[BL] Thriller Academy ✓

By LucyFerra69

32.2K 5.1K 1.2K

Tower of God Fanfiction Webtoon Tower of God by SIU cover by Me ----------- Sebuah Akademi yang terkenal deng... More

Beberapa kata
[1] Awal Pertemuan
[2] Bekal Makanan
[3] UKS
[4] Kau Tak Bisa Ceritakan!!
[5] Hujan
[6] Perpisahan
[7] Maafkan Aku!
[8] The First Victim
[9] Fall
[10] Shadow
[11] Mark?!
[12] Another Dimension!!
[13] Culprit
[14] Letter
[15] Need More Blood!!
[16] Turtle!
[17] He Got More Power!
[19] I'm Sorry
[20] Just a Dream
[21] End

[18] Can You Tell Me...

1.2K 228 71
By LucyFerra69

***

Mata Michael merah saat menatap gelas di atas meja. Sementara para murid yang terikat menatap putus asa padanya.

Mereka tentu mengerti zat apa yang ada di dalam gelas tersebut, mereka mengerti sekali. Namun dengan ikatan batang mawar yang penuh duri melilit mereka semakin erat tiap menitnya. Mereka masih menyayangi nyawa mereka di atas apapun. Lagipula apa salahnya? Michael hanya perlu merendam satu jarinya kedalam zat asam di sana sebentar saja dan mereka akan selamat. Tidak apa! Itu murah!

"Michael! Kumohon selamatkan aku!"

"Tolong! Itu hanya sebentar! Pasti tidak apa!"

"Selamatkan aku!"

"Aku tidak mau mati ah!"

Mengertakkan rahangnya keras. Michael melirik tajam orang-orang yang tergantung di batang mawar.

Gila! Tiga menit dia merendam jarinya disana itu sudah cukup untuk membuatnya kehilangan satu jari! Dan orang-orang ini ingin dia melakukan pengorbanan itu?! Hell no!

[Ping pong~ pemain Michael harap segera mengambil pilihan! Waktu semakin menipis~]

Pemuda berkulit gelap itu mendengus, "Aku menolak!" serunya tegas membuat seruan permohonan dan putus asa dari para murid yang terikat terdengar. Michael hanya acuh mendengar permohonan orang-orang itu, lagi pula sejak awal dia bukan orang baik yang mau mengorbankan diri sendiri.

Kenapa dia harus menderita kehilangan satu jari untuk orang-orang ini? tidak ada gunanya.

Mata putus asa para murid yang sebelumnya penuh dengan permohonan berubah menjadi kebencian. Saat lilitan batang mawar di tubuh mereka terasa semakin kuat, kebencian dan kemarahan menumpuk di mata mereka.

Benar juga! Sejak awal semua ini terjadi karena apa yang dilakukan oleh Michael! Jika saja Michael tidak membully Baam maka mereka semua tidak akan ditarik kedalam masalah ini, ah!

[Ding! Baiklah, pilihan sudah dibuat, kalau begitu satu orang akan dihancurkan sementara kita akan lanjut ke tahap kedua!]

Michael mendengus puas diri, menunggu siapa yang mungkin akan dihancurkan sehingga dia bisa segera melanjutkan ke tahap selanjutnya.

[Ah! Tapi entah bagaiamana ini terasa tidak adil~ kurang meriah juga~]

Alis pemuda gelap itu bertaut, firasatnya buruk.

[Yosh! Ayo kita lakukan ini!]

Batang mawar yang melilir para siswa itu melonggar. Tubuh-tubuh lemas penuh luka bekas tusukan duri para siswa itu jatuh. Mata mereka bingung saat mencoba menopang diri mereka sendiri.

{Baik! Permainan akan kembali dilanjutkan! Masih seperti tadi, pemain Michael harus mengikuti instruksi yang ada sehingga para sandera tetap hidup!]

"Tunggu! Apa maksudnya ini?!" teriak Michael tidak terima.

[Yang pertama, merendam satu jari selama tiga menit ke gelas yang ada disana.]

"Aku sudah menolak untuk itu!"

[...pemain Michael bisa menolak...

Para murid bangkit terhuyung, mata mereka tajam menatap Michael dengan benci dan kemarahan yang sejak awal kejadian ini dimulai sudah menumpuk.

...pemain lain boleh memaksa!]

.

.

.

.

.

.

.

Pemuda dengan surai biru keperakan itu menatap kepergian Rachel dengan tatapan tak mengerti. Dia tadi heran kenapa tiba-tiba saja gadis itu berhenti. Dan saat dia berbalik dia mendapati gadis itu menatap dirinya horror. Saat dirinya bertanya apa yang salah, gadis itu mengerjutkan dirinya dengan tiba-tiba berteriak dan lari begitu saja.

Khun hendak mengejar Rachel, namun dia ditahan oleh pelukan erat dari bayangan hitam yang sedari tadi tidak diperhatikan oleh Rachel keberadaannya..

"Baam! Kita harus mengerjar Rachel!" Dia tidak boleh mati disini!

"Biarkan saja, Khun, kita harus pergi segera." Kata sosok itu dengan mudah menarik Khun menuju ke tempat tertentu. Khun tidak bisa menolak saat dia menoleh kebelakang kearah tempat Rachel berlari. "Baam, kau tidak akan menyelamatkan dia? Apa kau sudah tahu?"

Sepengetahuan Khun sendiri, Baam mati dengan benar-benar tidak tahu menahu kebusukan Rachel. Kemungkinan Baam mati hanya dengan perasaan marah dan jengkel karena Rachel tidak membantunya saat dia dibully. Tentang keterlibatan Rachel di belakang semua itu, Baam mati tanpa tahu apapun.

Perlahan sosok pemuda berkuncir kuda yang panjang kembali terlihat jelas, mata emasnya berbalik menatap Khun dengan senyum sendu. "Aku tahu, aku melihat mu setelah semua."

Khun menunduk, berguman 'oh' pelan.

Baam sudah mengikuti Khun sejak kapan siapa yang tahu. Saat Khun sendiri uring-uringan mengurus tentang apa-apa saja yang sebenarnya terjadi pada Baam, keluarga Grace dan lainnya. Baam yang kehadirannya tidak disadari oleh Khun mengawasi semua itu. Dia yang dalam kematiannya dipaksa menelan kenyataan kelam yang menimpa keluarganya.

Rachel datang kekediaman Keluarga Grace adalah saat Baam masih duduk dibangku SMP. Walaupun kedua orang tua Baam sangat memanjakan putra mereka satu-satunya, tapi keduanya jarang meluangkan waktu untuk bersama dengan Baam karena sibuk dengan pekerjaan.

Baam yang masih muda mengerti hal ini. namun tentu sebagai seorang anak dia tetap saja butuh perhatian. Dan Rachel yang datang sebagai teman bermainnya benar-benar memberikan semua yang Baam butuhkan.

Rachel memberikan dia perhatian seorang ibu yang Baam inginkan. Kehadiran seorang kakak yang tidak pernah Baam miliki sebelumnya. Teman bermain yang Baam harapkan.

Rachel adalah sumber semua hal yang Baam inginkan sejak itu. Membuat pemuda yang pendidikan sosialnya sangat tidak mencukupi mengembangkan perasaan kuat yang agak menyimpang. Kedua orang tua Baam sudah mengeluhkan hal ini ketika menyadari sikap Baam yang agak tidak masuk akal terhadap Rachel, namun semua keluhan mereka masuk telinga kanan keluar telinga kiri. Baam tidak mendengarkan.

Saat keduanya menyadari hal ini, sudah terlambat sudah. Sehingga mau tak mau baik Arlene dan suaminya hanya bisa pasrah saja. Terlebih keduanya juga merasa berhutang karena kurang memberi Baam perhatian yang cukup dan kehadiran Rachel memang sangat disyukuri keduanya. Rachel sendiri juga adalah rekomendasi dari seseorang yang sangat dipercayai oleh V sehingga membuat dirinya juga tidak mempermasalahkan banyak hal.

Selama putranya bahagia, ya sudahlah.

Baam selalu mengiyakan apapun perkataan Rachel. Selalu mencoba memenhui keinginan Rachel termasuk untuk memasuki Akademi Menara Dewa.

Saat dulu Baam mendengarnya, dia marah karena Rachel akan pergi meninggalkannya. Tapi kemudian menjadi senang sebab Rachel tidak bisa masuk ke Akademi bergengsi tersebut karena masalah biaya. Otak jenius yang sedikit kekurangan EQ pemuda itu kemudian dengan cepat membuat rencana untuk membawa Rachel kesana. Yakin bahwa dengan begitu Rachel akan tersentuh dan tidak akan berpikir untuk meninggalkannya lagi.

Memohon pada kedua orang tuanya, dengan cepat mengurus masalah kepindahan Baam dan masuknya Rachel kedalam Akademi Menara Dewa. Baam tidak perlu diragukan, nilai dan latar belakangnya mendukung sehingga dia bisa diterima dengan lancar. Namun Headon selaku direktur Akademi tidak bisa langsung menerima Rachel sehingga diadakan tes khusus untuknya.

Baam saat itu sangat ketakutan. Takut Rachel tidak akan bisa melewati tes yang ada. Dia saat itu bahkan ingin membeli bocoran soal untuk membantu Rachel, tapi beruntung Arlene dan V berhasil menahan Baam dari melakukan tindakan tercela tersebut. Berganti kemudian menjadi Baam yang dengan tekun membantu Rachel mempelajari studi yang dituju.

Terlalu tekun sehingga dia sering melupakan studinya sendiri.

Setelah berhasil memasuki Akademi bersama, dengan alasan ingin fokus terhadap studinya, Rachel memberi saran agar baik dia dan Baam tidak terlalu dekat di lingkungan akademi. Terlebih gadis itu juga berkata dia tidak ingin ada rumor buruk yang menyebar tentang dirinya.

Baam dengan mudah mengiyakan. Dia cukup mengerti terlebih dengan banyaknya cerita tentang sugarbaby yang beredar di sekitaran lingkungan barunya, Baam tidak ingin gadis sebaik Rachel dikira buruk karena bergantung pada Baam.

Walau begitu pemuda itu tidak bisa menahan diri untuk terpisah terlalu lama dengan gadis pirang tersebut. Lagi membuat dia memiliki kebiasaan buruk untuk terus berada di jarak yang cukup dekat dengan Rachel. Dia juga tidak bisa menahan diri tiap kali ada yang merendahkan gadis pirang tersebut sehingga Baam sering melawan siapapun yang mengatai buruk Rachel.

Seakan Baam peduli dengan anggapan orang lain. Bagi dirinya kehadiran Rachel lebih dari segalanya. Dia tidak membutuhkan orang lain selain Rachel.

Membuat putra dari keluarga terpandang tersebut benar-benar sendirian di kehidupan sekolah barunya. Bukannya menambah teman ataupun kenalan baik, Baam malah mengumpulkan banyak orang yang membenci dan menyimpan rasa tak puas terhadapnya.

Jadi tidak heran jadinya saat Baam jatuh dari rahmatnya sebagai seorang anak dari keluarga kaya, menjadi bocah yang dibully dan dikucilkan, tidak ada yang berniat membantu pemuda malang tersebut. Tindakan Baam saat dulu membela Rachel cukup keterlaluan hingga menyinggung para Tuan dan Nona muda yang ada. Karena nya mereka hanya diam dan menonton saja apa yang menimpa Baam.

Beberapa keturunan kaya ini terkadang cukup risih juga dengan apa yang diterima Baam yang jelas mereka sadari sudah melewati batas yang biasanya terjadi di Akademi. Keluhan di buat, tapi itu semua anonim sehingga pihak Dewan Siswa yang menerima keluhan tersebut mengira itu hanya ulah iseng para Tuan muda yang kehabisan mainan.

Yah, kasus seperti 'keluhan palsu' begitu dulu pernah terjadi sehingga Dewan Siswa tidak mau repot-repot mengurusi hal yang tidak jelas begituan.

Terima kasih pada Alumni paling bermasalah dalam sejarah Akademi Menara Dewa. Urek Mazino yang dulu sengaja melakukan tindakan itu hanya untuk di notis oleh Ketua Dewan Siswa di masa nya. Garaam Zahard.

Saat Baam menjadi arwah yang masih tergolong lemah pun. Dia hanya mengikuti Khun karena rasa penyesalan terakhirnya. Dia saat itu benar-benar hanya merasa kecewa dan putus asa dengan Rachel yang tidak mau membantunya bahkan di hingga akhir. Dia benar-benar sama sekali tidak memiliki rasa marah terhadap gadis pirang itu.

Tidak hingga dia melihat Khun dan Dewan Siswa yang lain tampak sibuk dengan penyelidikan sesuatu. Dan saat Baam ikut melihat file-file yang di susun oleh Khun. Baam merasa dunianya hancur untuk kesekian kalinya.

Orang yang selama ini dia puja dan kagumi ternyata hanya memperalatnya saja. Bukan hanya itu ternyata Rachel bahkan adalah orang yang bertanggung jawab atas jatuhnya saham perusahaan Grace dan gagalnya sebuah janji bisnis yang kemudian berujung dengan kebangkrutan.

Kehidupan sekolahnya yang hancur juga ternyata adalah hal yang sedari awal sudah direncanakan dengan hati-hati. Untuk memupuk kebencian Baam terhadap orang yang ditargetkan dan membuat Baam dikemudian hari bisa mereka jadikan boneka sepenuhnya. Sayang rencana teliti hancur dengan kasus yang perampokan dan kematian yang menimpa Arlene yang kemudian membuat Baam tidak tahan.

Roda pemikiran Khun berhenti berputar saat keduanya mencapai sebuah pintu. Melihat keatas pada palang nama ruangan, Khun hanya berkedip beberapa kali sebagai pemahaman.

Ruang UKS.

Satu tempat yang memang menjadi lokasi aman. Tidak hanya untuk Baam, tapi bagi semua orang yang menjadi korban bully pasti merasakan hal yang sama. Disana mereka bisa mendapatkan obat gratis dan juga merupakan tempat yang tidak akan di ganggu oleh siapapun. Selain itu...

Manik kobalt pemuda itu diam-diam melirik pemuda brunette di sampingnya. Terkejut saat mendapati manik emas itu sudah menatapnya lamat dengan senyum di parasnya.

"Apa Khun ingat? Kau mengobati ku pertama kali disini."

Dan itu juga yang terakhir, batin Khun menurunkan pandangannya. "Apa kita akan tetap disini?"

Pemuda brunette itu mengangguk. Memimpin Khun untuk duduk di salah satu ranjang UKS. Melingkarkan kedua lengannya di sekitar bahu si biru saat dia menenggelamkan wajahnya di ceruk leher Khun. "Hm, kita akan tetap disini."

Setelah semua yang terjadi, Khun menjadi tidak terlalu terkejut ataupun tersentak tiap kali Baam menginvasi lehernya. Dia hanya duduk tenang saat matanya menyapu sembarang arah saat kedua tangannya menahan pergerakan tangan Baam yang tak mau diam. "Mau kau menceritakannya padaku?" tanya Khun mengalihkan perhatian Baam, "Tentang apa yang terjadi pada hari itu?"

Manik sewarna emas cair itu menggelap beberapa saat sebelum kembali kekecerahannya. Baam mengangguk saat dia menyandarkan diri, mengecup sisi wajah Khun dengan ciuman kecil. "Tentu, kau bisa."

Saat telapak tangan Baam menyentuh dahi Khun, pandangan pemuda biru itu langsung bergetar dan berubah.

.

.

.

.

.

Tbc~

Hohoho tiga chapter lagi menjelang ending ^^

22 August 2020

Continue Reading

You'll Also Like

68.7K 9.4K 16
SEDANG DIREVISI!. Crossover ft. orv, tocf, tsctir. [ BL ] Kim Dokja, Han Yoojin dan Cale Henituse. Tiga orang dengan hobi sama yang dipertemukan dala...
28.6K 4.1K 34
Untaian kata itu terurai, saling membelit hingga merangkai sebuah kalimat, kemudian menyambung menjadi alunan paragraf hingga sebuah kisah terbentuk...
224K 2.3K 24
⚠️⚠️🔞🔞 Anak kecil minggir dulu! Tidak ada cinta yang Sheila tahu, hanya ada nafsu yang berujung pada perselingkuhan demi perselingkuhan yang ditem...
250K 36.9K 67
Jennie Ruby Jane, dia memutuskan untuk mengadopsi seorang anak di usia nya yang baru genap berumur 24 tahun dan sang anak yang masih berumur 10 bulan...