' You make my heart race without doing a thing . '
_____________________
Kizz Calvien naik tangga menuju bilik Aisha . Entah apalah Aisha buat di dalam bilik . Senyap sahaja . Ke perangai dia memang macam ni ? Tertunggu juga Aisha turun , tapi bayang Aisha tetap tidak kelihatan .
Sejam lebih dia berperang di dapur untuk memasak bubur . Karl bukan nak tolong sekali , dia tolong tengok sahaja .
Siap bagi denda .
Kalau bubur tak menjadi , kena buat sampai menjadi . Karl kejam . Tetapi, demi Aisha dia rendahkan egonya, akur dengan setiap arahan Karl berikan .
Kizz Calvien menghentakkan punggung di birai katil dengan semangkuk bubur di tangan . Dia perasan mata Aisha tidak lari dari melihatnya .
Suasana sedikit kelam apabila tiada perbualan dicipta . Bubur itu Kizz Calvien kacau dengan sudu sebelum menyuapkannya ke dalam mulut Aisha .
Namun, reaksi Aisha yang berdesis dan mengipas bibirnya menghentikan pergerakan Kizz Calvien . Kening dijongket sebelah tanda bertanya 'kenapa ' .
" Panas . Panas . Tiupkan . " Masih lagi mengipas bibir . Serta merta gadis itu terkesima sebentar tika Kizz Calvien hampirkan muka dengan mukanya seraya meniup lembut pada permukaan bibirnya .
D-dia tiup bibir aku ?
Wajah Aisha mula berona merah .
Tindakan yang langsung Aisha tidak jangka . Jarak antara mereka berdua tidaklah sedekat mana tetapi kalau ayahnya ternampak , kedudukan mereka seperti bercium .
Usai tiup , Kizz sendiri menjauhkan kepalanya kemudian berdehem . Aisha tersenyum malu . Anak mata Kizz Calvien dia tatap .
" Maksud saya, bubur . Bubur awak suap tu panas lagi . "
Terkebil-kebil mata Kizz Calvien sekejap lalu dia larikan mata ke arah lain , sebelah tangan mengusap belakang lehernya berkali-kali .
Urgh! Janggal tiba-tiba .
Untuk kesekian kalinya , Kizz Calvien berdehem . Wajah Aisha dipandang datar . Aisha ingin tercekik melihat riak muka Kizz Calvien kekal nampak ketat . Fikirnya Kizz Calvien akan tersenyum , tetapi sama sahaja .
Dingin .
Lamunan Aisha terhenti saat Kizz Calvien bersuara .
" Well . Kau nak lagi tak ? "
" Nak lagi apa ? Tiup ke bubur ? "
Aisha menayang muka blur . Lelaki ini maksudkan yang mana satu ? Bubur ke tiup ? Tiupan angin dari bibir Kizz Calvien buatkan dia menjadi blur sejenak .
Kizz hela nafas . Budak ini faham ke buat-buat tak faham ? Sengaja nak bagi dia malu . Dalam diam , Kizz Calvien sememangnya malu terhadap tindakan spontan dia yang berani .
" Bubur, sayangku Aisha Kim . "
Hah ! Itu dia .
Panggil Aisha sayang siap dengan nama penuh gadis itu lagi . Geram punya pasal .
" Kalau kau nak aku tiup bubur ke cium ke , tunggu kita kahwin dulu ya , budak . Itu pun kalau kita berjodoh . Kalau kita tak ada jodoh , lupakan aku . " Ucap Kizz Calvien lagi sambil mengacau bubur .
Dia sengaja buat ayat kecewa dan panggil Aisha budak . Sebab dia tahu Aisha akan marah panggil dia budak dan menyuruhnya melupakan dia . Ingat dia tidak tahu , Aisha menyukainya .
Dia lelaki .
Dia tahu pandangan mata itu .
Melihat Aisha ingin membalas , bubur itu ditiup sebelum disuap ke dalam mulut Aisha walaupun Aisha tidak meminta .
Setelah suapan Aisha habis mengunyah , Kizz Calvien menyuap lagi bubur itu ke dalam mulut Aisha . Reaksi Aisha yang membulatkan mata tidak dihiraukan .
Dia menyuap lagi .
Dan lagi .
Puas hati dia dapat mengenakan gadis itu . Bibirnya menyinggung senyum senget .
Tidak semena-mena Aisha menyentuh tangan Kizz Calvien , menghentikan serangan suapan daripada Kizz Calvien . Mata bertentang mata . Langsung tidak beralih ke mana - mana arah . Yang pasti kedua-dua hati berdegup dengan irama kencang .
Kizz Calvien berdehem .
Aisha alihkan tangan dari memegang Kizz Calvien . Jejaka itu pula meletakkan bubur di atas meja lalu menumpu perhatian kepada Aisha .
" Kalau kau dah sihat esok , aku nak ajak kau pergi ke suatu tempat . Make sure kau bangun awal . "
" Kita nak pergi mana ? "
" Rahsia . "
" Tak boleh bagitahu sedikit pun . "
" Tak boleh . " Tegas Kizz Calvien bersuara, tetap dengan pendiriannya .
Namun , satu suara yang nyaring dari bawah menyapa mereka . Macam tahu-tahu sahaja suasana mereka kini . Kepala mereka berdua menoleh ke pintu , manalah tahu Karl naik ke atas .
" Kizz Calvien anak Qaz yang cemburu kuat , kau buat apa-apa dengan anak aku , memang aku ganyang kau lumat macam cili dalam lesung batu ni ! "
Hilang suara Karl , Kizz Calvien memutarkan bebola mata kemudian memaling kepala melihat Aisha di depan seraya mengangkat kening sebelah .
" Ayah kau bela hantu saka eh ? "
Belum sempat Aisha bersuara, sekali lagi satu suara menyahut dari depan pintu dengan riak muka geram dan bengang .
" Aku dengar . "
Lekas Kizz Calvien melihat ke arah pintu . Dia terlongo . Cepatnya Pakcik Karl naik . Aisha yang senyap-senyap ketawa dikerling sekilas . Seronoknya dia ketawakan aku .
Kizz Calvien berdehem membuatkan gelak tawa Aisha terhenti . Reaksi Kizz Calvien terus berubah datar semula . Tatapan lama Kizz Calvien kepadanya menandakan dia dalam bahaya .
I'm dead .
♕ • ♕ • ♕
Hafine merenung jauh , menerawang entah ke mana . TV terpasang , tangan pula bergerak mengalih mana-mana channel . Dia teringat akan peristiwa pagi tadi .
Dia ada masa lapan minit lagi nak masuk ke dalam sekolah . Semua ini gara-gara budak delivery tadi . Buta . Tak nampak jalan agaknya hingga melanggar badan dia , bau air perisa latte melekat pada baju .
Kemudian , tak reti nak minta maaf , menonong melepasi dia . Hilang terus moodnya hari ini . Mujurlah dia ada spare baju sukan di dalam kereta .
Sedang dia berjalan menuju pagar sekolah , sekali lagi dia dilanggar dengan pelajar sama sekolah dengannya yang memusing badan ke arahnya .
" Buta ? "
Hafine menjongket kening . Gadis itu dipandang serius dari atas hingga bawah . Kain singkat , rambut tidak diikat . Nampak gadis itu tidak selesa dengan pandangannya . Namun , apa dia peduli .
Mata gadis itu terbuntang melihatnya . Dia terkedu . Tidak sangka dia akan bertembung dengan senior Hafine. Senior yang beku tapi rosakkan kaum sepertinya .
" Kau budak sekolah aku kan? Kenapa tak masuk lagi ? "
Gadis itu teragak-agak mahu menerangkan hal sebenar . Sempat anak mata Hafine mengerling tag nama yang tersemat di baju perempuan itu .
Dellia Jasmien .
Terus mata terbuka luas . Gadis ini yang dia cari-cari . Hujung bibir menyenget .
Finally, i got you !
Riak muka dikawal serius sehabis boleh . Tidak mahu gadis itu syak apa-apa pada dia .
" Saya nak minta tolong Senior Hafine boleh? "
" Tolong apa ? "
" Tolong halang saya . Saya nak tukar kain . "
" Dekat sini ? " Soal Hafine tidak percaya . Biar betul minah ni ? Berani sungguh . Gila ke ?
Dellia angguk . Dia keluarkan kain dari beg. Beg itu diberi kepada Hafine untuk dipegang . Melihat itu jawapannya , Hafine memusing badan , menghalang tubuh gadis itu daripada dilihat oleh orang lain .
Usai mengganti kain , Dellia ambil beg dari bahu Hafine dan memasukkan kain ke dalamnya sebelum dizip lalu menyandang beg ke bahu .
Hafine sekadar melihat kelakuan Dellia . Masih tidak bersuara . Kali ini, Dellia menyisir rambut dan menocang tidak tinggi mana . Cuma dia seperti mencari sesuatu .
Mata Dellia tertancap pada tangan Hafine . Sesuatu di tangan jejaka itu . Hafine dilihat sekejap dengan pandangan teragak-agak lalu bersuara .
" Boleh tak saya nak pinjam gelang Senior Hafine ? "
Hafine menjongket kening . Automatik iris mata jatuh pada gelang di tangannya . Tangannya diangkat tinggi , menayang gelang hitam yang boleh diregang .
" Ini ? "
Dellia angguk .
Nak tak nak , terpaksa Hafine memberi Dellia gelang tangannya . Dia melihat gadis itu mengikat rambut dengan gelang tangan . Usai mengikat kemas , Dellia melorek senyum nipis .
" Thank you . Sebelum balik , saya janji saya akan pulang gelang ini dekat Senior Hafine . " Tanpa menunggu balasan Hafine , Dellia bingkas berlalu melepasi jejaka itu , masuk ke dalam sekolah . Hafine masih menatap bayangan yang semakin hilang dari pandangan .
Hujung bibir menyinis .
Gadis itu bakal dia seksa fizikal dan mental nanti . Tak lama lagi .
Lamunan Hafine terganggu apabila Irfan membaling bantal sofa kepada dia . Irfan duduk di sofa tunggal dijeling tajam .
" Kau apahal ? Nak gaduh ? "
" Kau tu termenung . Dahlah main alih cerita . Kalau kau tak nak tengok , bagi aku remote . Biar aku seorang tengok . " Irfan cuba merampas remote dari Hafine namun Hafine melarikan remote itu . Dia selitkan remote di celah-celah kusyen sofa .
" Ini bukan TV kau . "
" Ini pun bukan TV kau beli . " Irfan menjongket kening berkali-kali . Sengaja mengapi-apikan peperangan yang akan berlaku .
Hafine mendengus .
Dia ingin membalas , namun Qaz dan Hana menghampiri mereka dan duduk di sofa berhadapan Irfan . Suasana kembali senyap . Irfan dan Hafine masing-masing jadi budak baik .
" Sayang . Sayang ada dengar bunyi langau bergaduh tak tadi ? " Perli Qaz kepada Irfan dan Hafine walaupun matanya memandang Hana yang beriak tidak faham .
" Langau ? Abang merepek apa ? Mana ada langau malam-malam ni abang . " Ujar Hana lurus membuatkan Qaz menghela nafas kecil .
" Ada. Dua-dua langau jantan . Penatlah abang tengok dia orang bergaduh dari semalam lagi . Seorang perangai macam ini , seorang perangai macam tu . Dah diam , lagi seorang pula dicari gaduh . "
Irfan terkebil-kebil iris mata . Qaz mention dia ke ? Hafine turut terkesan . Dia memutarkan bebola mata . Dia langsung tak kisah .
Kalau rumah ini sunyi , mulalah Qaz bertanya itu ini . Tetapi bila bergaduh , membebel pula . Kata tidak mahu rumah ini sunyilah , suramlah .
Macam-macam papa dia ni .
Bunyi chat masuk membuatkan perhatian Hafine teralih. Dia mencapai telefon di atas meja . Chat yang teratas ditekan dan dibaca.
Sean Darren
Malam esok kau free ?
Kalau free datang club aku .
Ada barang baik baru sampai .
Virgin .
Got it!
Jumpa kau esok .
Tangan Hafine laju menaip , membalas chat Sean . Usai balas , dia tutup telefon dan pandangan terarah ke Qaz dan Hana semula .
" Abang . Abang . "
Hana hanya geleng kepala . Belakang badan sang suami diusap lembut . Sang suami pun sama. Suka cari gaduh jugak. Dengan budak-budak pun nak bercakar macam anjing dengan kucing .
Namun pertengkaran mereka seketika sahaja . Kelibat Kizz Calvien datang dan duduk sebelah Hafine . Masing -masing tidak mengeluarkan suara .
Hinggalah tiba-tiba Hana terasa mual tekak . Gelagat Hana diperhati empat pasang mata . Hana tidak menghiraukan mereka . Dia mahu termuntah . Lekas Hana berlari ke sinki dapur . Air muka Qaz panik . Tidak tahu nak buat apa .
" Papa nak buat apa ni ? "
Ketiga-tiga terus mereka menepuk dahi .
" Papa pergilah tengok mama . Aduh papa ni ! " Gesa Hafine dan Kizz Calvien serentak lalu Qaz mendengar kata-kata anak-anaknya , dia berlari ke dapur . Belakang badan sang isteri diusap perlahan .
Hafine dan Kizz Calvien memandang satu sama lain . Mereka dapat rasakan sesuatu . Sesuatu yang terjadi pada Hana .
" Takkanlah.. Mama mengandung ? " Soal Hafine tertanya-tanya.
" Jangan kata kita dapat adik lagi ? Heol . Aku ingat aku akan kekal bongsu . "
" Gelojoh jugak eh Uncle Qaz ya . Untunglah kau orang berdua dapat adik baru . " Sampuk Irfan selamba mengenakan adik beradik itu .
Dan sekelip mata , dia diserang dengan bantal-bantal kusyen di atas sofa oleh Hafine dan Kizz Calvien .
Seperti peluru berpandu .
" YAISH ! APA SALAH AKU ? MANA ACI DUA LAWAN SATU ! "
Tbc .
Votes and comments as always.
Sorry lambat update ❤️ I've a lot of assignments to complete . So , aku cepat-cepat habiskan assignment sebab aku rindu menaip .
Siapa rindu Kizz Calvien dan Aisha serta Hafine ?
So sorry kalau chapter kali ini boring ')
- Jungkook or Taehyung ?
- Army or Police ?
- Aladin or Beauty and the Beast ?
- If you met idol , Nak jadi crush or Jadi girlfriend ?
- Dalam drama 7 hari mencintaiku, watak siapa yang kau rasa geram nak maki, nak tumbuk muka dia ?
Unlock new chapter : 130 stars & 150 comments ❤️