The Meow

By lilsyugar

92.5K 10.1K 1.6K

Gimana rasanya ngurus manusia setengah kucing yang baru lahir kayak bayi? sayangnya badan mereka sebesar oran... More

ayo kenalan!
2.🐈🐈
3.🐈🐈🐈
4.🐈🐈🐈🐈
5.🐈🐈🐈🐈🐈
6.
7.🐈🐈🐈
kuy~
SooahII
8.
9.🐈
10.🐈🐈
11.🐈🐈🐈
12.🐈🐈🐈🐈
13.🐈🐈🐈🐈🐈

1.🐈

8.6K 944 108
By lilsyugar

"Prof.Jackson? Anda belum pulang?"

"Oh, Kris .. belum, saya lagi nunggu mereka bangun."

Pak Jackson kembali menatap empat brankar di ruangannya itu. Menunggu hasil eksperimennya itu 'terbangun'. Omong-omong sudah sejak kemarin dia sering berada di ruangan itu untuk menanti empat eksperimennya benar-benar bangun dari tidur panjangnya.

Kris menggulung jas dokternya seraya berjalan menghampiri, ikut melihat satu persatu manusia yang beberapa bulan lalu ditemukan Jackson kemudian akhirnya 'dirubah' menjadi sedikit lebih berbeda, lebih istimewa. Well, Kris sebenarnya ikut andil dalam eksperimen ini, dia yang merawat mereka sejak keluar dari tabung satu bulan lalu.

"Anda bisa pulang Prof.Jackson, biar saya yang mengawasi mereka," ujar Kris.

"Ah, engga, ini harusnya bentar lagi mereka bangun. Namjoon juga bilang gitu tadi sore."

Kris mengangguk saja, lalu berjalan kearah salah satu brankar. "Saya paling suka yang ini," gumamnya sambil tersenyum melihat salah satu pemuda manis yang terbaring dengan banyak benda-benda penunjang hidup yang menempel di badannya.

"Oh, itu Hoseok, kamu bisa ambil dia nanti kalau udah sadar, lagipula saya gak mungkin rawat mereka semua sendiri."

.
.
.
.

Besoknya laboratorium milik Jackson gempar, karena empat makhluk hasil eksperimennya sudah sadar semuanya. Mereka terpaksa dibawa ke ruangan yang terpisah agar tidak terjadi keributan, kemudian diperiksa satu persatu untuk memastikan tidak ada yang salah.

Semuanya sehat dan dalam kondisi yang baik, mereka seperti bayi yang baru saja lahir-- yeah, kenyataannya memang begitu sih. Jackson selaku ilmuan yang memiliki peran penting dalam kelahiran mereka tentu saja yang paling antusias. Bersama putra sulungnya, Namjoon, mereka mendatangi setiap ruangan yang berjejer untuk melihat kondisi bayi-bayi kucing itu.

Jackson dan Namjoon memasuki ruangan pertama terlebih dahulu, akan tetapi mereka tidak melihat bayi kucing mereka di brankar. "Lho, di mana Seokjin?"

"Baby? Kamu di mana?" Namjoon menatap sekeliling, sementara ayahnya berjalan masuk dan melihat ke arah kolong brankar.

"Astaga, Seokjin kok tidur di situ?" pekiknya kaget.

Seokjin yang awalnya tidur jadi terbangun karena terkejut, kedua telinga kucingnya sampai berdiri tegak. Namjoon berjalan mendekat, berjongkok di sisi brankar dan melihat ke kolong.

Ternyata benar, kucing bernama Seokjin di sana, meringkuk lucu dengan kedua telinga yang tegak berdiri. Pose waspada yang membuat perut Namjoon terasa keram. "Hei? Ayo keluar, jangan di situ, dingin," bujuk Namjoon sambil meraih lengan Seokjin agar keluar dari sana.

Untungnya Seokjin nurut, manusia setengah kucing itu keluar dari kolong brankar dan menatap Namjoon dengan pandangan penasaran. Kedua matanya sampai membulat besar. Lucu banget, Namjoon sampe gak sadar senyum lebar di depan Seokjin.

"Seokjin tidurnya di ranjang aja, ya? Kalau di bawah kan dingin, nanti masuk angin. Sini, bisa naik ranjangnya gk? Eh, susah ya, yaudah dibantuin."

Badan Seokjin digendong, lalu diletakkan super hati-hati di brankar.

Jackson yang dari tadi melihat interaksi mereka hanya mendengus kecil, "Dia penasaran banget kayaknya, ngeliatinnya sampe gitu."

Namjoon ketawa canggung, agak salah tingkah karena serius-- Seokjin terus melihatnya dengan raut penasarannya. "Yah, yang ini aku ambil deh, hehe."

"Ya udah, rawat yang bener. Ayah, mau lihat bayi yang lain dulu. Kamu mau di sini aja?"

"Iya, ini Seokjin kayaknya gak mau aku tinggal."

Akhirnya Jackson jalan ke ruangan ke dua. Baru buka pintu dia dihadiahi geraman khas kucing.

"Rawrrrr!!!" Tuhkan, dia menggeram lagi saat Jackson bener-bener masuk ruangan dan menutup pintu lagi.

"Hei?"

Di sudut ruangan anak laki-laki dengan telinga kucing berwarna putih itu memandangnya seolah dia ancaman. Tubuh mungil itu membungkuk dengan ekor dan telinga kucing yang tegak. Sementara kedua tangannya yang menjejak lantai mengeluarkan cakar-cakar kecil.

Dia terlihat waspada, dan siap menyerang jika Jackson melakukan sesuatu yang mencurigakan.

"Err- yang satu ini agak galak kayaknya..."

"Yoongi, engga apa-apa kok ... Ayah bukan orang jahat."

Yoongi-- manusia kucing itu mana mengerti. Dia malah melotot garang, dan hampir membuat Jackson tertawa renyah. Habisnya bukannya seram, Yoongi malah terlihat lucu.

"Anak cantik gak boleh gitu," ujarnya sambil geleng kepala. Telunjuknya bergerak ke kanan dan ke kiri.

Yoongi masih menggeram, enggan didekati. Akhirnya Jackson menyerah untuk mendekatinya. Dia memilih mundur perlahan dan melambaikan tangan ke arah Yoongi sambil tersenyum. "Ya sudah, ayah pergi nih ... Jangan galak-galak gitu, ya? Tidur aja gih."

Dia benar-benar keluar, dan lanjut ke ruangan ketiga. Baru saja masuk Jackson dikagetkan dengan sesuatu yang memeluk kakinya sangat erat. Dia menunduk melihat kucing bertelinga abu-abu dengan ekor yang bergerak-gerak pelan di belakang tubuhnya itu sedang memeluk kakinya.

Ilmuan itu tersenyum lebar, "Hallo, Jimin?" Pucuk kepala Jimin diberi usapan halus, alhasil si kucing semakin mendusal ke kakinya.

"ouhh, Tuhanku, ini kenapa lucu banget?!" Dia jongkok, menyamakan tingginya dengan Jimin yang sekarang menatapnya menggunakan matanya yang berbinar.

"Miaw?"

Jackson mau pingsan, untungnya dia pegangan ke sisi tembok. Huhuu yang satu ini kayaknya bakal menguji uwuphobia yang diderita Jackson.

"Gendong mau?" Jackson tidak kuat, di bawah sana Jimin menggigit-gigit kecil jas putihnya dengan ekspresi yang berkerut karena penasaran.

"Jangan, baby, ini kotor~" ujarnya sembari mengangkat Jimin dalam gendongan, ternyata lumayan berat juga. Entah berat badan Jimin atau memang usia Jackson yang terlalu tua untuk menggendong orang lain sampai pinggangnya mulai ngilu.

Jimin melonjak, sepertinya senang ketika digendong. Senyumnya bahkan merekah lebar dengan kedua mata yang hampir menyerupai sebuah garis lurus.

"Haha, suka ya digendong? Tapi ayah udah terlalu tua buat gendong badan kamu, ntar remuk badan ayah. Duduk di kasur aja, ya?"

Jimin diletakkan di kasur, kemudian Jackson sibuk meregangkan tubuhnya sendiri. Tidak sadar dengan Jimin yang berkaca-kaca karena diturunkan begitu saja.

"Lho? Kenapa?" Jackson agak kelabakan saat Jimin menangis. Dia kembali meraih Jimin dalam gendongan meskipun rasanya seperti ditimpa beton. Oke, habis ini Jackson harus meminta tukang pijat ke rumahnya.

Hari itu berakhir dengan Jackson yang harus menimang-nimang Jimin sampai tangis kucing itu reda.

Sekitar satu jam kemudian Jimin baru tertidur, jadi Jackson bisa menidurkannya dan berjalan ke ruangan ke empat dengan tergopoh-gopoh seperti kakek tua. Anak bungsunya yang kebetulan sedang mampir ke laboratorium dan berpapasan dengannya mengernyit heran.

"Ayah, kenapa? Udah sekarat?"

"Heh! Kurang ajar!"

Taehyung-- putra bungsunya itu terkekeh setan, lalu mengekori ayahnya tanpa membantu sama sekali, dia malah sibuk melihat sekeliling. "Mau ke mana sih? Udah tua juga, bukannya diem di rumah."

Taehyung ini emang agak kurang ajar, dan untungnya Jackson sudah biasa jadi dia tidak tersinggung. "Ngapain ke sini?"

"Oh, aku mau foto hasil eksperimen ayah itu dong~ kata bang Namjoon mereka sadar hari ini kan?"

"Gak boleh, enak aja."

"Ya udah pengen liat doang, mana sih? Ada empat kan?"

"Ini mau ke ruangan ke empat, ayah udah liat tiga baby lainnya tadi. Mereka lucu semua, astaga~"

Taehyung mendengus, lalu mengikuti langkah ayahnya itu yang memasuki ruangan ke empat, katanya.

"Hoseok, ayo dong .. diem dulu sebentar, ya? Mau diperiksa dulu."

Kris keliatan pusing banget, dia ngejar-ngejar manusia kucing yang sayangnya terus tersenyum cerah sambil berlarian mengelilingi ruangannya. Saat Jackson dan Taehyung masuk pun Hoseok tidak berhenti, dia malah memekik melihat ada orang lain, dan menarik asal salah satu orang untuk dia ajak berlari dengannya.

Taehyung kaget, tangannya disambar gitu aja terus ditarik biar ikut lari-lari. Alhasil karena tidak tega dengan wajah ceria manusia kucing satu itu dengan konyolnya dia ikut lari-lari.

Jackson geleng kepala, heran karena sifat bayi-bayinya itu unik semua. Dia jalan masuk, menghampiri Kris yang berdiri dengan wajah tampan dioenuhi keringat karena lelah. "Gimana?"

Kris ngehela napas panjang, "capek prof, yang satu ini aktif banget-- Hoseok, ayo sini dulu,"

Ajaibnya Hoseok berhenti dia melompat ke arah Kris yang untungnya super siaga, jadi Hoseok tidak jatuh. "Badannya keringetan, kan, capek gak?"

Peluh di kening Hoseok diseka menggunakan sapu tangan, sedangkan siempunya menggeram senang dengan sentuhan itu. Hoseok masih tersenyum, setelah Kris selesai mengusap keringatnya dia mendesak di dada Kris.

Kris terkekeh senang, "Baiklah, kucing baik, saatnya diperiksa. Tiduran di kasur dulu, okay?"

"Kayaknya cuma Kris yang bisa rawat yang satu ini," gumam Taehyung yang sejak tadi menonton.

"Hoseok kan emang punya Kris, wajar kalau cuma dia yang bisa ngurusnya," sahut Jackson.

"Loh? Aku boleh punya satu juga dong?!"

Jackson tersenyum mencurigakan, "Boleh, ada satu yang kayaknya cocok sama anak bungsu ayah ini~"

"Cantik gak?"

"Super cantik!!"

.
.
.
.
.

TBC

Gitu aja sii 😆

Continue Reading

You'll Also Like

754K 11.5K 4
"Hidup ini melelahkan"- Zian Sebastian. "Kini aku benar-benar menyerah pada kalian, Aku benar-benar lelah dan semoga kalian cepat sadar akan keberada...
114K 12.2K 51
FREEN G!P/FUTA • peringatan, banyak mengandung unsur dewasa (21+) harap bijak dalam memilih bacaan. Becky Armstrong, wanita berusia 23 tahun bekerja...
865K 73.4K 28
Mark dan Jeno kakak beradik yang baru saja berusia 8 dan 7 tahun yang hidup di panti asuhan sejak kecil. Di usia yang masih kecil itu mereka berdua m...
155K 13.4K 77
"Jadi, saya jatuh dan cinta sendirian ya?" Disclaimer! Ini fiksi nggak ada sangkut pautnya di dunia nyata, tolong bijak dalam membaca dan berkomentar...