[BL] Thriller Academy ✓

By LucyFerra69

32.2K 5.1K 1.2K

Tower of God Fanfiction Webtoon Tower of God by SIU cover by Me ----------- Sebuah Akademi yang terkenal deng... More

Beberapa kata
[1] Awal Pertemuan
[2] Bekal Makanan
[3] UKS
[4] Kau Tak Bisa Ceritakan!!
[5] Hujan
[6] Perpisahan
[7] Maafkan Aku!
[8] The First Victim
[9] Fall
[10] Shadow
[12] Another Dimension!!
[13] Culprit
[14] Letter
[15] Need More Blood!!
[16] Turtle!
[17] He Got More Power!
[18] Can You Tell Me...
[19] I'm Sorry
[20] Just a Dream
[21] End

[11] Mark?!

1.7K 230 107
By LucyFerra69

Saat pagi hari dimana sinar matahari menyusup masuk melalui celah gorden, menyinari sosok yang tertidur di atas kasur king-size yang lembut.

Sosok itu, Khun Aguero Agnis, pada akhirnya terganggu dengan cahaya yang tiba-tiba menghantam wajahnya. Erangan malas karena kantuk yang tersisa keluar dari mulutnya saat dia perlahan membuka matanya, memamerkan mata kobalt yang berkilau pada dunia.

Dia tetap berbaring sejenak di atas ranjangnya untuk mengumpulkan kesadaran perlahan. Dan saat dia bangun dan hendak merenggangkan tubuhnya, Khun mengernyit merasakan tubuhnya terasa sakit seakan ditabrak benda berat. Pinggangnya terasa sakit dan punggungnya terasa nyeri. Lehernya terutama terasa sangat buruk dan otot-ototnya terasa kaku dan tegang.

Dia bertanya-tanya, apakah karena dia salah posisi tidur? Tapi itu sepertinya kurang menyakinkan mengingat rasa sakit yang dia rasakan agak lain jika harus di katakan sebagai akibat dari salah posisi tidur.

Mungkin ada baiknya aku pergi mengecek kesehatanku, mungkin ini akibat dari seringnya aku melewatkan pengecekan bulanan ku.

Melihat waktu yang tertera di jam di atas nakas. Khun bangkit menuju kamar mandi. Hendak membersihkan dan merapikan diri, dia terutama butuh mandi untuk mengusir rasa kantuk yang masih bergelayut di matanya.

Berkutat selama beberapa waktu dengan beberapa produk mandi terutama bermacam produk perawatan rambut. Dia pada akhirnya memakai handuk mandi, mengambil pengering rambut dari rak kamar mandi. Dirinya baru saja akan menghidupkan mesin itu saat mata kobaltnya melihat melonjak ketakutan melihat cerminannya sendiri.

Alisnya bertaut saat dia mendekatkan diri ke cermin, melihat lebih jelas tanda merah yang hanya bisa di identifikasikan sebagai kissmark mewarnai leher putihnya. Matanya kemudian sedikit turun, menyibak jubah mandi saat dia berbalik sedikit.

Melihat dari bahu bahwa punggungnya yang sedari tadi terasa nyeri ternyata juga dipenuhi dengan kissmark. Bahkan ada juga gigitan yang masih sedikit mengeluarkan darah!

Pantas saja punggungnya terasa sangat perih saat dia menyabuni diri!

Karena semua masalah yang membebani pikirannya akhir-akhir ini. Khun benar-benar tenggelam dalam kenyamanan berendam di bath up tadi sehingga dia tidak memperhatikan. Baru sekarang setelah dia melihat bayangan dirinya di cermin, Khun menyadari bahwa hal-hal mungkin tidak sesepele yang dia pikirkan.

Jika seperti ini dia tidak mungkin ke rumah sakit untuk melakukan pengecekan kesehatan! Jika sampai para dokter disana melaporkan keadaan tubuhnya saat ini ke Keluarga nya di negara Utara. Bisa dipastikan akan ada keributan besar.

Maschenny mungkin akan dengan senang hati memberikan Asensio sebagai pengawal pribadi yang berkerja 24jam penuh. Hachuling akan dengan senang hati menyadap semua alat komunikasi dan menempelinya dengan berbagai alat pelacak. Ran mungkin akan langsung menggunakan jet pribadinya untuk datang kemari menjemputnya.

Khun Edhuan?

Dipastikan orang tua pecandu anggur itu akan membuat keributan di pertemuan Pemimpin 10 Keluarga nanti. Sehingga Zahard dan Arie Hon harus turun tangan jika sampai hal itu benar-benar terjadi.

Tidak! Dengan segala kekacauan dengan organisasi yang sekarang tengah mengintai, dia tidak bisa membiarkan Ayah nya yang tolol membuat keributan yang akan menyebabkan kejatuhan 10 Keluarga dan Zahard!

"Sialan! Bagaimana cara menutupi nya kalau seperti ini?!" keluh nya saat melihat betapa terangnya dan susahnya tanda-tanda itu untuk disamarkan bahkan setelah dia memakai foundation. Itu akan tertutup tapi foundationnya terlalu menumpuk sehingga bahkan tampak lebih mencurigakan.

Khun uring-uringan mencoba mencari cara untuk menutupi bekas-bekas yang menghiasi lehernya. Disaat otaknya sendiri juga bertanya-tanya siapa yang berani-berani nya melakukan hal tak sopan seperti ini padanya. Dan lagi bagaimana bisa orang tersebut masuk sementara Khun yakin dengan benar bahwa penthousenya memiliki pengamanan yang sangat mumpuni hingga tidak akan di susupi begitu mudah.

Dia mengerang kesal melihat tumpukan foundation di kulit lehernya, memilih untuk mencucinya saja dengan air di wastafel.

Persetan dengan foundation, dia hanya akan memakai kaus turtleneck saja! batin Khun marah.

Terlepas dari Shibisu yang mungkin akan curiga, Khun yakin bisa dengan mudah mengelabui temannya itu dengan pura-pura terserang flu.

Bersyukur untuk insting 'sok-ke-bapakan' yang dimiliki Shibisu sehingga Shibisu pasti akan percaya.

Dia baru saja hendak mengangkat kepalanya yang menunduk di wastafel saat tubuhnya membeku.

Lewat celah kakinya sendiri, dia melihat sepasang kaki lain tepat di belakangnya!

Sontak hal tersebut memicu rasa antisipasi si Biru. Tangan nya dengan cepat mengambil pisau tersembunyi di dekat wastafel, mengayunkannya dengan cepat saat dia berbalik hanya untuk mengenai udara kosong.

Sedikit kejutan mewarnai wajahnya saat dia menyapu pandangan awas. Saat melihat bahwa memang hanya dia yang ada di kamar mandi tanpa kehadiran orang lain, penjagaanya sedikit menurun.

"Apa aku terlalu stress akhir-akhir ini hingga berhalusinasi?"

Dengan cepat merapikan diri dan memakai pakaiannya. Khun baru saja melangkah keluar dari kamar nya saat indra penciumannya disambut aroma masakan. Alisnya kembali bertaut, yakin bahwa seharusnya bibi yang menjadi asisten rumah tangga nya belum datang.

Dia berjalan dengan langkah pelan dan tidak bersuara, menuju kearah dapur. Tidak melihat siapapun. Tapi meja bar di dapur sudah tersedia sepiring roti bakar dengan bacon dan telur, disampingnya juga secangkir susu hangat tersedia.
Menatap hidangan sarapan di depannya tanpa ekspresi saat dia mengangkat ponselnya. Memutar nomor tertentu.

"Halo bibi, ah tidak aku hanya ingin bertanya apa bibi akan datang hari ini? Begitu, tidak bukan masalah penting, aku hanya ingin memastikan saja. Ya, terima kasih."

Panggilan dengan cepat diakhiri. Khun memegang sandaran kursi saat dia menatap makanan di depannya tidak yakin. Bibi asisten rumah tangga nya baru saja terpaksa pulang kampung semalam karena ada sanak saudaranya yang berduka. Dia pada akhirnya tidak bisa kembali dan mengambil cuti sampai hari yang tidak diketahui.

Tidak mungkin wanita tua itu yg membuat semua ini!!

Berjalan berkeliling penthouse nya. Khun juga tidak menemukan adanya kerusakan di jendela yang masih terkunci. Pintu juga dalam keadaan baik tanpa cacat dengan kunci elektronik yang masih berfungsi baik.

Tidak ada tanda-tanda pembobolan.

Kebingungan terlihat jelas di wajah rupawannya saat dia mencoba memikirkan apa yang sebenar nya terjadi.

Sepenuhnya tidak tahu keberadaan bayangan yang sekarang lebih humanoid dari sebelumnya yang masih menyerupai asap memeluknya dengan sikap posesif dari belakang.

.

.

.

Rachel gemetaran di lantai. Tubuhnya tertutupi oleh darah sepenuhnya, akibat berdiri paling dekat dengan sang Guru. Orang-orang di sekitarnya heboh dengan tangisan dan kutukan putus asa.

Semua orang sudah berkumpul di sudut ruangan, meratapi nasib mereka saat mereka menyerah untuk terus mencoba membuka pintu yang tidak peduli apa yang mereka lakukan tidak bisa terbuka. Mereka juga sudah mencoba memecahkan jendela, namun seakan itu berubah menjadi kaca anti-peluru yang kuat membuat barang apapun yang mereka lemparkan terpental kembali.

Michael mengutuk saat dia menendang ganas pintu kelas saat dia mempelototi speaker broadcast. Benda itu tidak lagi bersuara setelah mengumunkan keberadaannya. Diam dan hening membuat semua orang smakin putus asa.

"Hei! Bukankah kau bilang akan membiarkan kami keluar jika kami menyelasaikan permainan? Permainan apa yang kau maksud, hah?!" teriak Michael keras.

Rachel yang kewarasannya sudah kembali menatap Michael seakan dia menatap orang gila. Dalam kondisi seperti ini sangat jelas bahwa permainan apapun yang di minta oleh sosok yang mengaku sebagai Baam pasti bukan permainan yang aman.

Kemungkinan besar mereka akan kehilangan nyawa mereka.

Tapi di kondisi yang putus asa ini, janji sosok tersebut seperti cahaya harapan. Dan mereka akan dengan gila tetap memegang harapan itu bahkan walau tahu bahwa itu serapuh tali laba-laba.

Mata lemonnya takut-takut bergeser ke speaker broadcast. Menunggu jawaban. Namun walau sudah bermenit-menit lamanya, itu masih diam dan hening. Michael jelas akan mengamuk, terbukti dari mata sipitnya yang terbuka sekarang. Menatap nyalang speaker dengan mata yang memerah karena menahan amarah.

Pemuda hitam itu baru saja akan membuka suara saat tawa histeris Angel terdengar. Membuat semua orang bergidik mendengarnya.

Wanita itu bangkit dari duduknya saat kemudian dia berdiri di tengah ruangan. Matanya bersinar dalam kegilaan saat menatap kedepan, "Aku tahu itu aku tahu kalau ini hanya mimpi buruk! Tidak mungkin ini nyata, hal-hal seperti ini hanya bisa terjadi di film-film horror!"

"Angel!" seru Apple dari tempat duduknya, walau begitu dia sendiri tidak ingin maju untuk menghentikan.

"Ini mimpi! Aku tahu ini mimpi!" seru Angel saat dia mengangkat tangannya, kilau tajam sebuah pisau kecil terasa dingin di bawah cahaya lampu saat itu turun dengan cepat. Semua orang berteriak saat Angel menusuk pergelangan tangannya yang lain, membelalak ngeri dengan bagaimana Angel masih tertawa histeris saat menggerakkan pisau itu hingga membuat tangan itu seakan bisa jatuh kapan saja.

"Lihat! Lihat! Aku tidak mati! Aku tidak mati bahkan setelah aku melakukan ini! Ini pasti mimpi! Hahaha!"

Seperti dia benar-benar sudah kehilangan kewarasannya, Angel menusuk-nusuk dirinya sendiri dengan pisau kecil tersebut. Tawa histerisnya terdengar bercampur dengan teriakan kesakitannya sendiri. Jelas gadis itu merasakan sakit dan horror bahkan mewarnai wajahnya.

"Tunggu! Apa yang terjadi?! Siapapun hentikan aku!!" teriaknya seakan dia baru sadar.

Namun walau mulutnya berteriak ketakutan meminta pertolongan, tangannya sendiri masih tidak berhenti bergerak untuk menusuk diri sendiri dengan brutal. Tubuhnya jatuh berlutut di lantai dengan lemas, berbanding terbalik dengan tangannya yang bergerak penuh energi. Seakan tangannya sudah di rasuki.

"Aku tidak mau mati! Aku tidak mau mati!! Tolong aku! Tolong aku!!"

Semua orang ketakutan melihat pemandangan itu. menutup mata mereka erat saat mereka berbalik memunggungi Angel menolak untuk melihat. Kedua tangan mereka terangkat tidak ingin mendengar teriakan Angel dan juga bagaimana suara basah dan kental dari darah dan daging yang bersinggungan dengan pisau.

Apple juga sangat ketakutan, namun sebelum dia bisa berbaik untuk menghindari memandang adegan itu. Matanya tidak sengaja melihat bagaimana darah Angel seakan di serap oleh pintu. Merangkak mendekatinya, dia memberi dorongan kecil ke pintu. Matanya kemudian bersinar kembali dengan harapan.

Michael jelas memperhatikan juga. Keduanya saling bertukar tatap saat menganguk penuh dengan persetujuan diam-diam.

Angel masih menusuk-nusuk dirinya sendiri. Dia sudah kehabisan banyak darah saat banyak luka vital di tubuhnya. Namun kematian seakan menolak untuk mendatangi nya.

Tangannya masih bergerak gila menusukkan pisau saat kemudian itu berhenti. Dengan lemah Angel menoleh, harapan bersinar di matanya saat melihat Michael menahan tangannya dengan erat.

Rachel menatap bingung dalam diam. Melihat Michael dan Apple membawa Angel yang lemah kedepan pintu. Semua murid juga memperhatikan dalam keheningan, jeda itu membuat semua orang memiliki waktu untuk mengambil nafas lega.

Namun segera suara nafas tertahan terdengar kembali. Tidak ada yang bisa bergerak saat melihat bagaimana brutalnya Micheal memukuli tubuh Angel dan tindakan gila Apple yang mengumpulkan darah Angel dan mengolesinya keseluruh pintu.

Mereka hanya bisa diam menatap horror pemandangan itu.

Sementara itu Angel mencoba memberontak namun dia sudah terlalu lemah dan hanya bisa dengan pasrah membiarkan tubuhnya dipukuli dengan kejam. Matanya berair menatap penuh kebencian pada kedua orang yang selama ini selalu dia anggap teman. Bahkan saat nafasnya perlahan menghilang, dia masih mempertahankan tatapannya pada keduanya.

Michael melemparkan tubuh tak bernyawa Angel kesamping sementara Apple mendorong pintu, membuat celah yang menyalakan harapan di hati semua orang. Melupakan segera apa yang barusan terjadi.

Michael maju mengusir Apple saat dia mencoba mendorong untuk membuka celah pintu lebih lebar.

Namun tidak peduli seberapa kuatnya dia mendorong, celah itu tetap dan tidak bergerak, sama dengan yang terjadi sebelumnya.

"Darah! Kita butuh lebih banyak darah!" seru Apple saat dia berjalan menuju kelompok orang, menarik yang terlemah saat dia melemparkannya pada Michael.

"Cepat! Kita butuh darah untuk membuka pintunya!" teriakan wanita itu memulai neraka lain di ruangan kelas yang tertutup.

Mereka yang ingin bertahan hidup dengan gila mendorong orang lain, saling menyerang untuk mempertahankan diri ataupun mencoba mengorbankan orang lain sebagai tumbal.

Di bunuh atau membunuh.

.

.

.

Tbc~
22 Juli 2020

Continue Reading

You'll Also Like

28.6K 4.1K 34
Untaian kata itu terurai, saling membelit hingga merangkai sebuah kalimat, kemudian menyambung menjadi alunan paragraf hingga sebuah kisah terbentuk...
68.7K 9.4K 16
SEDANG DIREVISI!. Crossover ft. orv, tocf, tsctir. [ BL ] Kim Dokja, Han Yoojin dan Cale Henituse. Tiga orang dengan hobi sama yang dipertemukan dala...
34.1K 5.9K 49
Setelah ulang tahunnya yang ketiga puluh, Kim Dokja mulai mendengar pikiran orang lain setiap kali dia menyentuh mereka. Dan apa yang dia dengar menu...
6K 776 3
Character milik Ken Wakui Setelah dihajar habis-habisan oleh Mikey pasca pertarungan tiga dewa, Takemichi kembali ke Timeline Original. Di dunia yan...