Dia mungkin tak kamu kenal namun bukan berarti dia juga tak selalu menyelipkan namamu dalam setiap doanya
****
MESKIPUN itu luka kecil namun terasa sampai ke mata kaki Agatha. Coach Bima yang baru pulang dari urusannya pun merasa bersalah dan menghampiri nya. ia membuka kaos kaki polkadot milik Agatha namun ada yang aneh yaitu reaksi coach Bima, ia nampak terkejut melihat tanda merah di mata kaki Agatha
"itu Agatha kayaknya kesakitan deh kesana yuk" ajak Sherin namun saat mereka akan melangkah ponsel milik elena berbunyi dan elena terpaksa untuk tidak menghampiri agatha
sementara semua anak timnas masih mengarahkan pandangan kepada Agatha dan coach Bima. kali ini coach bima beda dengan biasanya ia terlihat begitu serius dan terkejut
"nama kamu siapa?"
"Agatha Amelia" jawab Agatha dengan masih memegang mata kakinya yang terkilir
"kamu asli Semarang bukan?" tanya nya kembali
Agatha mengangguk pelan karena menurut nya sekarang yang perlu dibahas adalah kakinya bukan malah berkenalan seperti ini memang dia harus menahan malu ketika terjatuh saat akan menghampiri Marselino padahal Marsel sendiri tak peduli dirinya terkilir
Entah bagaimana alasannya coach Bima segera memeluk tubuh Agatha membuat semua orang disitu heran sekaligus terkejut tidak biasa biasanya coach Bima memeluk orang sembarangan apalagi orang yang baru kenal
"maaf, ini ada apa ya?" tanya Agatha yang masih bingung kali ini rasa sakit nya sudah sedikit reda karena rasa penasaran itu
"sekarang saya pijitin dulu kaki mu biar nanti semua akan saya ceritakan" ucap coach Bima langsung melanjutkan aktivitas memijat kaki Agatha
"tha, Lo nggakpapa kan? kita kerumah sakit aja yuk" sahut Zaza yang baru saja menghampiri nya
Agatha hanya diam ia masih merintih kesakitan karena pijatan demi pijatan itu membuatnya semakin sakit kali ini ia setengah tidak percaya mimpi apa ia semalam hingga bisa dipijat oleh sang coach timnas u 16
"sudah lumayan?" tanya coach Bima setelah menghentikan aktivitas memijat nya
"lumayan, makasih banyak ya om coach"
"panggil saya papah"
Jelas saja perkataan coach Bima barusan membuat semua anak timnas terkaget khususnya Agatha sendiri apa maksud dari perkataan nya barusan ia masih belum bisa mengerti
"maksudnya?"
"sebenarnya dulu saya mempunyai seorang anak perempuan waktu ia bayi saya dan istri saya melihat tanda kelahiran warna merah itu di mata kakinya hingga pada suatu hari kami pergi ke sebuah pusat perbelanjaan di Semarang waktu itu saya terlalu sibuk memilih barang sehingga kami tidak tau bahwa bayi yang berada di ranjang bayi itu hilang dibawa oleh penculik perempuan" jelas coach bima panjang lebar
"jadi, apakah bayi itu adalah saya?" tanya Agatha penasaran
coach Bima mengangguk pelan tentu saja pernyataan itu membuat semua orang kembali terkejut dan dengan tanpa kata Agatha memeluk coach Bima erat seperti layaknya seorang ayah yang lama tidak jumpa anaknya
"kamu tinggal dimana?"
"di kontrakan, oh iya ini temen temen aku yang ini Sherin yang ini Zaza dan satu lagi El.... eh kemana elena?" ucap Agatha menyadari tidak ada elena disitu
"El lagi angkat telepon katanya ada urusan jadi pergi duluan"
"maaf coach kita sudah boleh kembali ke hotel?" tanya Marcell selaku pemimpin
"iya boleh saja tapi kalian nggak mau kenalan sama cewek cewek ini?" goda coach Bima
"kalau saya udah punya lah" balas Marcell
"boleh aja coach lumayan kenalan baru" sahut athalah
"yang samping itu cantik coach" sahut Valeron
"sudah sudah lebih baik kalian pulang ke hotel daripada semuanya malah genit sama mereka apalagi sama anak saya" tegas coach Bima dan semua hanya menurut perkataan nya
setelah perginya anak timnas Agatha Zaza dan Sherin masih berada ditaman ditemani oleh coach Bima mereka terkadang bercerita tentang kehidupan di Jakarta yang berbanding jauh seperti kehidupan mereka di kampung halaman
"Agatha, gimana kalau kamu tinggal dirumah papah aja?"
"tapi temen temen Agatha kasihan"
"enggakpapa mereka juga ikut lagian dirumah sepi bisa ramai"
"nanti malah ngerepotin om" sahut Sherin yang merasa tidak enak
"enggakpapa kali ini saya maksa lagian kan Agatha juga anak saya"
"kalau gitu boleh deh pah" balas Agatha tersenyum
"kalau begitu saya akan temani kalian ke kontrakan untuk beres beres kemudian ke rumah saya"
****
Semua barang telah terkemas dengan rapi rasanya dua hari menetap di kontrakan ini masih menyisakan kenangan dan kenangan itu akan selalu ada di hati mereka berempat. Elena yang baru saja datang heran dengan tingkah teman temannya semua telah rapi dikemas begitupun barang barangnya.
"ini mau dibawa kemana barang barang gue?" tanya elena yang baru saja menginjak kan kaki di teras
"mau pindah rumah" jawab Zaza
"pindah kemana?"
"kerumah coach Bima" sahut Sherin
"mulai ngaco nih halu nya, lagian ngapain ke rumah coach Bima" ucap elena menjitak dahi Sherin
"jadi panjang lah ceritanya nanti bakal gue ceritain sekarang ada coach Bima tuh di ruang tamu mau jemput kita"
****
Ke empat gadis itu berdiri di depan rumah lantai dua dengan cat dominan putih rumah ini lebih besar dari kontrakan yang mereka diami selama ini. Setelah menurun kan koper dan peralatan lainnya dari dalam bagasi mobil mereka segera membuntuti coach Bima menuju ruang tamu
"sekarang kalian pilih kamar dilantai dua pilih kamarnya sendiri sendiri aja kalau ada perlu kalian panggil bibi sekarang saya masih mau ke hotel buat mencari fotografer yang mengulas kegiatan timnas untuk Asean games Agustus nanti" pamit coach Bima melangkah kan kaki keluar pintu
"tunggu pah"
suara itu membuat coach Bima menengok kembali ke arah mereka
"ada apa?"
"kan papah mau cari fotografer ini temen aku ada yang jago foto namanya elena"
"benarkah?" tanya coach Bima kembali ke tempat semula
"iya coba lihat di kameranya itu contoh potret an nya" lanjut Agatha yang merebut kamera milik elena
coach Bima menggeser sebagian hasil potret an elena dan itu semua nampak sempurna bahkan benda bergerak pun hasil potret an nya tidak blur
"hmm boleh juga, daripada saya repot cari yang lain lebih baik elena saja dan gampang dihubungi, kalau begitu besok ikut saya ya"
"kemana om?"
"ke stadion patriot untuk nemuin anak timnas yang lain"
"boleh om boleh" ujar elena menyetujui
"kita boleh ikut enggak om?" sahut Zaza
"boleh semua boleh ikut"
"yes" sorak mereka berempat kegirangan karena impian dan khayalan mereka selama ini bisa terwujudkan besok
coach Bima tersenyum simpul melihat kebahagiaan ke empat gadis itu dengan mereka rumah ini menjadi ramai karena istrinya sendiri masih berada di luar negeri
"oh iya pah, mamah mana?" tanya Agatha tiba tiba
"di luar negeri ada pekerjaan, nanti kalau Asean games mulai mamah kamu pasti pulang, sekarang kalian masuk ke kamar langsung bersih bersih diri" suruh coach Bima
****
Ke empat gadis dan seorang pria paruh baya tengah berjalan di lorong stadion dari raut mereka nampak senang menurut mereka hari ini hari bersejarah bagi mereka yaitu pertama kali bertemu dengan idola nya.
lapangan persegi berumput itu sudah di kelilingi oleh para punggawa Timnas Indonesia u16 aktivitas mereka terhenti ketika sang pelatih mengisyaratkan mereka untuk segera merapat
"coach Bima suruh kita buat kumpul" ucap Diandra memberi tahukan teman yang lainnya
"gue ambil bola dulu aja deh kan nanti enak kalau udah ambil tinggal latihan" sahut Marcell
"yaudah gue bantu ikut" ujar Valeron
semua pemain timnas berkumpul menuruti isyarat coach Bima semua berbaris rapi seperti biasanya
"sudah semua ini?"
"belum coach kurang Valeron sama Marcell ambil bola" sahut Diandra
mata elena menyempit mencari keberadaan Valeron namun setelah pernyataan Diandra tadi ia mengetahui bahwa Valeron masih mengambil bola itu artinya ia harus menunda pertemuan nya dengan eyon
Agatha dan Sherin saling berpandangan dalam hati mereka mengagumi sosok para pemain timnas itu yang dulunya hanya ada di angannya sekarang berada tepat di depan mereka
"Jadi begini sehubungan adanya Asean games Agustus nanti kalian harus tetapi fokus latihan dan latihan kalian akan selalu di update oleh fotografer barunya" jelas coach Bima
"tapi siapa fotografer baru nya coach?" sahut Arel
"ini disamping saya, coba kamu perkenalkan diri"
"halo nama aku elena Hawysia panggil aja elena atau el. senang bisa bergabung dengan kalian" ucap elena diselingi oleh tersenyum tipis
"aku kamu bro" sahut Wahyu
"kan belum kenal nanti kalau udah kenal panggilan nya ya Lo gue" balas elena
"kalau gitu aku nggak mau kenalan sama kamu deh biar selalu panggil aku kamu hehe" ucap Wahyu nyengir kuda
"ngarep Lo yu!" ujar ruy menonyor Wahyu
"ada yang mau ditanyakan?"
"El, udah punya pacar belum?" sahut athalah
Elena tersenyum singkat kemudian menggeleng itu sungguh pertanyaan konyol bagaimana bisa ia mempunyai seorang kekasih bila hatinya sendiri masih stuck ke valeron
"jomblo bro!" sambung kaicen
"gue yang sebelahnya aja deh" sahut Marsel
"kalian diam dulu, sekarang ini teman temannya elena yang itu Agatha anak saya yang kemarin ketemu sampingnya lagi Sherin dan paling pojok Zaza" jelas coach Bima
"jadi mereka ikut kita latihan dong coach?" Tanya arel yang berdiri di ujung
"tidak, yang ikut hanya elena yang lainnya sibuk dengan pekerjaan masing masing. oh ya Marcell kok belum datang?" tanya coach Bima
belum satu menit kedua orang memakai Jersey hijau berlambang Garuda di dadanya itu muncul dari samping barisan mereka adalah valeron dan Marcell yang datang membawa dua kantong besar berisi bola
"maaf coach tadi ambil bola"
"nggakpapa oh iya ini kenalin elena fotografer terbaru disini jadi kalian harus bekerja sama"
Marcell dan Elena saling berpandangan mata mereka terbelalak sempurna melihat satu sama lain tentu saja wajah ini sangat familiar di mata elena
"CEWEK BAR BAR?"
"COWOK TENGIL?"
ucap mereka secara bersamaan
"kalah Lo yu, kapten aja udah ada panggilan kesayangan masa Lo cuma berharap aku kamuan" ucap Diandra yang berdiri tepat di samping Wahyu
"jadi kalian sudah saling kenal? bagus deh nanti kerja nya bakal kompak jika sudah saling mengenal begini, kalau begitu saya ke ruang sekretariat dulu ada yang mau di musyawarah kan. kalian lanjut latihan dan Agatha kalau kamu mau pulang boleh sama teman yang lainnya serta elena kamu langsung potret kegiatan mereka ya" jelas coach Bima kemudian melangkah pergi dibarengi oleh rekan coach yang lainnya
"males banget gue ada urusan sama Lo" cibir elena menyudutkan tangannya
"dih emang gue mau sama cewek bar bar kaya Lo"
"hai elena ya?" ucap cowok yang daritadi berdiri di samping Marcell
Disapa cowok itu terasa seperti mimpi bahkan seperti hanya dalam khayalan nya saja suara serak yang masuk ke telinga elena itu membuat debaran di jantungnya kini pipinya sudah mulai memerah ia lupa akan cowok tengil di depannya
"gue Valeron" ucap cowok itu mengulurkan tangan kekarnya
"el.. elena" balas nya tersenyum puas
ini seperti mimpi ia bisa memegang tangan Valeron serta berjabat tangan dengannya senyum yang selama ini hanya ia lihat di dalam ponsel menjadi nyata berada di depan matanya sendiri
"El, udah dong kasihan Valeron tuh" sahut Zaza
dasar Zaza perusak momen jabat tangan pertama gue sama Valeron bilang aja dia iri mau jabat tangan sama thalah" batin elena
Lelaki menyebalkan di sampingnya pun bertindak ia segera melepas jabat tangan elena dan valeron hal itu membuat cewek yang ia sebut bar bar itu marah namun ia berusaha mengontrolnya
"udah deh jangan modus sekarang lanjut latihan dan Lo el atau Lena atau cewek bar bar Lo kerjain tugas Lo jangan salah fokus" tegas Marcell
"iya cowok tengil"
"disini gue kapten Lo harus bicara sopan!"
"bodoamat mau Lo kapten mau Lo bek mau Lo kiper atau cadangan gue gak peduli yang jelas Lo cowok tengil yang pertama kali gue temuin" ucap elena dengan banyak penekanan di bagian tebal
"terus gue peduli sama omongan Lo? enggak!" ucap Marcell tak mau kalah
"udah woi udah kalau kalian terus terusan berantem nggak ada hasilnya mending sekarang fokus ke tugas masing masing" ucap Sherin melerai
Sherin,Agatha dan Zaza duduk di tepi lapangan sementara elena sibuk menangkap objek dari Valeron mengoper bola, mengelap keringat dan berbagai macam gaya valeron serta pemain lainnya kecuali sang kapten
Elena tersenyum puas melihat potret an nya itu ia sangat terfokus dengan kameranya.
Marcell yang daritadi tidak fokus dalam latihan ia tak sengaja menendang bola sekuat tenaganya dan bola itu mendarat sempurna di dahi elena sehingga membuat empunya pingsan
"ELENA!!"
BERSAMBUNG
HALO GUYS GIMANA CHAPTER INI? GAJE YA? EMANG HEHE:V
MAKASIH UDAH BACA STORY INI
JANGAN LUPA PENCET BINTANGNYA DAN
SEE YOU NEXT PART
BTW FOTO EYON YANG DIATAS GANTENG WKWK:V
SALAM AUTHOR
JODOHNYA JP:V