Benalu [END]✔️

By Megakelabu

377K 32.9K 1.5K

"Bahkan ibunya sendiri membuang anak itu." Semesta pun menghiraukannya, seperti bayangan yang tak pernah di a... More

Prolog
Part 1 || Takut atau berdebar
Part 2 || Arti sebuah senyuman
Part 3 || Berusaha
Part 4 || kekosongan
Part 5 || Kembali
Part 6 || ketertarikan
Part 7 || Biang onar
Part 8 || sahabat
Part 9 || Terbongkar
Part 10 || Suasana
Part 11 || Genggaman nya
Part 12 || Malam yang manis
Part 13 || Bando rusa
Part 14 || Tawuran
Part 15 || Dia lagi?
Part 16 || Bentuk cinta
Part 17 || Hiking
Part 18 || Hilang arah
Part 19 || Khawatir
Part 20 || Yaksa Rahardjo
Part 21 || Selalu akan tetap sama
Part 22 || Memulai
Part 23 || Ingatan kelam
Cast bagian 1
Cast bagian 2
Part 24 || Tragedi
Part 25 || Jangan terlalu berharap
Part 26 || kenyataan
Part 27 || Patah hati
Part 28 || Pilihan
Part 29 || kemarahan
Part 30 || Sebuah fakta
Cast bagian 3
Part 31 || memories
Part 32 || memories 2
Part 33 || New mother
Part 34 || Perayaan
Part 35 || kejujuran
Part 36 || Cowok aneh
Part 37 || kegaduhan
Part 38 || about Lilo
Part 39 || namanya Tessa
Part 40 || wanita itu dan perasaan yang membingungkan
Part 41 || Balas dendam
Part 42 || kabar menyakitkan
Part 43 || kehampaan abadi
Part 44 || Melepaskan
Part 45 || Tenggelam dalam luka pilu yang menyayat
Part 46 || First kiss
Part 47 || Sosok yang tak terduga
Part 48 || Siapa sangka
Part 49 || Hanya kebetulan atau takdir yang sudah di tentukan?
Part 50 || permainan semesta
Part 51 || Pemilihan waktu
Part 52 || Aksi dan reaksi
Part 53 || Selamat datang kegelapan
Part 54 || Penjelasan dan kejelasan
Part 56 || Hati dan logila yang terus berseteru
Part 57 || Perjalanan
Part 58 || Yang sebenarnya
Part 59 || Benalu
Part 60 || Menunggu waktu
Part 61 || Pergi
Part 62 || Makna lambang rusa
Part 63 || Kebahagiaan sesaat
Part 64 || Yaksa dan pilu yang menjerat
Part 65 || Lagi dan lagi
Part 66 || keputusan Teresa
Part 67 || pusaran baru dan gadis benalu
Part 68 || Surat untuk semesta
Epilog
Extra part

Part 55 || Keraguan yang mulai tumbuh

2.8K 292 22
By Megakelabu

Setiap kali orang bertanya padaku, apakah aku baik-baik saja? Hal itu semakin mengingatkan bahwa aku tidak baik-baik saja.

Part 55 || keraguan yang mulai tumbuh.

Jangan lupa tekan tombol bintang sebelum membaca cerita ini ya^^ terima kasih sudah mau menghargai^_______^

Playlist kali ini khusu dari Yaksa untuk Teresa.

Reach to you : Maktub.

~°•°~

Jadi seperti ini rasanya mencintai gebetan teman sendiri? rasanya sungguh membingungkan dan sangat tidak nyaman, di lain sisi ia harus merelakan perasaan itu memudar. Menjadikan nya rasa kasih sayang yang sudah seharusnya di berikan pada seorang adik nya sendiri.

Adipati melihat kedua tangannya di dada, menyenderkan tubuhnya pada pilar penyangga sembari menatap Yaksa yang sedari tadi gelisah. Bahkan saat Danila mengajak nya bercanda pun cowok itu dengan emosi memukul lengan Danila keras, menyuruh nya untuk diam. Ia menghela nafasnya pelan, berusaha agar benar-benar bisa tidak mencintai Teresa lagi. Adipati tau bahwa Yaksa jauh lebih baik dari pada dirinya untuk seorang gadis seperti Teresa. Dan ia mengiyakan itu, mendukung sepenuhnya hubungan mereka walau harus mengorbankan perasaan nya sendiri.

Ketiganya sekarang sedang berada di depan kelas Teresa. Yaksa memaksa keduanya untuk ikut menunggu. Cowok itu sangat khawatir dengan keberadaan Teresa yang masi belum mengabarinya dari semalam.

"Coba deh Sa, lo telfon lagi Teresa nya," Usul Danila.

Cowok itu berdecak kesal. "Gue kan udah bilang, ngga diangkat! Dan chat gue pun ngga di baca sama sekali sama dia," Ucap Yaksa masi dengan mata yang terarah ke tangga menunju lantai satu. Berharap datangnya sosok gadis yang sekarang tengah mengusik perasaan sekaligus pikirannya itu.

"Memangnya tadi malam ada masalah apa sampai membuat lo sekhawatir itu?" Tanya Adipati yang memang belum tau apa-apa. Yaksa maupun yang lain belum ada membahas masalah tersebut.

"Intinya semua gara-gara Ruka!" Ucap Yaksa emosi dengan kedua tangan yang mengepal erat.

Danila mengernyit kan alisnya bingung. "Kenapa lo ngga datengi aja tuh anak. Gue lihat dia udah ada di kelas kayaknya," Usul cowok berpipi sedikit chuby itu.

"Ngga bisa," Ucap Yaksa. "Bokap ngelarang gue keras untuk ngga ribut sama Ruka lagi," lanjutnya.

Yaksa menghela nafas dalam-dalam, menundukkan kepalanya dengan sorot sayu.

"Yaksa."

Cowok yang namanya di panggil itu tersenyum lebar, dengan semangat ia mendongakkan kepalanya. Menatap gadis yang memanggil nya itu.

"Lo ngapain di sini? Nyariin gue ya?" Tanya gadis itu dengan senyum senang tergambar jelas di wajahnya. Berbeda dengan Yaksa yang langsung memudarkan senyumnya.

"Nggak!" Jawab Yaksa ketus.

Bukanya sedih atau malu setelah mendapat perlakuan seperti itu. Rena malah berjalan mendekati Yaksa dengan kedua tangan yang memegang tali tas nya.

"Gue mau nanya sekali lagi sama lo," Ucap Rena tepat berdiri di depan Yaksa yang menatapnya datar.

"Gue sibuk," Ucap cowok itu yang hendak berbalik menuju kelas IPS yang berada tak jauh dari kelas IPA 1.

"Tunggu!" Cegah Rena memegang lengan kanan Yaksa. Cowok itu menatap Rena tanpa minat.

"Gue mau lo jadi pacar gue!" Kata Rena dengan sekali tarikan nafas.

Yaksa melepaskan tangan Rena dari pergelangan tangannya. Ia menatap cewek di depannya dengan tatapan lelah. Yaksa mengakui kalau Rena memang termasuk salah satu cewek cantik di sekolahnya, sama seperti Canala yang banyak di incar cowok-cowok dari adik kelas sampai kakak kelas. Ia mengakui itu, tapi yang dirinya butuhkan bukan fisik cantik tidaknya seorang wanita. Melainkan baik tidaknya perilaku wanita tersebut, karena cantik saja tidak menjamin bahwa hatinya ikut serta sebagus parasnya.

"Suka nih gue gayanya, pantang menyerah sebelum hati benar-benar hancur dan tinggal sisa remah-remah nya doang," Ucap Danila terkekeh.

"Gue malah muak lihatnya," Ucap Adipati membuat Danila menolehkan kepala ke arah nya. "Kalau memang benar-benar cinta dan tau seseorang yang di cintai tak balas mencintai ya, lepaskan. Ngapain di pertahankan kalau cuma buat sakit hati doang," lanjutnya.

"Wihhhh, emang beda ya kata-kata orang yang udah ngerasain kaya gitu sama yang belum ngerasain. Kelihatan dari ucapan nya, dalam banget," Ucap Danila menepuk pundak Adipati dengan wajah meledek.

Adipati memutar bola matanya jengah. Ia kembali menatap Yaksa yang masi bergeming di depan Rena.

"Jadi gimana?" Tanya Rena dengan wajah berseri-seri. "Lo mau kan jadi pacar gue?" Tanyanya lagi.

Siswa dan siswi yang berdatangan semakin banyak, di tambah sebentar lagi bel masuk akan berbunyi. Banyak dari mereka yang mencuri-curi pandang dan saling berbisik satu sama lain.

"Ren," Ucap Yaksa tegas. "Sudah berapa kali gue bilang, kalau gue sukanya sama Teresa bukan sama lo," lanjutnya dengan tatapan menusuk tajam ke dalam manik mata Rena.

"Ini apa-apaan sih?!" Pekik karleta yang baru datang. Ia terkejut bukan main melihat sahabatnya di permalukan seperti itu.

"Ren, lo ngga papa?" Tanya karleta berdiri di sebelah gadis itu.

Rena menarik nafasnya dalam. Ia mengerjapkan kedua matanya yang berkaca-kaca. "Kalau Teresa ngga suka sama lo gimanah?" Tanya Rena dengan senyum sinis.

Tubuh Yaksa menegak, tak siap mendapat pertanyaan seperti itu. Selama ini ia memang belum mengetahui perasaan Teresa yang sebenarnya, gadis itu selalu tidak keberatan dan menerima perlakuan manis darinya. Jadi yang ia tanamkan dalam pikirannya bahwa Teresa telah membalas cintanya, tanpa benar-benar menanyakan yang sebenarnya.

"Lo ngga tau kan kalau selama ini Teresa hanya memanfaatkan lo?" Tanya Rena masi dengan senyum sinis nya. "Lo perhatian padanya, mangkanya dia juga membalas perlakuan yang sama. Bedanya kalau lo pakai perasaan, tapi tidak dengan Teresa Sa," lanjutnya.

"Benar apa yang di katakan Rena Sa," Ucap karleta saat melihat Yaksa yang terdiam mematung. "Itu juga menjadi salah satu alasan kenapa kita memilih meninggalkan Teresa. Karena dia dengan teganya mempermainkan lo."

Bel masuk berbunyi nyaring, bertepatan dengan senyum Rena yang mengembang saat mendapati wajah orang-orang yang melihat mereka sedari tadi saling membicarakan apa yang ia katakan barusan. Tentang Teresa yang hanya mempermainkan perasaan Yaksa.

"Pikirkan baik-baik apa yang gue katakan tadi. Gue akan tunggu jawaban lo dalam beberapa hari ke depan," Ucap Rena menepuk pelan bahu Yaksa yang masi mematung.

_________


"Apa sih nyet?!" Sewot Adipati melirik ke belakang tak tahan sedari tadi Danila terus menarik-narik seragam nya belakang nya.

Danila meringis, ia melirik Yaksa yang tengah duduk sembari menelungkupkan wajahnya di kedua tangan yang di tekuk.

Helaan nafas pelan terdengar dari mulut Adipati. Cowok itu melirik Yaksa yang duduk di sebelah nya dengan Danila yang duduk di belakang keduanya. Sekarang kelas mereka tengah jam kosong dan Yaksa sama sekali tidak mau beranjak dari tempat duduknya.

"Lo kan abang angkat Teresa," Ucap Danila menaik turun kan alisnya. "Coba lo telfon atau chat dia gitu, siapa tau di balas."

Adipati menatap wajah Danila jengah. "Lo pikir gue sebego Lo?!" Tanya cowok itu. "Sebelum lo ngomong juga udah gue lakuin dari tadi pagi, tapi memang benar apa yang Yaksa katakan. Chat atau telfon gue juga ngga ada yang di respon," lanjutkan.

Danila terdiam, cowok itu melirik kedua temanya secara bergantian. "Jadi?" Ucap Danila bingung menatap Adipati yang diam.

"Ehhhhh, mau kemana lo?" Tanya Danila dengan wajah bingung melihat Yaksa yang berdiri sembari menyelempangkan tas ke bahu kirinya.

"Cabut," Jawab nya singkat berjalan dengan santai keluar kelas.

Danila melebarkan senyumnya. Ia meutkan kedua alisnya menatap Adipati yang juga sudah berdiri dengan membawa tas.

"Asikkk bolos," Ucap Danila senang. Cowok itu berjalan dan menepuk bahu Angela sang ketua kelas yang hanya menatap mereka dengan wajah melongos lelah.

Ketiganya berjalan dengan hati-hati di koridor sekolah yang sepi, setelah sampai di belakang sekolah. Mereka menatap tembok pembatas tinggi itu dengan senyum puas. Yaksa dengan lihai nya memanjat pohon yang dekat dengan pembatas tempok dan melompat ke atas pembatas tersebut dengan sempurna di ikuti kedua temanya lalu Yaksa melompat ke bawah dengan tatapan yang masi saja datar.

"Untung saja kita ngga parkir motornya di dalam sekolah," Ucap Danila mendekati motor mereka yang terparkir tak jauh dari tempat mereka berdiri sekarang.

"Hmmm, munkin Yaksa sudah merencanakan ini semua," Ucap Adipati.

Yaksa menatap jalanan di depannya dengan rahang mengeras. "Sebenarnya ada apa dengan lo Res," Ucap cowok itu lirih.

_____________

Ketiga motor besar itu melenggang dengan bebas di jalanan. Di pimpin Yaksa yang berada di depan dengan seragam yang sudah terbuka memperlihatkan kaos putihnya yang melekat pas. Setelah beberapa jam yang lalu berdiam diri di rumah Danila yang memang tengah tidak ada orang dan menghabiskan waktu dengan bermain play station, sekarang ketiganya berniatan untuk ke rumah Teresa.

Yaksa melebarkan matanya, dengan keras ia membelokan stir kemudi saat mendapati salah satu motor dari arah berlawanan hendak menabraknya tepat.

Brugh

Tubuh Yaksa terlempar dari atas motor, terguling dan jatuh ketepi jalan.
Cowok itu mengeram merasakan tangan nya berdenyut sakit. Kedua teman Yaksa turun dari motor dengan wajah khawatir, mereka mendekati Yaksa dan membantu cowok itu duduk.

Yaksa melepaskan helm fullface yang ia kenakan. Membantingnya dengan emosi ke atas tanah. Cowok itu berdiri, menatap dengan tatapan tajam ke arah cowok yang tengah duduk di atas motor dengan tatapan remeh ke arahnya.

"Seharusnya lo jatuh lebih parah dari pada barusan," Ucap cowok itu turun dari motornya bertepatan dengan keempat motor yang berhenti di belakang nya.

Yaksa tersenyum sinis menatap lawan bicaranya. "Kebetulan gue ketemu Lo disini," Ucap Yaksa. "Ada satu hal yang perlu gue lakuin," lanjutnya dengan wajah bengis.

Tio tersenyum meremehkan. Keduanya saling berhadapan satu sama lain dengan tatapan tajam. "Tentang cewek yang waktu itu bukan?!" Tanya Tio menebak. Cowok itu mengangguk kan kepalanya, dugaan nya benar saat melihat rahang Yaksa yang semakin mengeras.

"Lo udah berani melukai cewek gue," Ucap Yaksa emosi. "DAN INI WAKTUNYA GUE MEMBALAS SEMUA PERBUATAN LO ITU!!"

Bugh

Yaksa memukul rahang Tio dengan keras membuat cowok yang belum bersiap-siap itu terjatuh ke belakang. Tak memberi kesempatan untuk Tio berdiri, Yaksa sudah lebih dulu berdiri di atas tubuh cowok itu, menarik kerah seragam nya dan memukuli habis-habisan.

Adipati dan Danila gegas ikut serta dalam pertarungan saat melihat teman-teman Tio yang tak tinggal diam hendak mengeroyok Yaksa.

Di jalanan yang tengah sepi orang atau kendaraan yang berlalu lalang itu, pertarungan di antara kedua sekolah semakin memanas. Adipati dan Danila yang masing-masing melawan dua orang tak merasa kewalahan sama sekali malah Tio dan Yaksa semakin memukuli satu sama lain dengan nafas yang memburu.  Tio berhasil membalas serangan Yaksa, cowok itu menendang perut Yaksa keras dan memberi bogeman di pelipis Yaksa.

Ciittttt

Bugh

"Aduhhh Rena!" Pekik karleta kesakitan saat kepalanya berbenturan dengan belakang kepala Rena yang mengerem mendadak.

"Let, leta!!" Panggil Rena panik.

"Apa sih Ren," Sahut karleta kesal dengan tangan yang masi menggosok-gosok jidatnya yang berdenyut nyeri.

Pandangan karleta yang tertutupi tubuh Rena membuat cewek itu turun dari motor Rena dan membelalakkan matanya.

"It---itu kan?" Ucap karleta gugup melihat segerombolan pelajar yang tengah baku hantam di depan sana.

"Yaksa!"

"Ehhhhh, mau kemana lo?!" Cegah karleta memegang lengan Rena yang hendak berlari ke sana.

"Gue mau selamatin Yaksa," Ucap Rena dengan mata yang sudah berkaca-kaca.

Karleta menggelengkan kepalanya tak setuju. "Lo jangan gila deh, yang ada nanti lo yang malah kena tonjok," Ucap nya khawatir.

"Gue ngga perduli," Ucap Rena menyentak tangan karleta. "Gue mau selamatin Yaksa. Gue takut dia kenapa-kenapa!"

Karleta hanya bisa terdiam di tempat melihat Rena yang sudah berlari ke arah pertarungan. Ia mengepalkan tangan nya, berharap agar sahabatnya itu tidak kenapa-kenapa.

Tubuh Yaksa menegak kaget saat tengah memukuli Tio yang ada di bawah nya dengan brutal dan mendapati kedua tangan yang memeluk tubuhnya dari belakang.

"Cukup Sa," lirih orang itu.

Yaksa menegakan tubuhnya. Nafas cowok itu memburu dengan wajah emosi.

Keadaan menjadi hening, kedua teman Yaksa ataupun teman-teman Tio tak lagi melanjutkan pertarungan nya. Mata mereka fokus pada cewek yang tengah menangis di punggung Yaksa.

"Lepas," Ucap Yaksa datar.

Dengan tubuh gemetar, Rena melepaskan pelukan itu. Ia memundurkan tubuhnya, menundukkan kepala dalam saat mendapati sorot mata orang-orang yang tengah menatap nya.

Tio terkekeh pelan. Ia memiringkan kepalanya, menatap cewek yang tengah berdiri di belakang Yaksa dengan tatapan tajam. Cowok itu berdiri, terbatuk kecil sembari memegangi perutnya yang entah sudah berapa kali mendapat pukulan dan tendangan keras Yaksa.

"Ternyata rumor tentang lo yang ngga pernah pacaran itu palsu, nyatanya lo dengan jago mempermainkan perasaan perempuan ya," Ucap Tio dengan wajah meremehkan.

Yaksa hendak maju dan memberi wajah itu pukulan tangannya, tapi Rena lebih dulu mencekal lengan cowok itu dan menggenggam nya erat.

"Cantik," komentar Tio saat melihat wajah Rena.

Rena merapatkan tubuhnya ke sisi Yaksa, merasa takut dengan sorot pandang cowok di depannya.

Yaksa mengeraskan rahangnya saat melirik Rena dan mendapati air mata cewek itu semakin deras dengan tangan yang gemetar.

"Jangan macam-macam lo sama dia atau lo akan berurusan dengan gue," Ucap Yaksa tegas membuat tubuh Rena tersentak pelan. Cewek itu mendongakkan kepalanya, menatap wajah Yaksa yang terdapat lebam-lebam dan tatapan yang tajam.

Tio melebarkan mulutnya. "Lagian gue ngga tertarik sama dia," Ucap cowok itu menatap Rena. "Gue lebih senang dengan cewek waktu itu, dia benar-benar menarik dan gue ingin mencoba nya," lanjut cowok itu.

"Yaksa!" Pekik Rena memegang lengan cowok itu erat saat mendapati nya ingin maju dan melayangkan pukulan.

"Sedikit saja lo menyentuh dia. Akan gue pastikan lo berakhir mengenaskan!" Ancam Yaksa dengan nafas memburu.

Tio hanya tersenyum sinis, ia menatap Yaksa remeh sebelum cowok itu beranjak pergi dengan tangan yang manarik lengan gadis itu agar mengikutinya.

Tubuh Rena membeku saat tadi tangan besar Yaksa memegang lengannya. Cowok itu tengah mendirikan motornya yang semula berbaring dan menyuruh Rena agar naik ke atas boncengan motor.

Rena tersenyum. Cewek itu berpegangan seragam Yaksa saat motor yang di kendarai sudah melenggang di jalanan. Ia menengok kebelakang, tersenyum minta maaf pada karleta yang cemberut di tinggal sendiri an dengan motor miliknya.

"Lo lihat saja nanti Teresa. Yaksa akan benar-benar menjadi milik gue seutuhnya," Ucap Rena tersenyum kemenangan.

~°•°~

Jadi bagaimana suka?

Rela ngga kalau Yaksa jatuh ke dalam pelukan Rena?

Jangan lupa vote dan coment yaaaaaaa pasukan🦌❤️

Continue Reading

You'll Also Like

814K 11.4K 25
Klik lalu scroolllll baca. 18+ 21+
279K 50.7K 66
Bagaimana mungkin aku dan dia akan menyatu, cara kami menyebut Sang Pencipta saja berbeda. (Marvael Arludra Grispara). Bicara tentang perbedaan, sebe...
102K 6.6K 24
Dewa bahkan tidak pernah meminta apapun pada Tuhan. Bahkan ketika ia di tuding sebagai pembunuh ia hanya diam. Ketika di bully dia hanya diam. Ketika...
4.1M 313K 51
AGASKAR-ZEYA AFTER MARRIED [[teen romance rate 18+] ASKARAZEY •••••••••••• "Walaupun status kita nggak diungkap secara terang-terangan, tetep aja gue...