IDOL

By arethaalee

120K 8.1K 566

Menjadi trainee dan seorang idol, tidak hanya tentang kebahagiaan dan ketenaran. Banyak kesedihan, luka, dan... More

Impian
Jakarta
Audisi
Kabur
Kenangan Bersama Stella
Selamat Tinggal
Welcome Seoul
Hari Pertama Trainee
Seseorang Yang Misterius
Masalah Lagi
Terkuak
Quality Time
Debut
Belajar Untuk Melupakan
Acara Music Award
Bonus Part (Groupchat, Introduction, SNS)
Berita Palsu
Kembali ke Indonesia
Bonus Part 2 (Groupchat, SNS, Date?)
Penyebar Berita
Bedebah Gila
Kebenaran Yang Terungkap
Seorang Pecandu
Idol Star Athletics Champ. (ISAC)
New Member
I'm (not) Okay
Marah dan Kecewa
Pengakuan
Kembali Membuat Masalah
HRZ Concert Tour
Bonus Part 3 (Groupchat, SNS, Haje)
Sasaeng
Insiden
Ingatan Yang Hilang
Kilas Balik
(Klip) Memori
Gladi Bersih
Konser ILivy
Bonus Part 4 (Groupchat, SNS)
Bonus Part 5 (Groupchat, Break)
Antara Karir Dan Harga Diri
Pertemuan Kembali
Mood Maker
Hadiah Terakhir
Dandelion
Pembalasan Dendam
Masalah Demi Masalah
Bertemu Kembali
Rumor Pembullyan
(Bukan up)
Bonus Part 6 (Groupchat)
Sebuah Perjuangan
Rencana Awal
Bae Ara x Lucas?
Pernyataan
Bertemu appa
Skandal Bae Ara
Bonus Part 7 (Groupchat, Vidcall)
Bertaruh Dengan Ace
Kesepakatan Agensi
Perkenalan yang Buruk
ILivy Bubar?
Jatuh dari Pesawat
Girl Grup Baru
Membunuh Seorang Iblis

Selamat Jalan, Appa

1.7K 139 9
By arethaalee

"Aerin, ada yang ingin menemuimu dibawah." Ucap So-young unnie saat memasuki kamar.

Selama di Chicago, kami menyewa sebuah apartemen. Karena waktu syuting kami disini juga lumayan lama.

"Nugu?"

"Temui saja dulu."

Aku menuruti ucapan So-young unnie dan bergegas ke bawah untuk mengetahui siapa yang mencariku.

"Kak Bright!!" Teriak ku histeris saat mengetahui Kak Bright lah yang datang kesini.

"Neomu bogosipeo."

"Nado." Ucapnya dengan senyuman kecil.

"Lo udah sembuh, kak?"

"Lumayan. Tapi masih harus kontrol setiap bulan."

"Yha! Kalau lo masih sakit gak seharusnya lo kesini."

"Lebay lo." Ucapnya sambil mencubit pelan pipiku.

"Ah gimana keadaan papa?"

Kak Bright hanya terdiam untuk beberapa saat.

"Kak? Papa baik baik aja kan?"

"Yha! Kenapa lo gak-"

"Papa udah meninggal."

Deg.

"Lo pasti bohong kan? Pliss kak, lelucon lo gak lucu sama sekali."

"Sorry, gue gak bisa jagain papa." Ucapnya dengan lirih.

Seketika seluruh badanku terasa lemas. Rasanya aku sudah tidak memiliki kekuatan lagi untuk berdiri.

"Kapan? Kenapa lo gak ngasih tau gue?"

"Kita duduk dulu, biar gue jelasin." Ucapnya sambil membantuku untuk berdiri.

"Aniya. Jawab dulu pertanyaan gue."

"Udah 1 minggu. Maaf, gue gak bisa kabarin lo karena waktu itu kondisi gue juga masih belum sehat. Gue kesini karena gue pingin nyampein pesan terakhir papa. Dia bilang lo harus bisa jadi anak yang sukses. Dia bakal selalu ngelihat lo dari atas. Kalau lo lagi sedih, lo lihat aja ke langit. Lo bisa bicara sama papa lewat sana. Papa juga minta maaf karena dulu pernah nentang impian kamu."

"Papa selalu nanyain dan nyebut nama lo sebelum dia meninggal. Tapi dia tau, pekerjaan lo bukan sesuatu yang bisa diganggu gugat. Jadi, gue kesini buat nyampein pesan dari papa sekaligus ngelihat keadaan lo."

"Kenapa cuma gue yang gak tau kalau papa meninggal? Kenapa mama gak bilang juga ke gue?" Tanyaku sambil menangis sesenggukan.

Youra unnie, So-young unnie, dan Mee-yon ikut menenangkanku. Aku bisa mendengar kalau mereka juga menangis.

"Mama gak ngebolehin keluarga kita buat ngasih tau hal ini ke lo."

"Wae?"

Kak Bright hanya menatapku nanar.

"Gue harus telpon mama."

"Jangan."

"Wae?"

"Mama.. mama-" Kak Bright sedikit terbata-bata untuk menjelaskannya kepadaku. Namun, aku dapat melihat ada sesuatu yang disembunyikan dari matanya.

Aku tidak menghiraukan perkataannya dan langsung menuju ke kamar untuk mengambil handphone.

"Halo? Ma-"

"Untuk apa kamu menelepon saya lagi?"

Aku sedikit terkejut dengan jawaban mama yang terkesan dingin.

"Kamu tidak memperdulikan keluarga lagi, bukan? Jadi, tidak usah menghubungi saya lagi dan urus saja pekerjaanmu itu. Jangan pernah kembali lagi ke Indonesia."

"Ma, mama salah paham. Aku-"

"Kamu yang sudah membuat papa meninggal, Aerin! Kalau kamu masih menganggap kami orang tuamu kamu pasti akan kembali ke Indonesia. Papamu sangat menyayangimu, dia ingin kamu berada di sisinya. Tetapi apa? Kamu bahkan lebih mementingkan status idolmu dan tidak menjenguk papa sama sekali bahkan disaat terakhirnya. Kalau kamu pulang kesini, papa mungkin akan bahagia dan bisa sembuh karena melihat keluarganya berkumpul untuk menyemangatinya."

"Jangan pernah masuk ke dalam kehidupan saya lagi. Saya ingin menghapus semua tentang anda. Dengan begitu, saya dapat mengikhlaskan kepergian suami saya."

Tutt..

"Apa ini yang ingin kau katakan, oppa?"

"Mianhae. Tapi aku akan tetap menjagamu."

"Gwaenchanha. Pulanglah, mama pasti khawatir denganmu. Aku disini baik-baik saja, jangan khawatirkan aku."

"Aniya-"

"Kak, lo sayang sama gue kan? Kalau lo sayang sama gue, lo pulang. Jagain mama sama Arcel disana. Pliss."

"Ne. Besok gue akan pulang. Tapi lo harus janji sama gue, lo harus bahagia dan jaga diri lo baik baik disini. Jangan sampai sakit dan-"

"Seharusnya gue yang bilang itu ke lo. Lo harus sembuh total supaya bisa jagain mama dan Arcel. Gue gak mau kehilangan orang yang gue sayang untuk yang kedua kalinya. Lo harus janji." Ucapku sambil tersenyum paksa.

"Gue janji. Dan untuk mama, gue minta maaf. Mungkin mama masih gak bisa ngontrol emosinya."

"Gwaenchanha."

"Besok gue anterin lo ke bandara."

"Gak usah. Lo besok ada syuting."

"Gak menerima penolakan. Gue bakal minta izin sama PD-nim besok."

"Lo udah ada tempat buat tidur? Kalau gak ada, lo tidur disini aja. Gue bakal ngomong sama anggota HRZ buat nampung lo selama semalem."

"Gue udah nyewa apart kok di dekat sini."

"Kalau gitu, gue pamit pulang dulu. Udah malem juga."

"Ne. Hati-hati."

Kak Bright menundukkan kepala untuk berpamitan kepada member-member ku.

"Wae?" Tanya Youra unnie menemaniku duduk di tepi ranjang.

"Kami sedikit tahu tentang percakapanmu dengan Kak Bright tadi. Tapi kami masih tidak tahu jelas apa yang sebenarnya terjadi."

"Appaneun. Dia sudah meninggal." Air mataku mulai menetes lagi.

Youra unnie, So-young unnie, dan Mee-yon sangat terkejut mendengar ucapanku.

Mereka semua memeluk ku untuk memberikanku kekuatan dan ketenangan.

"Gwaenchanha, kita akan selalu ada disini untukmu. Karena kita adalah keluarga." Ucap So-young unnie sambil membelai rambutku.

"Gomawo, unnie." Ucapku sambil menghapus air mataku.

"Unnie, jangan menangis. Aku ikut sedih." Ucap Mee-yon dengan mata yang sembab juga.

Aku hanya mengangguk dan tersenyum kecil.

Drtt.. drtt..

"Ne?" Jawabku tanpa melihat nama pemilik.

"Aerin? Gwaenchanha?"

"Nugu?"

"Taeyong."

"Ah.. wae, oppa?" Tanyaku dengan suara yang masih serak.

"Aku tahu dari Kak Bright, hari ini dia ke Chicago untuk menemuimu. Karena ayahmu telah meninggal?" Tanya Taeyong oppa dengan sangat hati-hati.

"Ne."

"Aku turut berduka. Mianhae. Aku tidak bisa menemanimu disaat yang seperti ini."

"Gwaenchanha, oppa. Gomawo."

"Aerin.. kami turut berduka juga atas meninggalnya ayahmu. Kami berjanji akan ke dorm mu dan menghiburmu agar kamu tidak sedih lagi." Ucap Haechan dan Lucas mewakili member NCT yang ada disana.

"Ne, Gomawo." Ucapku dengan senyuman kecil.

"Jangan bersedih lagi. Maaf jika kemarin aku mengabaikanmu. Aku terlalu emosi saat itu."

"Gwaenchanha, oppa. Aku sudah memaafkan hal itu."

"Kapan kamu akan kembali kembali ke Korea?"

"Aku lupa dengan jadwalnya. Mungkin satu atau dua bulan lagi."

"Baiklah aku akan menunggumu disini. Kalau begitu, tidurlah. Bukankah disana sudah malam?"

"Ne."

"Selamat malam. Semoga mimpi indah." Ucapnya sambil tersenyum kecil.

"Uhm.. semangat juga untuk hari-harimu, oppa."

"Gomawo."

"Ada cinta lama bersemi kembali ini ceritanya?" Goda Youra unnie.

"Aniya." Ucapku datar.

Bukannya aku tidak senang hubunganku dengan Taeyong oppa kembali membaik, tapi karena aku masih sedih memikirkan papaku.

Aku keluar ke ballroom untuk menatap langit langit malam. Unnie-deul dan Mee-yon sudah tidur duluan di kamar masing-masing.

"Appa, wae? Mengapa kau pergi tanpa memberitahuku? Mianhae.. aku tidak bisa menjengukmu bahkan disaat terakhirmu. Appa, aku sudah memaafkan kejadian itu kok. Gomawo, karena appa juga aku bisa menjadi seperti sekarang. Appa, eomma membenciku sekarang. Aku juga tidak tahu harus berbuat apa. Appa, wae? Mengapa secepat ini kau pergi? Apa kau tidak mencintai Aerin? Mengapa appa meninggalkanku? Bahkan kita belum bisa bicara banyak sejak aku menjadi trainee di Korea. Appa, kau berjanji akan datang ke konserku bersama eomma, Kak Bright, dan Arcel. Mengapa kau mengingkarinya, appa? Kau bilang kau akan selalu menemaniku sampai aku menjadi bintang terkenal. Tapi apa? Kau sudah pergi duluan. Bahkan impianku tentang foto bersama di belakang panggung sekarang hanyalah sebuah khayalan. Appa, apa kau melihatku dari sini? Aku merindukanmu. Sangat merindukanmu. Jika aku bisa memutar waktu aku ingin kembali disaat kita masih tertawa bersama dan menghentikannya agar aku selalu bisa melihatmu dan berada di sampingmu. Aku berjanji akan menjadi sukses dan membuatmu bahagia disana. Aku mencintaimu. Sangat." Ucapku sambil menatap langit. Air mataku mengalir seiring aku mengeluarkan satu persatu kata.

_______________________________________________

Continue Reading

You'll Also Like

39.4K 3.7K 21
Plak!!! Lisa terdiam merasakan panas di pipinya, saat kekasihnya yang dia cintai menamparnya. Hatinya terasa begitu sakit. Apalagi, dia melihat sang...
267K 27.8K 30
warn (bxb, fanfic, badword) harris Caine, seorang pemuda berusia 18 belas tahun yang tanpa sengaja berteleportasi ke sebuah dunia yang tak masuk akal...
176K 8.6K 29
Cerita ini menceritakan tentang seorang perempuan yang diselingkuhi. Perempuan ini merasa tidak ada Laki-Laki diDunia ini yang Tulus dan benar-benar...
784K 38K 40
Alzan Anendra. Pemuda SMA imut nan nakal yang harus menikah dengan seorang CEO karena paksaan orang tuanya. Alzan kira yang akan menikah adalah kakek...