Two Wedding {Sudah Terbit}

By Redtherzoe

1.2M 75K 10.5K

Apa jadinya jika dua saudara kembar berbeda karakter menikah dihari yang sama dengan 2 pria tampan yang juga... More

Part 1 {Jodoh Yang Terbalik?}
Part 2 {Kenapa Harus Dia Sih?!}
Part 3 {Mereka Berbeda!}
Part 4 (Seza & Seva)
Part 5 (Wedding!)
Part 6 (Malam pertama yang mengesankan)
Part 7 (Tercyduk)
Part 8 (Kekesalan yang Hakiki)
Part 9 (Sikap yang tak terduga)
Part 10 (Kerja Bakti)
Part 11 (Tiket?)
Part 12 (Aloha!)
Part 13 Holiday!
Part 14 (Siapa?)
Part 15 (Kekacauan)
Part 16 (Curahan Hati)
Part 17 (Sebuah Permintaan)
Part 18 (Pilihan Rumit)
Part 19 (Ramuan Cinta)
Part 20 (Membuatmu Mencintaiku)
Part 21 {Sungguh Rumit}
Part 22 (Kisah yang berbeda)
Part 24 (Kembali untuk menjauh)
Part 25 (Menepi)
Part 26 (Orang Ketiga)
Part 27 (Kebencian Seza)
Part 28 (Kabar Mengejutkan)
Part 29 (Tunggu pembalasanku!)
Part 30 (Hal tak terduga)
Part 31(Love to Hate me)
Part 32 (Istri baru)
Part 33 (Introgasi)
Part 34 (Secarik surat)
Part 35 (Gertakan Seza)
Part 36 (Kesendirian)
Part 37 (Andaikan kau datang)
Part 38 (peek a boo)
Part 39 (Liburan tak terduga)
Part 40 {Dia Milikku!}
Part 41 (Mario Poligami?)
Part 42 {Tiba-tiba}
Part 43 (Situasi berbalik)
Part 44 (Kamu berubah)
Part 45 (Sebuah alasan)
Part 46 (Tragedi)

Part 23 (Hilang)

17.3K 1.5K 479
By Redtherzoe

Seva masih tidak tau. Makanan apa yang paling disukai Romeo. Sebenarnya Seva ingin bertanya pada Mama mertuanya segala hal tentang Romeo, tapi Seva takut disangka jika hubungan rumah tangganya tidak harmonis.

Kalau bertanya pada Romeo, Seva yakin jika pertanyaannya akan di acuhkan. Menyedihkan ya...

Tapi Seva yakin jika makanan kesukaan Romeo adalah hal yang berhubungan dengan Ayam! Tentu saja kan? Mengingat Ayam adalah lauk sejuta umat. Berbagai kalangan dan umur pasti sangat suka dengan yang namanya ayam!

Yasudah Seva tadi kepikiran untuk membuatkan Romeo Ayam goreng saja. Mengingat waktu makan siang sudah mepet.

Kalau untuk bumbu Seva tak perlu risau karena sudah banyak bumbu instan. Untung saja Seva sepintar itu!

Seva sudah selesai membuat bekal makan siang Romeo, sekarang dia ingin mengantarkannya. Romeo pasti senang!

Dan kali ini Seva yakin masakannya enak. Tadi Seva sudah mencicipinya, dan Seva yakin masakannya kali ini bisa dimakan manusia manapun!

***

Mario cengengesan. Dan sudah bisa di tebak jika dihadapannya Seza menatapnya tajam.

Wanita itu terlihat sangat kesal.  Sudah pasti karena sedari tadi Mario menggodanya habis-habisan.

"Kau bagaikan sebuah jari-jari,
yang memegang erat sebuah paku.
Kau sama seperti pencuri,
yang telah mencuri hatiku."

Seperti sebelumnya Mario kembali dengan rayuan mautnya. Kalau di total sebenarnya itu pantun yang kesebelas hari ini.  Pria itu berujar manis mengikuti gaya para pujangga yang sedang beraksi.

Raut wajah Mario berbanding terbalik dengan raut wajah Seza. Wanita itu sedari tadi sudah menekuk wajahnya karena kesal.

Bagi Seza gaya yang di tampilkan Mario itu sungguh sangat lebay sekali. Apakah mario tidak sadar jika dia bukan lagi bocah smp yang bisa bergaya seperti itu?

Seza bosan!
Dia ingin sekali keluar dari kamar ini. Tapi si pria bawel itu tentu saja mengunci pintu dan menyembunyikan kuncinya. Dan kalau Seza lewat jendela itu tidak mungkin. Jendela kamarnya berada di lantai dua. Mungkin bisa saja Seza lompat asal ia siap menerima resiko jika akan patah tulang. Ah tidak bisa!

"Sayanggggg jawab dong kenapa diam saja,"

Itu Mario yang berbicara. Seza  meliriknya singkat kemudian berujar datar. "Soal?" Tanya Seza

Mario mencebik kesal. Wanita ini...
Istrinya siapa sih kenapa tidak peka dan menyebalkan sekali?

"Balas dong rayuanku sayang. Masa di cuekin gak romantis banget kamu,"

Dan seza yang mendengar ucapan Mario spontan memutar bola matanya sebal

"Hari minggu hari yang indah
Kita habiskan bareng family
Meskipun kata-katamu begitu indah
Tetapi aku tidak peduli,"  balas Seza akhirnya.

Dan kali ini Mario yang dibuat mengaga oleh istri juteknya itu.

Astaga!
Kok seperti itu jawabannya?
Padahal maksud Mario, Seza menjawab gombalan mautnya dengan hal-hal yg menggetarkan jiwa dan raganya bukan malah meluluhlantakan romantisme cinta dihatinya yang sangat rapuh.

"Cepat buka pintunya. Aku lapar,"  seru Seza tiba-tiba.

Mario langsung mengambil kunci pintu kamarnya yang dia selipkan di celana dalamnya.

Melihat hal itu membuat Seza terbelalak.

Ya ampun!
Tempat itu sama sekali tak Seza duga. Pantas saja tadi dia sempat berkeliling kamar namun tak juga menemukan keberadaan benda itu. Ternyata...

"Kaget ya..?" Tanya Mario yang menangkap ekspresi terkejut Seza itu. Pria itu terkekeh geli ternyata di bandingkan Seza dirinya lah yang kelewat jenius bahkan Seza pasti tidak pernah berpikir jika Mario menyembunyikan kunci itu di pusakanya.

Seza mencebik kesal. Mario tertawa puas.

Seza bangkit dan beranjak menuju pintu yang baru saja dibuka Mario.

Namun langkah Seza terhenti begitu secara tiba-tiba Mario meraih pinggangnya dan memeluknya erat seraya berujar pelan tepat ditelinga Seza.

"Bersiaplah sayang. Kan kubuat kau mencintaiku begitu dalam,"

Dan ucapan Mario itu sontak membuat Seza terdiam kaku.

***

Jika ada yang bertanya pada Seva, apakah ia bahagia menikah dengan Romeo. Jujur saja Seva takkan bisa menjawab pertanyaan sederhana itu.

Tapi jika ada yang bertanya, apakah Seva mencintai Romeo maka dengan tegas Seva katakan Ya!

Seva mencintainya!!

Tapi...
Seva tidak tau apakah Romeo mencintainya juga?

Mungkin tidak! Dan tidak akan pernah mencintainya!

Seva sadar diri, dia tak memiliki kelebihan apapun untuk bisa membuat Romeo mencintainya. Yang ada pria itu sangat membencinya!

Dan sekarang semua dugaan Seva itu sepertinya benar. Seva tidak tau mengapa melihat apa yang tersaji di hadapannya kini membuat hatinya remuk redam.

Yang Seva bisa lakukan sekarang hanyalah mencengkram erat rantangan yang ia bawa sebagai bekal untuk Romeo

Tapi...
Sepertinya masakan yang Seva bawa bakalan terbuang sia-sia. Dan sepertinya memang keberadaannya juga tidak diperlukan pria itu.

Tanpa berucap sepatah katapun Seva meninggalkan ruangan dimana suaminya berada. Tak lupa Seva menaruh rantangannya begitu saja dilantai.

Seva tak sanggup berada disana lebih lama lagi. Dia tidak suka melihat pemandangan itu! Sangat tidak suka!

Pada akhirnya seva melangkahkan kakinya menjauhi tempat itu. Mungkin memang Romeo tidak sadar akan kehadirannya atau bahkan tidak peduli padanya.

Yang Seva tau mungkin saja suaminya  mencintai wanita lain. Mungkin sesosok wanita yang selalu bersamanya. Dia suster Disa.

Seharusnya Seva sejak dulu bisa menduga sendiri siapa wanita yang menempati hati Romeo. Bukankah mereka berdua selalu bersama?

Pantas saja Romeo tak bisa membuka hatinya sedikit saja untuknya. Karena sudah pasti hatinya telah penuh dengan nama wanita itu.

Seketika Seva tertawa keras, namun Airmatanya turun tak berhenti. Tidak perlu takut akan orang lain yang melihat kekacauannya. Sekarang Seva hanya sendiri sembari mengemudikan mobilnya tak tentu arah.

Kemana sajalah. Seva sudah tak tau apa tujuannya sekarang. Yang dia tau hanya menjauh saja. Kemanapun yang dia bisa.

Karena Seva tidak pernah sanggup melihat Romeonya bersama wanita lain. Apalagi wanita itu selalu bersama Romeo.

Seva juga tidak menyangka tadi Romeo diam saja ketika suster Disa mencium keningnya. Suaminya itu hanya terbaring di sofa tanpa pergerakan sedikitpun. Hanya terpejam saja. Mungkin dia sangat menikmati  kecupan yang suster Disa berikan untuknya!

Selama ini Romeo selalu menolak jika Seva berniat menyentuhnya. Pria itu kelihatan sangat risih padanya seolah dia makhluk menjijikan. Tapi apa? Bahkan pada suster Disa dia terlihat begitu menikmati hingga terpejam.

"Begini ya rasanya patah hati? kenapa begitu sakit?" Seva berujar pada dirinya sendiri.

Dia menangis hingga sesengukan tanpa bisa ditahan.

"Kalau tau begini aku tidak ingin merasakan yang namanya cinta,"

Seva memukul dadanya yang terasa sesak.

Dan secara perlahan menepikan mobilnya dijalanan yang lenggang. Setelahnya Seva menelungkupkan kepalanya pada kemudi stir dan terus menangis dikeheningan yang tercipta.

***

Mario dan Seza bergegas menuju rumah sakit begitu mendapat kabar jika Romeo di rawat disana.

Mario tidak menyangka jika Abangnya bisa sakit juga. Dia kira pria galak bertubuh besi itu takkan mungkin sakit. Mengingat Abangnya  tak memiliki riwayat penyakit apapun, jadi berita ini tentu mengejutkan keluarganya.

Akhirnya Mario dan Seza sampai disana. Segera mungkin mereka menuju ruangan yang dimaksudkan. Ternyata sudah ada beberapa keluarga yang lainnya. Termasuk Papa dan Mama.

Mario kemudian mendekati Romeo. Memperhatikan tubuh Kakak angkatnya yang terlihat lemah itu.

Hah!
Benar benar mengejutkan!

"Ternyata aku lebih kuat darimu," ledek Mario.

Seseorang yang dimaksudkan meliriknya sinis.

Sebenarnya Romeo tak mau di opname seperti ini. Semua terasa berlebihan untuknya.

Dia rasa beristirahat dirumah juga  akan membuatnya cepat sembuh. Hanya saja sang Mama yang mengetahui Romeo pingsan membuat wanita itu heboh.

Mamanya menyuruh agar Romeo dirawat inapkan saja hingga sembuh. Romeo kesal mengapa Mamanya berpikiran dia sangat lemah hanya karena pingsan. Tapi Romeo tak bisa menolak keinginan Mamanya itu.

Biarlah dia yang merasa malu untuk hal ini. Daripada penyakit Mamanya  kambuh karena terlalu khawatir padanya itu jauh lebih buruk!

"Seva mana?"

Suara itu membuyarkan lamunan Romeo. Dirinya menoleh pada Seza  yang bertanya tadi.

Seketika mata Romeo langsung mengedar mencari keberadaan Seva.

Dia tergelak, dan baru tersadar jika wanita itu sedari tadi tidak ada disini. Bahkan seharian tak bertemu dengannya. Hanya ketika dirumah Romeo melihatnya.

Tak seperti biasanya?
Padahal sejak menikah Seva selalu saja membuntutinya. Setidaknya dalam tempo tiga jam sekali wanita itu pasti menengoknya atau sekedar meneleponnya menanyakan kabar atau bentuk perhatian lainnya. Tapi dimana dia sekarang?

"Mama juga belum melihatnya dari tadi Za. Dan nomornya tidak aktif, apa mungkin baterai handphonenya habis, Ya?" Suara itu berasal dari Mama Mario. Dia pun bertanya-tanya dimana Seva kini.

"Apa Seva tidak berada dirumah?"

Kali ini Papa Mario yang bertanya. Dia memandang Seza dan Mario  bergantian.

Secara bersamaan keduanya  mengeleng.

Romeo yang melihat ada kejanggalan mengenai istrinya sontak melirik jam dinding, pukul 22.44 Romeo tergelak tak biasanya Seva keluyuran malam-malam begini. Setidaknya selama Seva menikah dengannya wanita itu tak pernah keluar malam jika tanpanya.

Romeo meraih handphonenya dilaci samping ranjang. Mencoba menghubungi Seva namun nomor Seva tidak aktif!

Dan Seza berusaha menghubungi kedua orangtua dan keluarganya. Bertanya apakah Seva berada di sana. Namun semua mengatakan tidak ada.

Panik menyerang Seza. Karena ini kedua kalinya Seva menghilang begitu saja. Biasanya adiknya itu selalu memberi kabar dimanapun dia berada. Tapi sekarang....

"Mario, pinjam kunci mobil aku ingin mencari Seva,"  ucap Seza cepat.

Romeo menggeleng. "Tidak aku tak mengijinkanmu keluar larut malam seperti ini, biar aku saja ya,"

Seza menolak keras.

"Dia adikku aku bertanggung jawab untuk menjaganya!" Tegas Seza lagi.

Meski tak pernah akur dengan Seva tetapi Seza benar-benar menyayanginya. Dan Seza tak ingin jika adik satu-satunya itu mengalami hal yang sulit. Dan Seza tak ingin kejadian masa lalu itu terulang lagi.

"Yasudah kita pergi bersama," putus Mario akhirnya mengerti kekhawatiran Seza.

Setelah keduanya berpamitan. Tinggalah tiga orang diruangan itu. Mereka semua terlihat gelisah. Tak terkecuali Romeo. Pria itu berkali-kali menghubungi nomor Seva yang tidak aktif.

Romeo lantas memperhatikan Papanya yang sibuk menghubungi keluarga yang lain. Sementara Mamanya nampak gelisah. Turut mencari kabar dimana keberadaan mantu kesayangannya itu.

"Pa..Ma.. aku juga akan mencari Seva," ucapan Romeo sontak membuat Papa dan Mamanya menoleh.

Kemudian menolak keinginan Romeo.

"Tidak! Tetaplah disini. Beristirahatlah kamu sedang sakit,"

Romeo tak menggubris. Dia langsung melepaskan infus yang ada di tangannya.

Tidak. Romeo tidak boleh berpangku tangan. Justru dialah yang wajib menjaga Seva. Bertanggung jawab atas wanita itu, karena dialah suaminya.

Romeo tak mau jika dia dianggap gagal menjadi suami Seva karena tak mampu menjaga wanita itu!

"Tidak Romeo! Tidak! Kamu tetap disini!" Titah papanya. Mencegah Romeo membuka selang infusnya.

"Aku bertanggung jawab atasnya. Aku yang harus mencarinya,"

"Tapi kau sakit Romeo" Mamanya berujar khawatir.

"Aku sudah sehat jadi biarkan aku pergi. Seva tanggung jawabku Ma.. Pa.. aku tidak ingin dianggap gagal karena tak mampu menjaganya," jelas Romeo sembari melepas paksa infusnya.

"Tapi kau masih lemah Romeo, Papa tidak ingin jika kau menjadi semakin parah,"

"Tenang saja. Jangan mengkhawatirkanku. Aku bisa jaga diri" sahut Romeo sekenanya.

Kemudian beranjak dari tidurnya menuruni ranjang.

"Baiklah.. tapi biarkan Papa menyuruh sopir Papa untuk mengantarkanmu"

"Tapi...."

"Tidak ada penolakan Romeo. Turuti atau kau tak boleh pergi dari sini!" titah Papanya tegas.

Romeo mendengus. Mau tak mau dia menurut saja daripada urusannya bakalan lebih panjang lagi. Romeo tak ingin mengulur waktu untuk tugasnya yang ini!

***

Mario melirik Seza yang sedari tadi tampak gelisah. Padahal biasanya wanita itu akan menyikapi apapun dengan tenang namun kali ini kentara jelas jika istrinya sangat khawatir.

"Tenanglah sayang, Seva pasti kita temukan" Mario berujar menenangkan.

Seza tak menggubris. Dia fokus memperhatikan apa saja yang mereka lewati.

Jujur saja Mario baru tau jika Seza  sesayang ini pada Seva. Diaa kira Seza takkan perduli seperti biasanya atau setidaknya bersikap santai untuk mencari adiknya itu.

"Tenanglah sayang. Bukan hanya kita yang mencari Seva. Aku yakin kita akan menemukannya dengan cepat" ucap Mario lagi.

Seza langsung menoleh cepat.

Tidak!
Seza tidak bisa santai untuk masalah ini! Seza tak mau jika hal yang dulu terulang lagi!

"Aku tidak bisa tenang jika Seva belum ditemukan!" Marah Seza.

Meski begitu yang Mario lihat dimatanya hanyalah ketakutan dan kekhawatiran yang begitu besar.

"Aku tidak ingin kejadian yang lalu terulang lagi,"

Mario spontan menoleh cepat. Maksud Seza apa?

"Maksudnya?"

Seza sontak berpikir, haruskah dia menceritakan kisah kelam Seva itu?

______________________________________

Continue Reading

You'll Also Like

241K 16.5K 58
[TELAT DITERBITKAN] "Cara terbaik membalaskan dendam bukan dengan menusukkan belati ke jantung korban. Itu hanya akan meninggalkan rasa sakit sementa...
178K 12.7K 40
Amnesia' sudah terbit versi cetak dan ebook sudah tersedia di play store »» https://play.google.com/store/books/details?id=eyzdDwAAQBAJ Keisha Putri...
3.1M 223K 29
Rajen dan Abel bersepakat untuk merahasiakan status pernikahan dari semua orang. *** Selama dua bulan menikah, Rajen dan Abel berhasil mengelabui sem...
796K 73.2K 70
Cari duit tidak segampang yang ada di drama atau novel. Dalam dunia khayalan, perempuan bisa jadi 'barang mahal' yang diperjuangkan habis-habisan sa...