Jangan terlalu frontal, cobalah filter gombalan kamu.
.
.
.
Dira menatap jengah pada sosok di hadapan nya sekarang ini. Banyak pesen makanan, banyak ngomong pula. Ini ketiga kali nya Ghea memesan makanan dengan menu yang berbeda. Gara-gara Dira lupa akan janji nya kemarin, Ghea menagih permintaan maaf nya dengan 'traktir' untung saja minta traktir nya di kantin fakultas, gimana kalau minta traktir di restoran? Langsung abis deh uang Dira.
"Lo mau gak?" Tanya Ghea sambil mengunyah makanan nya
"Lo udah nanya itu sebanyak 5 kali. Pesenan pertama 2 kali, pesenan kedua 2 kali, dan yang sekarang 1 kali. Sumpah, gue udah kenyang liatin lo morotin duit gue yang mulai menipis." Ucap Dira
"Yeeee kali-kali gitu traktir sahabat nya makan, jangan di jadiin tempat curhat mulu." Memang benar sih, sekali-kali kita perlu menyenangkan sahabat, tapi kalau di posisi Dira beda lagi. Masalah nya, dalam sebulan pasti Dira selalu mengeluarkan uang untuk hangout mereka. Percayalah, Ghea nggak pernah modal. Pernah sih, sekali dua kali itu pun.
Aish, Dira tidak pernah itung-itungan sebelumnya, kata Bunda kalau ada rezeki lebih mending dibagi-bagi.
"Boleh gue pesen lagi?" Tanya Ghea setelah menyantap habis makanan ketiga nya
Dira langsung tersenyum, "Boleh. Boleh banget. Tapi nanti lo bayar sendiri." Ucap Dira
Ghea terkekeh geli, "Gitu aja baper dih."
"Entah lah, mood gue lagi buruk gitu sih, Ghe." Keluh Dira
"Buruk? Bukannya mood lo emang selalu buruk ya semenjak ketemu Pak Rafly?" Tanya Ghea tanpa perasaan bersalah.
Dira langsung menatap tajam, "Ini semua belum gue bayar ya." Ucap Dira seperti memberi peringatan.
"Ehehehe sorry. Bayar dulu gih biar aman." Balas Ghea
"Aman apa nya?" Tanya Dira bingung
"Biar aman kalo gue ngejailin lo." Jawab Ghea diakhiri dengan kekehan
"Tau gak sih? Kem-"
"Ya gak tau lah orang Lo gak kasih tau." Ghea langsung memotong ucapan Dira
"Makanya gue lagi ngomong jangan di potong."
Ghea nyengir
"Kemarin gue sempet nanya sama diri gue sendiri, sebenernya lo itu Ghea atau Fizi sih?"
Ghea tampak berpikir, "Emang kenapa?"
"Soalnya sama-sama gak ada akhlak." Jawab Dira santai
Ghea seperti terserang, "Sialan lo nyamain gue sama bocil!"
"Dah ah gue gak mau dengerin curhatan lo." Sambung Ghea
Dira tersenyum jahil, "Eitss, ini semua belum di bayar ya." Ucap Dira sambil menunjuk ke meja yang di penuhi piring dan cup minuman
Ghea menghela napas nya. Mau tak mau Ghea langsung berbaik hati lagi
"Yaudah lo mau curhat apa? Biar di kasih solusi nih sama mak lambe." Ucap Ghea sambil menunjuk diri nya sebagai Mak lambe
"Heh bukan nya di kasih solusi kali tapi malah di sebar masalah gue." Ucap Dira
"Iya sih, tapi tenang. Gue gak gitu kok. Gue kan sahabat sejati nya pake banget Anindhira Ayu Abelia." Ucap Ghea sambil tersenyum bangga
"Oh ya? Sahabat gue nih?" Tanya Dira sambil menggoda
Ghea mengangguk
"Golongan darah gue apa?" Tanya Dira
Ghea mengerutkan kening nya,
"Kenapa nanya gitu?" Tanya Ghea balik
"Ya katanya lo sahabat sejati nya pake banget Anindhira. Masa golongan darah sahabat nya sendiri nggak tau." Ucap Dira
Ghea menyipitkan mata nya, "Gue tau nih maksud lo apaan."
"Apaan emang?" Tanya Dira
"Hm nggak sih, nggak tau deh, eh nggak nggak." Ucap Ghea plin plan
"Lo ngomong apa sih ga jelas banget."
"Nih mending bayar buruan nanti keburu masuk kelas." Ucap Ghea
Dira menghela napas nya, "Udah tau mau masuk kelas, masih aja makan banyak. Kalo ngantuk siapa yang tanggung jawab coba?"
"Ya lo lah." Jawab Ghea
"Kok gue?" Tanya Dira
"Lo yang traktir kali. Rezeki mana boleh di tolak." Jawab Ghea
"Iya sih, tapi kan lo yang minta." Ucap Dira tak mau kalah
"Tapi kan lo yang buat kesalahan baby girl. Suruh siapa coba gak dateng kemarin." Ucap Ghea
"Udah ya! Gue gak mau debat sama lo. Gue mau bayar dulu." Ucap Dira
****
"Ada yang ingin di tanyakan tentang materi hari ini?" Tanya dosen yang sedang berdiri di samping meja nya yang membuat Dira selalu kesal ketika ada pelajaran nya. Siapa lagi kalau bukan Rafly. Si mantan 'kurang tau diri' itu. Kurang ya bukan nggak. Ngerti kan? Kalo enggak silahkan tanya ke yang ngerti.
"Tidak, Pak." Jawab mereka semua
Rafly lantas mengangguk, "Baik, materi hari ini saya cukup kan sampai bertemu lagi di minggu depan." Ucap Rafly
"Iya, Pak." Jawab mereka lagi
"Ghea?" Panggil Rafly
Ghea celingukan, "ah iya, Pak?"
"Sini."
Ghea maju ke depan menghampiri Rafly
"Ada apa , Pak?"
Rafly sedikit berbisik, lalu Ghea mengangguk sembari tersenyum.
Tapi sebagian orang malah berbisik-bisik
"Ih si Ghea di bisikin gitu sama Pak Rafly."
"Mereka ada hubungan?"
"Iri deh, kenapa ga gue aja yang di bisikin gitu."
Begitulah omongan-omongan yang di dengar oleh Dira. Jangan tanya perasaan Dira saat ini, tentu ia ingin marah tapi ia sadar bahwa sudah tidak ada hubungan apa-apa. Bahkan sejak Ghea di panggil pun, Dira langsung terkesiap. Biasanya dirinya selalu di panggil, tapi kali ini Ghea. Apa mereka punya hubungan?
Ah, apa jangan-jangan Rafly memang sering memacari mahasiswi nya sendiri?
Setelah Ghea kembali ke kursi nya begitupun dengan Rafly yang sudah pergi, barulah Ghea mengatakan apa yang mereka bicarakan tadi. Sejujurnya Dira penasaran, tetapi ia berusaha memendam nya.
"Dir, abis ini lo di suruh ke ruangan Pak Rafly." Ucap Ghea memecahkan teka-teki yang Dira pikirkan
"Ngapain?" Tanya Dira sok kalem
"Ya mana gue tau." Ucap Ghea acuh
"Terus?" Tanya Dira
Ghea mengernyit, "Terus apanya?"
"Eh enggak kok." Jawab Dira canggung
***
"Permisi, Pak." Ucap Dira sambil mengetok pintu
"Masuk." Titah Rafly
Dira langsung masuk dan duduk, bodo amat jika sebentar lagi Rafly akan mengejek nya karena Dira tidak sopan langsung duduk.
Dira melihat wajah Rafly, sedangkan Rafly tengah tersenyum ke arah nya.
INI ORANG KENAPA SIH SENYAM-SENYUM SENDIRI?
"Bapak kenapa pake senyum gitu segala ke saya?" Tanya Dira jutek
Rafly tidak menjawab, tetapi ia malah mengeluarkan satu kotak makanan yaitu kotak makanan yang pernah ia berikan sewaktu Bunda nya menitip makanan untuk Rafly.
"Gak usah di balikin deh, soalnya di rumah saya yang beginian udah puluhan lusin." Ucap Dira
"Di buka aja dulu." Titah Rafly
Dira yang penasaran akan isi nya, langsung membuka dan taraa...
Isi nya adalah tumis capcay.
"Buat siapa?" Tanya Dira
"Buat kamu lah." Jawab Rafly
"Tapi saya ga minta. Lagipula saya ga suka capcay." Balas Dira
"Terus apa yang kamu suka?" Tanya Rafly
BAPAK.. EH
"Ya banyak."
"Contoh nya?"
"Em mungkin yang lebih sederhana ayam kecap. Tapi saya ga bisa masak nya."
"Saya bisa kok masak makanan itu."
"Lah terus?"
"Kalo gitu nikah sama saya, biar saya masakin itu ayam kecap nya." Ucap Rafly bangga
NI ORANG SERIUSAN NGAJAK NIKAH?
"Haha" Dira tertawa hambar
"Tapi itu ga lucu bapak." Sambung Dira
"Emang muka saya ada keturunan pelawak gitu?" Tanya Rafly
"Ya ga ada lah, orang saya bilang nya bapak ga lucu." Jawab Dira
"Jadi siapa yang salah?" Tanya Rafly yang membuat Dira bingung
"Ya bapak lah."
"No. Ya kamu lah, ngapain kamu bilang saya ga lucu."
"Ya bapak sendiri ngapain pake ngajak nikah segala. Inget ya kita udah jadi mantan." Ucap Dira tegas
"Kamu nggak mau balikan sama saya?" Tanya Rafly dengan wajah datar nya
INI ORANG NGAJAK BALIKAN KOK MUKA NYA DATAR AMAT
"Nggak."
"Yaudah saya juga ga maksa. Ini bawa pulang ya, sekalian tutupin pintu nya lagi. Saya mau masukin nilai." Ucap Rafly
Hm terdengar seperti sebuah pengusiran?
DIA NGUSIR GUE?
HMMMMMM... NGUSIR DENGAN CARA HALUS
"Oke. Makasih ya Bapak. Nanti saya kasih ke kucing kok."
Tapi Rafly tidak menjawab, itu membuat Dira semakin kesal. Padahal niat Dira hanya ingin becanda tapi malah tidak di gubris oleh Rafly.
***
HAIIIII
JANGAN LUPA VOTE & KOMEN YA!
DENGERIN MULMED NYA YA DI ATAS,
TUNGGUIN CHAPTER BERIKUTNYA, SEE YOU ❤️