Jangan lupa follow, vote and comment.
Tinggalkan komentar!!!
Tekan tanda bintang!!!
Happy reading❤
Flashback on
Violet dan Clara menonton drakor di atas kasur Violet. Sambil memakan cemilan, menunggu Lia dan Kella.
"Lo suka banget sama drakor Vi?"
"Gak terlalu, tapi Oliv suka banget,"
"Oh,"
Tiba tiba Violet dari posisi menelungkup menjadi duduk dan Clara heran melihat itu.
"Kenapa Vi?"
"Oliv,"
"Kenapa dengan Oliv?"
"Malam ini acara musical dia sama Vinsen, gue lupa Ra,"
Violet tampak panik dan langsung turun dari kasurnya, mengambil jaket, kunci motornya lalu membuka laci nakas miliknya dan mengambil sebuah undangan bewarna gold.
Clara yang melihat sikap gelisah Violet jadi terheran.
"Lo mau kemana Vi?"
"Ngelihat Vinsen sama Oliv tampil,"
"Gue ikut,"
"Iya, ambil jaket itu kita naik motor,"
💔💔💔
Di jalan Violet mengendarai motor dengan kecepatan diatas rata rata. Sehingga Clara berpegangan kuat ke pinggang Violet.
"Vi, kok lo bisa lupa?"
Clara bertanya sambil berteriak.
"Gue dikasih tau dua minggu yang lalu Ra, makanya gue lupa,"
Violet juga menjawab dengan berteriak.
"Emang mereka gak ingatin lo?"
"Gak,"
"Kenapa?"
"Gue gak tau,"
Clara manggut manggut dan tidak ingin melanjutkan pembicaraan.
Saat Clara menatap kedepan ada seseorang yang ingin melintas.
"Awas Vi, orang nyebrang,"
Violet yang baru menyadari mengrem motornya sehingga motornya hilang kendali dan gerakan ban belakangnya sedikit oleng bahkan Clara menutup mata lalu menguatkan pegangannya.
Violet yang ahli dalam mengendari motor akhirnya bisa mengendalikan motornya walaupun berhenti dalam kondisi miring dan Violet bisa menahannya. Napas Violet dan Clara tersengal sengal karena mereka hampir saja kecelakaan dan berakhir di rumah sakit atau lebih dari itu.
Sedangkan penyebarang tersebut adalah seorang bapak bapak yang terdiam mematung karena kaget.
"Lo gak papa Ra?"
"Gu-gue gak papa Vi, lo boleh takut telat Vi, tapi jangan ngebut banget. Bahaya bagi kita sama keselamatan orang lain,"
"Hati hati kalau nyetir nak," kata bapak penyebarang.
Violet dan Clara turun dari motor dan menghampiri bapak tersebut.
"Bapak baik baik aja?" tanya Violet dengan sangat bersalah.
"Iya, saya baik baik saja. Lain kali hati-hati bahaya bagi keselamatan kalian dan orang lain," kata bapak.
"Baik pak, saya minta maaf pak," kata Violet.
"Iya, kalau begitu saya pergi dulu, ingat hati hati," kata bapak.
"Iya pak, maaf sekali lagi," kata Clara.
Bapak tersebut meangguk dan melanjutkan perjalanannya. Lalu mereka naik ke atas motor lagi.
"Iya, sorry, sekarang lo peganggan kecepatannya gue kurangin,"
"Siap,"
Lalu Violet melajukan motornya.
Sampailah mereka di depan sebuah gedung tempat acara dilaksanakan.
"Yuk Clara,"
"Gue tunggu disana aja, lo aja yang masuk,"
"Masuk aja Clara,"
"Vi, teman teman lo gak suka sama gue, kalau Oliv ngelihat gue sama lo yang ada dia gak fokus nanti penampilannya rusak lagi,"
Violet merasa tidak enak tetapi apa yang dikatakan Clara ada benarnya juga.
"Lo beneran gak papa sendirian disini?"
"Gak papa, udah masuk sana, nanti keburu telat lihat Vinsen sama Oliv tampil,"
Violet meangguk.
"Oke, tunggu disini gue cuma bentar,"
Clara meangguk, lalu Violet masuk ke dalam gedung.
Di saat Violet sudah sampai dan berada di depan pintu, ia ingin masuk tetapi di larang oleh penjaga.
Penjaga memperhatikan penampilan Violet, walaupun rapi tetap saja Violet menggunakan pakaian tidak formal alias baju tidur.
"Saya ingin masuk, ini undangannya,"
Penjaga melihat undangan itu, tapi tetap tidak percaya karena penampilan Violet.
"Mbak dilarang masuk, di gedung ini ada acara sekarang,"
"Saya tau, karna itu saya ingin masuk,"
Penjaga memperhatikan penampilan Violet sekali lagi, bahkan Violet hanya menggunakan sandal biasa.
Violet yang tau jika penjaga ini tidak akan membiarkan dia masuk, maka Violet mengambil hp-nya, tetapi ia baru sadar jika dirinya tidak membawa hp.
"Saya pinjam hp bapak!"
"Untuk apa?"
"Saya pinjam dulu,"
Lalu penjaga itu memberikan hpnya. Violet menekan beberapa nomor lalu menelpon seseorang.
"Halo pa, Vi mau masuk ke gedung papa yang diadakan acara musical, tapi penjaga nya gak bolehin, padahal Vi udah bawa undangan,"
"......"
"Iya pa, ini pak papa saya mau ngomong,"
Penjaga itu ragu ragu menerima telpon itu tapi akhirnya ia mengambilnya.
"Halo,"
"....."
Ekspresi penjaga yang tadi tegas itu, seketika berubah menjadi pucat.
"Baik pak, maafkan saya pak,"
Lalu panggilan itu terhenti.
"Nona anaknya tuan gerald pemilik gedung ini?"
"Iya,"
"Maafkan saya nona, saya tidak tau,"
"Sekalipun saya bukan anak dari bos anda, jangan menilai seseorang dari penampilan,"
Penjaga itu tertunduk.
"Baik nona, maafkan saya,"
"Hm, kalau begitu saya boleh masuk?"
"Tentu boleh nona, silahkan,"
Violet masuk ke gedung itu ketempat musical diadakan. Sesampainya Violet di dalam ia tidak dapat tempat duduk ia memperhatikan Vinsen dan Oliv dari belakang dan ia juga melihat di posisi tengah penonton ada teman temannya.
"Walaupun hubungan kita gak sebaik dulu. Gue akan terus tepatin janji gue ke lo Liv, kalau gue akan selalu datang ke acara ataupun lomba yang lo ikuti. Itu janji gue," batin Violet.
Flashback off.
*********
Violet baru bangun dari tidurnya, hari ini ia sengaja telat datang karena tidak ada kegiatan apapun di sekolahnya. Clara, Lia dan Kella masih terlelap karena semalam mereka begadang karena maraton menonton drakor sampai jam 2 pagi.
Violet terbangun jam 8 pagi karena setelah sholat shubuh, ia melanjutkan tidurnya setelah itu ia menuju kamar mandi. Di depan kaca ia melihat pantulan dirinya. Perfect satu kata yang mewakili dirinya.
Tetapi baginya memiliki kehidupan sempurna yang dilihat orang lain tidak adalah artinya karena nyatanya dihatinya ia merasa kesepian sebab orang orang yang ia sayang seolah olah menghilang satu persatu.
*****
Violet sampai di parkiran sekolah dengan selanjutnya ada 3 mobil mewah lainnya milik Clara, Lia dan juga Kella.
Sheina, Jane dan Oliv memperhatikan tidak jauh dari mereka.
"Kenapa lo semakin hari semakin menjauh Vi?" batin Jane.
"Gue rindu lo Violet," batin Oliv.
"Apa lo bakal ngelupain kita Vi? Gue rindu kita," batin Sheina.
"Hai," sapa Cinta yang baru datang.
"Hai," sapa Sheina dan Oliv.
"Gue duluan," kata Jane ketus.
Lalu Jane meninggalkan mereka tanpa menunggu jawaban teman temannya.
"Jane kenapa?" tanya Cinta.
Oliv dan Sheina menggidikkan bahu.
"Pms mungkin," kata Oliv.
"Violet kayaknya happy banget sama Clara dan teman temannya," kata Cinta membuat wajah polos.
"Masa sih?" tanya Oliv yang tak percaya.
"Gue rasa gitu," kata Cinta.
"Biarin aja, yuk ke kantin," ajak Sheina.
Cinta dan Oliv manggut manggut lalu mereka mengikuti Sheina.
Di kantin semua siswa berkumpul disana karena Gino dan Alfan dari kelas X Ipa 1 berada di tengah tengah mereka. Gino dan Alfan cukup famous di sekolah karena ia bintang dalam klub futsal. Sekarang Gino dan Alfan sedang melakukan konser mendadak dengan Gino pemegang gitar dan Alfan bernyanyi.
Saat mereka menyelesaikan nyanyian mereka para siswa yang berada di kantin memberikan applause.
"Lagi, lagi, lagi," sorak para siswa.
"Kalian mau lagi?" Sorak Gino seolah olah dia adalah seorang artis.
"Mau," jawab penonton.
"Tapi kita ganti musisi gimana?" sorak Alfan.
"Oke," jawab penonton.
"Siapa penggantinya Al?" bisik Gino.
"Ada, tenang aja," jawab Alfan
"Violet, sini," teriak Alfan.
Semua orang menatap ke arah belakang ternyata Violet, Clara, Lia dan Kella baru sampai di kantin.
Violet bingung ketika Alfan menyorakinya dan semua orang menatapnya.
"Ini musisi kita sudah datang, mari berikan tepuk tangan yang meriah," kata Alfan.
Prok prok prok.....
Semua bertepuk tangan.
"Ayo Vi, kesini semua orang mau dengarin suara lo, yang indah itu," teriak Gino.
"Iya Vi, nyanyi dong buat kita semua," sorak penonton.
Violet menjadi malu jadi pusat perhatian dengan cara seperti ini.
"Ayo Vi, gue juga mau dengar lo nyanyi lagi," kata Clara.
Violet meangguk lalu pergi ke tempat Alfan dan Gino.
Alfan memberikan sebuah mic yang ntah dari mana ia dapatkan dan beranjak dari tempat duduknya.
"Mau lagu apa?"
Violet bertanya dengan pelan tetapi semua orang mendengar.
"Lagu galau," jawab penonton.
Violet tersenyum tipis mendengar itu, tetapi ia menuruti permintaan para penonton.
Violet sedikit berbisik tentang lagu yang akan ia nyanyikan lalu Gino meangguk.
Gino memulai memetik senar gitarnya.
Waktu yang salah - fiersa besari
Jangan tanyakan perasaanku
Jika kau pun tak bisa beralih
Dari masa lalu yang menghantuimu
Karena sungguh ini tidak adil
Bukan maksudku menyakitimu
Namun tak mudah 'tuk melupakan
Cerita panjang yang pernah aku lalui
Tolong yakinkan saja raguku
Pergi saja, engkau pergi dariku
Biar kubunuh perasaan untukmu
Meski berat melangkah
Hatiku hanya tak siap terluka
Beri kisah kita sedikit waktu
Semesta mengirim dirimu untukku
Kita adalah rasa yang tepat
Di waktu yang salah
Hidup memang sebuah pilihan
Tapi hati bukan 'tuk dipilih
Bila hanya setengah dirimu hadir
Dan setengah lagi untuk dia
Pergi saja, engkau pergi dariku
Biar kubunuh perasaan untukmu
Meski berat melangkah
Hatiku hanya tak siap terluka
Beri kisah kita sedikit waktu
Semesta mengirim dirimu untukku
Kita adalah rasa yang tepat
Di waktu yang salah
Bukan ini yang kumau
Lalu untuk apa kau datang?
Rindu tak bisa diatur
Kita tak pernah mengerti
Kau dan aku menyakitkan
Pergi saja, engkau pergi dariku
Biar kubunuh perasaan untukmu
Meski berat melangkah
Hatiku hanya tak siap terluka
Beri kisah kita sedikit waktu
Semesta mengirim dirimu untukku
Kita adalah rasa yang tepat
Di waktu yang salah
Di waktu yang salah......
Violet lagi lagi menghayati lagu itu. Semua siswa yang ada di kantin bertepuk tangan dan terkesima mendengar suara indah Violet bahkan ada yang terbawa suasana.
Sahabat sahabatnya juga tersentuh dengan lagu itu. Tidak jauh dari kerumunan siswa siswa, Vinsen berdiri dan tersenyum.
Selama hubungannya tidak baik dengan Violet bukan berarti dia tidak perduli dengan Violet, ia memperhatikan Violet dari jauh. Ia selalu memantau Violet bahkan semenjak melihat kedekatan Violet dan Clara ia selalu menanyakan kabar Violet kepada Clara, tentunya tidak ada orang lain yang tahu kecuali Vinsen dan Clara.
Clara hanya menjawab pertanyaan yang di berikan oleh Vinsen saja makanya Vinsen tidak tahu jika Violet menangis.
Vinsen juga menanyakan penyebab Violet menangis tetapi Clara menjawab tidak tahu, karena memang Clara tidak tahu penyebabnya.
Bagi Vinsen, Violet adalah segala galanya. Violet adalah pacar pertama dan cinta pertamanya, selama ini ia selalu menghabiskan waktunya untuk Vina adiknya dan keluarganya, sehingga ia tidak tahu rasanya jatuh cinta.
Setelah bertemu Violet semua berbeda, ia mencintai gadis itu dan menyanyanginya walaupun ia sering menyakiti hati pacarnya itu tanpa ia sadari. Vinsen akan berusaha memperbaiki hubungannya yang jauh dari kata baik.
🐾🐾🐾
Violet berada di kamarnya dan tampak gelisah ia memutar mutar hpnya.
Sampai bel kamarnya berbunyi dan tanpa melihat di lcd siapa yang datang ia langsung memencet remote control.
Pintu kamar terbuka dan masuklah wanita muda cantik yaitu Kasih mamanya Violet.
"Sayang, kamu lagi apa?"
Violet langsung melihat mamanya.
"Mama, gak lagi apa apa,"
"Jangan bohong ke mama, mama lihat kamu gelisah dari tadi. Mikirin apa sih Vi?"
"Ma, Vio mau cerita,"
Mamanya tersenyum, Violet jarang ingin berbagi masalahnya ia lebih suka memendamnya sendiri. Tapi ketika ia katakan ingin bercerita itu berarti Violet tidak bisa menyelesaikan masalahnya lagi.
"Cerita apa sayang? Mama siap dengarin semuanya,"
"Ma, Vinsen sama Vio ada masalah, kita berantem. Kita udah lama gak komunikasi. Apa yang harus Vio lakuin ma?"
Violet memang jarang bercerita tentang masalahnya kepada siapapun termasuk mamanya sendiri. Walaupun ia mengatakan sedang dalam masalah, ia tetap tidak mau mengatakan hal sebenarnya.
Kasih berpikir sejenak, Kasih memang terkadang sibuk bekerja tetapi bukan berarti Kasih tidak perhatian kepada Violet, ia selalu menanyakan kabar Violet baik secara langsung ataupun menanyakan kepada semua pekerja di rumah. Belakangan ini dia sadar jika Violet memiliki masalah, ternyata perasaan anaknya sedang bermasalah.
Kasih memegang kedua tangan Violet.
"Sayang mama, Vio dalam suatu hubungan ada kalanya bertengkar ada kalanya kita baikan. Semua gak bisa berjalan dengan mulus seperti yang kita inginkan. Vio mau cerita ke mama apa yang sebenarnya terjadi?"
Violet diam.
Ia menatap Kasih, lalu ia menundukkan kepalanya. Kasih mengerti dengan melihat sikap Violet. Ia tahu jika Violet tidak mau menceritakan masalahnya kepada Kasih. Lalu Kasih hanya tersenyum karena mengerti akan sikap Violet.
"Kalau Vio gak mau cerita gak papa kok, mama ngerti. Mama gak tau siapa yang memulai pertengkaran ini, tapi jika Vio yang memulainya Vio harus kasih tau Vinsen apa alasan Vio melakukan itu. Begitupun dengan Vinsen, Vio harus tanya ke Vinsen apa alasan Vinsen melakukan hal tersebut,"
"Aku tau alasannya ma, aku tau," batin Violet.
Mama Violet berbicara dengan lembut dan penuh perhatian, walaupun Kasih bukan ibu kandung Violet, tetapi ia sangat menyayangi Violet seperti anak kandungnya sendiri.
Violet diam mendengarkan itu.
"Vi, kamu anak mama yang pintar, mama yakin kamu bisa nyelesaiin ini, kamu bisa menentukan mana yang terbaik untuk kamu dan Vinsen, karna kamu sudah cukup dewasa sayang,"
Violet tersenyum kepada mamanya.
"Makasih ya ma,"
Mamanya tersenyum lalu mengecup puncak kepala Violet.
"Ya udah kalau gitu mama ke bawah dulu, bentar lagi papa kamu pulang, kamu istirahat. Oke,"
"Oke,"
Setelah mamanya keluar dari kamar Violet mengambil hp nya dan membuka aplikasi chat. Banyak sekali chat dari Vinsen hari ini, chat yang berakhir ia hapus tanpa dibaca. Kali ini ia menghapus lagi dan mengirim chat baru kepada Vinsen.
Vinsen pacar❤
Vin
Besok jam 1 temui gue di taman biasa
Ada apa Vi?
Lo udah mau maafin gue?
Besok kita bahas
Ok
Good night
Night
Violet menghela napas berat.
"Semoga ini keputusan terbaik," batin Violet.
Terima kasih buat readers yang udah vote dan comment cerita ini.
Terima kasih buat yang udah nyemangatin😊
Terima kasih