BUCIN |KV

By kouxtaro

44.9K 3.9K 287

Jungkook itu super-extra-ultimate bucin. Dan Taehyung pacar yang kekanakan. *** Warn! BoysLove; Male×Male Tae... More

Cerewet
Tiga Orang
Bersin
Tebak
Hilang
Penjelasan
Nasi
Bosan
Peliharaan
Pagar
Yang Tersayang
Dua Sisi
Announcement

Sakit Kepala

3.3K 311 15
By kouxtaro

Apa sih yang Taehyung lihat ketika baru membuka mata di pagi ini?

Dada bidang telanjang milik Jeongguk, kekasihnya.

Jeongguk itu memiliki kebiasaan tidak memakai baju bagian atas saat tidur. Gerah, katanya. Makanya wajah Taehyung selalu memerah saat akan tidur atau baru saja terbangun.

Lalu pandangan Taehyung naik ke atas, di mana leher macho kekasihnya yang berwarna seputih susu itu terpampang. Mulus dan tak memiliki cela. Taehyung menjulurkan jarinya untuk mengecek nadi di sana. Berdenyut-denyut, berarti Jeongguk masih hidup.

Jangan salah sangka, kadang Taehyung sebal sekali dengan Jeongguk yang tidur seperti orang mati. Sulit sekali untuk dibangunkan. Untung Jeongguk itu rajin bangun pagi.

Kalau sekarang entah memang kelelahan atau Taehyung yang bangunnya kepagian.

Setelahnya Taehyung terus memandangi pahatan wajah tampan milik kekasihnya itu. Pipi yang sedikit gemuk, bulu mata yang panjang, alis tebal, hidung bangir tanpa komedo, lalu bibirnya. Bibir lembab dan halus yang menjadi kesukaannya.

Taehyung seketika menutup matanya begitu bibir itu terbuka dan mengeluarkan erangan. Saat mengintip, terlihat Jeongguk sedikit-demi sedikit membuka matanya. Tapi Taehyung terus berpura-pura tertidur. Ingin memperhatikan Jeongguk secara diam-diam.

"Selamat pagi, sayang."

Taehyung berusaha untuk tidak tersenyum begitu bibir milik Jeongguk mengecup bibirnya. Taehyung bisa merasakan setelahnya pria itu mengusap surainya lembut dan memperhatikannya tanpa bergerak selama lima menit.

Lalu Kasur itu berderit begitu Jeongguk bangkit. Taehyung mengintip dengan celah mata yang sedikit terbuka, Jeongguk sedang membuka jendela kamar mereka. Mematikan AC, lalu berdiam diri di depan lemari. Tampaknya pria itu sedang memikirkan pakaian apa yang akan ia pakai hari ini.

Ternyata Taehyung salah. Jeongguk tidak memilihkan pakaian untuk pria itu sendiri, melainkan untuk Taehyung. Karena Taehyung selalu memakai pakaian yang digantung di kenop pintu lemari yang ternyata memang sama Jeongguk disiapkan di sana.

Mata Taehyung terbuka sempurna begitu Jeongguk sudah sepenuhnya berada di kamar mandi. "Ah, ternyata seperti ini aktiviasnya tiap pagi," gumamnya.

Sedikitnya, Taehyung merasa bersalah. Dulu sewaktu mereka belum pacaran... Taehyung sadar dia sudah kejam dengan Jeongguk. Mengatainya gay—dan juga memandangnya rendah. Taehyung bahkan tak pernah sedikitpun berpikir kalau sosok pria pendiam, culun namun pintar itu akan menjadi kekasihnya.

Bahkan menjadi pria yang paling dicintainya saat ini.

Taehyung reflek menutup matanya begitu pintu kamar mandi terbuka. Mengatur napas sebisa mungkin agar terlihat seperti masih tertidur. Taehyung bisa merasakan kalau Jeongguk mendekat ke arahnya—terbukti karena wangi segar dari shampoo itu tercium oleh hidungnya.

"Hyungie~ bangun."

Taehyung bergeming.

Sedangkan Jeongguk sendiri terlihat menikmati pemandangan Taehyung yang sedang tertidur. Bulu matanya yang panjang, hidung mancungnya, bahkan bibir plum yang tertutup rapat itu ia perhatikan.

"Gemas sekali sih~"

Taehyung berusaha menahan senyumnya begitu jari Jeongguk menjawil hidungnya berulang kali.

"Hyungie~ bangun, sayang."

"Tae-taehyung."

"Hyungie~"

"Nggh— Ggukkie~"

Taehyung sengaja berlagak seperti baru bangun tidur walau kenyataannya dia sudah bangun dari tadi.

"Ne, hyung. Ini aku. Mandi?"

"Malas."

"Eiy~ balasan apa itu. Aku hanya ingin mendengar ya atau oke."

"Itu bukan pilihan Ggukkie~ sama saja."

"Itu hyung tau."

Mau tak mau Taehyung terkikik kecil.

"Ayo mandi hyung."

"Malas Ggukkie~"

"Ya sudah, ayo aku mandikan."

Taehyung menatap tajam Jeongguk.

"Hehe—ng, bagaimana jika sekarang hyung mandi—dan aku akan memasak sarapan untuk kita?"

"Sarapan apa?"

"Hyung mau apa?"

"Ngg—aku mau sundae."

"Jangan aneh-aneh, hyungie. Masih pagi."

"Aku hanya bercanda, Ggukkie. Kau serius sekali sih." Taehyung tertawa kecil, "Aku mau sereal saja."

"Tidak mau nasi goreng kimchi?"

"Tidak."

"Baiklah... Nah, ayo sekarang mandi. Airnya sudah kusiapkan dari tadi."

Seharusnya—itu tugas Taehyung 'kan? Taehyung bukan merasa ia seperti istri Jeongguk—tidak. Tapi ia merasa di dalam hubungan mereka, memang kebanyakan Jeongguk yang mengurusnya. Kalau Taehyung—ia mengurus Jeongguk ketika kekasihnya itu sakit saja.

"Serealnya dengan susu stroberi atau coklat?"

"Ngg—kemarin sudah stroberi, jadi sekarang coklat."

"Baiklah."

"Eh—tapi hari ini aku ingin yang stroberi lagi, hehe."

Ya ampun. Jeongguk benar-benar dibuat gemas oleh kekasihnya.

"Kau ingin mengerjaiku, huh?"

"Haha—ampun, Ggukkie—ish, berhenti—haha."

Jeongguk menarik tangannya yang sedari tadi digunakan untuk menjaili tubuh kekasihnya itu.

"Sudah, sekarang mandi. Jangan main air, oke?"

"Ish! Kau kira aku bocah."

"Loh, bukannya kemarin ada yang mengaku lucu seperti anak dua tahun?"

"Siapa tuh? Tidak ingat."

"Ulululu~ gemas-gemas-gemas!"

"IH GGUKKIE!! SUDAH KELUAR SANA AKU MAU MANDI!"

*

Setelah mandi dan memakan pakaian—yang tentu saja dipilihkan Jeongguk tadi—Taehyung keluar kamar. Hanya untuk melihat pemandangan yang membuat hatinya terenyuh.

Di sana Jeongguk sepertinya habis membereskan ruang tamu dan dapur. Membenarkan bantal sofa, menyapu lantai, dan membenarkan letak vas bunga mereka. Setelahnya Jeongguk mencuci tangan—lalu menyiapkan sereal di mangkuk beserta segelas susu stroberi.

Jeongguk sendiri lebih memilih roti panggang yang ia oleskan selai cokelat untuk sarapannya.

"Kau sudah selesai? Ayo—loh hyung?"

Jeongguk tiba-tiba saja mengernyit bingung begitu Taehyung yang datang-datang langsung memeluk tubuhnya. Ia bukannya keberatan—namun, Taehyung seperti tidak biasanya.

"Hyungie~ kenapa?"

Taehyung menggelengkan kepalanya, "tidak ada."

"Kenapa memelukku, eoh?"

"Memangnya tidak boleh?"

"Boleh, tentu saja boleh."

"Ggukkie~ aku sayang sekali padamu."

Senyum hangat itu terukir di bibir Jeongguk.

"Aku juga sayang dengan hyungie. Nah, ayo kita—loh, hyungie kau menangis?"

Taehyung benar-benar merasa disayang. Benar-benar—dilindungi. Dan benar-benar merasa beruntung karena memiliki Jeongguk.

"Jangan pernah tinggalkan aku—hiks."

"Astaga, hyung ini berbicara apa? Aku tidak mungkin seperti itu, eoh."

"Aku janji tidak akan membuatmu sakit kepala lagi karena tingkahku."

"Ya sudah, ayo kita makan."

*

"Aaaa~ Ggukkie~!!"

Baru saja. Baru tadi pagi Taehyung berjanji tidak akan membuat Jeongguk sakit kepala—lagi. Ah, seharusnya Jeongguk tidak mempercayainya. Taehyung itu kan—mudah sekali lupa dengan perkataan sendiri.

Ng—pura-pura lupa lebih tepatnya.

"Ayolah Ggukkie~ aku mau lagi."

Hari ini mereka—Taehyung dan Jeongguk—menghadiri kelas siang. Sebenarnya Jeongguk sedang tidak ada kelas, namun pria itu lebih memilih datang ke kampus sekalian mengantar pacarnya.

Sebelum Taehyung masuk kelas—anak itu sudah menuntut Jeongguk agar mau membelikan es krim big cup untuknya. Padahal Jeongguk tidak berbuat salah sampai harus dituntut begitu—tapi karena ini Taehyung, ya sudahlah ia ikuti saja.

Itu sebelum Taehyung merengek minta yang lain juga.

Di sebelah toko es krim itu, ada toko roti yang sepertinya baru saja buka. Taehyung mau mengunjunginya—dan Jeongguk tidak bisa menolak.

Tidak tau jika Taehyung akan kalap karena melihat roti-roti cantik di sana.

"Aaa~ Ggukkie. Itu pie coklatnya terlihat enak—aku tidak akan cukup puas jika hanya membeli satu."

"Ya ampun cantiknyaa~ Ggukkie, belikan aku yang itu dua."

"Ah sepertinya yang warna hijau itu enak—wah, harumnya enak sekali. Ggukkie, aku juga mau itu."

"Hyung, tadi pagi 'kan sudah janji tidak akan membuatku sakit kepala."

"Aku tidak membuat kepalamu sakit, Ggukkie. Aku hanya mau membeli roti-roti itu."

Tapi permintaannya benar-benar membuat Jeongguk sakit kepala, astaga.

"Kau tidak akan memakannya kecuali pie coklat itu, hyung."

"Aku akan makan, Ggukkie. Sungguh."

"Tidak. Kita tidak bisa menghambur-hamburkan uang seperti ini."

"Aish, Ggukkie. Toko itu baru saja dibuka dan kita akan mendapat diskon jika menjadi 100 orang pembeli pertama."

"Bukan berarti kau boleh minta beli seenaknya, eoh."

"Ish, Ggukkie pelit!"

Jeongguk menggeleng. Dia bukannya pelit—ya memang uangnya sudah menipis, tapi tabungannya masih banyak. Tapi Jeongguk juga tidak akan menyentuh tabungannya—malah dia akan mencoba menabung lebih banyak lagi.

Karena—hari anniversary mereka yang ke-empat tahun—sudah semakin dekat.

Dan Jeongguk ingin membuat anniversary mereka kali ini terasa spesial.

"Jadi kau tidak akan membelikanku roti itu, Ggukkie?"

"Tidak."

"Tapi sedang ada diskon, Ggukkie."

"Tetap tidak, hyung."

"Memangnya kau tidak tergoda dengan roti-roti itu? Mereka terlihat lucu, Ggukkie."

"Roti itu harusnya terlihat enak. Bukan lucu. Kalau yang lucu itu hyung sendiri."

Rona merah itu muncul di pipi Taehyung. Pria manis itu bahkan harus menahan senyum lebar hingga hidungnya kembang-kempis.

"Aish, dasar gombal!"

Jeongguk tersenyum senang. Akhirnya Taehyung mau mengalah juga padanya. Dengan senyum sungkan, Jeongguk menunduk pada pelayan di sana. Lalu pergi menyusul Taehyung-nya.

Tidak sadar jika mereka sudah membuat orang yang memperhatikan mereka kini memekik menahan gemas. Bahkan pelayan tadi sudah mengambil tisu banyak-banyak untuk menyumbat hidungnya yang mimisan.

Mereka manis sekali~ ya ampun.

*

*

*

Jeongguk ketika sakit kepala be like:

Selasa, 30 Maret 2021
Pikachi


Continue Reading

You'll Also Like

54.2K 4.2K 56
baca ajah bagi yang mau bye ☺️
4.2K 271 7
" aku tak percaya vampire " kth " ku hisap darah sucimu sampai habis bagaimana "jjk
89.9K 7.9K 40
[COMPLETE] "Dari manapun aku berasal, aku akan dapat menemukanmu. Karena kamulah tujuanku, rumahku" Hai semua! Kembali lagi denganku. Kali ini aku a...
282K 21.4K 26
Walaupun di sekolah Taehyung dan Jungkook terlihat seperti tidak saling mengenal tapi kenyataannya mereka lebih dari sekedar mengenal. Sebenarnya apa...