Home - Jeon Jungkook (Sequel...

Od R_Seokjin

938K 58.5K 5.7K

Jika kalian berfikir semua berakhir bahagia, kalian salah.. Justru badai yang paling besar datang setelah Se... Více

Home 1
Home 2
Home 3
Home 4
Home 5
Home 6
Home 7
Home 8
Home 9
Home 10
Home 11
Home 12
Home 13
Home 14
Home 15
OPEN PO
Home 16
Home 17
Home 18
Home 19
Home 20
Home 21
Home 23
Home 24
Home 25
Jin Hyung!
Home Terbit Lagi 💕
PRE ORDER LAGI!!

Home 22

19.2K 1.9K 55
Od R_Seokjin

Note : Baca sampai bawah yaa..
Happy reading!

***

"Hyung yakin ruanganmu masih aman saat hyung kembali nanti?"

"Kenapa memangnya?"

"Kita tidak salah meninggalkan Namjoon hyung dan Jin hyung? Mereka tidak akan baku hantam kan?"

Yang tertua hanya terkekeh mendengar pertanyaan dari yang muda.

"Semoga saja masih aman. Aku akan langsung meminta pertanggungjawaban kalau mereka membuat ruanganku berantakan. Satu saja benda di ruanganku bergeser, akan aku habisi mereka satu persatu."

Kini giliran si muda yang tertawa terbahak.

"Hey! Kenapa tertawa?! Hyung serius Jungkook-ah."

Jungkook -Si pria muda- itu meringis takut, namun ia kembali tertawa setelahnya.

"Sepertinya, hyung terlalu lama mengenal Seokjin hyung, jadi becandaanmu garing seperti Seokjin hyung hahaha!!"

"Sepertinya kau benar Kook."
Jungkook kembali tertawa, dokter Ahn hanya bisa menggeleng. Ia kembali fokus dengan jalanan di depannya.

Jungkook dan dokter Ahn telah sampai di tempat yang mereka tuju. Ahh tidak, mungkin ini hanya tujuan sang dokter. Karena pada dasarnya, Jungkook sama sekali tidak tahu kemana dia akan di bawa pergi. Jungkook masih saja menikmati pemandangan jika saja ia tidak melihat bangunan yang membuatnya terpaku seketika.

"H..hyung.."

"Hmm? Kenapa Jungkook-ah?"

"Kenapa kita kesini?"

"Mengunjunginya. Kau tahu? Sejak pulang dari Australia aku sama sekali belum mengunjunginya."

"Kenapa mengajakku?"

"Memangnya kau tidak merindukannya?"

Jungkook terdiam. Jadi ini maksud sang dokter. Bunga lily kecil di tangannya yang tadi di beli dokter Ahn, harusnya Jungkook sadar kemana mereka akan pergi.

"Ayo!"

Jungkook tidak sadar jika sang dokter sudah membuka pintu mobilnya dengan kursi roda yang sudah disiapkan. Jungkook masih terdiam, membuat sang dokter menghela napas.

"Kau tidak ingin kedalam? Baiklah, aku saja. Kau tunggu disini, aku hanya sebentar." Dokter Ahn bersiap untuk kembali melipat kursi roda Jungkook jika saja  tangannya tidak di tahan oleh Jungkook.

"Aku ikut."

Sang dokter tersenyum, ia membantu Jungkook turun dari mobil dan duduk di kursi rodanya. Dokter Ahn membawa Jungkook masuk ke dalam bangunan yang sudah membuat jantung Jungkook berdetak dua kali lebih cepat.

"Halo Seokjin." Sapa dokter Ahn pertama kali saat mereka telah sampai. Sementara Jungkook diam menatap lemari yang berisi abu sang kakak yang paling disayanginya. Ya, dokter Ahn membawa Jungkook pergi ke rumah abu Seokjin.

"Kook."

Jungkook tersadar ia menatap dokter Ahn dan mendapat anggukan dari sang dokter.

"Hai hyung. Aku datang lagi. Semoga hyung tidak bosan padaku."

"Kau ini, justru dia akan merindukanmu kalau kau tidak kesini."

Jungkook tersenyum lalu menempelkan bunga lily kecil yang di bawanya.

"Jungkook-ah. Kau tahu sesuatu?"

"Tentang apa?"

"Tentang aku yang pergi ke Australia sesaat setelah aku tidak bisa membuat Seokjin bertahan."

"Karena hyung ingin mempelajari semua tentang penyakit Jin hyung dan berusaha menyembuhkan orang dengan penyakit yang sama dengan Jin hyung." Jawab Jungkook.

"Tidak, alasan sebenarnya bukan itu Jungkook-ah."

Jungkook menatap ke arah dokter Ahn yang masih menatap lemari abu Seokjin.

"Aku, aku terlalu malu hanya sekedar mengantar Seokjin ketempat peristirahatan terakhirnya."

"Kenapa?"

"Seokjin, dia ingin hidup. Tapi aku tidak bisa apa-apa. Aku tidak bisa membuat Seokjin bertahan lebih lama lagi. Bahkan aku tidak bisa menemukan cara agar Seokjin bisa sembuh saat itu. Aku tidak bisa membuat Seokjin terus berada bersama kalian, bersama  keluarganya. Aku merasa sudah merenggut hidup Seokjin."

"Hyung, tidak seharusnya berbicara seperti itu di depan Jin hyung. Kepergian Jin hyung memang membuat banyak orang terluka. Tapi, bukan berarti hyung menyalahkan diri hyung sendiri. Aku dulu juga sama seperti hyung, bahkan aku sampai harus di rehabilitasi. Dan aku menyesal sekarang. Saat hari dimana kecelakaan itu terjadi, aku seperti melihat sosok Jin hyung sebelum aku menutup mata. Dan aku melihat raut wajah Jin hyung yang kecewa."
Tak ada respon dari sang dokter. Jungkook melihat tangan sang dokter yang mengepal. Jungkook menggenggam tangan dokter Ahn.

"Terimakasih hyung."

Dokter Ahn mengalihkan pandangannya pada Jungkook.

"Terima kasih sudah berusaha membuat Jin hyung bertahan selama itu. Memberikan kami kesempatan untuk bisa mengukir kenangan dengan Jin hyung sedikit lebih lama. Sungguh hyung, Bangtan kehilangan arah saat hyung bilang tak ada harapan bagi Jin hyung untuk menjalani aktifitasnya sebagai idol. Tapi, dengan yakinnya hyung kembali membolehkan Jin hyung untuk tetap dengan kegiatannya. Kami sangat berterimakasih padamu yang dengan sigap selalu berada disamping Jin hyung. Jujur saja, kami tidak pernah khawatir jika ada hyung disamping Jin hyung."

Dokter Ahn berlutut di hadapan Jungkook.

"Hyung, bukankah tujuan kita kemari itu untuk mengunjungi Jin hyung? Kenapa hyung jadi malah menyalahkan dirimu? Seharusnya kita kesini dalam keadaan bahagia. Memberi kabar pada Jin hyung kalau ternyata dokternya yang hebat ini bisa menyembuhkan orang yang bernasib sama dengan Jin hyung."
Sang dokter tersenyum hangat.

"Terimakasih Jungkook-ah. Kau menyadarkanku. Kau benar, tak ada gunanya aku menyalahkan diriku sendiri. Seharusnya aku bisa lebih berusaha untuk menjadi penyembuh bagi orang yang sama dengan Seokjin dulu. Terimakasih Jungkook-ah."
Jungkook mengangguk. Ia pandang kembali lemari abu Seokjin.

"Hyung, banyak yang terluka saat kau pergi." Batin Jungkook.
.
.
.
Satu minggu kemudian setelah drama Jungkook yang menangisi Yoonjin. Semua member diminta untuk datang ke Agensi. Member sudah duduk di ruang meeting menunggu sang petinggi atasan datang.

"Kira-kira apa yang akan di bahas oleh PD-nim nanti?" Tanya Hoseok yang di jawab gelengan oleh para member.

"Entah, tapi sepertinya tidak akan jauh dari pembahasan anniversary kita nanti." Jawab Namjoon.
Semua mengangguk mengiyakan. Mereka tertawa renyah saat Jimin bersikap konyol di hadapan hyungnya. Sampai suara pintu terbuka. Terlihat Bang PD-nim datang dengan setumpuk berkas di tangannya.

"Maaf, aku sedikit terlambat."

"Tak apa PD-nim."

"Oke, aku mengumpulkan kalian disini untuk membahas anniversary kita bulan Juni nanti."

Semua member mengangguk.

"Kalian pasti sudah tahu setiap tahun akan ada satu lagu dari vocal line."

"Nee majayo."

"Tahun ini, Jungkook yang akan memberikan lagunya di anniversary nanti."

Semua member menatap kearah Jungkook.

"Minggu lalu, Jungkook memberikan hasil lagunya yang ia aransemen padaku."

"Tanpa memberitahu kami?" Tanya Jimin.

"Ehehe maaf hyung, aku hanya ingin memberi kejutan untuk kalian."

"Waaah kami benar-benar terkejut Kook."

Jungkook tersenyum.

"Baiklah, Yoongi, Namjoon, bantu Jungkook untuk rekaman. Aku percayakan pada kalian."

"Nee PD-nim."

"Dan untuk tema tahun ini, agak sedikit berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya. Kalian akan kami interview satu persatu. Jadi, 3 hari lagi kalian kumpul lagi di sini. Ahh tidak, di Bangtan Room."

"Tema apa yang kita ambil tahun ini?" Tanya Namjoon.

"Kalian akan tahu 3 hari lagi."
Semua member saling menatap satu sama lain. Mereka selalu berhasil dibuat penasaran oleh sang atasan.

Namun sebagaimanapun mereka memaksa, Bang PD tidak akan memberitahukannya. Akhirnya mereka keluar dari ruangan meeting dengan rasa penasaran.

"Sungguh aku penasaran dengan rencana atasan kita itu." Ucap Taehyung saat sampai di ruang latihan.

"Sudahlah, tunggu saja 3 hari lagi. Jungkook, kau membawa lirikmu?"

"Eoh? Nee hyung. Aku membawanya."
Jungkook mengeluarkan lirik yang ia bawa di dalam hand bag-nya, lalu memberikannya pada Yoongi.
Yoongi membaca dari setiap lirik Jungkook.

"Kapan kau membuat lagu ini Koo?"

"Beberapa hari setelah aku memutuskan untuk keluar dari Bangtan. Aku membuat itu karena aku pikir, aku harus memberikan sesuatu pada Army untuk salam perpisahan."

"Tapi, aku diberi kesempatan untuk menyanyikannya sekarang. Saat aku masih berada di antara kalian."

"Koo, jangan pernah berpikir lagi untuk berhenti dari Bangtan ya?"
Jungkook mengangguki permintaan Namjoon.

"Maafkan aku."

"Sudahlah hmm? Kenapa setiap kali kita bicara selalu terselip kata maaf? Bukankah kau sendiri yang tidak ingin membahas ini lagi?"

Jungkook mengangguk ragu.

"Jadi jangan membahas itu lagi ya? Yang terpenting sekarang kita sudah bersama-sama. Kita hanya harus fokus bagaimana caranya membahagiakan Army. Okay?"

"Benar kata Jimin. Lupakan masalah itu Koo. Kau membuat kami selalu merasa bersalah setiap kau membahas itu."

Jungkook tersenyum.

"Uhm! Aku janji tidak akan membahasnya lagi."
Taehyung mencubit kedua pipi Jungkook gemas.

"Sakit hyung!"
Taehyung hanya terkekeh saat sang adik mengaduh kesakitan.

"Koo, kita bahas lagumu hari ini. Bagaimana?" Ucap Yoongi setelah selesai membaca lirik Jungkook.

"Ya hyung."

"Kita ke ruang rekaman sekarang. Dan kalian! Latihan saja disini. Latihan dengan benar! Apalagi lagu saat pertama kita debut. Aku punya firasat kita akan kembali ke masa-masa kita debut saat anniversary nanti."

Hoseok, Jimin, dan Taehyung mengangguk. Sementara Jungkook, Yoongi, dan Namjoon pergi ke ruang rekaman.

"Hyung, aku lupa gerakan dance lagu yang dulu." Keluh Jimin.

"Kita coba dulu Jim."

Hoseok memutar lagu-lagu dari saat pertama mereka debut. Taehyung melakukan gerakan dance sesuai lagu yang terputar membuat Jimin berdecak kagum.

"Daebak! Kau masih menghafalnya Tae?"

"Tentu saja! Mau ku ajarkan?"
Jimin mengangguk antusias. Ia mengikuti arahan Taehyung. Dan akhirnya mereka menari bersama. Di pinggir ruangan, Hoseok tersenyum bahagia melihat Jimin dan Taehyung yang tertawa bersama. Melihat Taehyung yang mengajarkan Jimin, Hoseok jadi mengingat bagaimana dirinya yang mengajarkan Seokjin dulu.

Flashback

Hoseok berdecak saat melihat Seokjin dan Jimin yang sedang berlatih. Tidak sinkron sekali. Itu pikir Hoseok.

"Ya.. Ya.. Ya.. Coba ulang." Hoseok menghampiri Jimin dan Seokjin setelah riasannya selesai.

"Ayo hyung, aku sih sudah hafal. Tinggal hyung."

Jimin tertawa melihat Seokjin yang salah tingkah di hadapan Hoseok.

"Ayo hyung aku mau lihat." Ucap Hoseok.

"Yaa jangan seperti itu! Kau membuatku takut!"

"Tidak tidak, aku tidak bisa membiarkanmu jika itu tentang koreo. Coba sekali lagi hyung."
Seokjin menghela napas. Lalu ia mencoba melakukan gerakan dari lagu "Fire". Hoseok terus melihat Seokjin secara intens membuat Seokjin tak berkutik. Tapi, Jimin justru malah tertawa puas.

" Bukan itu hyung. Seperti ini.. Tap.. Tap.. Tap... Eoh! Seperti itu." Hoseok melakukan gerakan Seokjin yang salah.

"Aku lupa Hoseok-ah."

"Hyung, Fire kan belum terlalu lama. Kenapa hyung lupa? Lalu bagaimana dengan gerakan No More Dream kalau lagu fire saja hyung sudah lupa."
Seokjin terdiam. Hoseok meninggalkan Seokjin dan Jimin yang terdiam. Ini yang ditakutkan oleh Seokjin. Marahnya seorang Jung Hoseok.

Hoseok mendesah pelan. Mengingat itu, membuat Hoseok merasa bersalah pada Seokjin. Saat itu, saat dimana mereka belum tahu tentang penyakit sang kakak.

"Maafkan aku hyung, dulu aku tidak tahu kalau hyung sakit. Seandainya aku tahu. Aku tidak akan marah padamu, dan mengajarimu pelan-pelan."



To Be Continued


Halooo..
Maafkan agak telat yaa..
Urusanku baru selesai hhu..

Gimana sama chapter ini?

Semoga memuaskan ya..
Meskipun pasti ada yg kurang..
Maafkan 😞

Oh iya, aku mau minta vote nih sama kalian..

Buka snapgram di Instagramku yaa.. @suci_fi

Zinnia udah mau proses pengiriman minggu depan, kira-kira aku adain unboxing,dan review bukunya jangan?

Penasaran ga kalian sama fisik Zinnia?

Mungkin sebagian udah ada yg liat dari story WA dan snapgramku..

Tapi pasti kalian belum liat sampai kedalam kaaan..

Jadi tolong votenya yaaa..

Kalo banyak, aku bakalan adain live minggu depan.. Hari minggu..

Sengaja, biar kalian semua bisa liat..
Weekend kaaan wkwkwk..

Okay pokonya di tunggu votenya..

Sampai ketemu minggu depan!!

Psst!
Aku kasih spoiler, buat chapter minggu depan kalian bakalan ketemu Seokjin..
Kangen ga kalian sama Seokjin???

Jadii.. See you next chapter!!

Babay!!

-RJin-

Pokračovat ve čtení

Mohlo by se ti líbit

79.4K 7.8K 23
Brothership Not BL! Mark Lee, Laki-laki korporat berumur 26 tahun belum menikah trus di tuntut sempurna oleh orang tuanya. Tapi ia tidak pernah diper...
33.5K 2.2K 13
COMPLETED√ Akankah mereka bisa keluar dari rumah itu dan kembali ke Seoul dengan selamat.? Semoga... Baca setiap part dan jangan lupa vote and komen...
1.1K 277 11
N : TOXIC AREA!!🚩 GAK SUKA KEKERASAN HARAP MENJAUH PLEASE☠️ ーーーー Terlahir sebagai indigo, Jantaka merasa terbebani oleh kemampuannya melihat dan ber...
88K 6.3K 60
Sebuah kisah perjalanan hidup seorang vampire yang berjuang mencari jawaban atas rumitnya sebuah permasalahan. "...... Aku pergi! " Melibatkan kelu...