Dersik

By khanifahda

758K 94.4K 6.6K

Hutan, senjata, spionase, dan kawannya adalah hal mutlak yang akan selalu melingkupi hidupku. Namun tidak se... More

Peta
Khatulistiwa
Proyeksi
Kontur
Skala
Topografi
Distorsi
Spasial
Meridian
Citra
Evaporasi
Kondensasi
Adveksi
Presipitasi
Infiltrasi
Limpasan
Perkolasi
Ablasi
Akuifer
Intersepsi
Dendritik
Rektangular
Radial Sentrifugal
Radial Sentripetal
Annular
Trellis
Pinnate
Konsekuen
Resekuen
Subsekuen
Obsekuen
Insekuen
Superposed
Anteseden
Asymmetric Fold
Isoclinal Fold
Overturned Fold
Overthrust
Drag fold
En enchelon fold
Culmination
Synclinorium
Anticlinorium
Antiklin
Sinklin
Limb
Axial Plane
Axial Surface
Crest
Through
Delta
Meander
Braided Stream
Oxbow Lake
Bar Deposit
Alluvial Fan
Backswamp
Natural Levee
Flood Plain
Horst
"Graben"

Symmetric Fold

10K 1.5K 140
By khanifahda

Lipatan Tegak atau Symmetric Fold
Lipatan tegak adalah lipatan yang memiliki posisi bidang sumbu lipatan yang tegak lurus dengan bidang lipatan. Bidang sumbu tersebut juga membagi sinklin dan antiklin sama besar atau simetris. Lipatan tegak dihasilkan dari kekuatan yang sama yang mendorong dua sisi dengan seimbang.
.
.

Terdapat banyak kata-kata kasar dan umpatan! harap bijak dalam menyikapinya.
.

Mayor Ardhie tertawa sedangkan Gayatri yang berada di belakang Raksa hanya menatap datar laki-laki gila itu. Perlahan juga, Gayatri melepas ikatan di jaket parkanya, artinya sudah siaga satu  bagi dirinya.

"Kalian sangat kompak dan nona Gayatri nampaknya tak takut dengan peringatan yang saya layangkan kemarin."

Seulas senyum muncul di bibir Gayatri. Gadis itu melangkah maju dan melepas ikatan rambutnya sehingga sekarang nampak terurai indah. "Apa kabar Mayor?" sapanya pada Mayor Ardhie. Kini Gayatri berdiri di samping Raksa.

Bukannya menjawab, justru Mayor Ardhie tertawa sumbang. Lalu matanya menatap Gayatri yang seakan menggodanya itu. "Ternyata kau cantik juga nona. Pantas saja Hirawan kecil ini tertarik padamu." Atensi sepenuhnya kini beralih pada Gayatri.

Namun Gayatri menatap tajam laki-laki brengs*k yang seakan ingin menelanjangi dirinya itu. Saat Mayor Ardhie melangkahkan kakinya satu langkah mendekat ke arahnya, Gayatri langsung menendang dengan keras bagian bawah laki-laki itu sehingga Raksa yang paham dengan situasi ini bergerak maju untuk melawan 5 laki-laki yang berada di sana, sedangkan Gayatri menghadapi Mayor Ardhie yang nampak kesakitan.

Walaupun sangat kesakitan, tetapi laki-laki itu semakin menjadi-jadi untuk mengumpat dan hendak menembak Gayatri. Namun dengan cepat, Gayatri menangkis senjata tersebut. "Bajing*n kau pelac*r! arghh!" teriaknya.

Sedangkan dengan cepat Gayatri menyingkirkan semua senjata yang berada di dekatnya agar tak dijangkau oleh Mayor Ardhie. Namun laki-laki itu juga tak kalah cerdik, ia masih menyimpan satu senjata yang diselipkan di pinggangnya.

Sementara itu, Raksa menghadapi 5 orang dengan tangan kosong. Pertarungannya dengan mereka sangat sengit sehingga beberapa kali Raksa terhuyung ke belakang akibat tendangan dan pukulan.

Tiba-tiba Mayor Ardhie menyerang Gayatri. Namun gadis itu dengan mudah menangkis dan terjadi perkelahian sengit diantara mereka. Beruntung Gayatri memakai celana yang memudahkan dirinya untuk bertolak dan melangkah dengan cepat.

Bugh!

Pelipis Gayatri terkena bogeman mentah Mayor Ardhie. Seketika pelipisnya memar dan mengeluarkan darah di sana. Namun justru gadis itu malah menunjukkan senyum mengejek.

"Mayor gendeng!" ucap Gayatri seakan memancing emosi Mayor Ardhie.

Lantas Gayatri langsung di serang dengan brutal. Walaupun dalam keadaan kesakitan, tetapi Mayor Ardhie tetap bisa menyerang Gayatri dengan gerakan yang cukup membuat gadis itu kewalahan.

Satu tendangan mengenai perut Gayatri hingga terhuyung ke belakang. Rasanya sangat sakit, tetapi gadis itu masih berusaha bertahan. Tak mungkin ia menyerah hanya karena tendangan tersebut.

Lalu Gayatri mengeluarkan satu pistol dan langsung menodongkan ke arah Mayor Ardhie. Mayor Ardhie yang hendak menyerang kembali Gayatri, seketika mengangkat tangannya. Sekilas Gayatri melirik ke Raksa yang kewalahan menghadapi 5 orang itu tanpa senjata.

"Senjata jenis Glock 19? tak ubahnya seperti pistol bambu nona." Ucap Mayor Ardhie meremehkan. Padahal perlu diketahui jika jenis Glock 19 ini adalah senjata yang banyak digunakan oleh para intel karena keunggulan-keunggulannya. Selain itu jenis ini menjadi favorit para Kepolisian dunia.

"Saya kira hanya anjing yang bisa menggonggong. Namun kau ternyata sama seperti itu juga Mayor, sama-sama banyak menggonggongnya." Balas Gayatri yang semakin membuat Mayor Ardhie murka.

"Sial*n! kau sudah melewati batasmu, pelac*r kecil!" sentak Mayor Ardhie. Sedangkan Gayatri masih menodongkan senjatanya ke arah Mayor Ardhie yang masih terdiam di tempatnya.

Lalu Raksa masih berusaha melumpuhkan 5 orang tersebut dengan tangan kosong. Dua orang sudah KO dan terkapar di lantai, sedangkan 3 lagi masih berusaha menyerang Raksa. Bahkan dari mereka dengan licik menodongkan senjata ke arah Raksa. Namun beruntung laki-laki itu menyadari dan segera menangkis dengan satu tendangan.
Sedangkan disisi Gayatri, gadis itu melangkah pelan dan mendekat ke arah Mayor Ardhie.

"Pilihannya hanya dua, menyerah atau kalah." Ucap Gayatri kemudian. Sedangkan Mayor Ardhie nampak tertawa pelan.

"Besar sekali nyalimu gadis muda." Walaupun ditodong dengan senjata api, tetapi Mayor Ardhie nampak tak takut sama sekali. Laki-laki itu malah menampakkan wajah mengejek pada Gayatri.

Dalam hati Gayatri mengumpat. Benar-benar tidak waras laki-laki di depannya ini.

"Satu." Gayatri melangkah satu ke depan Mayor Ardhie. Kini sisa jarak mereka hanya beberapa langkah saja. Mungkin 3 sampai 4 langkah sudah sampai di depan persis Mayor Ardhie.

Peringatan Gayatri dan dirinya yang semakin mendekat ke arah Mayor Ardhie justru tak digubris. Kini disisi Raksa justru terlibat perkelahian dengan serius. Wajahnya beberapa kali terkena bogeman mentah yang membuat wajah tampannya kini menjadi lebam di beberapa bagian.

"Dua." Gayatri melangkah satu langkah ke depan dan semakin dekat dengan Mayor Ardhie. Tetapi justru Mayor Ardhie terkekeh dengan tangan yang tetap terangkat ke atas.

"Menyerah atau kalah?" ulang Gayatri kembali. Namun Mayor Ardhie tetap bergeming dan malah menunjukkan senyum menjijikkannya.

Gayatri menatap tajam dengan senjata yang masih mengarah pada Mayor Ardhie. Gadis itu tentunya tak main-main. Apalagi peringatannya tak di indahkan oleh laki-laki edan itu.

"Ti-ga." Langkah terakhir Gayatri membuat dirinya hanya terpaut satu langkah dengan Mayor Ardhie. Lantas senjata itu tepat berada di depan dahi Mayor Ardhie.

"Menyerah atau kalah?" ulang Gayatri lagi untuk ketiga kalinya. Ini adalah peringatan terakhir.

"Bagaimana kalau kamu yang menyerah?" bukannya menjawab pilihan dari Gayatri, justru jawaban lain yang membuat Gayatri langsung naik pitam.

Seketika emosi Gayatri bergejolak. Langsung saja ia menarik senjata itu sehingga hanya sekali tarik pelatuk, senjata tersebut langsung mengeluarkan pelurunya.

"Sekalipun saya perempuan, tetapi saya tidak takut dengan pecundang macam anda." Ucap Gayatri setengah berbisik pada Mayor Ardhie. Sedangkan Mayor Ardhie menatap Gayatri dengan tatapan nyalangnya.

Lalu Gayatri mengarahkan senjatanya ke sebelah kanan kepala Mayor Ardhie. Laki-laki itu melirik sekilas Gayatri yang sudah dikuasi oleh emosi dan kemarahan yang memuncak.

Tanpa disangka, tangkisan keras mengakibatkan senjata yang dipegang oleh Gayatri jatuh dan ia langsung terjatuh tepat di samping kaki Mayor Ardhie. Mayor Ardhie lantas berjongkok dan memandang remeh Gayatri yang masih syok dengan kejadian tersebut.

"Kau tak ubahnya seperti kupu-kupu kecil yang hendak menyerang harimau. Tak berguna nona kecil!" Gayatri lantas menatap tajam Mayor Ardhie yang kini balik menodong Gayatri dengan senjata apinya. Gayatri tercekat ditempatnya.

Mayor Ardhie menatap tajam Gayatri. "Sial*n! gara-gara kau, karirku hampir hancur, reputasiku menjadi taruhan dan orang-orang curiga denganku! kau harus mati!" ucap Mayor Ardhie dengan penuh penekanan.

Saat hendak mengambil pisau lipat yang berada di dalam jaket parkanya, Mayor Ardhie sudah terlebih dahulu tahu pergerakan Gayatri sehingga dengan cepat menodong Gayatri dengan senjata apinya semakin dekat ke arah gadis itu. Gayatri lantas semakin terdesak dan memberingsut mundur.

Mayor Ardhie langsung menahan tangan Gayatri yang hendak mengambil senjata dengan tangan kirinya. Sedangkan tangan kanan masih memegang pistol.

Gayatri hendak memberontak tetapi entah mengapa tenaga Mayor Ardhie begitu kuat sehingga Gayatri tak bisa melawan saat ini. Hanya mata nyalangnya yang menatap tajam Mayor Ardhie.

"Bajing*n!" teriak Raksa ketika dirinya berhasil mengalahkan kelima orang tersebut dengan susah payah. Laki-laki itu berjalan terseok menuju Gayatri yang sudah berhasil dilumpuhkan oleh Mayor Ardhie.

"Bajing*n! sial*n!" teriak Raksa penuh emosi pada Mayor Ardhie yang kini setengah berdiri, tetapi tangan kanannya memegang senjata yang masih mengarah pada Gayatri.

Gayatri yang melihat hal tersebut langsung memanfaatkannya dengan cepat menangkis tangan Mayor Ardhie dan seketika pistol tertarik dan mengeluarkan pelurunya ke sembarang arah. Gayatri langsung bangkit dan menahan tangan Mayor Ardhie ke belakang dibantu dengan Raksa. Seketika Mayor Ardhie berteriak keras.

"Sial*n kalian! argh!!" Mayor Ardhie tetap memberontak dengan keras. Tetapi ia sudah berada di bawah kendali Gayatri dan Raksa. Raksa langsung memukul wajah dan perut Mayor Ardhie dengan brutal karena marah. Hal itu membuat Mayor Ardhie mengeluarkan darah dan terbatuk dengan hebat.

Namun nampaknya Mayor Ardhie tak kehabisan akal juga. Laki-laki itu berhasil meraih pisau lipat yang berada di samping dirinya. Gayatri lengah meletakkan pisau lipat tersebut sehingga berhasil di raih oleh Mayor Ardhie.

Dengan cepat pula Mayor Ardhie hendak menikam Gayatri yang berada tepat di sampingnya, tetapi justru Raksa dengan cepat menggulingkan dirinya sehingga dirinyalah yang terkena sayatan di lengannya. Gayatri berteriak dalam lindungan Raksa. Gadis itu seketika syok melihat Raksa yang terkena sayatan pisau. Seketika darah segar mengalir di lengan laki-laki yang tengah memeluknya kini.

Mayor Ardhie bangkit dengan susah payah. Laki-laki itu lalu mengambil sesuatu yang berada di dalam kotak kayu di sana. Gayatri yang masih berada dalam lindungan Raksa kini menatap luka Raksa yang banyak mengeluarkan darah. Gadis itu meringis dan segera menekan luka Raksa agar tak banyak darah mengalir. Tangannya bergetar ketika menyentuh luka yang sudah mengeluarkan banyak darah itu, sementara Raksa kini meringis menahan perih di lengannya.

"Tolong,, bertahanlah." Ucap Gayatri dengan bergetar. Gadis itu ingin menangis tetapi tak bisa. Tangisnya tercekat dalam tenggorokan. Ia ikut panik saat ini.

Lalu mata Gayatri menatap Mayor Ardhie yang nampaknya mengeluarkan sesuatu di luar nalar Gayatri. "Bom." Ucap Gayatri reflek. Lantas Raksa yang masih sepenuhnya sadar dan mendengar langsung menatap Mayor Ardhie dengan tatapan tajamnya. Pelan-pelan laki-laki itu bangkit dengan di bantu Gayatri.

"Kalau kita bisa mati bersama, mengapa tidak? selamat tinggal kebanggaan Hirawan dan kebanggaan Airlangga."

Kemudian Mayor Ardhie meletakkan bom tersebut di sana dan segera keluar dengan langkah terseok-seok sambil menahan rasa sakit yang luar biasa. Sementara itu, Gayatri bingung karena Raksa yang sudah kehilangan banyak darah. Gadis itu dengan susah payah menopang Raksa yang badannya lebih besar dan lumayan berat tentunya.

"Ayo kita keluar, bomnya akan meledak." Ucap Gayatri panik. Lalu gadis itu memeluk Raksa dan membantu laki-laki itu berdiri dan keluar dari gudang yang sudah dipasangi bom tersebut.

Dengan susah payah Gayatri berjalan dengan membantu Raksa yang kini sudah setengah tak sadar. Panik dan takut kini melingkupi gadis itu. Berjalan dengan membantu orang yang beratnya jauh lebih berat daripada dirinya sangatlah sulit. Apalagi gudang yang banyak barang tercecer dan tak teratur penataannya itu menghambat Gayatri menemukan jalan keluar dengan mudah.

Setelah bersusah payah keluar akhirnya mereka bisa sampai di luar gudang dan Gayatri langsung mencari tempat yang aman. Pilihan gadis itu jatuh di pohon tanjung yang berada di radius 20 meter dari gudang. Tepat Gayatri membantu Raksa duduk di pohon tersebut, bom langsung meledak dengan hebat hingga gadis itu menunduk dan melindungi Raksa agar tak terkena serpihan gudang yang hancur akibat bom tersebut. Beberapa kayu sempat melayang dan mengenai Gayatri, tapi tak apa, asal Raksa aman, Gayatri rela terkena serpihan tersebut.

Setelah bom meledak, Gayatri menatap gudang yang sudah hancur tersebut. Gadis itu menatap nanar gudang yang sudah hancur dan terbakar di beberapa bagian. Terdapat 5 orang di sana yang sudah lebur bersama bom tadi.

Gayatri lalu melepas jaket parkanya dan langsung  mengenakannya di tubuh Raksa yang mulai lemas menahan sakit di lengannya. Gadis itu panik lalu mengambil senjata. Matanya tak sengaja melihat Mayor Ardhie yang berlindung di bawah pohon trembesi yang masih berada di sekitaran gudang.

Segera Gayatri bangkit dan mendekati Mayor Ardhie. Gadis itu sudah siap dengan moncong senjatanya yang mengarah pada Mayor Ardhie yang nampak kesakitan juga. Lalu tiba-tiba dirinya mendapat serangan tembakan dari Mayor Ardhie yang menyadari keberadaan Gayatri. Tetapi gadis itu dengan mudah mengelak dan peluru meleset dari sasarannya.

Lalu Gayatri memberi tembakan peringatan agar Mayor Ardhie menyerah. Namun nyatanya laki-laki itu tak menyerah begitu saja. Tangannya bergetar memegang senjata dan mengarah ke Gayatri, tetapi gadis itu dengan cepat mendekat dan langsung menendang senjata tersebut. Mayor Ardhie seketika terhuyung dan terjerembab ke tanah.

Gayatri dengan cepat mengeluarkan borgolnya dan menarik tangan Mayor Ardhie ke belakang. Laki-laki itu sempat memberontak tetapi Gayatri masih waras dan bisa menangani laki-laki itu sendiri. Mayor Ardhie berteriak keras memberontak tetapi tangannya sudah terborgol oleh Gayatri.

"Telan saja ludahmu itu Mayor! pada akhirnya kau kalah, kalah dengan pelac*r kecil ini, bukan?" ucap Gayatri penuh dengan nada mengejek. Mayor Ardhie hanya bisa pasrah di bawah tunduk seorang polisi wanita muda berpangkat rendah itu.

Kemudian sayup-sayup suara tembakan terdengar. Segera Gayatri memberikan sinyal tembakan ke udara untuk memancing mereka agar mendekat.

"Siapapun di sana, angkat tangannya! kalian sudah di kepung sekarang!" Gayatri langsung berdiri. Gadis itu mengenali suara tersebut dan suara itu milik komandannya yaitu IPTU Noval.

"Sekar malam." Teriak Gayatri. Kalimat tadi adalah kode anggota untuk mudah dikenali ketika operasi. Segera mereka mendekat dan menemukan Gayatri yang sudah compang camping bersama dengan Mayor Ardhie yang sudah tak bisa berkutik lagi.

"Bripda Gayatri!" ucap Esa. laki-laki itu mendekat dan menemukan keadaan Gayatri yang banyak lebam di wajah dan terkena darah di beberapa bagian.

"Anda baik-baik saja?" Gayatri mengangguk, "ada korban di dalam gudang." Mereka semua menatap gudang yang hancur dan membakar hangus kayu di sekitar gudang tersebut.

Lalu Gayatri segera berlari menuju pohon yang terdapat Raksa. Laki-laki itu masih meringis menahan sakitnya. Segera Gayatri memeriksa luka dan ternyata harus segera ditangani.

"Lo masih bisa nahan nggak?" tanya Gayatri panik. Ia mungkin bisa menghabisi banyak penjahat, tetapi melihat orang yang tak bersalah dan terluka, batinnya ikut sakit dan tak tega.

Raksa diam. Laki-laki itu masih menahan sakitnya. Lalu Gayatri duduk dan bersimpuh. "Esa! tolong!" teriak gadis itu.

"Tolong tetap bertahan. Bantuan akan datang, jangan menutup mata, aku mohon." Gadis itu menepuk pelan pipi Raksa agar laki-laki itu tetap terjaga. Namun karena kehabisan tenaga dan darah, membuat Raksa lemas padahal dirinya bisa menahan rasa nyeri yang luar biasa.

"Ku mohon jangan menutup mata. Aku nggak rela kamu sakit gara-gara menyelamatkan aku. Ini menyakitkan, tolong." Hanya kata-kata itu yang bisa Gayatri ucapkan sebelum Raksa benar-benar menutup matanya.

.
.
.

Ini hanya cerita fiksi yang mengandalkan imajinasi penulis. Harap maklum jika masih banyak terdapat kekurangannya, terima kasih🙏

Continue Reading

You'll Also Like

5.8M 280K 61
[FOLLOW DULU SEBELUM BACA YA MANIEZZZ] Kisah 2 pasangan yang dijodohkan oleh orangtua mereka. Arlando jevin demort, cowok berusia 18 tahun harus men...
154K 11.1K 72
Janji suci di antara kita, memiliki makna yang berbeda. Suci dan kebahagiaan bagiku namun, kosong dan neraka bagimu. Walau hatiku telah jatuh padamu...
3K 95 4
Cerita tentang si psikopat azka yang sangat terobsesi dengan Samuel, pacar nya. Typo⚠️ Banyak BDSM!!! konten dewasa, Mature, mpreng, bl, gl, bxb, gxg...
283K 25K 52
Berawal dari Bunga yang di tinggalkan oleh calon suami yang selama ini selalu didambakannya, Bunga malah berakhir menikah dengan sahabat dari calon s...