Married Dadakan

By sweetiesone

165K 13K 3.8K

Arevin nero ardiaz, salah satu anak kembar keluarga Nero yang harus menanggung permusuhan beruntun yang ayahn... More

01. Pertemuan Kampret
02. Sah!
03. Definisi Cowok Nyebelin
04. Revan Vs Revin
05. Berbeda
06. New Life
07. Why?
09. Pain
10. Bisa pasti bisa
11. teror satu
12. Revan
13. Plan
14. misi dan visi
15. Perbincangan sore
16. Malam Minggunya Kita
17. Pacar saya
18. Permulaan
19. Sedikit Tanda
20. Official
21. Keraguan
22. Keluarga Adijaya
23. Pertemuan para William
24. Insiden
25. Mulai terlihat
26. Mulai bergerak
27. Mama
28. Pengorbanan pertama
29. Kepergian Aleta
30. Medan Perang
31. Ungkapan lama
32. Akhir Cerita
TERIMAKASIH
SPIN OFF ; Mengejar Cinta Muslimah

08. Kesal

7K 558 102
By sweetiesone

"Aw!"
Pekik Aleta kala merasakan guyuran air mengenai bajunya disusul sebuah mangkuk yang jatuh tertahan oleh rok abu-abu miliknya.

Waktu bagai terhenti, semua penghuni kantin mulai memperhatikan meja asal teriakan Leta.
Revin yang masih fokus pada benda pipih ditanganya juga ikut mendongak.

Leta berdecak mengambil mangkuk dari pangkuanya kemudian berdiri meletakkan mangkuk tersebut ke meja berlalu menatap Amora yang berdiri disampingnya dengan tatapan terkejut.

"Lo sengaja ya!" bentak Leta, menunjuk Amora yang berpura-pura tak mengetahui apapun layaknya orang bodoh.

"N–nggak kak, amora nggak sengaja beneran" bela Amora sambil membenahi rambutnya yang sama sekali tidak kusut.

Leta memutar malas kedua bola matanya, sedikit mengibas tanganya untuk membersihkan bajunya yang basah. Leta kembali melihat Amora, bersedekap menatap kesal.

"Gue nggak bego ya sampai nggak bisa bedain mana yang sengaja mana yang nggak" geram Leta pada Amora yang masih bertampang bego.

"Tapi, Amora nggak sengaja kak beneran. Kenapa sih kakak nggak percaya" Amora terus meyakinkan sekitarnya bahwa ia memang tidak sengaja. Tapi apa Leta akan tertipu dan percaya? Tentu tidak!. Sejak awal memang Amora sudah mengibarkan bendera permusuhan dengan dirinya.
"Stop!"
Revin muak, sedari pagi ia terus mendengar Leta dan Amora yang terus bersitegang.

Semua menoleh menatap Revin, cowok tinggi berkulit putih itu mulai menarik perhatian. Leta berpikir pasti Revin akan membela dirinya secara ya walau hanya istri-istrian tapi pasti Revin akan memilih dirinya.

"Dia nggak sengaja,"

Leta menoleh terkejut, lagi-lagi realita meleset dari ekspetasi.
Disisi lain, Amora sudah tersenyum tipis memang tidak mungkin kalau Revin tidak akan membela dirinya.

"Lo buta apa gimna? Lo ngga liat tadi? Dengan sengaja adik kesayangan lo ini ngerjain gue?" ucap Leta menekankan setiap kata dengan ekspresi geram.

Revin terdiam ikut berdiri memasukkan tangan kanannya ke saku celana abu-abu miliknya.
"Gue nggak liat kejadianya, So, gue pakai insting gue"

"Gue ngerti emang dia yang lebih deket sama lo" ucap Leta berlalu mendorong pelan bahu Amora berjalan keluar kantin.

Revin menghela nafas menatap panggung Leta yang sudah hilang dibalik koridor.
Ia berbalik menatap Amora.
"Minta maaf ke Leta." perintah Revin pada Amora. Amora berniat membela dirinya lagi.
"Sengaja nggak sengaja, tapi lo lakuin juga. Sama aja" lanjut Revin sebelum Amora kembali membela diri.

"Tapi kak—"

"Gue balik kelas" pamit Revin ikut meninggalkan kantin.

"Sialan! Kacau semua" kesal Amora terduduk dikursi panjang.

"Lo juga sih, Kak Revan lebih care padahal, masih milih kak Revin" ujar Siska, salah satu teman Amora sejak kelas sepuluh.

"Mereka beda, dan gue bakal terus ngejar kak Evin, apapun resikonya. Gue juga yakin bakal dapetin karena gue juga bakal korbanin apapun dan siapapun."

°•°•°•°

"Apa banget tuh cowok, bener-bener buta." gerutu Leta disepanjang koridor menuju kamar mandi.

"Let,"
Ia menoleh, sebuah panggilan membuat Leta berhenti dan berbalik badan. Leta mengernyit siapa yang mendekatinya mirip Revin. Leta tersenyum kala orang itu bersama temanya mendekatinya serta melemparkan senyum. Revan rupanya, terlihat saat ia tersenyum tak nampak lesung pipit di pipinya.

"Kenapa buru-buru, terus itu baju lo kenapa?" tanya Revan memperhatikan pakaian Leta yang nampak basah.

Leta tersadar, ia sedikit gugup bila berurusan dengan cowok selain Nino.
"Tadi, disiram kuah bakso sama adek kelas" terang Leta dengan nada kesal.

Revan mengganguk kecil tanda mengerti.
"Sekarang lo mau gimana?" tanya Revan bersandar pada tembok yang berada disamping kanannya.

"Nggak tau" jawab Leta lesu, ya karena ia memang tidak tahu harus bagaimana.

Revan terkekeh, mengusap rambutnya sambil melirik temanya.
"Mendingan lo pake seragam gue dulu, gue olahraga sampai jam terakhir soalnya" usul Revan menaik turunkan alisnya, sungguh bagi Leta Revan sangatlah tampan dan ramah jauh dari kembarannya.

Leta berpikir, melihat seragam Revan yang masih menempel pada pemiliknya sambil mengigit bibir menimang-nimang tawaran Revan.

"Kebesaran lah van" ucap Leta apa adanya, memang benar dirinya saja pendek sedangkan Revan tinggi.

Revan tertawa kecil, "Iya juga,"
Leta mendesah pelan tanda kecewa.
"Tapi daripada pake seragam lo, kotor terus ekhmm anu–" Revan menjeda memalinkan muka mengelus dagunya tak enak.

"Anu apa?" tanya Leta penasaran sambil memperhatikan dirinya.
"Agak kelihat" lanjut Revan.

Shit!
Leta buru-buru menyilangkan kedua tanganya menutupi tubuhnya, malu? Tentu saja dia malu.

"Yaudah siniin baju lo" ucap Leta.
Revan tersenyum kecil, "Tunggu gue mau ganti dulu"

Leta mengangguk, melihat Revan dan temannya memasuki kamar mandi pria.
Ia menyandarkan dirinya pada tembok melihat kearah lapangan utama melihat aktivitas orang lain sembari menunggu Revan.

"Nih" Leta tersadar, lama juga ia menunggu akhirnya Revan selesai.
"Makasih" ucap Leta sambil menerima uluran seragam Revan.

Revan mengangguk, "Ada keringat gue dikit tuh, nggak papa kan?" tanyanya sedikit merasa tak enak.

"Nggak papa" jawab Leta tersenyum, masih bagus ada yang meminjami dirinya baju.

"Gue duluan" pamit Revan berjalan semakin jauh.

°•°•°•°

Revin yang semula berniat langsung kembali ke kelas mengubah niatnya. Ia berjalan menyusuri koridor kelas Leta berharap akan bertemu Leta.
Jujur ada rasa tak enak karena kelakuan Amora, Revin bukanya tak adil dan membela Amora tapi belum selesai ia bicara Leta saja sudah meninggalkan kantin.

Ketemu, Revin mengernyit melihat Leta yang berjalan menuju kelasnya sambil terus membenahi seragam kebesaran yang bukan milik Leta pastinya.

Revin mendekat.
"Baju siapa?" tanyanya tiba-tiba membuat Leta terkejut.

Leta berhenti, menoleh menatap Revin dengan muka kesal.
"Bukan urusan lo" jawabnya dengan nada ketus.

Revin menghela nafas memperhatikan name tag pada baju Leta. Ia berdecak, milik Revan rupanya.

"Kenapa? Mesum ya lo" tuduh Leta lagi, melihat Revin yang terus melihat dadanya.

Pletak

"Awss" Leta meringis mengelus dahinya yang baru saja disentil oleh Revin. Tega sekali memang dari awal bertemu Leta sudah menduga hobi Revin yaitu main sentil-sentilan.

"Sakit bego, ngeselin emang lu"
Leta berbalik meninggalkan Revin dengan perasaan kesal.
Sebelum Leta berjalan, Revin lebih dulu menarik tanganya.

"Inget, nanti lo pulang sama gue. Kita kerumah lo dulu" Leta yang awalnya ingin marah menjadi tertunduk, ia sampai lupa kalau nanti harus kembali kerumahnya lagi.

Leta mengangguk, "Lepas," ucapnya pada Revin, Revin melepasnya membiarkan Leta berjalan semakin jauh hingga masuk kedalam kelas.

__________________________________________________________________________________________________________________

Hai, apa kabar?




Next? Atau nggak usah?

Continue Reading

You'll Also Like

650K 64.2K 89
FOLLOW GUE DULU WOIIII!!!! * * * DISARANKAN UNTUK MEMBACA "HOT RELATIONSHIP" YANG PERTAMA DULU YA GUYS, SUPAYA VIBES NYA DAPET❤️ *** Menjalani hidup...
4.2M 167K 52
Amazing cover by @Pinkies_22 [WARNING! CERITA INI MENGANDUNG BANYAK UNSUR ALAY, ANEH, DAN GAJE] Sinta harus mengalami banyak penderitaan sejak kecil...
595K 34K 58
Ketika sepasang orang saling mencintai terpisah dan kembali di pertemukan. Bagaimana kelanjutannya? Silakan di baca 😊, semoga suka ya 🙏.
2.1M 98.1K 70
Herida dalam bahasa Spanyol artinya luka. Sama seperti yang dijalani gadis tangguh bernama Kiara Velovi, bukan hanya menghadapi sikap acuh dari kelua...