Princess Luna

由 Who_Winter

1.8K 137 5

Seorang putri kerajaan yang sangat suka berpetualang, ia lebih memilih berpetualang daripada mengikuti kelas... 更多

Bab kedua
Bab ketiga
Bab ke empat
Bab kelima
Bab ke enam
Bab ketujuh
Bab Ke delapan
Bab ke sembilan
Bab ke sepuluh
Bab penutup

Bab pertama

427 20 2
由 Who_Winter

"Tuan putri lama sekali, aku sampai bingung bagaimana cara mengulur waktu" ucap seorang penjaga istana.

"Maaf maaf" ucap Luna sambil terkekeh.

"Yang mulia menunggumu di ruang kerjanya, putri" ucap penjaga istana itu lagi.

Luna mengangguk mengerti lalu berlari ke kamarnya.

Ia harus mengganti pakaiannya sebelum bertemu ayahnya, entah kali ini apa yang akan ayahnya katakan tentangnya.

Setelah mengganti pakaiannya ia langsung pergi ke ruangan kerja milik ayahnya.

"Yang mulia sudah menunggu anda di dalam" ucap penjaga yang sedang bertugas.

Luna tersenyum lalu memasuki ruangan kerja milik ayahnya.

"Kali ini kau darimana?" ucap Felix De Aelius.

"Sepertinya tanpa ku beritahu kau sudah tau duluan" ucap Luna lalu duduk di salah satu sofa yang ada di ruangan itu.

"Kau harus banyak belajar tata krama Luna"

"Aku tidak menyukainya"

"Mau di nasehati bagaimana pun kau akan selalu membantah"

Luna tak menggubris perkataan ayahnya.

"Lusa kau akan bertemu dengan calon priamu, dan kau akan segera menikah dengannya" Tambahnya

Luna membulatkan matanya, ia benar benar terkejut dengan apa yang baru saja ayahnya katakan.

"Kau ingin aku menikah? Bahkan aku baru berusia 16 tahun!" Teriak Luna

"Calonmu juga berumur 16 tahun, aku tidak menerima penolakan"

"Bahkan Eliana saja belum kau suruh menikah, padahal dia lebih tua dariku" Luna mulai geram.

"Dia lebih bertanggung jawab darimu, Luna. Keluarlah, aku masih banyak pekerjaan" ucap Felix lalu beralih ke berkas yang harus ia kerjakan.

Luna keluar dari ruangan dengan perasaan yang sangat kesal, ia kembali ke kamarnya dan mengunci pintunya.

Ia benar benar tidak mengerti jalan pikiran ayahnya, menikah? Bahkan dia baru berusia 16 tahun.

Lusa pun datang, calon pria yang di maksud oleh felix juga sudah datang.

Luna tak berniat mendatangi pertemuan itu, dan malam itu ia kabur lewat jendela kamarnya.

Dan hal itu membuat Felix sangat marah pada Luna, Luna sangat kekanak kanakan pikirnya.

"Ia jadi besar kepala karena semua orang memperlakukannya seperti tuan putri" ucap Felix geram.

Eliana yang berada di sebelah Felix mencoba menenangkan ayahnya.

• • •

Luna kabur dari istana selama tiga hari, ia baru kembali ke istana pagi ini. Tentu saja ia langsung mendapatkan ocehan dari ayahnya.

Dan karena hal itu Luna mendapat hukuman tidak boleh keluar dari kamarnya tanpa di awasi oleh Rad schroerder. Salah satu ksatria kepercayaan ayahnya.

"Huft membosankan sekali" ucap Luna lalu menyenderkan badannya di sofa.

Luna sudah seminggu lebih di kurung di dalam istana oleh ayahnya, bahkan ia di paksa untuk mengikuti kelas tata krama.

Dan Luna sangat benci itu.

"Makanya jangan coba coba kabur dari istana" ucap Rad

"Kau tidak jauh berbeda dengan ayah ternyata" ucap Luna sambil memberikan tatapan datar.

Rad hanya terkekeh, mereka berdua bisa di bilang cukup dekat karena Luna selalu di jaga oleh Rad. Dan umur mereka juga tak berbeda jauh.

"Besok lusa yang mulia ulang tahun, tuan putri sudah mempersiapkan kado untuknya?" Tanya Rad.

"Aku tak di undang ke pesta ulang tahunnya, jadi untuk apa aku repot repot?"

"Begitukah?"

Luna mengangguk lalu memejamkan matanya.

"Rad aku ingin tidur, kau boleh keluar sekarang"

"Lebih baik tuan putri tidur di ranjang"

"Nanti aku pindah ke ranjang, keluarlah"

Setelah mendengar perkataan Luna, Rad keluar dari kamar Luna. Tentu saja ia tak pergi jauh jauh dari kamar Luna.

Luna sebenarnya tidak mengantuk, ia hanya ingin sendiri malam ini. Ia pergi ke balkon untuk melihat langit malam.

Bulan di malam itu sangat bersinar, Luna merasa tenang setelah melihat bulan dan bintang.

Luna menatap bulan sambil membayangkan wajah ibunya, ia tak pernah bertemu ibunya karena beliau meninggal pada saat melahirkan Luna.

Dan setiap Luna ulang tahun Felix selalu mengatakan 'Selamat ulang tahun' Pada esok harinya

"Kau tidak akan mencoba untuk kabur lagi kan?" ucap Eliana dari kamar sebelah membuyarkan lamunannya.

"Jika aku kabur nanti kau akan mengadu pada yang mulia kan? Putri matahari" ucap Luna sambil memberikan tatapan yang sangat dingin.

Setelah mengucapkan itu Luna masuk ke dalam kamarnya dan menutup pintu balkon.

Luna dan Eliana memang tidak dekat sejak kecil, mereka bahkan hampir tidak pernah minum teh bersama.

• • •

Saat ini matahari sudah hampir berada di atas kepala dan Luna baru bangun saat itu. Sepertinya di keluarga kerajaan hanya Luna yang bangun lewat dari jam 7 pagi.

Ia hari ini sangat malas beraktifitas, terlebih lagi ia harus hadir di acara minum teh yang di adakan oleh Eliana.

Tentu saja itu bukan keinginannya, itu semua adalah keinginan ayahnya.

"Maaf membuat kalian menunggu" ucap Luna lalu duduk di tempatnya.

"Tidak apa apa tuan putri, kami juga baru sampai" ucap salah satu orang yang hadir di acara minum teh hari ini.

Luna hanya membalas perkataan orang itu dengan senyuman dan tak lama acara minum teh di mulai.

Acara minum teh nya mungkin sangat menyenangkan bagi yang lainnya, tapi tidak dengan Luna.

Tidak ada satupun obrolan yang menarik buatnya, jadi ia lebih memilih untuk diam dari pada ikut berbaur dengan yang lainnya.

Akhirnya Luna melewati acara minum teh itu, ia ingin cepat cepat ke kamar dan merebahkan badannya di kasur kesayangannya.

Tapi setelah acara minum teh selesai ia langsung di panggil oleh Felix di ruang kerjanya.

"Ada apa memanggilku?" ucap Luna setelah duduk di sofa yang ada di ruang kerja milik Felix.

"Kenapa kau tidak mencoba berbaur dengan yang lainnya?" tanya Felix

"Aku tidak menyukai topik obrolannya"

"Walaupun kau tidak suka cobalah berbaur Luna, kau harus tetap memprioritaskan tata krama"

"Aku harus berpura pura senang begitu?"

Felix tak menjawab perkataan Luna.

"Aku lelah terus terusan kau paksa untuk melakukan hal yang tidak aku suka" ucap Luna geram

"Aku tidak memaksamu"

"Kau selalu memaksaku untuk menjadi seperti Eliana ayah" Luna semakin geram dengan ayahnya.

"Karena kau harus banyak belajar dari dirinya"

"Seharusnya dia yang banyak belajar dariku"

"Apa yang mau ia pelajari dari anak bodoh sepertimu?"

"Aku tidak bodoh"

"Buktikan jika kau tidak bodoh"

"Aku tau banyak hal tentang dunia luar, tak seperti si putri matahari"

"Dia memiliki nama"

"Baiklah kalau begitu, tuan putri Eliana"

"Kau semakin kesini semakin kurang ajar"

"Aku tidak akan menjadi kurang ajar kalau kau tidak memaksaku untuk menjadi apa yang kau mau"

"Keluarlah, berdebat denganmu tidak akan ada habisnya dan itu hanya membuang waktuku saja"

Luna menatap ayahnya dingin lalu melenggang pergi dari ruang kerja milik ayahnya. Ia selalu keluar dari ruangan itu dengan perasaan kesal.

Ayahnya selalu mengoceh tentang kelebihan Eliana tapi tidak dengan kelebihannya, bukankah itu tidak adil?

Bahkan ayahnya tetap tidak mengundang Luna di pesta ulang tahunnya, tapi Luna tak peduli dengan hal itu.

Karena mau di undang atau tidak akan tetap sama saja bagi Luna.

Tbc

Heyyo, saya kembali dengan membawa cerita baru. Semoga kalian menyukainya ya. Tolong beri krisar di kolom komentar, dan kalau kalian suka dengan ceritanya kalian boleh tekan tombol vote di kiri bawah.

Have a nice day ^^

繼續閱讀

You'll Also Like

436K 18.1K 123
SYPNOSIS Reading Purifying Love made Rachelle D'magiba feel very insulted. The ending that the author had written didn't go well with her expectation...
1.4M 59.5K 95
!!ORIGINAL STORY!! Chae-hee, a Korean woman that escaped her past pains by moving to America. Enjoying her life working hard in a cafe, if she wasn't...
45.8K 4.6K 96
A story following a young hunter named Jay. He has grown up in a world where dungeons, monsters, and humans with leveling systems are a cultural norm...
4.6M 350K 91
Betrayed by the people she once loved, cared for, and protected, Queen Gatria is determined to make everyone suffer and feel her wrath. With the inte...