[M] LOVE CORP. // JJK. (On Go...

Von geanatyas

53.9K 5.1K 1.1K

Persaingan dua perusahaan kosmetik terbesar di Korea Selatan membawa Kim Hayoon ke lubang setan Jung Jeonggo... Mehr

Introduction;
1. Mr. Jung
2. Propose
3. Way Out.
4. Just say yes.
5. Bad day.
6. Distraction.
7. Agreements
8. Confused.
9. Smells like home
10. New Launch Drama
11. Go Away!
12. Alfonso & Memories
13. Crazy Calls 🌚
14. Swatches
15. Dolcherro
16. Don't play around
17.Are you Crazy?
18. Not Today
19.Noona Date
Preview
20. Jaymin's Corner
21.Wedding gown.
23. You Won
24. You on my lap.
Preview
25. The day before
26. Start of the plan
27. Red carpet ready

22. Two Years

1.2K 140 11
Von geanatyas

Hayoon terdiam di ujung mobil. Melihat pintunya ditutup dan Jeonggo masuk setelahnya.

"Jadi besok kita pengepasan baju lagi ya?" Hayoon membuka mulutnya.

"Ya, besok kujemput lagi..." Jeonggo merapikan jasnya lalu memandang kosong pada jendela.

"Kenapa tak membeli gaun untuk red carpet sekalian?" Jeonggo menoleh pada Hayoon yang memainkan kukunya.

"Tidak ada yang pas. Gaunnya Lee Seokjin memang cocok untuk acara pernikahan, bukan red carpet."

Jeonggo hanya mengangguk. Dia tak tak peduli gaun apa yang akan dipakai oleh Hayoon. Lagipula wanita kaya itu hanyalah kekasih pura-puranya.

Jeonggo tahu, Hayoon tetap terlihat cantik dengan apa pun.

Kotak berwarna hitam dengan garis emas yang diletakkan dalam tas kertas terbuka muncul dari balik kursinya, menangkap atensi Hayoon yang sedang membisu.

"Kotak apa itu?" tanyanya.

"Bukan apa-apa," Jeonggo mengambil tas kertas lalu menyembunyikannya di balik jasnya.

Hayoon memutar bola matanya. "Sepertinya kau lupa bahwa kau berurusan denganku, Jung Jeonggo..."

Mata Jeonggo terbelalak.

"Kau pikir aku tidak bisa membaca tulisa 'Stick Highlighter' yang di cetak foil panas berwarna emas, hmm?" Hayoon tertawa meledek.

"Aku hanya mengetestmu saja Tuan Jeonggo..." Hayoon menatap tajam pada mata Jeonggo yang kini tertuju padanya.

Lelaki sialan, kini malah dia yang terkekeh melihat reaksi kompetitor terbesarnya, Kim Hayoon.

"Uh, iya. Kau benar sekali Nona Hayoon yang cantik jelita, ini produk baruku, Stick Highlighter. Bagus kan? Bagaimana menurutmu?" Jeonggo meringis.

Dia mengikuti alur permainan Hayoon. Malah membalasnya dengan sindiran halus, merasa menang karena kini dapat dengan resmi membalap Bijou dalam peluncuran Highlighter Stick.

"Kau mau lihat?" ujarnya sombong. "Tapi jangan yang ini, ini khusus untuk ibuku..." ujarnya.

Jeonggo mengambil 4 warna highlighter dan memberikannya pada Kim Hayoon yang sedang terbakar emosi.

"Bagaimana? Mau lihat tidak?"

Jeonggo menyodorkan kemasan kosmetik sambil tersenyum.

Hayoon hanya membolak - balik kemasan di genggamannya, lalu memerhatikan desain kotak apik milik Ophelie. Dalam beberapa segi, Ophelie memang mirip sekali dengan Bijou. Pantas kedua brand itu sering di banding-bandingkan.

Jeonggo membuka dengan cekatan kotak itu dan menunjukan produknya pada Hayoon.

"Stick Highlighterku ini, Smudgeproof. " Lelaki itu tersenyum bahagia.

Hayoon ingin sekali meninjunya.

"Sudah, sudah aku tak perlu tahu..." Hayoon mengembalikan empat kemasan itu di atas pangkuan Jeonggo.

Sekarang Hayoon tambah cemas, kalau-kalau perusahaannya akan bangkut dalam setahun ke depan. Dia bisa saja menangis, namun memilih menahannya sambil mengepalkan kedua tangan di samping badannya.

"Aku antar kau ke ka-"

"Tidak, ke rumah..." Hayoon mendahului Jeonggo, menjawabnya dengan ketus.

"Oke, kita menuju rumahmu ya," Jeonggo merapikan produknya kembali. "Kebetulan, rumahmu dekat rumah orang tuaku."

Hayoon tak menggubris lelaki di sampingnya. Dia tak butuh informasi itu, dia ingin keluar dari mobil itu secepatnya.

Perempuan dengan rambut terikat setengah itu membuka mulut, lalu menutupnya kembali. Menarik napas, lalu membuangnya lagi.

"Jadi bagaimana tentang rencana kita?" Hayoon menatap Jeonggo.

"Yang mana?"

"Yang itu..." Hayoon menggertakkan giginya.

"Yang mana?" Jeonggo mengulangi, mengerutkan keningnya.

"Yang itu!" kini dia memukul pelan sofa mobil Jeonggo sambil menggeram kesal.

"Yang mana sayang? Rencana kita kan banyak?"

Supir Jeonggo mulai melirik lewat spion dalam mobil mendengar keributan yang terjadi di belakang.

"Astaga!" Hayoon mengelus dada, lalu menunjukkan jari manisnya.

"Oh, yang itu... Kenapa? Sudah tidak sabar ya?" Jeonggo menunjukkan gigi kelincinya.

Sepertinya Hayoon bisa meledakkan 100 peluru dari bola matanya pada lelaki yang tak berhenti menggodanya.

"Berapa lama?" Hayoon membuka mulut lagi.

"Wah, sebentar lagi..." jawab Jeonggo santai.

"Bukan itu! Berapa lama kita akan-"

"Oh, "
"Dua..." Jeonggo melafalkan kata sambil membuat isyarat dengan tangannya.

"Tahun?" Hayoon membalasnya sambil berbisik kesal.

"Bisa jadi lebih..."

Hayoon tercekat.

"Tergantung..."
"Apa kau benar-benar akan membicarakannya di sini?" Jeonggo menggelengkan kepala. "Apa tak mau nanti malam saja sambil menelepon manis dan bersantai?" ujarnya.

Apa? Sejak kapan mereka pernah berbincang manis? Setiap mereka berbincang, detak jantung Hayoon menjadi bertambah, bukan karena senang tapi karena kesal bukan main. Emosinya selalu meledak, bahkan kepalan tangannya selalu jadi korban meja yang dipukulnya ketika marah.

"Tidak. Aku sibuk." Hayoon menjawab ketus.

Pasalnya Jeonggo tak mau supirnya tahu bahwa wanita yang duduk di sampingnya merupakan pasangan kontrak saja.

"Terlalu lama, aku tidak mau." Hayoon menjawab.

"Sepertinya kau memang sudah tidak sabar lagi ya? Tenang sayang, Eomma pasti menyukaimu..."

Hayoon tau jawaban tadi hanya bagian dari sandiwara Jeonggo saja. Pasalnya Hayoon tidak mau membayangkan hidup satu atap dengan lelaki cabul seperti Tuan Jung. Perawatan mewah ratusan juta dollar, yoga setiap hari dalam seminggu juga tidak dapat membuatnya lebih bahagia.

Hayoon bisa memastikan dia cepat mati dan darah tinggi karena Jeonggo. Semalaman dia sudah memikirkan bagaimana citranya sebagai janda kelak setelah bercerai dengan Jeonggo. Akankah Hayoon menjadi lebih terpuruk?

Lamunannya terhenti ketika mobil Jeonggo memasuki halaman rumahnya yang luas. Tanpa basa basi Hayoon langsung turun begitu pintunya dibuka, menyuruh pegawainya untuk mengambilkan gaunnya di bagian belakang mobil tanpa berkata sepatah katapun pada lelaki yang sedang menatap ponselnya.

Saat mobil Jeonggo melaju pergi, Hayoon menutup pintu kamarnya, menanggalkan pakaian lalu duduk di sofa kamarnya memikirkan perkataan Jeonggo tadi.

Dia lalu mengambil gantungan baju berisi dua gaun dari Osupa. Gaunnya indah, satu warna putih, satu lagi biru muda.

Hayoon memang hanya membeli satu, namun entah kenapa Seokjin memberinya dua. Ketika dia membuka tutup gaunnya, ada surat kecil dengan logo Osupa yang ditempel rapi di sana.

"Dear, Kim Hayoon.

Gaun ini terlihat cantik sekali saat dipakai olehmu. Bagaikan ditakdirkan untukmu. Aku memang hanya membuat dua desain untuk gaun ini. Aku kira kau harus memiliki keduanya. I know you will look beautiful in this dresses.

Xoxo, Seokjin."

Hayoon tersenyum. Tidak disangka desainer favoritnya memberikan gaun indah mahakaryanya secara cuma-cuma.

Wanita itu mencoba kedua gaunnya. Lalu berputar di depan cermin sembari berpose layaknya puteri raja. Kecantikan Hayoon alami, tak berlebihan, tak membosankan walaupun sudah dipandang berulang kali.

Gaun putih memang indah, dia sudah mencobanya tadi. Namun gaun biru muda ini lebih indah lagi. Detailnya mewah, dan lembut. Hayoon berjanji akan memakai gaun itu suatu saat nanti.

Dia tak mau menyianyiakan gaun indah itu untuk pernikahannya tanpa cintanya dengan Jeonggo. Dia bersikeras, masing-masing dari mereka tak akan jatuh cinta. Hayoon yang membenci Jeonggo, dan Jeonggo yang tak punya hati. Tak akan bisa bersatu.

Dia jadi berpikir, kalau saja dia menikah dua kali, Gaun itu akan dia pakai untuk pernikahan sungguhannya.

____

AN; Hey guys, kira-kira Hayoon bakal nikah ga ya sama Jeonggo? 😉 bau bau cerai atau nikah lagi gak nih? Hayoon yakin betul dia gak akan sama Jeonggo nih kayaknya🤣

Hai guys, apa kabarnya? ngobrol sedikit biar gak sepi heu. Semoga harinya menyenangkan. Dimohon tulung pakai masker dan rajin cuci tangan.

Kayaknya author notes lebih panjang dari chapternih. Yaudah deh. Borahae!💜

Weiterlesen

Das wird dir gefallen

107K 9.3K 21
Ernest Lancer adalah seorang pemuda kuliah yang bertransmigrasi ke tubuh seorang remaja laki-laki bernama Sylvester Dimitri yang diabaikan oleh kelua...
977K 79.2K 28
Mark dan Jeno kakak beradik yang baru saja berusia 8 dan 7 tahun yang hidup di panti asuhan sejak kecil. Di usia yang masih kecil itu mereka berdua m...
775K 37.3K 39
Alzan Anendra. Pemuda SMA imut nan nakal yang harus menikah dengan seorang CEO karena paksaan orang tuanya. Alzan kira yang akan menikah adalah kakek...
56.2K 6.9K 31
Setelah kepergian jennie yang menghilang begitu saja menyebabkan lisa harus merawat putranya seorang diri... dimanakah jennie berada? Mampukah lisa m...