zhan, dan ia pun membuka pintu depan sambil berteriak "aku berangkat." Dan disusul dengan pintu yang tertutup cukup keras.

.

.

Sejak saat itu, Xiao Zhan merasa aneh dengan sikap adiknya itu. Dirinya memang tak 24 jam bersama sang adik. Dirinya seorang guru kesenian, tapi bukan di sekolah adiknya. Berangkat pukul 8 dan pulang kadang hampir petang.

Yibo memang anak introvert, jarang membawa teman ke rumahnya. Ia hanya tahu bahwa Jili adalah sahabat satu-satunya di kelasnya, kata Yibo.

Tapi setelah kejadian kemarin saat Yibo berkata bertemu monster, anak itu sering berteriak sendiri, berbicara entah kepada siapa di kamar dan bahkan kemarin Xiao Zhan dengar, Yibo berdebat sendiri tentang charger ponselnya layaknya berdebat dengan seseorang.

Ia ingat, tadi sepulang sekolah, Yibo sedang berbicara lagi sendirian mengenai kegiatan seharian ini di sekolahnya. Dan Xiao Zhan mengintip dari luar kamar anak itu, Yibo berbicara sendiri.

Ia pun membawa sang adik menuju ruang tengah, lama-lama ia khawatir bila psikologis adiknya terganggu karena terlalu kesepian, mungkin?

"Yibo, boleh Gege tanya?"

Yibo yang masih melihat layar ponselnya, menjawab santai, "tanya apa?"

"2 hari ini Gege sering mendengar kau berbicara sendiri. Apa kau sedang main game atau berbicara melalui telepon dengan Jili?"

Tapi Xiao Zhan tak yakin, karena Yibo bukan tipe anak yang menyempatkan waktunya hanya untuk menelpon temannya dalam waktu lama.

"Tidak."

"Lalu, kau berbicara dengan siapa?"

Yibo seperti menghentikan game di ponselnya untuk menghadap langsung pada kakaknya itu.

"Entahlah. Ada seseorang di kamarku. Jadi, aku ajak bicara saja."

Xiao Zhan kaget, ia melihat ke kanan dan ke kiri, tidak ada tanda-tanda yang menunjukkan adanya orang lain di sini. Rumahnya ini masih dihuni berdua, dirinya dan adiknya, Yibo.

"Yibo, kau jangan main-main. Gege tidak bercanda, ya!" Suaranya meninggi karena dia sudah jengah dengan sikap adiknya yang membuatnya khawatir.

"Aku juga tidak bercanda. Kemarin aku marah-marah karena dia menyembunyikan charger ponselku."

"Dia siapa?!"

Lagi-lagi Yibo mengedikkan kedua bahunya dengan santai, "entahlah. Dia ada di kamarku."

"Laki-laki? Perempuan?"

Yibo kembali mengedikkan bahunya, "aku tak tahu. Tapi dia sedikit jahil."

Oh tidak, tiba-tiba kepalanya pusing mendengar jawaban adiknya yang tak jelas. mereka jauh dari orang tua, ada beban yang diembannya karena harus mengurus Yibo yang memilih tinggal bersamanya.

Bila adiknya menjadi seperti ini, apa yang akan dia katakan kepada kedua orang tuanya?

Xiao Zhan pun mendorong anakan rambutnya ke belakang karena stres, sementara kedua matanya melihat Yibo yang berdiri dan kembali ke kamarnya. Anak itu pun menutup kamarnya setelah masuk.

"Yibo kenapa?"

****

Skizofrenia.

Xiao Zhan pun membaca artikel tentang psikologi yang persis dengan ciri-ciri kondisi adiknya sekarang.

Di artikel tertulis bila Skizofrenia adalah gangguan psikologis yang membuat penderitanya mengalami halusinasi dan delusi.

Apa saking sendirinya Yibo hingga adiknya itu berhalusinasi hingga menciptakan teman hayalannya?

Oh tidak mungkin. Ia kira hal ini akan terjadi pada anak kecil saja. Adiknya sudah 18 tahun, mana mungkin memiliki teman imajinasi?

Tapi...

Ciri-ciri yang tertulis sama persis dengan kondisi Yibo. Bahkan tadi pagi, adiknya itu berkata jika 'orang di kamarnya' harus bersikap baik, tidak boleh menyembunyikan barang-barangnya lagi.

"Xiao-Laoshi, ada apa? Kenapa wajah Anda terlihat susah seperti itu?"

Tiba-tiba ada salah satu temannya, Meng Ziyi, guru bahasa Inggris datang. Guru wanita itu memang mejanya berada di sebelahnya.

Melihat itu, Xiao Zhan pun ingin menceritakan masalah ini dengan sahabat gurunya ini.

"Meng-Laoshi, aku mau cerita."

Merasa tertarik, guru wanita itu pun menegakkan duduknya dan menggeser kursi agar lebih dekat dengan guru seni yang banyak dikagumi para siswi.

"Ya?"

"Aku sedang pusing dengan tingkah adikku akhir-akhir ini."

Meng Ziyi menaikkan sebelah alisnya, ia memang tahu jika temannya ini memiliki adik laki-laki yang tinggal dengannya. Tapi seingatnya, adiknya itu tak pernah membuat Xiao Zhan setres seperti ini.

"Adikmu bikin keributan di sekolah?"

"Tak mungkin. Dia murid pendiam."

"Lalu?"

Sebelum bercerita, Xiao Zhan menghela napas keras, ia pun menceritakan apa yang terjadi dengan adiknya itu. Ziyi dan memotongnya, ia mendengarkan Xiao Zhan sampai akhir dan terlihat sekali bila pria itu merasa gelisah.

"Bagaimana ini? menurut artikel yang kubaca, ciri-cirinya persi Skizofrenia."

Karena Meng Ziyi hanya guru bahasa, ia sedikit bingung mau menanggapi apa, jadi ia pun hanya membalas seadanya saja, "coba kau bawa dia ke psikiater."

"Mana mau. Adikku akan menganggapku aneh."

"Apa sebelumnya dia pernah seperti ini?"

Xiao Zhan menggeleng. "Tapi sebelum kejadian ini dimulai, Yibo berkata tentang monster dan berterimakasih ke aku kalau sudah menyelematkannya."

Ziyi merasa aneh, ingin tertawa tapi ia tahan. Mana mungkin anak berumur 18 tahun masih membicarakan monster dengan kakak lelakinya?

"Coba kau bicara lagi yang lebih jelas dengan adikmu. Bila terlihat parah, paksa dia ke psikiater."

.

.

Hari sudah hampir petang dan Xiao Zhan baru sampai rumahnya. Sepatu adiknya sudah ada di rak, berarti Yibo memang sudah pulang sekolah. Ia berniat melakukan apa yang Ziyi katakan padanya tadi.

Lama-lama, ia merasa khawatir dengan Yibo yang sudah lebih sering berbicara sendiri di kamarnya.

Ia pun berjalan ke dalam, dan lagi. ia pun mendengar adiknya kembali berbicara sendiri di kamar. Kali ini, ia mendengar Yibo berbicara tentang buku matematikanya yang hilang dengan nada membentak.

Geram, Xiao Zhan pun membuka pintu dengan keras. Ia mendelik ke arah adiknya yang sedang berdiri di depan meja belajarnya.

"Yibo! Kau ini berbicara dengan siapa, sih?!"

Anak itu diam, hanya memandang kakaknya dengan bingung.

"Jawab, Yibo! Jangan membuat Gege bingung! Kau berbicara dengan siapa, hah?!" Tanyanya kasar sambil matanya mengarah ke setiap sudut kamar adiknya yang sama sekali tak ada orang lain di sana.

Dengan ragu, Yibo pun mengangkat sebelah tangannya, jarinya teracung dan menunjuk salah satu sudut kamarnya.

"Dengan dia."

Xiao Zhan pun ingin menangis, ia menunduk dan menghela napas.

Di sudut dekat ranjangnya, tak ada siapapun.

Tak ada.

Lalu, adiknya itu menunjuk siapa?

End

Apa sekarang aku masih suka ngomong sendiri di kamar? Ya, kalau lagi bikin ff. Terus, yang aku tunjuk itu siapa di kamar? Nggak tahu, aku ngerasa ada orang aja di kamar. Sering ngumpetin barang-barangku. Tahu-tahu ketemu di tempat yang tak terduga. Kayak charger hp.

Apa makhluk itu masih? Enggak. Sudah diusir kayaknya. 2x. Pas aku SMA dan habis wisuda kuliah.

Apa aku ke psikiater? Enggak juga. Aku datang ke rumah temenku yang bapaknya indigo, katanya itu namanya "raga sukmaku keluar" (pas mimpi lihat tubuh sendiri) kalau dilatih aku bisa lihat yang -waw-waw-waaw... Aku nggak mau XD milih jadi orang biasa aja.

Apa kalian pernah ngalamin pengalaman kayak aku ini? enggak enak ya. Ini aku ngetiknya sendirian di rumah. Kakakku nggak ada. Lagi pergi. Wadidaw jiwa. Aku emang tinggalnya sama kakakku. Jadi kalau dia main ya aku sendirian.

Vote dan komen?

Arigatchu~ :*

Continue Reading

You'll Also Like

Abang! ✓ By Ran

Fanfiction

40.8K 4K 12
Haechan kedatangan tetangga baru, tidak terpikir olehnya akan ketempelan bayi seperti ini, insiden konyol yang terjadi malah membuatnya sedikit penas...
100K 7.3K 50
cerita fiksi jangan dibawa kedunia nyata yaaa,jangan lupa vote
212K 23.4K 16
[Brothership] [Re-birth] [Not bl] Singkatnya tentang Ersya dan kehidupan keduanya. Terdengar mustahil tapi ini lah yang dialami oleh Ersya. Hidup kem...
39.2K 5.8K 21
Tentang Jennie Aruna, Si kakak kelas yang menyukai Alisa si adik kelas baru dengan brutal, ugal-ugalan, pokoknya trobos ajalah GXG