Mémori - J & R

By archannnn

22.8K 2.5K 158

for some, J and R are the best memory. - short story compilation about J and R with different plot, situation... More

M - JR 00 ; intro
M - JR 02 ; janda
M - JR 03 ; bumil
M - JR 04 ; one night stand?
M - JR 05 ; ubi rebus

M - JR 01 ; dompet

4.5K 545 16
By archannnn

jeffrey and roseanne

mémori

Macet, satu kata yang sudah sangat melekat erat dengan Ibukota. Hal yang tidak bisa dihindari apalagi pada saat jam sibuk seperti saat ini.

Jeffrey baru saja pulang bekerja. Normalnya jarak antara kantor dan apartemennya hanya memakan waktu sekitar dua puluh menit. Tapi hari ini, hampir setengah jam terhitung sejak Jeffrey terjebak, selama itu pula mobilnya bergerak tidak lebih dari seratus meter.

Ia menghela nafas kasar, mengendurkan dasi lalu melepas dua kancing teratas kemeja yang ia kenakan. Macet benar-benar menguras tenaga dan membuatnya emosi, setelah seharian lelah bekerja ia masih harus berjuang menghadapi padatnya jalanan Ibukota.

Mungkin besok ia akan belajar untuk menggunakan fasilitas kendaraan umum.

Rasa haus menyerang tenggorokannya, ia meraih botol minum yang biasa ia letakan di mobil, tapi sayangnya tidak ada air setetespun yang tersisa. Ia meruntuki dirinya karna lupa mengisi kembali botol itu.

Jeffrey melirik sebuah convinience store di pinggir jalan.

Lelaki itu berperang dalam hati apakah ia harus mampir.

Malas sebenarnya tapi tenggorokannya sangat membutuhkan air.

Pada akhirnya ia menepikan mobil.

Jeffrey langsung menuju lemari es, mengambil sebuah kopi dan air mineral, tanpa lama-lama lagi ia langsung menuju kasir.

Masih ada dua antrean di depannya. Sambil menunggu ia mengedarkan pandangan, membaca kertas yang menempel di kaca pintu masuk, sebuah pengumuman lowongan kerja.

Pintu masuk terbuka, dengan reflek mata Jeffrey melirik ke seorang wanita yang baru saja masuk, mata mereka bertemu selama sepersekian detik.

Wanita itu tak acuh, langsung berjalan tanpa mengidahkan Jeffrey.

Jeffrey pun langsung mengalihkan perhatiannya ketika kasir memanggil karna antrean di depannya sudah kosong.

Lelaki itu mengeluarkan dompet, menyerahkan sebuah kartu pada kasir.

“Debit ya mba,”

“Minimal lima puluh ribu mas,”

“Marlboro deh dua,”

Si kasir mengangguk.

Saat menunggu si kasir menghitung barang belianya, ponsel di sakunya bergetar.

“Kenapa lagi?” Ucapnya pada seseorang di sebrang panggilan.

“Passwordnya mas.” Si kasir menyodorkan mesin debit.

Sambil menelpon, ia menekan password.

“Ini mas belanjaan dan kartunya, terimakasih.”

Ia mengambil belanjaan beserta kartunya dengan satu tangan, tangan satunya masih sibuk memegang ponsel, tanpa basa-basi ia langsung berjalan keluar kembali ke mobilnya.

.

Roseanne menuju kasir setelah cukup lama memilih snack mana yang harus ia beli untuk cemilan di kos.

Saat sedang menunggu, matanya menangkap sebuah dompet di atas etalase permen. Keningnya mengerut.

“Mba, ini dompet siapa?” Tanya Roseanne pada kasir yang berjaga.

Si kasir menoleh “Mana mba?”

Roseanne meraih dompet itu dan menunjukannya pada kasir, mata kasir itu sedikit membelalak.

“Kayanya punya mas yang tadi deh.” Kasir itu melirik keluar pintu, mencari keberadaan orang yang ia maksud tapi orang itu sudah tidak ada.

Roseanne membuka dompet dengan logo brand mahal itu, tidak ada uang sepeserpun tapi banyak kartu yang ia yakin itu penting.

Matanya menangkap sebuah kartu nama.

Gemilang Group

Jeffrey J
IT General Manager

0802 1114 2806
Apartemen W Hill Tower
Lt. 28 No. 97


Roseanne mengangkat alisnya. Alamat apartemen itu dekat dengan kosnya.

“Loh, alamatnya deket sama kos gue.” Ucap Roseanne pada dirinya sendiri.

Ia kembali mengecek dompet itu, ada beberapa kartu debit, kredit, SIM, KTP dan kartu penting lainnya dengan nama pemilik yang sama.

“Sekalian anterin aja mba, kasian masnya.”

Roseanne menatap kasir itu bingung “Mba aja yang simpen, kali aja mas tadi balik lagi.”

Kasir itu menggeleng “Ngga ah mba, ngeri saya. Kalo ada yang ilang nanti saya disalahin.”

Roseanne mengangguk ragu, kemudian mengambil kertas serta pulpen dari tas kecilnya. Ia menuliskan sesuatu di sana.

“Yaudah saya aja yang sekalian kembaliin. Ini nama, nomor telepon sama alamat kos saya. Kalo orang itu nyari, hubungi saya aja ya mba.”

Si kasir menerima kertas itu lalu mengangguk paham.

.

Roseanne, seorang staff keuangan yang baru lulus kuliah tiga tahun lalu, datang ke Jakarta untuk mengadu nasib dan mengembangkan karirnya.

Ia menatap gedung tinggi apartemen di depannya, menurut security, untuk naik keatas ia membutuhkan kartu akses tamu.

Roseanne mengurus itu ke bagian receptionist.

Sudah beberapa kali ia menghubungi nomor pemilik dompet itu namun selalu tidak aktif.

Dengan ragu Roseanne naik ke lantai dua puluh delapan menggunakan kartu tamunya, entah kenapa jantungnya berdebar, ia tidak biasa masuk ke gedung semewah ini.

Ketika sampai di depan unit nomor sembilan tujuh, tangannya bergerak ragu menekan bel.

Menunggu selama beberapa detik dengan gugup, akhirnya seorang pria membuka pintu di depannya dengan wajah penuh tanya.

Roseanne tersenyum tipis, melihat wajah lelaki yang tidak sengaja bertemu tatap dengannya di convinience store tadi “Mas Jeffrey, benar?”

“..Siapa ya?” Lelaki itu bertanya balik.

“Gini, tadi saya nemuin dompet di Indomaret–”

Jeffrey terdiam, berpikir. Kemudian matanya membelalak lebar.

“Warna dompet mas apa?” Tanya Roseanne tiba-tiba.

“Coklat, dolce gabbana.” Ucap lelaki itu cepat.

Roseanne mengangguk paham lalu mengeluarkan sebuah dompet dari tasnya. ia tidak ragu karna wajah lelaki di depannya persis dengan wajah di foto tanda pengenal di dompet yang ia temukan itu.

“Bener kan ini punya mas?” Roseanne menyerahkan dompet itu.

“Astaga!” Jeffrey mengambil dompet miliknya, meneriksa benda itu lalu mengangguk cepat “Bener dek!”

“Ngga saya apa-apain kok mas, kebetulan kos saya deket dari sini jadi saya anter.”

Jeffrey menghela nafas lega “Terimakasih ya dek, saya kira dompet saya ketinggalan di mobil.”

Roseanne mengangguk.

Jeffrey menatap wanita itu, wanita yang ia masih ingat bertatapan dengannya di depan pintu convinience store.

Wanita itu terlihat lebih muda darinya, mengenakan turtle neck dress formal di atas lutut berwarna hitam. Wajahnya imut namun tegas, rambutnya hitam legam tergerai dan tubuh tinggi langsing.

Merasa ditatap lekat, Roseanne menunduk gugup “Kalo gitu saya pamit, mas.” Ucapnya, menyadarkan Jeffrey.

“–Sebentar.”

Roseanne menatap pria tampan di depannya.

“Udah makan malam?” Tanya Jeffrey.

Roseanne menggeleng ragu.

“Ikut makan malam sama saya? Biar saya yang traktir” Jeffrey menatap wanita di depannya sambil tersenyum, menampilkan lesung pipinya.

Roseanne yang ditatap seperti itu merasa malu sendiri, menunduk berpikir, jarinya meremas tali tas selempangnya.

Berbagai pikiran mampir di otaknya, bagaimana kalau lelaki didepannya ini orang jahat, bagaimana kalau ia diculik.

“Gimana?”

Suara bass pelan itu mengagetkan Roseanne “–Oh hum..”

Jeffrey terkekeh “Tenang aja saya bukan orang jahat,” Ucapnya seperti bisa membaca isi kepala Roseanne.

Roseanne mengangguk setuju.

Jeffrey memandangi wajah wanita di depannya, kemudian tersenyum.

mémori

Continue Reading

You'll Also Like

533K 1.9K 15
Di entot Temen suami enak banget
52K 5.1K 28
DOSA TANGGUNG SENDIRI!!! CERITA INI HANYA FIKTIF TIDAK ADA SANGKUT PAUT NYA DENGAN CERITA ASLI. Area B×B & G×G & B×G!!! Berbijaklah dalam memilih bac...
873K 24.5K 63
WARNING⚠⚠ AREA FUTA DAN SHANI DOM YANG NGGAK SUKA SKIP 21+ HANYA FIKSI JANGAN DI BAWA KE REAL LIFE MOHON KERJASAMANYA. INI ONESHOOT ATAU TWOSHOOT YA...