Princess Luna

By Who_Winter

1.8K 137 5

Seorang putri kerajaan yang sangat suka berpetualang, ia lebih memilih berpetualang daripada mengikuti kelas... More

Bab pertama
Bab kedua
Bab ketiga
Bab ke empat
Bab kelima
Bab ke enam
Bab ketujuh
Bab Ke delapan
Bab ke sepuluh
Bab penutup

Bab ke sembilan

105 7 0
By Who_Winter

Luna menaiki punggung Viserion sedangkan Rad menaiki punggung Olfie, mereka sudah menentukan strategi.

Tugas Rad dan Olfie adalah menyerang pasukan sebelah kiri sedangkan Luna dan Viserion menyerang pasukan sebelah kanan.

Kecepatan terbang Viserion tidak bisa di ragukan, kecepatannya hampir menyerupai kilat.

Viserion membakar hampir semua pasukan penyihir gelap menggunakan api plasma miliknya.

"Ada naga dan serigala bersyap yang menyerang, cepat siapkan senjata!" Teriak salah satu pemimpin prajurit.

"Tunggu! Itu Luna dan Rad, jangan menyerang mereka" Perintah Felix cepat.

Felix tak menyangka bahwa Luna akan turun tangan dalam perang ini, begitu juga dengan Eliana.

Luna memerintahkan Viserion untuk terbang lebih rendah karena Luna ingin bertarung di atas tanah.

Viserion menuruti perintah Luna, saat Viserion terbang lebih rendah Luna melompat turun dari punggung Viserion.

Sedangkan Viserion, ia tak ikut mendarat di tanah. Ia terus melanjutkan penyerangan dengan terbang di langit.

"Luna!" ucap Felix sambil berlari ke arah Luna.

Luna melihat ke arah Felix lalu mengarahkan pedang ke arah belakang Felix, Felix kira Luna akan menyerangnya.

Tapi ternyata Luna ingin menyerang orang yang ingin menyerang Felix dari belakang.

"Kita tidak boleh lengah" tegas Luna

Felix mengangguk lalu melanjutkan peperangan dengan fokus.

Luna menembakan anak panah ke langit untuk membuat hujan anak panah. Tentu saja ia menggunakan sihirnya.

Sedangkan Eliana, ia tidak bisa fokus karena ada Luna. Ia merasa tersaingi dengan adanya Luna.

Ia benar benar tidak fokus sampai salah satu prajurit penyihir gelap itu menyandra dia.

"Berhenti bergerak atau dia akan mati!" Teriak prajurit itu.

Luna yang melihat itu berdecak kesal, Eliana benar benar sangat merepotkan.

"Apa yang kau mau?" tanya Luna dengan nada dingin.

"Aku mau kau memberikanku naga itu"

Luna hanya tersenyum miring lalu mengirim telepati pada Viserion. Viserion yang mendapat sinyal telepati dari Luna, segera mendatangi Luna.

Luna menggunakan sihirnya untuk merantai Viserion.

"Aku akan memberikannya tapi dengan dua syarat" ucap Luna

"Sebutkan syarat itu" balas prajurit itu

"Yang pertama, kau harus melepaskan perempuan itu. Dan yang kedua, ku harus memberi tauku dimana tempat tuan mu berada" jelas Luna

"Baiklah akan aku turuti"

Luna yang mendengar itu menyerahkan rantai yang mengait leher Viserion pada prajurit itu.

Prajurit itu langsung melepaskan Eliana dan menggenggam rantai itu kuat.

"Sekarang beri tau dimana tuan mu berada"

"Kau ini bodoh ya? Aku tak akan pernah memberi tau dimana keberadaan tuan ku" ucap prajurit itu sambil tertawa 

Luna menatap prajurit itu dingin.

"Bakar dia" ucap Luna dengan nada dingin.

Viserion yang mendengar perintah Luna langsung menyemburkan api plasma miliknya ke prajurit itu.

Dan tentu saja prajurit itu langsung mati di tempat.

Luna juga melepaskan rantai yang mengait leher Viserion menggunakan sihirnya dan menyuruhnya untuk kembali ke tugasnya.

Felix dan Eliana yang melihat kejadian itu hanya bisa membulatkan matanya, hanya Luna yang bisa melakukan hal itu.

"Fokus, jangan membuat membuat kita kehilangan banyak prajurit" ucap Luna pada Eliana sambil melemparkan tatapan dingin miliknya.

Mata milik Luna yang tadinya berwarna biru terang berubah sebentar menjadi warna kuning terang.

Hanya terjadi sekitar 3 detik, bahkan Felix tidak tau kenapa tadi warna mata milik Luna dapat berubah menjadi warna kuning terang.

Setelah mengucapkan hal itu Luna meninggalkan Felix dan Eliana untuk melanjutkan peperangan.

Peperangan terjadi sampai matahari tenggelam di sebelah barat. Prajurit Aelius hari ini tak berkurang banyak berkat bantuan Luna dan Rad.

Saat ini mereka semua sedang berkumpul untuk menyusun strategi untuk besok.

"Lebih baik kita menggunakan strategi seperti ini" ucap Eliana.

"Aku menolak" tegas Luna

"Kenapa kau menolak? Ini adalah strategi yang pas" ucap Eliana tak terima

"Menyerang secara terang terangan tidak akan ada untungnya"

"Lalu kau ingin strategi seperti apa huh?"

"Besok langit akan terlihat lebih gelap daripada hari ini, dan besok pemimpin mereka akan ikut berperang" ucap Luna menjelaskan

"Lagi lagi kau membual" Remeh Eliana.

"Terserah kalian ingin menggunakan strategi seperti apa, pokoknya aku tak akan ikut serta dalam strategi kalian" ucap Luna lalu melenggang keluar ruangan.

Eliana semakin kesal dengan sikap sombong Luna, baru bisa mengalahkan prajurit segitu saja bangga. Pikir Eliana.

Felix memijat keningnya, dan memutuskan untuk membubarkan rapat hari ini.

Sedangkan Luna, ia menembakkan anak panah ke arah yang sama. Yaitu ke arah pohon yang di depannya.

Ia jika ia merasa tidak tenang ia akan menyibukkan dirinya agar lebih rilex.

"Apa yang sedang kau pikirkan tuan putri?" ucap Rad dari belakang

"Banyak hal yang sedang aku pikirkan Rad, aku tidak bisa tenang" ucap Luna lalu menurunkan busurnya.

"Bagaimana jika kau pergi terbang bersama Viserion? Mungkin kau akan bisa lebih tenang" ucap Rad menyarankan.

"Tenang saja, Olfie tidak akan cemburu pada Viserion" tambah Rad sambil terkekeh

Luna tersenyum mendengar hal itu, lalu ia mengikuti saran dari Rad. Ia malam itu terbang bersama Viserion untuk menenangkan pikirannya.

"Argghhh!" teriak Luna lalu merebahkan badannya di punggung Viserion

Viserion khawatir saat Luna berteriak seperti itu.

"Tenang saja aku tidak apa apa, aku hanya perlu menenangkan diri" ucap Luna sambil melihat bintang di langit.

Viserion terbang dengan lambat malam itu, tujuannya agar Luna bisa merasa lebih Rilex.

Saat Luna sedang terlarut dalam pikirannya, Viserion memberikan sinyal kalau mereka tak sengaja memasuki daerah musuh.

Luna mengubah posisinya menjadi duduk, ia melihat orang orang sedang berkumpul mengelilingi api unggun.

Sepertinya mereka sedang mengadakan rapat, Luna mengisyaratkan Viserion untuk mendarat di tebing dengan perlahan.

Dan benar seperti dugaan Luna, mereka sedang menyusun strategi. Luna dan Viserion diam diam menguping pembicaraan mereka.

Luna melihat ke arah pemimpin pasukan itu, dan sepertinya ia mengenal siapa pemimpin pasukan itu.

Pemimpin pasukan itu mirip seperti penyihir gelap yang Luna serang waktu merebutkan kerajaan Bougainvillea.

Viserion pun juga merasakan seperti itu, Luna dan Viserion pergi setelah mendengar semua strategi musuh.

Mereka kembali ke tempat mereka dan menginfokan pada seluruh pasukan yang tersisa.

Dan mereka malam itu menyusun ulang strategi, mereka memilih untuk menunggu pasukan musuh melawan terlebih dahulu.

Dan mereka baru akan menyerang secara diam diam, walau nanti pada akhirnya akan ketauan juga.

Malam ini semua prajurit tidak bisa tertidur karena khawatir akan kalah di peperangan besok.

Luna yakin kalau besok adalah hari dimana perang ini akan berakhir. Jadi ia harus menenangkan prajuritnya.

"Jangan khawatir, semuanya akan baik baik saja. Kita berjuang sampai titik darah penghabisan ya?" ucap Luna menenangkan semua orang yang sedang panik.

"Kami merasa lebih tenang setelah tuan putri bilang seperti itu, tapi kami tetap tidak bisa tidur tuan putri" ucap salah satu prajurit.

Luna tersenyum lalu menyanyikan satu senandung agar mereka bisa tertidur dan menyiapkan energi untuk esok hari.

"Mimpi indah semuanya" ucap Luna setelah selesai menyanyikan sebuah senandung.

Setelah semuanya tertidur Luna melenggang pergi dari ruangan itu, dan ternyata Felix sudah menunggunya di luar.

"Hey . ." sapa Felix

"Hey . ." balas Luna

"Terimakasih karena sudah mau turun tangan atas perang ini Luna"

"Itu sudah menjadi kewajiban ku"

"Seandainya Eliana tidak ikut berperang pasti tidak akan seperti ini"

"Biarlah dia melakukan apa yang dia inginkan, dia melakukan ini semua karena iri padaku" ucap Luna sambil tersenyum tipis.

Warna mata Luna lagi lagi berubah menjadi warna kuning terang, Felix yang melihat hal itu lagi lagi terkejut.

"Warna matamu, bagaimana itu bisa berubah?" tanya Felix

"Aku tidak tau kapan itu akan berubah tapi warna kuning terang itu warna mata ibu kan?" ucap Luna sambil tersenyum tipis pada Felix

Felix terdiam sebentar, saat ia menatap Luna ia seakan melihat mediang istrinya dulu.

"Iya, kau sangat mirip dengan ibumu" ucap Felix

"Sudah jangan di bahas jika itu hanya membuat hati ayah sakit. Lebih baik ayah tidur dan mempersiapkan tenaga untuk besok"

Felix mengangguk sambil tersenyum lalu, berjalan menuju kamarnya.

Luna terkejut saat melihat Felix tersenyum, Felix sangat jarang tersenyum padanya. Luna menatap bulan lalu tersenyum.

"Ibu, ayah baru saja tersenyum padaku" ucap Luna sambil tersenyum.

Tbc

Vote sama komentar nya jangan lupa ya, sampai bertemu di chapter berikutnya !

Have a nice day

Continue Reading

You'll Also Like

4.6M 350K 91
Betrayed by the people she once loved, cared for, and protected, Queen Gatria is determined to make everyone suffer and feel her wrath. With the inte...
79K 6.8K 45
What if Arnav gets a chance to rectify all his mistakes? What if he gets a chance to avoid such situations? What if he gets to know Khushi is his wou...
1.1M 38.9K 58
Princess Nymeria is well aware that her kingdom is in decline. It has been for hundreds of years after all. Unlike her ancestors, she's willing to re...
549K 17.8K 160
Genre: Space, Doting, Farming, Time travel, Healing Synopsis: Xu Linyue from the 21st century crossing over with the heavenly space soul penetration...