J A N G K A P | jihoon treasu...

By oceanisaaa

1.7K 188 165

❝Aku ingin membuat kamu kamu merasa jangkap. Tapi sepertinya benar kata The Rose, it's better to be held than... More

p r e f a c e
c a s t // p l a y l i s t
e p i g r a f
renandina

johan

245 42 34
By oceanisaaa

Heyyo~

chapter kali ini beda jauh sama yang versi cerita pendek yaa, jadi biar paham cerita ke depannya harus baca ini sampe selesai ʘ‿ʘ

btw, isi hati renandina yang melihat johan cuek bebek sepanjang chapter ini :

.

.

.


Johan tidak pernah berpikir bahwa ia akan punya kisah cinta klise saat SMA. Tahun pertama, usianya enam belas tahun, dan ia jatuh cinta pada gadis berambut kuncir kuda yang ternyata teman sekelasnya.

Semuanya terasa baru bagi seorang Johan yang sedang dalam masa pubertas dan pertumbuhan. Segala tingkah laku, bahkan gerak-gerik kecil gadis itu selalu membuat dadanya meletup-letup.

Lucunya, senyum Johan selalu bersemu hanya karena melihat gadis itu berkutat serius dengan buku-buku tebal -entah judulnya apa, yang jelas Johan tidak mau membacanya, bisa pingsan duluan dia membaca buku-buku setebal Al-Qur'an dan Injil itu.

Renandina Cokroaminoto. Nama yang setiap absen berlangsung berhasil membuat jantungnya bertalu-talu -dengan bodohnya Johan kira ia terkena serangan jantung.

Banyak kelakuan yang menurutnya tak logis yang sekarang ia lakukan dan nikmati dengan sangat. Seperti perilaku-perilaku orang yang cintanya bertepuk sebelah tangan yang dijelaskan artikel yang sempat ia baca; 1. Following her without her knowledge, 2. Staring at her all the time hiding. 3. Struggling to talk to her for at least a minute, and when the chance come, he will be speechless.

Jatuh cinta bikin goblok, damage-nya lebih parah dari pada kebanyakan ngemil micin, kelakuannya jadi gak logis seperti seperti si Justin, Hartono, Angkasa sama si Jaenal.

Ck, ck, ck, Johan tidak berkaca memang.

Johan ingin mendekat, tapi melihat Ren selalu berkutat dengan buku-bukunya ia mengurungkan niat.

She's a good girl, dan Johan tidak mau mendekati gadis itu jika ia sendiri masih cupu. Sadar diri jika ia tidak terlahir jenius seperti gadis idamannya, ia pun mencoba peruntungan lain dengan aktif di kegiatan organisasi di sekolah.

Hingga berkenalanlah ia dengan Forum Pemburu Harta Karun, tiga di antaranya Arjuna Kamajaya, Kanendra Yoshino, dan kakak kelasnya Pradani Cokroaminoto yang rupanya kakak dari Ren. Keempatnya pun sepakat membuat band saat SMA demi mengikuti kompetisi dengan hadiah laptop yang diteruskan hingga saat ini.

Saat mengenal Dani dan sahabat-sahabatnya inilah kisah manis malu-malu abege berubah menjadi kisah klise roman picisan.

Karena sebuah kejadian manis di suatu sore, Johan diam-diam jadi menyukai Renandina. Siapa sih yang tidak suka dengan paket komplit seperti adiknya Dani ini.

Renandina itu selalu jadi langganan juara pararel, kulitnya putih dengan dagu lancip, bibir merah cherry, dan mata dengan bola mata kecoklatan dengan tatapan teduh dan bikin melting. Johan tentu saja terpacu untuk menjadi versi terbaik dari dirinya agar kelak layak bersanding dengan Renandina yang hampir sempurna.

Lagaknya Johan sudah sangat siap menyerahkan apapun dalam hidupnya demi seorang Renandina. Bibit bucin sudah siap ia semai dalam hatinya.

Tapi, percakapan Dani dan ayah sahabatnya itu membuat logika Johan bekerja dan sadar diri.

Johan kacau, Johan galau.

"Mas tahu kan tugasnya anak pertama itu apa?" ujar ayah Dani yang sering membuat Jo jauh ketar-ketir daripada guru matematikanya.

Pak Cokroaminoto benar-benar memiliki aura yang bikin ingin sungkem. Johan yang biasanya hobi julid mendadak kehilangan kata-kata jika papinya Dani mendadak pulang ke rumah saat putranya sedang kongkow dengan teman-temannya-seperti saat ini misalnya. Johan menyimak dengan saksama percakapan Dani dan Pan Cokroaminoto yang tak sengaja Johan dengar saat lewat ingin mengambil air.

Pak Cokroaminoto memang Tipikal asian parents ambisius yang ada di drama Korea yang sering ditonton Jaenal.

Biasanya semua anak-anak akan diusir pulang jika ketahuan main ke rumah Dani, sebut saja Jaenal, Justin, Hartono, dan Angkasa.

Untung saja selama ini, Pak Cokroaminoto tidak mengusir Johan jika bertandang, tak tahu apa alasannya.

Gue ganteng dan keren sih makannya Papinya Mas Dani sayang -testimoni Johan sendiri.

"Tahu Pi, jagain adek baik-baik, jangan sampai dia hilang fokus belajar," jawab Dani lirih.

"Papi gak minta-minta macam-macam, Papi cuma ingin Mas dan Adek bisa fokus sama sekolah," ujar Pak Cokroaminoto dengan suaranya yang mengintimidasi.

Sore itu Johan tahu, mungkin saat ini bukan waktunya memiliki Renandina.

Ah, dada Jo mendadak aneh, mungkin sekarang hatinya tengah patah, dibelah kenyataan.

Dahaganya lenyap berganti nelangsa dalam jiwa.

🐼🐼🐼

Johan rasanya ingin berkata kasar saat tahu oknum bernama Harvey Hwang, blasteran Korea sok ganteng itu jadi partner kerja kelompoknya untuk tugas Bahasa Indonesia.

Minggu pagi Johan yang ingin dihabiskan untuk rewatch Inuyasha atau marathon film Studio Ghibli jadi batal ia lakukan, setengah tujuh ia telah menjemput Harvey di rumahnya.

Si monyet baru bangun tidur cuma pake kaus tanpa lengan, dengan ekspresi wajah lebay dan minta ditampol, Harvey panik minta diantar ke rumah Renandina.

Johan tentu saja syok, kenapa sih harus berhubungan dengan Renandina, kalau ketemu Johan makin suka, makin susah move on, dan hasrat untuk menjadikan Renandina pacarnya meningkat secepat darah tingginya yang sekarang naik melihat drama Harvey.

"Cuk, Renandina ngamok iki onok kerja kelompok SBK! Lali, su!"

Johan ingin menggampar cowok di depannnya ini, "Lah awakmu wes janjian mau cari novel gawe tugas Bu Irma, iki aku meluangkan waktu berhargaku loh. Awakmu sak enak udelmu dewe!"

"Sepurane, Jo. Aku engko tak setor wajah karo Renandina setengah jam ae, mari ngunu langsung budal kabur awake," pinta Harvey memelas.

Duh Johan paling tidak suka dengan orang yang tidak teratur jadwalnya begini, tapi apa boleh buat, Johan pun menuruti keinginan Harvey. Bu Irma terkenal galak, jika besok ia dan Harvey tak membawa novel bisa-bisa ia disuruh keliling lapangan seperti Arjuna kemarin yang ketiduran di kelas.

Hari minggu ini setahu Jo, ada Dani di rumah yang mau membuat lagu dengan Adam dan Angkasa. Mungkin dia bisa bergabung, sumbang suara sambil menunggu Harvey kerja kelompok.

Setelah melewati 30 menit perjalanan, Johan dan Harvey pun tiba di rumah Renandina dan Dani yang memiliki ruang tamu super luas.

Wajah Renandina terlihat kusut saat membuka gerbang hitam rumahnya untuk Harvey. Jo menahan tawa, wajah gadis itu level gemasnya naik saat sedang menggerutu hendak ambis mengerjakan tugas sekolah.

Gemes banget, asdfghjk!

"Gomen, mianheeeee loh, Ren. Ini tadi nungguin Jo dulu jadi telat deh," kata Harvey cengengesan. Renandina menoleh ke arah Johan, membuat pemuda itu mendadak salah tingkah sendiri.

Johan buru-buru menerapkan jurus mengendalikan diri sendiri agar tidak kentara salting. Dia harus roasting dan julid seperti biasanya agar Renandina tidak tahu jika ia suka dengan gadis itu.

Jatuh cinta ini ribet, Johan gak mau lagi jatuh cinta sama cewek lain lagi. Ah, sedap!

"Tugas gambar ae kok dibuat susah, ini si wibu jago gambar Ren, wes tugas kesenianmu gak bakal remed," kata Johan.

"Yang wibu kan kamu, su!" sahut Harvey.

Renandina mendelik kemudian masuk ke rumahnya.

Setelah meledek beberap teman sekelasnya yang satu kelompok dengan Renandina, Johan pun segera naik ke kamar Dani yang sering digunakan untuk bermusik. Sekitar 30 menit kemudian, Harvey memanggil Johan dari bawah tangga, ia pun bergegas turun.

"Kita mau ke KBS," kata Harvey dengan wajah gembira, di sampingnya ada Keno dan Clarisa yang sudah menenteng tasnya. "Isa mau ngenalin aku sama temen-temen SMP-nya dulu."

"Hwang, watashi sudan mencoba bersabar, kalau kelakuanmu ngelunjak begini anata ingin menulis nama anata di death note," Johan langsung memberi smack down ke tubuh Harvey yang kadang lembek seperti permen yupi. "Tugase Bu Irma yaopo bangsat!"

"Omo-omo, jangan begini! Watashi akan jelaskan," kata Harvey setelah mengaduh terkena smack down, ia lantas mengeluarkan sebuah novel dari tasnya. "Renandina punya banyak novel, ratu kebajikan sudah menyelesaikan satu masalah hidup kita, Jo."

Johan menyahut novel yang dibawa Harvey dan membuka halaman pertamanya.


"Santai ae, rek. Renandina udah ngerjain setengah sinopsisnya itu. Tadi barter aku ngerjain semua tugas gambar, dia yang bikinin separuh sinopsisnya," kata Harvey. "Sisanya bagianmu, Jo."

Jo berpikir sejenak, aneh sekali Renandina melimpahkan semua tugas menggambar itu ke Harvey. Selama ini, Ren suka dengan pelajaran kesenian. Ia dan Harvey biasanya bersaing mengambar paling bagus. Tapi kenapa mendadak Ren malah meminta Harvey menggambar semuanya? Kenapa ia malah mau mengerjakan tugas kelompoknya dan Harvey.

"Yaelah Jo, biasanya juga kamu sering main-main. Ikut aja kenapa sih," kata Jeno akhirnya bersuara. "Aneh banget kamu semester ini jadi semangat banget ambis, mau ngalahi si Ren ya?"

"Iya nih, sekalian gitu kamu ikut Jo, biar nanti Renandina juga ada yang gocengin," sahut Clarisa.

Mendengar nama Renandina disebut membuat Jo langsung melirik gadis yang membereskan meja ruang tamunya dan merapikan cat air.

"Yoi, aku gak bisa goncengin Ren soale takut sama Bos Lampu," kata Harvey, "nah si Ren kamu gonceng, aku mau jemput temene Isa."

"Aku gonceng Isa, Tanteku ngamok-ngamok kalau Isa digonceng bukan muhrim," sahut Keno.

Johan benar-benar tak tahu apakah ia harus girang atau meradang, seharusnya ia senang dong bisa menggonceng crush keliling kota. Tapi di satu sisi bisa saja ia malah semakin terjatuh memuja Renandina.

"Aku gak ikut aja," kata Renandina usai memasukkan kembali perlengkapan melukis dan canvas ke dalam tas.

"Loh, gak bisa gitu Ren," kata Clarisa. "Aku gak boleh sama mamaku pergi kalau ceweknya cuma aku."

"Ya ampun, kan ada Keno seh, masa mamamu gak percaya sama keponakannya sendiri," kata Renandina.

"Emang kamu bisa percaya sama modelan fuck boy kayak Keno?" tanya Clarisa.

Johan jelas menahan tawa, jika ia menjadi mamanya Clarisa tentu saja ia tak akan membiatkan anak gadisnya pergi dengan Keno ataupun Harvey.

"Ya kasihan kan kalau kalian maksa Johan kalau dia gak mau," Renandina masih berargumen.

"Yaelah Jo, ikut aja kenapa sih!" pinta Harvey mulai menjamah tubuh Johan.

"Jijik asu! Gak normal," ketus Johan menjauhkan tangan Harvey.

Di tengah keriwuhan Johan dengan Harvey, Renandina pun besuara.

"Yaudah berangkat aja kalian bertiga," ujar Renandina seraya berlalu menuju ke luar rumah.

Jo pun buru-buru menarik pergelangan tangan Ren hingga membuat gadis itu berbalik.

"Aku mau kok ikut," kata Johan. "Gak apa-apandeh ketemu sama panda kembaran aku."

Johan tersenyum tipis, sedikit sesak memilih pergi bersama Ren hari ini.

[]

asditional cast -

lee jeno nct : keno lesmana

hwang hyunjin skz : harvey hwang

lee chaeyoung/isa stayc : clarisa/isa lesmana

Continue Reading

You'll Also Like

108K 4.3K 20
"siapa namamu?" "o-oline kakk"
504K 5.5K 26
Hanya cerita hayalan🙏
36.8K 3.1K 23
Kisah seorang gadis cantik yang hidup penuh kasih sayang dari kedua orang tua nya dan kakak laki-laki nya,berumur 20 th pecinta Cogan harus bertransm...