The Angel Of Death [Completed]

Galing kay penulis12

964K 70.4K 3.2K

[Completed] Highest Rank: #1 in action [22-06-2021] #2 in Bilionaire [18-06-2020] Follow terlebih dahulu untu... Higit pa

PEMBUKAAN
Chapter 1: An early
Chapter 2: Who
Chapter 3: Shadow
Cahpter 4 : Foreign man
Chapter 5: Man
Chapter 6 : Meet again
Chapter 7: Strangers
Chapter 8: Angel of death
Chapter 9: Mine
Chapter 10: Dangerous
Chapter 11: A clue
Chapter 12: Psychopathic woman
Chapter 13: Mysterious Man
Chapter 14: Demons
Chapter 15: Crazy Kiss
Chapter 16 : Three crazy brothers
Chapter 17: Devil's disguise
Chapter 18: Sweet night
Chapter 19: Trap
Chapter 21: Without love
Chapter 22: Red Rose
Chapter 23: Double bad luck
Chapter 24: Double date
Chapter 25: Two sides
Chapter 26: Ambition
Chapter 27: Foreign feeling
Chapter 28: Wobbly
Chapter 29: Bad Rival
Chapter 30: I'm the Queen
Chapter 31 : Queen
Chapter 32: Puzzle
Chapter 33: Connected
Chapter 34: Wound and truth
Chapter 35: Revenge
Chapter 36: Fight
Chapter 37: Dark Rival
Chapter 38: Jealousy
Chapter 39: Anger
Chapter 40: Enemy
CAST
Chapter 41: Gunman
Chapter 42: Battlefield
Chapter 43: Dark Evil
Chapter 44: Cunning Plan
Chapter 45: Sacrifice
Chapter 46: Hidden
Chapter 47: Devil
Chapter 48: Blood
Chapter 49: Beginning to end
Chapter 50: Secret
Chapter 51: Mad Criminal
Chapter 52: It's You
Chapter 53: I'm back
Chapter 54: One piece puzzle
Chapter 55: Ilusionis?
Chapter 56: End game
Chapter 57: Who is the imposter?
Chapter 58: Target locked
Chapter 59: The new beginning
Chapter 60: End
Epilog | TRAILER 17+
EXTRAPART 1
EXTRAPART 2: Rose girl

Chapter 20: Unnamed Man

13.3K 1K 11
Galing kay penulis12

Alexa melempar high heels nya ke ujung ruangan, ia menatap layar komputer di depannya yang menunjukan data tentang seorang pria bernama Bennet Rover. Pria itu tidak memiliki banyak tindak kriminal, hanya ada beberapa tindak kriminal yang pernah pria itu lakukan salah satunya berhasil membuat Alexa sedikit merasa tertarik.

Dugaan penculikan anak di Chattanooga, dan itu terjadi sekitar dua puluh tahu yang lalu. Alexa mengetuk-ngetukkan jarinya pada ujung meja, ia menekan sebuah nomor di ponselnya, hanya perlu beberapa detik sebelum suara seorang wanita menguasai Indra pendengarannya.

"Halo?"

"Hai Ellen, ini aku Alexa."

"Alexa? Hai, sudah lama aku tidak mendengar kabar tentang mu."

Alexa tersenyum kecil, wanita yang sedang ia telpon adalah Ellen Hunger dia adalah salah satu wanita terpintar di sekolahnya dulu. Ellen bahkan bisa meretas ratusan komputer dan memberikan banyak informasi yang tidak bisa ia dapatkan di tempatnya bekerja.

"Ya, waktu berjalan begitu cepat sampai aku tidak menyadarinya."

"Baiklah, jadi apa yang kau butuhkan?"

Alexa tertawa kecil, sepertinya semua yang mengenalnya sangat mengetahui dirinya yang tidak akan menghubungi tanpa ada maksud.

"Begini, bisakah kau carikan aku informasi tentang seorang pria?"

Dibalik sana Ellen mengangkat bahunya acuh, lalu mulai menyalakan komputernya.

"Tentu, sebut saja namanya. Komputer ku akan memberikan semua informasi yang tidak akan kau dapatkan di tempat lain."

"Bennet Rover."

Ellen mengangkat sebelah alisnya. "Bennet Rover?"

Alexa mengangguk, ia kembali mengetuk-ngetukkan jarinya. "Bagaimana?"

"Wah, sepertinya kau punya musuh yang lumayan ya."

Alexa mengerutkan dahinya bingung. "Maksud mu?"

"Bennet Rover. Pria berdarah dingin, aku tidak menyukainya." Gumam Ellen.

"Apa?"

"Pria itu di juluki sebagai pembunuh paling sadis di Spanyol, bahkan masuk daftar hitam di Finlandia, dan menjadi incaran polisi di Meksiko."

Alexa memijit pelipisnya yang mulai berdenyut mendengar perkataan Ellen. "Aku tidak mendapatkan informasi itu di catatan kriminal."

"Wajar karena selain di juluki sebagai pembunuh paling sadis, Bennet Rover juga di juluki sebagai pria tanpa nama."

"Entah sudah berapa kali Bennet mengganti namanya, dan terakhir kali ia memperbaharui indentitas nya sekita dua puluh tahun yang lalu itu membuatnya sedikit sulit untuk di lacak."

Alexa menuangkan segelas Vodka lalu meneguknya begitu saja. "Dari mana kau dapat semua itu?"

Ellen tertawa kecil, wanita itu kini sedang bersandar dengan santai di kursi kekuasaannya.

"Aku berhasil membobol situs keamanan intelijen militer Finlandia."

Alexa menatap tak percaya pada layar ponselnya, ia kembali meneguk gelas Vodka nya hingga tak tersisa lalu melempar tubuhnya pada ke atas kasur. Kepalanya benar-benar penting, tidak heran pria itu menjadi tangan kanan seorang ketua mafia terbesar di Italia.

"Hei Alexa apa kau tahu ini."

Alexa bangun dari tidurnya dan memulai kembali mengumpulkan kesadarannya.

"Apa?"

"Aku berhasil membobol situs intelijen militer Italia, dan-astaga aku mengerti sekarang."

Alexa mengerutkan dahi bingung. "Ada apa bicara yang jelas!"

"Bennet Rover adalah salah satu anggota dari kelompok Mafia terbesar di Italia!"

Sialan, bagaimana bisa temannya itu bisa mengetahui segalanya hanya dalam beberapa menit dan hanya mengandalkan nama satu orang pria.

"Apa lagi yang tercatat di sana?" Alexa berjalan dengan cepat kearah meja kerjanya, ia mengambil sebuah kertas kosong dan pulpen. Wajahnya kini tampak lebih serius dibanding biasanya.

"Oke, siap-siap terkejut. Bennet sudah bergabung dengan kelompok mafia itu selama dua puluh tahun, itu juga menjadi alasan kenapa banyak negara yang tidak bisa berbuat banyak karena seperti yang kita ketahui kelompok mafia itu cukup berkuasa di Italia bahkan pemerintah Italia menghapus beberapa jejak kriminal dari setiap anggota kelompok. Itu juga menjadi alasan kenapa kau tidak bisa mengetahui banyak tentang pria itu."

"Dan sepertinya pemerintah Italia sangat melindungi kelompok Mafia itu."

Alexa mendesah pasrah, ia merasa tubuh dan arwahnya kini terpisah begitu saja.

"Itu tidak mungkin." Ucap Alexa, setahunya pemerintah Italia juga sedang berusaha menangkap ketua dari kelompok Mafia itu. Semuanya jadi terdengar tidak masuk akal.

Ellen menggigit bibirnya, ia juga tidak mengerti akan semua ini. Otaknya tidak terlalu pintar dalam urusan hal seperti ini.

"Entahlah Alexa, tapi aku merasa Italia bisa saja menghancurkan kelompok Mafia itu jika mereka mau. Tapi tidak mereka lakukan, aku merasa Negara itu sudah seperti markas besar dari kelompok Mafia itu."

"Italia? Markas besar? Pusat dari semuanya begitu?" Tanya Alexa masih tidak menyangka akan semua nya.

"Mungkin, tapi sebenarnya untuk apa semua ini? Apa kau kembali bertugas lagi?"

Alexa membulatkan matanya, tubuhnya menegang untuk beberapa saat sebelum kembali berusaha setenang mungkin.

"Tidak apa-apa, aku hanya sedikit tertarik dengan hal-hal seperti itu akhir-akhir ini."

Bisa gawat kalau Ellen tahu ia kembali bertugas dalam misinya, Ellen adalah salah satu temannya yang mengetahui pekerjaan rahasia. Dan menjadi orang pertama yang menentang pekerjaannya itu, karena baginya hal seperti itu terlalu bahaya apalagi orang tuanya merupakan seorang yang selalu menjadi sorotan publik, itu pasti akan sangat berbahaya untuk orang-orang terdekatnya.

"Ouh begitu." Gumam Ellen di balik sana.

"Baiklah Ellen, terimakasih atas informasinya aku harus pergi ada yang harus aku urus." Ucap Alexa.

"Baiklah sampai jumpa!"

Alexa melempar ponsel begitu saja saat panggilan nya sudah terputus, kepalanya sedikit pusing. Entah kenapa Davis harus melibatkannya dalam hal-hal seperti ini, padahal Alexa sangat menikmati waktu liburannya selama dua tahun kebelakang.

Sepertinya ia harus membicarakan semua ini dengan Davis, pria itu harus tahu semua ini.

Getaran ponsel di meja kerjanya membuat mata Alexa kembali terbuka, ia menatap sebal kearah benda pipih dengan layar yang menyala itu. Tidak bisakah semua orang membiarkannya untuk istirahat sebentar.

Alexa mengumpat dalam hati saat melihat nama Reymond yang tertera di layar ponselnya, bagaimana bisa ia melupakan pria itu. Ia pergi begitu saja tanpa meninggalkan sepatah kata.

Sepertinya harinya akan semakin panjang sekarang.

"Hai, apa aku mengganggu mu?"

"Tidak, ada apa?" Tanya Alexa dengan suara yang di buat setenang mungkin.

"Apa aku melakukan kesalahan, kau pergi dari apartemen ku begitu saja. Apa kau marah-"

"Tidak." Potong Alexa, kini wanita itu membenarkan posisi duduknya dengan senyum kecil yang tertera di wajahnya seolah pria itu kini berada tepat di depannya.

"Aku minta maaf karena pergi begitu saja, ada sedikit urusan yang harus aku selesaikan tadi karena itu aku tidak sempat menghubungi mu, maaf."

"Tidak apa, aku mengerti kadang masalah datang begitu saja tanpa kau duga."

Alexa mengangkat sebelah alisnya, terdengar sedikit menyindirnya.

"Sebagai gantinya bisa kau buka kan pintu apartemen mu. Kaki ku sakit lama-lama berdiri di sini."

"Apa?!" Tanya Alexa kaget, pendengarannya tidak sedang bermasalah bukan.

"Aku ada di depan pintu apartemen mu, bisa kau bukakan aku pintu, sweety."

Alexa menatap pantulan dirinya di balik cermin, ia bahkan masih menggunakan dress yang sama dengan kemarin malam. Rambutnya yang sudah tidak tertata dan wajahnya yang terlihat sangat menyeramkan.

Sialan, kenapa pria itu selalu datang tiba-tiba seperti setan!

























To be continued
----------------------

Hai semuanya, sesuai janji hari ini aku double update. Semoga suka ya, jangan lupa tinggalkan jejak aku sangat menghargai nya. Terimakasih.

Instagram: aurajuliana__

Thank you.
Salam, penulis12

Ipagpatuloy ang Pagbabasa

Magugustuhan mo rin

3K 758 27
"Tetaplah berada di jalan setan." 一 The Dugong, 2050 WARNING❗ 💢 bahasa non baku 💢 mengandung kata-kata kasar. Follow dulu dong maniezzzz
2.5M 276K 48
Bertunangan karena hutang nyawa. Athena terjerat perjanjian dengan keluarga pesohor sebab kesalahan sang Ibu. Han Jean Atmaja, lelaki minim ekspresi...
55.4K 7.6K 46
Hanya sepenggal kisah tentang mereka berdua
2.5M 20.5K 43
harap bijak dalam membaca, yang masih bocil harap menjauh. Kalau masih nekat baca dosa ditanggung sendiri. satu judul cerita Mimin usahakan paling b...