Princess Luna

Who_Winter

1.8K 137 5

Seorang putri kerajaan yang sangat suka berpetualang, ia lebih memilih berpetualang daripada mengikuti kelas... Еще

Bab pertama
Bab kedua
Bab ketiga
Bab ke empat
Bab kelima
Bab ke enam
Bab Ke delapan
Bab ke sembilan
Bab ke sepuluh
Bab penutup

Bab ketujuh

133 13 0
Who_Winter

Luna saat ini sedang terbang bersama Olfie, ia ingin melepas stress dan menjernihkan pikirannya.

Ia sudah hampir 15 menit lebih terbang bersama Olfie, dan sepertinya sekarang saat nya kembali ke istana pikir Luna.

"Waktunya kembali Olfie" ucap Luna sambil mengelus Olfie lembut.

Olfie yang mengerti perkataan Luna langsung terbang menuju ke arah istana. Luna harus kembali ke ruang kerjanya.

Ada banyak dokumen yang menunggunya disana, saat ia sedang berjalan di lorong istana ia melihat banyak prajurit berlari ke arah penjara bawah tanah.

"Ada apa sampai kalian berlari lari?" tanya Luna

"Maaf tuan putri, sepertinya naga penjaga kerajaan telah terbangun dari tidurnya" jawab salah satu prajurit.

"Bawa aku bersama kalian"

"Tapi tuan putri, itu akan sangat berbahaya"

"Tenang saja, tidak akan terjadi apa apa padaku" ucap Luna sambil tersenyum.

Prajurit awalnya ragu harus membawa Luna atau tidak, tapi pada akhirnya mereka membawa Luna bersama mereka.

Naga penjaga kerajaan benar benar sudah bangun dari tidurnya, seharusnya naga itu ramah pada orang orang yang ada di Bougainvillea.

Tapi karena pengaruh sihir gelap naga itu tidak bisa mengendalikan emosinya, itu yang membuat orang orang Bougainvillea lebih baik membuatnya tertidur daripada harus melihatnya menghancurkan Bougainvillea.

Naga itu menatap Luna dengan sangat tajam, mata naga itu berwarna hijau terang. Kristal yang ada di kening naga itu awalnya berwarna biru muda tapi sekarang berwarna hitam pekat.

Sihir gelap benar benar sudah menyelimutinya, Luna sedang berpikir cara untuk menyentuh kristal yang ada di kening naga itu. Ia harus menghilangkan sihir gelap itu.

Luna memejamkan matanya lalu menyanyikan satu senandung, senandung yang membuat semua mahkluk hidup menjadi sangat damai.

Bahkan semua prajurit disana hampir tertidur karena senandung milik Luna, begitupun dengan naga itu.

Saat naga itu lengah Luna langsung menyentuh kristal itu dan menghilangkan sihir gelap itu, sihir gelap itu meluap dari tubuh naga itu.

Dan sihir milik naga itu mulai menempati tempatnya seperti semula, naga itu berhenti memberontak.

Naga itu kembali menatap Luna, berbeda dari sebelumnya tatapan kali ini terasa lebih hangat.

Luna mengulurkan tangannya, berniat untuk mengelus kepala naga itu. Dan naga itu menerima dengan sangat ramah.

"Lepaskan rantainya" perintah Luna pada prajurit yang ada disana.

"Tapi tuan putri-"

"Ia sudah kembali seperti semula, tidak perlu khawatir"

Prajurit itu mengangguk lalu melepaskan rantai yang menahan naga itu, ukuran naga itu tidak terlalu besar.

Naga itu memiliki 4 kaki dan berwarna hitam gelap, kekuatan yang dimiliki naga itu adalah api plasma.

Setelah rantai yang mengikat naga itu di lepas, Luna menggiring naga itu keluar dari penjara bawah tanah.

Saat sudah di luar, naga itu menatap langit sebentar. Merasa asing berada di luar.

"Sudah lama tidak keluar bukan? Terbanglah. Sekarang kau bebas" ucap Luna sambil tersenyum

Naga itu menatap Luna, lalu seperti mengisyaratkan Luna untuk naik ke punggungnya.

Luna menurutinya, setelah naga itu merasa Luna sudah menaikinya ia membentangkan sayapnya.

Lalu ia terbang dengan sangat cepat, Luna awalnya sedikit terkejut karena kecepatan terbang naga itu jauh berbeda dengan kecepatan terbang milik Olfie.

Luna merasa sangat senang saat terbang bersama naga itu, ia merasa dirinya hebat. Ia bisa menaiki naga dan serigala bersayap.

Orang orang melihat naga penjaga telah di lepaskan awalnya panik.

"Lihat ! Tuan putri menaiki naga itu !" ucap salah satu orang.

Setelah mengetahui hal itu mereka merasa sangat tenang, Bahkan Fiona tersenyum melihat Luna. Fiona adalah pemimpin lama kerajaan Bougainvillea.

Selama ini Fiona tak berbuat banyak untuk kerajaan ini, tapi setelah Luna menjadi pemimpin kerajaan mulai dari sekitar dua tahun yang lalu. Banyak hal yang Luna ubah.

"Dewa selalu memberkatimu Luna" gumam Fiona.

Naga itu sepertinya sudah puas terbang memutari Bougainvillea, ia kembali mendarat di istana.

Luna turun dari punggung naga itu sambil tersenyum senang, naga yang melihat itu juga ikut senang.

"Kau harus kembali ke tanggung jawabmu bukan?" ucap Luna pada naga itu.

Naga itu mengerti perkataan Luna, ia menggunakan sihirnya untuk membuat pelindung tak terlihat.

Luna juga menggunakan sihir itu sebelum naga itu terbangun dari tidur panjangnya, tapi sihir miliknya memang tak sekuat milik naga itu. Tapi itu cukup untuk melindungi Bougainvillea.

"Apa aku harus memberimu nama agar lebih enak memanggilmu?" ucap Luna.

"Bagaimana jika Viserion? Keren kan?" ucap Luna sambil tersenyum senang.

Naga itu hanya membalas perkataan Luna dengan suara miliknya, sepertinya naga itu menyetujui nama yang Luna berikan.

"Kalau begitu aku harus kembali ke ruang kerjaku, sampai jumpa Viserion" ucap Luna lagi sebelum menggunakan sihir nya untuk teleport ke ruang kerja nya.

Viserion membentangkan sayapnya lalu terbang ke tempat dimana biasanya ia melakukan tanggung jawabnya.

Saat Luna sampai di ruang kerjanya ia langsung di sambut oleh wajah di tekuk milik Olfie. Sepertinya ia ngambek karena tadi Luna terbang dengan Viserion.

Tawa Luna pecah saat itu juga.

"Jadi kau cemburu pada Viserion hum?"

Olfie membelakangi Luna sambil menirukan mulut Luna yang mengejeknya.

"Maaf maaf" ucap Luna dengan sisa tawanya.

Rad yang ada disana hanya terkekeh melihat tingkah laku Luna dan Olfie.

Luna tak akan pernah tertawa lepas seperti ini saat di Aelius, sepertinya ia hanya bisa tertawa lepas saat di Bougainvillea.

• • •

Sudah hampir 2 tahun Luna meninggalkan Aelius, kerajaan semakin tak tertata karena Felix terlalu larut dalam pemikirannya.

Di dalam pikirannya ia harus bisa bertemu dengan Luna bagaimana pun caranya, tapi sampai saat ini ia belum juga menemukan sosok Luna.

Eliana hanya bisa diam dan menatap ayahnya yang frustasi, ia tak berniat melakukan apapun. Bahkan memberi semangat saja tidak.

Eliana saat ini sedang duduk termenung di taman istana, menatap betapa sepinya taman ini tanpa Luna. Biasanya Luna akan berada di sini ketika ia bosan.

Dan Eliana hanya akan menatap Luna dari balkon kamarnya, lama lama ia merasakan sesuatu yang berbeda tanpa Luna.

Eliana menghela napas lalu bangun dari tempat duduk nya untuk berkeliling di taman istana.

Sebelum Luna pergi ia tak pernah memutari taman istana karena ia lebih suka berada di dalam istana.

Ia melihat bunga mawar yang berjatuhan sepanjang jalan, lalu berjalan mengikuti mawar yang berjatuhan itu.

Sedangkan Felix, ia masih mencoba melupakan Luna. Tapi itu bukan hal yang mudah baginya. Ia lagi lagi meminum banyak alkohol malamnya.

Ia minum alkohol sampai ia ketiduran di sofa kamar tidurnya, dan saat ia tertidur Luna lagi lagi mengunjungi Aelius dengan menggunakan sihirnya.

Luna menghela napas panjang saat melihat keadaan ayahnya.

"Terlihat seperti orang bodoh" ucap Luna sambil menatap Felix dengan mata sayu.

Felix yang mendengar suara Luna langsung membuka matanya. Felix menatap mata sayu milik Luna.

Mata biru milik Luna terlihat lebih bersinar karena terkena sinar Bulan malam itu.

"Apakah ini mimpi lagi?" ucap Felix

Luna menggeleng sebagai jawaban.

Felix membulatkan matanya, lalu menggenggam tangan Luna erat.

"Jangan pergi lagi, ku mohon" ucap Felix lalu meneteskan air mata.

Luna baru pertama kali melihat Felix menangis, tapi Luna hanya menatap Felix.

"Apakah kau ingin membunuhku sekarang?" ucap Luna

"Tidak! Aku tidak akan membunuhmu, aku berjanji" jawab Felix cepat.

Felix tak mau kehilangan Luna untuk yang ke sekian kalinya.

Luna tersenyum tipis mendengar jawaban Felix, setelah itu memeluk Felix dan berusaha menenangkannya.

"Aku tak bisa lama lama ada disini, jadi berhentilah menangis" ucap Luna sambil mengusap lembut punggung Felix.

"Kenapa? Kembalilah ke Aelius, Luna"

"Aku tidak bisa, aku sudah punya tanggung jawab"

"Tanggung jawab apa yang kau maksud?"

"Aku menjadi pemimpin salah satu kerajaan"

"Kerajaan apa?"

"Kau tidak perlu tau, kau harus menata kembali Aelius secepatnya. Atau hal buruk akan benar benar terjadi"

"Kau juga bilang hal itu pada Eliana waktu itu, kau tau dari mana akan terjadi hal buruk?"

"Itu Rahasia, jaga diri mu ayah. Aku pergi, sampai jumpa" ucap Luna sambil tersenyum.

Setelah mengucapkan itu Luna menggunakan sihirnya untuk teleport kembali ke Bougainvillea.

Felix kembali meneteskan air mata, padahal Luna sudah ada di depan matanya. Tapi ia masih tak bisa membawa Luna kembali ke Aelius.

Eliana melihat semuanya malam itu, ia melihatnya dari depan pintu kamar ayahnya. Ia juga baru kali ini melihat ayahnya menangis.

Ia mengepalkan tangannya, ia sedikit kesal dengan Luna. Kenapa Luna bisa menenangkan ayahnya sedangkan dia tidak?

Kenapa sekarang Luna terlihat lebih hebat dari dirinya? Padahal dulu ia yang selalu di bangga banggakan oleh ayahnya.

Tanpa disadari Eliana menumbuhkan bibit benci pada Luna.

Tbc

Jangan lupa tekan tombol vote nya ya, sampai jumpa di chapter berikutnya !

Have a nice day

Продолжить чтение

Вам также понравится

79.1K 6.8K 45
What if Arnav gets a chance to rectify all his mistakes? What if he gets a chance to avoid such situations? What if he gets to know Khushi is his wou...
54.1K 4.1K 52
In their previous life, taehyung had been overweight. His face was covered in acne. Yet jungkook still forcefully ate him up. Exactly how much did h...
37.9K 1.1K 59
"mom, dad, Im married!" lahat ng relatives namin ay nagulat sa announcment ko. Sino ba naman kasi ang mag aakala na ang unica ija ng pamilyang Letpr...
1.4M 97.3K 24
#Book-2 in Lost Royalty series ( CAN BE READ STANDALONE ) Ekaksh Singh Ranawat The callous heartless , sole heir of Ranawat empire, which is spread...