Me And The Six Prince

By Vi124444

87.6K 9.1K 115

Diandra, seorang gadis manis, pintar, ramah, senang berteman, dan tidak membeda-bedakan, bertemu dengan enam... More

1. Keep It Focus
Kritik dan Saran
2. You've changed
3. Im still here
4. The day
5. Xavier
7. Im sorry goodbye
8. I like you
9. Curhat
10. About Alex & Diva
11. Pernyataan Cinta yang Pertama
12. Truth or Dare
13. Obrolan Seorang Sahabat
14. Hope of a Mother
15. Jealous Girl
16. Jealous Girl (2)
17. Incident
18. Erland
19. Im Bear
20. Pria yang sedang cemburu
21. Sahabat Yang Menjadi Lawan Terbaik
22. It's Not About Love Triangle
23. Digandeng atau Digendong?
24. Touring
25. Childish
26. Poor Diandra
27. Would you be mine?
28. Perubahan Sikap
29. Meet your parents
30. Milikmu
31. Our Holiday
32. Edo
33. New life
34. Jerman dan Koma
35. When We Were 25 yo
36. It's Okay
37. Come Back
38. Dia Yang Menciptakan Jarak
39. Kesempatan
40. Pregnant
41. Meet My First Love
42. Meet your parent (2)
43. Be My Wife, Babe
44. Milikmu Seutuhnya
45. Extra Part

6. Are You Still With ur Bf?

2.5K 294 0
By Vi124444

6 . Are You Still With ur Bf?

Sinar mentari pagi menempus kaca kamar Diandra. Hari ini hari Minggu, membuatnya tidur pulas tak ada beban, setelah beberapa hari ini dia memikirkan sesuatu yang membuat hatinya sakit.

Bagaimana bisa, Davin yang sudah sangat dia percaya itu begitu tega padanya. Tiga tahun lalu mereka menjalin kasih, Davin makin hangat dari hari ke hari, sampai suatu ketika pula Davin makin dingin dari hari ke hari.

Diandra sudah mencoba memampunya untuk mengerti posisi Davin, mengerti kesibukan Davin, juga mengerti perbedaan sifat Davin.

Flashback

Berawal dari dari malam hari ulang tahun Rivan. Ketika mobil Gio terparkir rapi di sebuah kafe di kawasan kemang. Diandra tanpa sengaja melihat seorang pria mirip Davin dan seorang wanita seumuran Davin baru saja keluar dari sebuah kafe di sebrang. Tangan wanita itu merangkul lengan Davin mesra dan Davin mengelus-elus rambutnya. Diandra mengabadikan momen mereka sebelum akhirnya mereka masuk ke dalam mobil Davin.

Gio yang ikut melihat adegan tersebut semakin yakin dengan dugaan Rivan kala Diandra menangis tanpa kata pada malam itu.

"Apapun yang terjadi, kita sekarang datang untuk Rivan, sahabat kita, lo bisa kan tahan semuanya sampai nanti acaranya selesai? Gue janji bakal nemenin lo terus." Diandra mengangguk sambil tersenyum.

Flashback off

Diandra mulai memantapkan hati kalau nantinya bukan Davin tempatnya berlabuh.

Diandra bangun dari tempat tidurnya, merapikan kasurnya, dan turun ke bawah untuk sarapan. Pagi ini Bi Piah masak nasi goreng telur kesukaan Diandra.

Suara bel mengurungkan niat Diandra untuk melahap suapan pertamanya itu. Dua orang laki-laki tampan sudah ada di depan pintu rumah Diandra begitu pemilik rumah membukakan pintu rumahnya.

"Selamat pagi, nona Diandra, kami jauh-jauh datang kesini niatnya ingin silaturahmi, apabila..."

"Jauh dari Hongkong, tinggal kepeleset doang nyampe!" potong Diandra setengah sewot.

"Ngegas anj*r!" Rivan setengah tertawa melihat Gio terdiam ketika pidato paginya dipotong Diandra.

"Gue tahu lo berdua pagi-pagi mau numpang sarapan gratis kan di rumah gue?"

"Sumpah gue seneng banget lu mengerti tanpa harus kita basa-basi! Ayuk, buruan, Di, laper gue!"

Tanpa disuruh masuk oleh yang punya rumah, Gio langsung menuju meja makan dan melahap nasi goreng di sendok Diandra yang belum sempat di makan tadi.

"Yah, suapan pertama gue..."

Melihat wajah Diandra memelas, Gio menarik tangan Diandra untuk duduk di sebelahnya dan menyuapi satu sendok nasi goreng pada Diandra.

"Gue tahu lu laper, karna orang patah hati itu emang bawaannya laper pastinya, Di, untuk apa? Untuk mengeluarkan tenaga lebih banyak biar terlihat bahagia!" Gio langsung tertawa sesudah menyelesaikan kata terakhirnya, yang langsung mendapat tinju dari Diandra.

Rivan menyerbu duduk di samping Diandra, dan ikut memberi suapan nasi gorengnya untuk Diandra. Diandra melirik tajam ke arah Rivan, sepertinya Rivan ingin ikut nimbrung banyolan Gio.

Tapi Rivan malah mengelus lembut kepala Diandra, "Tenang aja, Di, gue lagi gak pengen ngeledek lu kok! Gue cuma mau mencoba jadi pria sejati yang menghibur tuan putri yang sedang bersedih,"

"Gak perlu! Tipe-tipe lo yang begini nih, abis diterbangin, langsung dijatohin, lebih sakit!" ketus Diandra.

"Engga, Di, gue kan pria dewasa yang sangat dewasa." ucapnya bangga, "kalo lu beneran putus sama Davin, masih ada temen-temen yang gue suruh ngantri buat lu. Lu suka yang mana? Yang gantengnya kebangetan kayak gue atau Xavier..."

"Gue juga gue juga!" Gio ikut nimbrung ingin dibilang ganteng. Yang langsung ditatap wajah malas oleh kedua sahabatnya itu.

"Atau mau yang jutek-jutek gemesin kaya Edo? Atau mau yang humble kayak Erland? Atau malah suka sama yang fuckboy kaya Bima? Tinggal pilih aja, Di."

"Alex?"

"Oh, kalo Alex jangan! Dia itu sama Diva sama-sama tsundere, kecuali lu mau ngacak-ngacak hubungan mereka."

"What?!!!" Diandra setengah kaget. Pasalnya dia mengira kalau Diva suka sama Rivan.

"Kenapa, Di?" tanya Rivan yang langsung mendapat gelengan dari Diandra pertanda bukan apa-apa.

"Jangan sama mereka lah, Di, alay! Mending sama gue aja, single terhormat dari lahir!" Gio gak mau kalah.

"Jomblo mah jomblo aja. Lagian lo pemilih banget sih!"

"Bukan pemilih, Diandra Sayang, tapi gue males drama-drama gitu." Gio merangkul Diandra.

"Waktu itu bilangnya bukannya pengen kerja dulu baru pacaran?"

"Emang gue bilang gitu?"

"Iya."

"Kapan?"

"Dari orok!"

"Kok lu inget?"

Rivan yang melihat kedua sahabatnya beragumen ke arah yang semakin tidak jelas itu langsung melerai dan menyampaikan maksudnya dan Gio yang pagi-pagi sudah ke rumahnya.

"Serius?" Diandra hampir lompat kesenengan.

"Yap"

"Beneran jadi ya? Kalo gitu gue ijin kerja dari sekarang."

"Sama satu lagi, hari ini kita mau ngajak lu nonton. Jadi sekarang buruan lu abisin sarapan lu, mandi, dan-dan yang cantik, terus kita berangkat."

Buru-buru Diandra menghabiskan sarapannya dan mandi. Sifat Diandra yang menggemaskan ini yang membuat Gio dan Rivan betah berteman lama-lama dengan Diandra

* * *

"Dimana lu, Bro?"
"Oh yaudah, kita mulai duluan ya? Ati-ati lu."
Erland memutus sambungan telepon dan langsung mengajak teman-temannya untuk mulai karaoke. Erland juga meminta tolong Bi Nasih mengeluarkan cemilan untuknya dan teman-temannya.

Orang tua Erland memang mempunyai ruangan khusus santai di rumahnya. Ruangan khusus santai tersebut terdapat set karaoke, lengkap dengan sound system dan tv besar, dan sofa yang nyaman, dan juga meja bilyar. Rumah Erland juga sering menjadi tempat ngumpul The Six Prince karena nyaman dan lahan parkirnya luas sehingga mereka tidak perlu repot-repot mencari tempat parkir.

"Rivan dimana?" tanya Bima.

"Lagi on the way, Diandra mampir-mampir dulu tadi."

"Oh."

"Eh, Diandra tuh udah putus belum sih sama cowoknya?"

Semua menoleh ke arahnya begitu Bima melontarkan pertanyaan itu.

"Pengen lo gaet?"

"Nanya doang, Bro!"

"Lo gak ikutan bahas Diandra kayak yang lain, Lex?" tanya Diva.

"Yaelah, Div, lu kalo jeles bilang aja kali. Kan lu tau, Alex tuh sukanya sama lu, lu juga suka sama Alex, kenapa sih pake pura-pura gak suka gitu?"

"Lagian lu, Lex, cowok kan? Kalo suka bilang, jangan ngilang!"

"Itu kalo gak suka g*blok!"

"Receh, nj*r!"

Tak lama suasana hening diantara mereka, Rivan datang dan terlihat kerepotan dengan tentengan di tangannya.

"Harum!"
"Bau martabak nih!"
"Kalo Rivan yang bawa sih gue gak yakin."

Yang di omongin tertawa kecil. Dia menaruh tentengannya di atas meja. Diandra meraih bingkisan tersebut lalu menanyakan dimana dia bisa mendapat piring untuk martabaknya. Pemilik rumah yang merasa terpanggil langsung mengantar Diandra ke dapur.

"Hmmm, moduuusss!"
"Gece bener, Lan!"

Erland cuma nyengir kuda. Mereka sudah sampai di dapur rumah Erland dan mengambil piring di rak. Melihat Diandra memindahkan martabak ke piring, Erland mau tak mau ikut membantu.

"Tadi jadi nonton sama Rivan?" tanya Erland memecah keheningan, yang langsung di senyumin Diandra. "Kok gak ngajak gue juga?"

"Gak ngerti, soalnya gue juga di jemput tiba-tiba." jawab Diandra sekenanya, "betewe, lo ada mangkuk kecil gak? Buat cukanya."

"Oh ada, biar gue ambilin aja deh, soalnya ada di rak atas, nanti kalo lu yang ambil terus tangan lu gak sampe, gue juga yang ambil, kayak sinetron nanti!"

Diandra tertawa renyah, "Bisa aja lo! Gue minta tolong ya!"

"Yaelah, Di, kayak sama siapa aja!"

"Sama lo kan?"

"Iya, ngalah aja gue."

Suasana mendadak hening. Erland mengambil nampan untuk membawa semua piring berisi martabak.

"Eh, Di, lu masih sama cowok lu?"

Sekian detik Erland melontarkan pertanyaan itu, dia menyesal karena keceplosan. Diandra diam, menimbang-nimbang apa yang harus jawab.

"Hmmm, bingung gue juga."

"Loh? Kok?"

"Gue sih udah minta putus, tapi yang bersangkutan gak mau diputusin. Pacaran kan sama-sama persetujuan kedua pihak, putus juga harusnya gitu kan?" jawab Diandra sambil mengangkat nampan. "Yuk, Lan!" lanjutnya.

"Eh, biar gue bawain aja, Di."

* * *

Continue Reading

You'll Also Like

1.4M 154K 26
Bagaimana jadinya jika seorang gadis cantik yang penakut dan tidak mengenal dunia malam tiba-tiba bertransmigrasi ke dalam sebuah novel romansa berju...
537K 22.8K 59
[FOLLOW SEBELUM BACA, PLEASE] . . . ...
85.2K 10.3K 25
Baca My Ceo dulu, baru baca our's [COMPLETE] Milky Aprillina, gadis cantik yang tinggal 1 atap dengan para laki-laki. Awalnya Milky merasa aman dan d...
819K 61.9K 43
(Semua boleh baca kecuali yang bernama Ana~02) Jacob tidak menyadari gadis yang kini menjadi istrinya bukanlah wanita yang terkejar kejar akan pes...