RaKan[On Going]

By Syfraptrr

26.8K 1.5K 117

⚠️17+⚠️ . . [Mengandung kekerasan, bahasa kasar, dan adegan yang tidak layak ditiru] . . Kehidupan Ara yang s... More

RaKan || Prolog
RaKan || Part 1
Rakan || Part 2
RaKan || Part 4
RaKan || Part 5
RaKan || Part 6
RaKan || Part 7
RaKan || Part 8
RaKan || Part 9
RaKan || Part 10
RaKan || Part 11
RaKan || Part 12
RaKan || Part 13
RaKan || Part 14
RaKan || Part 15
RaKan || Part 16
RaKan || Part 17
RaKan || Part 18
RaKan || Part 19
RaKan || Part 20
RaKan || Part 21
RaKan || Part 22
RaKan || Part 23
RaKan || Part 24
RaKan || Part 25
RaKan || Part 26
RaKan || Part 27

Rakan || Part 3

1.4K 104 4
By Syfraptrr

"Kalau langit malam tak ada bintang, rasanya ada yang kurang. Sama seperti aku kalau tak ada kamu."

-----

Hari ini adalah hari terakhir Ara MOS, berarti setelah ini dirinya resmi menjadi murid SMA Rajawali. Terik matahari mulai terasa membuat bulir-bulir keringat berjatuhan di pelipisnya. Sembari menunggu kepala sekolah selesai berpidato, tangannya tak henti mengelap keringatnya itu.

"Pstt, Ra. Lo nggak pa-pa?" bisikan tersebut membuat Ara menoleh. Dilihatnya Vinca yang menatap dirinya cemas.

"Nggak pa-pa. Udah biasa juga," jawab Ara sedikit terkekeh. Vinca menghembuskan nafasnya lega. Ia takut Ara tiba-tiba pingsan karena muka Ara yang sedikit pucat.

"Huh, akhirnya selesai juga!" pekik Rifa heboh saat apel penutupan telah selesai.

"Air aku butuh air!" pekik Kesya lebay.

"Kantin yok lah!" timpal Indi.

"Ya udah yuk, cus kita ke kantin," ucap Aurel. Akhirnya mereka langsung ke kantin.

-----

"Woy kantin yok, sekalian liat degem," ucap Doni.

"Yok lah siapa tau ada yang nyangkut satu," jawab Nathan.

"Ayok lah gass, gue juga mau liat yang bening-bening," ucap Farel.

"Otak lo bertiga cewek mulu dah!" kesal Rama.

"Ya berarti gue normal lah. Dari pada gue mikirin cowok. Ntar dikira gay, amit-amit dah," ucap Nathan sembari tangannya mengetuk kepala dan meja secara bergantian.

"Bacot lo semua, jadi ke kantin nggak?!" timpal Arkan yang sudah bosen mendengar celotehan para sahabatnya.

"Jadi lah bos. Kuy kantin!" seru Doni.

-----

"Ahh ... Kak Arkan cool banget!"

"Kak Rama cuek banget ihh!"

"Arkan! Aku padamu."

"Nathan katanya mau jalan, kapan?"

"Kak Doni sama Kak Ferel lucu yah."

"Gibran kapan kamu ke rumahku."

"Arkan aku mau pingsan. Kalau pingsan kamu tanggungjawab yah!"

Begitulah kira-kira ucapan yang terlontar para kaum hawa di kantin saat Arkan dkk memasuki kantin.

"Ih, sumpah! Ternyata Kak Arkan dkk lebih ganteng dari pada di fotonya," pekik Vinca sama hebohnya dengan para kaum hawa yang ada di kantin.

"Iya. Apalagi Kak Gibran," celetuk Indri. Bahkan kedua matanya tak lepas dari objek yang dia ucapkan tadi.

"Kak Nathan ganteng. Tapi sayang, playboy, tapi kenapa gue bisa suka. Aaa!" ucap Keysa.

"Ternyata mereka yang dikenal sama geng Rifox. Nggak buruk." kini giliran Rifa yang bersuara.

"Ternyata bener, kalau mereka ganteng." bahkan kini Aurel yang mulutnya sedang banyak makanan pun ikut bersuara.

Hanya Ara yang terlihat tidak peduli. Bukan tidak peduli, tapi dia tidak tau apa yang sedang mereka bicarakan.

"Kalian ngomongin apa sih?" pertanyaan polos yang keluar dari bibir Ara seketika mengundang tatapan tajam dari Vinca, Keysa, dan Indri.

"Lo beneran nggak tau Ra? Omaygat!" pekik Vinca heboh. Aurel yang berada disampingnya dengan cepat membekap mulut toa Vinca.

"Nggak usah malu-maluin," ucap Aurel kesal. Bagaimana tidak? Karena pekikkan Vinca, mereka berenam menjadi pusat perhatian mereka.

"Hmm, oke gue jelasin mereka yah." tanpa mendengarkan ucapan Aurel, Vinca malah melanjutkan ucapannya yang tertunda.

"Dimulai dari ... dia!" tanya Vinca menunjuk ke arah Nathan. "Dia Kak Nathan. Lebih tepatnya Nathan Bayundra, dia pasukan inti di Rifox, ganteng sih. Cuman playboy, jadi bakal sakit hati kalau lo suka sama dia. Ceweknya dimana-mana." lanjut Vinca sembari memasang ekspresi kesalnya.

"Loh, kok lo kesel?" tanya Ara heran.

"Gimana nggak kesel orang dia—"

"Lanjut, gue masih penasaran sama yang lain," potong Ara tanpa melihat wajah Vinca yang sudah merah tomat itu.

"Sabar Vinca, sabar, untung sahabat. Oke, gue lanjut yah. Dia Kak Gibran, lebih tepatnya Gibran Erlangga. Dia itu orangnya tertutup banget, tapi yang paling penting dia jago banget main komputer bahkan karena itu dia jadi hackers utama di geng Rifox."

"Waw, hebat juga yah."

"Bener, oke gue lanjut lagi yah. Dia Kak Doni, lebih tepatnya Doni Prasetya. Dia yang paling kurang ganteng diantara anggota inti Rifox. Dia juga orangnya nggak tau malu, tingkahnya receh. Patnertnya si Kak Farel."

"Itu Kak Farel. Seperti tadi yang gue bilang dia patrert recehnya Kak Doni. Nama lengkapnya Angga Farel Guandra, dia orangnya sebelas duabelas sama Kak Doni."

"Lanjut. Yang itu ... Kak Rama, Rama Jordan. Orangnya super duper cuek, tapi jangan salah walaupun dia cuek, tapi dia itu punya jiwa tanggungjawab yang tinggi. Makanya dia jadi wakil di Rifox."

"Ouh gitu, terus yang it—" mata Ara memincing saat tangannya menunjuk ke arah orang yang belum Vinca jelaskan. Kok kayak nggak asing. Batin Ara bertanya.

"Dia Kak Arkan. Orang yang paling berpengaruh di Rifox bahkan di sekolah ini, nama lengkapnya Fairez Arkan Radipta. Dia ketua geng Rifox, orangnya cool dia katanya nggak pernah deket sama cewek selama di SMA ini. Tapi ada Kakak kelas kita yang ngedeketin Kak Arkan terus, namanya Kak Tika. Bakhan dia sampai nyingkirin siapa aja yang mau ngedeketin Kak Arkan."

"Kok gitu sih," guman Ara tak sadar.

"Gitu gimana?" tanya Keysa yang kebetulan ada di samping Ara.

"Hah? Apa? Enggak," elak Ara.

"Ouh."

"Jadi udah tau 'kan?" Ara menganggukkan kepalanya.

"Udah yuk ke kelas. Sebentar lagi mau bel nih," saran Aurel.

Akhirnya Ara dkk pun memilih untuk meninggalkan area kantin. Berbeda dengan Ara dkk yang bergegas masuk ke kelasnya, Arkan dkk justru kini sedang santai duduk di meja khusus Rifox itu.

"Don ambilin kacang dong." dengan malas Doni melempar kacang ke arah Farel.

Namun bukannya ke tangan, kacang tersebut malah mendarat ke kepala Farel. "Aduh! Yang bener dong kalau ngelempar, kasian 'kan kepala mulus gue," ucap Farel mendramatis sembari mengusap-usap kepalanya itu.

"Lebay lo," jawab Doni enteng.

"Bukan lebay, em—"

"Eh! Lo pada tau nggak, kalau si Abdul pacaran sama Rena?" potong Nathan heboh.

Mata Farel melotot otomatis. "Abdul si cupu itu? Pacaran sama Rena? Rena yang bodynya kayak gitar spanyol itu? Yang ikut cheerleaders 'kan?" tanya Farel beruntut.

"Iya! Nggak tau gue sama matanya si Rena. Mending sama gue dimana-mana," jawab Nathan kesal. Pasalnya dia pernah mendekati Rena, namun malah berakhir penolakan. Kasihan.

"Namanya juga cinta," celetuk Doni.

"Emang bener yah kalau cinta itu buta," ucap Farel sembari menggelengkan kepalanya.

"Huft ...." helaan nafas Arkan membuat Rama yang ada di sampingnya mengerutkan keningnya.

"Kenapa?" mata Arkan mengarah ke arah handphonenya yang tadi dia lempar ke atas meja.

Dengan segera Rama mengambil ponsen Arkan dan mengeceknya. "Teror lagi?" tanya Rama setelah mengecek pesan yang masuk di ponsel sahabatnya itu.

"Hmm." Arkan hanya berguman, dirinya pun bingung. Sudah 1 bulan terakhir dia mendapatkan pesan yang berisi angka-angka yang tak penting menurutnya.

"Coba gue lihat," ucap Doni sembari menarik ponsel Arkan yang berada di tangan Rama. Farel yang di samping Doni lantas ikut melihat isi pesannya.

"Anjir! Apaan ini? Cuman angka. Nggak penting banget, fans lo gini amat dah." tangan Doni langsung bergerak menonyor kepala Farel.

"Nggak usah teriak di kuping gue juga kali," ucapnya.

"Sini gue lihat." kini giliran Gibran yang berucap. Dengan segera Doni menyerahkan ponsel Arkan ke Gibran.

Saat akan membaca pesan itu, tiba-tiba ada pesan lainnya yang masuk.

"Rian nantangin lo lagi," ucap Gibran, langsung saja dia mengembalikkan ponselnya kepada pemiliknya.

Dengan segera Arkan mengetikkan sesuatu di ponselnya itu.

"Apa jawaban lo bos?" tanya Nathan.

"Malam ini, di jalan biasa." setelah mengucapkan itu, Arkan langsung bangkit dan meninggalkan sahabatnya.

"Eh! Mau ke mana lo bos?!" pekik Nathan.

"Ruftoof!" jawab Arkan tanpa membalikkan badannya.

"Terus yang bayar ini semua siapa?!"

"Rama. Nanti gue ganti."

"Gue lagi yang kena," guman Rama sembari mengelus dadanya sabar. Emang dasar temennya ini suka yang gratisan, padahal uang segunung.

"Nah! Lo yang bayar. Gue mau nyari degem dulu, babay abang Rama!" Nathan langsung berlari meninggalkan mereka.

"Aa Rama bayar yah, gue mau ke toilet dulu!" kini giliran Farel yang kabur.

"Apa lo?!" Doni yang sedang menatap Rama penuh harap akhirnya langsung kabur. "Di bayar yah abang Rama!"

"Bayar aja udah. Nanti juga diganti sama si Arkan," ucap Gibran sembari menepuk pundak Rama dua kali. Kemudia dia pun pergi meninggalkan Rama sendirian.

"Ck! Punya sahabat pada hobi gratisan," gerutu Rama.




24 Maret 2021

Next nggak nih??

❤JANGAN LUPA VOTE, COMENT, AND KRISARNYA❤

Semoga suka yah! :')

Continue Reading

You'll Also Like

1.1M 110K 58
"Jangan lupa Yunifer, saat ini di dalam perutmu sedang ada anakku, kau tak bisa lari ke mana-mana," ujar Alaric dengan ekspresi datarnya. * * * Pang...
10.5M 922K 61
~Don't copy my story if you have brain~ CERITA INI HANYA FIKSI! JANGAN DITIRU! 'Si cuek yang tiba-tiba agresif' Start : 18 Februari 2023 End : 27 Mar...
426K 46.7K 21
( On Going + Revisi ) ________________ Louise Wang -- Bocah manja nan polos berusia 13 tahun. Si bungsu pecinta susu strawberry, dan akan mengaum lay...
200K 9.4K 17
Level tertinggi dalam cinta adalah ketika kamu melihat seseorang dengan keadaan terburuknya dan tetap memutuskan untuk mencintainya. -𝓽𝓾𝓵𝓲𝓼𝓪𝓷�...